Anda di halaman 1dari 25

Lobbying

Noviana Sari, S.IP., M.A.


Definisi

Pengertian Lobi (Lobbying):


Semua pendekatan awal yang
menjurus ke suatu tujuan yang
menguntungkan kedua belah
pihak, dan yang lebih tepat
untuk lobbying adalah
approaching (pendekatan).
Definisi
Lobi adalah aktivitas komunikasi
yang dilakukan individu ataupun
kelompok dengan tujuan
mempengaruhi pimpinan organisasi
lain maupun orang yang memiliki
kedudukan penting dalam organisasi
dan pemerintahan sehingga dapat
memberikan keuntungan untuk diri
sendiri ataupun organisasi dan
perusahaan pelobi.
Definisi
Definisi Lobi dapat disusun
sebagai; Suatu upaya ataupun
pendekatan (approach) yang
dilakukan oleh satu pihak yang
memiliki kepentingan tertentu
untuk memperoleh dukungan dari
pihak lain yang dianggapnya
memiliki pengaruh atau wewenang
dalam upaya untuk pencapaian
tujuan yang ingin dicapainya.
• Pelaksanaan lobi menggunakan
pendekatan komunikasi sebagai
alat untuk mencapai tujuan.

• Aktivitas komunikasi dapat


dilakukan oleh individu,
kelompok, maupun organisasi
(profit atau non profit), maupun
lembaga pemerintahan.
Media komunikasi yang
digunakan adalah cetak,
elektonik, media luar
ruang, budaya, dan
sebagainya, dengan
menggunakan bahasa
verbal maupun non verbal.
Tujuan Lobi

 Sebagai Aktivitas (komunikasi) yang dilakukan untuk


mempengaruhi (meyakinkan) orang atau pihak lain,
sehingga orang atau pihak lain itu sependapat dan
seagenda dengan kita.
Fungsi Lobi

1. Mempengaruhi pengambil
keputusan agar keputusannya
tidak merugikan para pelobi dari
organisasi/lembaga bisnis

2. Lobi juga berfungsi untuk


menafsirkan opini pejabat
pemerintah yang kemudian
diterjemahkan dalam kebijakan
perusahaan
Fungsi Lobi

3. Memprediksi apa yang akan


terjadi secara hukum dan
memberirekomendasi pada
perusahaan agar dapat
menyesuaikan diri dengan
ketentuan baru dan
memanfaatkan ketentuan baru
tersebut
Fungsi Lobi

4. Menyampaikan informasi tentang


bagaimana sesuatu kesatuan
dirasakan oleh perusahaan,
organisasi atau kelompok
masyarakat tertentu

5. Meyakinkan para pembuat


keputusan bahwa pelaksanaan
peraturan membutuhkan waktu
untuk perizinan.
Karakteristik  Lobbying
 Bersifat tidak resmi atau informal dapat dilakukan diluar
forum atau perundingan yang secara resmi disepakati.

 Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai


dengan tegursapa, atau dengan surat.

 Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas


dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu
yang dipilih  atau dipergunakan  dapat mendukung dan
menciptakan suasan yang menyenangkan, sehingga orang
dapat bersikap rileks dan santai.
Karakteristik  Lobbying
 Pelaku atau aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat
beragam dan siapa saja yakni pihak yang berkepentinga, dan
dapat pihak eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif,
kalangan bisnis, aktifis LSM, tokoh masyarakat atau ormas, atau
pihak lain yang terkait pada objek lobby.

 Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara.

 Arah pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi


harus aktif mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak
bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga terkesan
kurang perhatian.
Teknik Lobi

• Menganalisis iklim. Ini dilakukan


untuk mengetahui ke arah mana
bergeraknya opini yang sudah
terbentuk.

• Menentukan siapa lawan yang


akan kita hadapi dan siapa yang
mungkin mendukung kita
Teknik Lobi

• Mengidentifikasi kelompok kecil yang akan


menentukan iklim opini mengenai suatu
kelompok masalah, kemudian fokuskan
perhatian pada kelompok kecil yang
mewapadai dan peduli terhadap pokok
masalah tertentu

• Membentuk koalisi dengan berbagai


kelompok yang setuju dan akan menyetujui
adanya perubahan guna mendukung kita
Strategi Pendekatan Lobi:

1. Kenali objek yang dituju.

2. Persiapan informasi.

3. Persiapan diri.

4. Berupaya menarik perhatian pendengar.

5. Sajikan pengiringan pesan itu dengan


jelas agar dapat diterima dengan jelas
dan dipahami.

