Anda di halaman 1dari 16

GIGITAN SERANGGA DAN

HEWAN BERBISA
 Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan
GIGITAN atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi terhadap toksin
SERANGGA atau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang.
 Prevalensi di seluruh dunia sama
 Dapat terjadi pada pria dan wanita
EPIDEMIOLO  Bayi dan anak2 lebih rentan terkena daripada dewasa
GI  Faktor resiko terkena di tempat2 yang banyak serangga :
persawahan dan perkebunan
 Insect bite disebabkan oleh artropoda kelas insekta.
 Insekta memiliki tahap dewasa dengan karakter eksoskeleton

ETIOLOGI yang keras, 3 pasang kaki, dan tubuh bersegmen dimana


kepala, toraks, dan abdomennya menyatu
 Pada reaksi lokal, pasien mungkin akan mengeluh tidak nyaman,
gatal,nyeri sedang maupun berat, eritema, panas, dan edema pada
jaringan sekitar gigitan.
 Pada reaksi lokal berat, keluhan terdiri dari eritema yang luas,
urtikaria,dan edema pruritis . Reaksi lokal yang berat dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya reaksi sitemik serius pada
paparan berikutnya

GEJALA  Pada reaksi sistemik atau anafilaktik, pasien bisa mengeluhkan


adanya gejala lokal. Gejala dapat bervariasi dari ringan sampai
KLINIS fatal. Keluhan awal biasanya termasuk ruam yang luas, urtikaria,
pruritus, dan angioedema. Gejala ini dapat berkembang dan
pasien dapat mengalami ansietas, disorientasi, kelemahan,
gangguan gastrointestinal, kram perut pada wanita, inkontinensia
urin atau fecal, pusing,pingsan, hipotensi, stridor, sesak, atau
batuk. Seiring berkembangnya reaksi, pasien dapat mengalami
kegagalan napas dan kolaps kardiovaskuler
 Terapi biasanya digunakan untuk menghindari gatal dan
mengontrol terjadinya infeksi sekunder pada kulit.
 Campuran topikal sederhana seperti menthol, fenol, atau
camphor bentuk lotion atau gel dapat membantu untuk
mengurangi gatal, dan juga dapat diberikan antihistamin oral
TATALAKSA seperti diphenyhidramin 25-50 mg untuk mengurangi rasa
NA gatal.
 Steroid topikal dapat digunakan untuk mengatasi reaksi
hipersensitifitas dari sengatan atau gigitan. Infeksi sekunder
dapat diatasi dengan pemberian antibiotik topikal maupun oral,
dan dapat juga dikompres dengan larutan kalium permanganat.
 Jika terjadi reaksi berat dengan gejala sistemik, lakukan
pemasangan tourniket proksimal dari tempat gigitan dan dapat
diberikan pengenceran Epinefrin 1 : 1000 dengan dosis 0,3-0,5
mg/kgBB diberikan secara subkutan dan jika diperlukan dapat
diulang sekali atau dua kali dalam interval waktu 20 menit.
TATALAKSA  Epinefrin dapat juga diberikan intramuskular jika syok lebih

NA berat.
 Untuk gatal dapat diberikan injeksi antihistamin seperti
klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50 mg.
 Pasien dengan reaksi berat danjurkan untuk beristirahat dan
dapat diberikan kortikosteroid sistemik.
 Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di
akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba,
kalajengking, dll
 Ular merupakan jenis hewan melata yang banyak terdapat di
Indonesia.

GIGITAN  Spesies ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak
berbisa.
HEWAN  Ular berbisa memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas.
BERBISA Pada taring tersebut terdapat saluran bisa untuk menginjeksikan
bisa ke dalam tubuh mangsanya secara subkutan atau
intramuskular.
 Ciri-ciri ular tidak berbisa:
Kepala : melingkar
Taring : tidak ada
Pupil : berbentuk bulat

Bentuk ekor : jajaran lingkar ganda


Bekas gigitan : barisan gigi kecil

ETIOLOGI  Ciri-ciri ular berbisa:


Kepala : segitiga kecuali Cobra

Taring : ada
Pupil : berbentuk elips
Bentuk ekor : jajaran lingkar tunggal
Bekas gigitan : tanda gigi taring
 Famili:
 Elapidae
JENIS ULAR  Viperidae

BERBISA  Hydropidae
 Crotalidae
 Colubridae (hanya terdapat di Afrika)
 Gejala di tempat gigitan umumnya terjadi dalam 30 menit
sampai 24 jam, berupa bengkak dan nyeri, dan timbul bercak
kebiruan.

GEJALA  Kematian jaringan dapat terjadi pada luka bekas gigitan yang
dapat mempersulit penanganan.
KLINIS  Gejala lain yang muncul berupa kelemahan otot, menggigil,
berkeringat, mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur.
 Lakukan pembebatan pada ekstremitas proksimal jejas gigitan
untuk mengurangi penjalaran dan penyerapan bisa. Jika gigitan
kemungkinan berasal dari ular dengan bisa neurotoksik, balut
dengan ketat pada ekstremitas yang tergigit dari jari-jari atau

TATALAKSA ibu jari hingga proksimal tempat gigitan.


 Bersihkan luka
NA  Bawa segera ke rumah sakit yang memiliki antibisa ular. Jika
(Pertolongan pertama) ular telah dimatikan, bawa bangkai ular tersebut ke rumah sakit
 Hindari membuat irisan pada luka atau menggunakan torniket.
 Setelah dibawa ke rumah sakit korban akan di berikan Serum
Anti Bisa Ular (SABU) Polivalen.
 Polivalen artinya, lam satu serum terdapat lebih dari dua
antibisa ular, yaitu ular tanah, kobra, welang, weling
 Dalam 1 ml, berisi :

TATALAKSA
NA
(Pasca pertolongan pertama)

Anda mungkin juga menyukai