Anda di halaman 1dari 25

LogoType FENOMENA OPTIK

DI KUTUB DAN INDONESIA


DIBUAT OLEH :
KELOMPOK 7

Dosen Pengampu
DEDI SUCAHYONO SOSAIDI, M.Si

Annisa Gesti Ratna Sari (11.13.0058)


Azka Ni’amillah (11.13.0060)
Ejha Larasati Siadari (11.13.0037)
Fadel M. M. (11.13.0066)
Rezza Primadi (11.13.0049)
Outline
Pendahuluan
1 Mengucapkan Salam dan
Selamat Pagi

Fenomena Optik
2 Hasil Foto Fenomena Optik di Kutub
dan Indonesia

Diskusi dan Tanya Jawab


3 Inget skripsi, jgn nganggur
Fenomena optik
01

FENOMENA OPTIK UNTUK


WILAYAH KUTUB
AURORA BOREALIS

Aurora, Tromso, Norwegia Aurora, Kepulauan Torsfjorden,


(30 Juni, 2018) Lingkar Arktik Utara, Norwegia
(8 September, 2017)
• Aurora adalah fenomena alam yg menyerupai pancaran cahaya yg menyala-nyala
pada lapisan ionosfer dari sebuah planet akibat adanya interaksi antara medan
magnetik yg dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan
oleh Matahari (angin surya).

• Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan
AprilFenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis
mempunyai sifat-sifat yang serupa.
Beberapa hal yang berkaitan dengan proses
terbentuknya Aurora :
• Medan magnetik
• Angin matahari
• Interaksi partikel-partikel atmosfer bumi dengan
partikel bermuatan dari matahari
ARCTIC FOGBOW

 Arctic fogbow merupakan proses yang hampir


sama seperti fenomena pelangi
 akan tetapi ukuran tetes air yang sangat kecil
 sehingga membuat fogbow memiliki warna lebih
sedikit, biasanya lebih tampak berwarna putih

Hidden Ocean (2017)


MIRROR SEA (INFERIOR MIRRAGE)

• Inferior membuat horizon kelihatan


terangkat dan terbalik;
• Terkadang bayangan bisa lebih kecil
(stooping) atau lebih panjang (looming)
• Terkadang besar bayangan sama
dengan benda

Igaliku, Greenland
(26 Juni, 2018)
MIRROR SEA (INFERIOR MIRRAGE)

Your Picture Here

• Inferior Mirage terjadi karena


gradien temperatur di atmosfir;
• Udara dingin di atas udara panas
membiaskan cahaya keatas,
• Fatamorgana atau bayangan
berada di bawah objek yang
sebenarnya.

Ilulissat, Greenland (27 Juni, 2018)


LANGIT BIRU (RAYLEIGH SCATTERING)

Rayleigh Scattering adalah hamburan


elastis dari cahaya atau radiasi
elektromagnetik lain oleh partikel lain
dengan jauh lebih kecil daripada
panjang gelombang cahaya.
Bisa berupa suatu atom atau molekul.

Longyearbyen, Norwegia
(21 Juni, 2018)
Fenomena optik
02

FENOMENA OPTIK UNTUK


WILAYAH INDONESIA
LANGIT BIRU (RAYLEIGH SCATTERING)

• Rayleigh Scattering terjadi ketika garis


tengah partikel diatmsfer lebih kecil dari
panjang gelombang tenaga radiasi yang
berinteraksi.
• Salah satu peristiwa Rayleigh Scattering
adalah langit yang berwarna biru.
• Hal tersebut merupakan hasil dari
hamburan cahaya matahari yang di-
dominasi oleh hamburan gelombang
cahaya warna biru.
Pulau Saronde, Gorontalo
(18 Juni 2018)
LANGIT BIRU (RAYLEIGH SCATTERING)

Pondok Betung,
(06 Juli 2018)
AFTERGLOW

Gorontalo (17 Juni 2018)


AFTERGLOW

• Suatu pijaran ekor (afterglow) adalah cahaya lengkungan tinggi berwarna


merah muda atau keputih-putihan yang muncul di langit karena partikel
debu yang sangat halus tergantung di wilayah atmosfer tinggi.
• Suatu pijaran ekor mungkin muncul di atas awan tertinggi pada saat senja,
atau dipantukan di daerah pegunungan setelah Matahari terbenam.
• Partikel menghasilkan efek penyebaran pada sebagian komponen cahaya
putih.
ANTICREPUSCULAR RAYS

• Sinar yang mirip dengan Crepuscular Rays


• Namun terlihat berada di tempat yang
berlawanan dari matahari
• Cahaya ini terjadi ketika Crepuscular Rays
yang muncul dari matahari
terbit/tenggelam terlihat mengalami 
konvergensi ulang di Titik Antisolar(titik
langit yang berlawanan dengan arah
Matahari)

Gunung Guntur, Garut (2016)


CREPUSCULAR RAYS

Batam
(22 Juli, 2015)
• Crepuscular rays terjadi ketika cahaya matahari melewati gumpalan awan
dengan sebaran massa yg sangat tidak merata. Lapisan awan sangat tipis
akan membntuk bayangan terang sedangkan pada lapisan awan tebal akan
membentuk cahaya sangat redup
• Crepuscular rays biasanya muncul ketika posisi Matahari belum tinggi misal
selama waktu fajar dan senja. Karena pada kedua waktu itu cahaya matahari
akan melalui lapisan atmosfer yang lebih tebal sehingga cahaya matahari lebih
mungkin terhalangi oleh awan
SECONDARY RAINBOW

Teluk Benggala
(06 Juli, 2018)
SECONDARY RAINBOW
Umumnya terjadi karena partikel-partikel air berupa uap atau titik-titik
air yang tipis dan tembus pandang dan berperan sebagai prisma yang
memantulkan (refleksi) dan membiaskan (refraksi) spektrum warna
yang ada pada cahaya matahari

Berkas sinar matahari ini lalu dibiaskan dan dipantulkan menjadi spektrum
warna, yang terdiri atas beragam warna, berupa warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Pelangi biasanya disertai pelangi
sekunder yang spektrumnya ditampilkan dlm urutan terbalik
MIRROR SEA (INFERIOR MIRRAGE)

Inferior Mirage terjadi karena 


gradien temperatur di atmosfir;
udara dingin di atas udara
panas membiaskan cahaya  ke
atas.

Gili Trawangan (1 Januari 2018)


FATAMORGANA
Your Picture Here

• Dapat terjadi karena adanya pembiasan


cahaya yang menyebabkan terjadinya
ilusi optik.
• Umumnya fatamorgana terjadi di wilayah
yang luas dengan cuaca sangat panas
seperti di gurun.
• Fatamorgana hanya akan terlihat pada
jarak yg jauh dari posisi kita berada
karena bentuk struktur bumi yang bulat
sesuai dengan konsep geografi.

Stasiun Pasar Senen, Jakarta ( 20 Juni, 2018)


SESI DISKUSI DAN SANTAI

Teman itu seperti bintang,


kadang terlihat, kadang tidak
Tapi kita tahu dia selalu ada disana
(Azka, 2018)

Semoga Lelah kita menjadi Lillah


Ta’ala
Thank You

Anda mungkin juga menyukai