6. Tutup pembicaraan dalam lobi dengan


memberi kesan menyenangkan dan bila
ada kelanjutan mereka tetap antusias.
Jenis lobi:
1. Lobi tradisional adalah yang menggunakan pelobi untuk mendekati
pihak pengambil keputusan.
2. Contoh : Dalam rangka pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur
2017, para calon misalnya Anies & Sandiaga dengan melakukan
pendekatan diri terhadap masyarakat. Agar masyarkat mengenal sisi
kehidupan sosial Anies & Sandiaga, dan sekiranya dapat memilih
Anies & Sandiaga saat pemilihan Gubernur & Wakil Gubernur.

3. Lobi akar rumput (Grassroot Lobbying) adalah yang menggunakan


masyarakat untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
Contoh:Adanya Pemilu, masyarakat sendiri yang melakukan
pemilihan atas calon yang sudah tercantum namanya pada lembar
Pemilu.

4. Lobi political action committee adalah, komite-komite yang


dibentuk perusahaan-perusahaan besar agar wakilnya dapat duduk
di parlemen atau pemerintah.
4. Dalam perusahaan bisnis, lobi
merupakan upaya perusahaan
melakukan pemasaran atau
penjualan dalam melakukan
pendekatan kepada calon pembeli,
baik perorangan maupun instansi.

 Dalam lobi bisnis biasanya


dikemukakan maksud, tujuan, dan
penjelasan produk.
Citra Buruk tentang Lobi
Panuju (2010: 20-22) mengatakan bahwa
terbentuknya citra buruk terhadap lobi
disebabkan oleh beberapa hal, seperti
berikut:

1. Lobbying yang lemah.

2. Lobbying yang tidak relevan dan


mencatut nama orang untuk berbohong.
Citra Buruk tentang Lobi
3. Lobi yang mendorong orang
untuk mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan
emosional belaka.

4. Janji (iming-iming) kekuasaan


dan pinjam/mencatut orang
kuat.
Citra Buruk tentang Lobi
5. Lobi digunakan untuk mendapatkan
suap dan disertai dengan hal-hal yang
tidak pantas

6. Sebagai profesi, pelobi masih dianggap


negatif bagi sebagian masyarakat kita
karena ada anggapan bahwa fungsi lobi
untuk mewujudkan kepentingan pelobi
saja dan bukan untuk kepentingan
masyarakat banyak.
Kapan Lobi Diperlukan
1. Ketika situasi hubungan dalam kondisi
genting.
2. Ketika situasi hubungan dalam keadaan
terancam.
3. Ketika mulai terjadi saling curiga dan
kecurigaan itu diungkapkan oleh pihak ketiga.
4. Ketika disadari ada kesenjangan antara yang
diungkapkan dengan persepsi yang
berkembang dipihak luar.
5. Ketika terjadi ketidakselarasan, baik materi,
nilai, aktualitas (budaya), preferensi
(pilihan/pertimbangan), proximitas, mahupun
influences (keterpengaruhan).
Pendekatan Memahami Lobi
1. Brainstorming. Pendekatan ini
bersifat exploratif atau tahap sedang
mencari peluang.
2. Pengkondisian. Pendekatan
membiasakan sesuatu.
3. Networking. Memperbanyak jaringan
dengan berbagai-bagai caranya.
4. Transaksional. Transaksi adalah
sebuah mekanisme di mana jika
memberi, maka harus menerima.
Investasi jika ingin mendapatkan.
Pendekatan Memahami Lobi
5. Institution building. Pendekatan dengan
cara membangun lembaga guna
mendukung gagasan/idea atau program
yang dicanang dan diprogramkan.
6. Cognitive problem. Pendekatan
memfokuskan pada terbentuknya
keyakinan. Semakin mampu meyakinkan,
maka semakin menemukan target yang
dicita-cita atau inginkan.
7. Five breaking. Pendekatan dengan cara
mengalihkan perhatian pada isu yang
merugikan dengan cara menciptakan isu
lain.
Pendekatan Memahami Lobi
8. Manipulasi power. Pendekatan
dengan menggunakan cara
seperti orang yang mempunyai
hubungan atau mempunyai
teman orang-orang penting atau
berkuasa, baik secara politik
mahupun ekonomi.
9. Cost and benefit. Pendekatan
dengan cara menonjolkan
kelebihannya, seperti kualitas
dan mudah diakses.
10. Futuristik/Antisipatif.
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai