Anda di halaman 1dari 33

Rhinosinusitis Kronik

Yaumil Aqsa
Laporan Kasus
Identitas

● Tn S;
● Usia : 39 th;
● BB : 65 kg;
● TB :175 cm;
● RM :297472
Keluhan Utama

Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
● Nyeri kepala yang sejak 3 bulan ini.
● Nyeri dirasakan dibelakang kepala dan kedua pipi.
● Nyeri seperti berdenyut dirasakan terus menerus.
● Nyeri tidak diikuti dengan keluar air mata.
● Hidung kiri masih berbau dan tersumbat disertai ingus yg
berwarna kekuningan kental.
● Mimisan tidak ada.
● Demam tidak ada.
● Mual dan muntah tidak ada.
Riwayat Penyakit Sekarang
● Awalnya pasien mengaku mengalami infeksi gigi geraham atas kiri
sekitar 1 tahun yang lalu.
● Pasien takut memeriksakan giginya ke dokter gigi karena takut terkena
covid19.
● Pada bulan Februari 2021 ini pasien pergi ke dokter gigi karena
mulutnya terasa bau dan akhirnya gigi tersebut dicabut.
● Riwayat sering bersin di pagi hari ada.
● Riwayat alergi debu dan udara dingin.
● Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal.
● Intake makan dan minum biasa.
● BAB dan BAK tidak ada keluhan.
● Riwayat Penyakit Dahulu:
● - Penyakit jantung yaitu kelainan katup,
● - Riwayat DM, HT dan asma tidak ada.

● Riwayat Penyakit Keluarga:


● Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa

● Riwayat sosioekonomi:
● Pekerjaan sebagai karyawan swasta
● Bekerja di ruangan ber-AC
Status Generalisata

○ Keadaan umum : tampak sakit sedang


○ Kesadaran : compos mentis
○ Tanda vital :
■ GCS : E4M6V5
■ Tekanan darah : 103/73 mmhg
■ Suhu : 36,3º C
■ Nadi : 87 x/menit
■ Pernapasan : 20 x/menit
■ SpO2 : 99% with room air
Kepala :
● Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut.

Mata :
● Simetris. Konjunctiva anemis (-) Refleks cahaya (+/+) Bentuk pupil
bulat, isokor

Telinga :
● Normooti, discharge (-/-)

Mulut :
● Lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring tidak hiperemis,
tonsil t1/t1
Thorax :
Jantung :
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi :
Batas atas jantung di ICS II midclavicula line sinistra
Batas kanan jantung sejajar ICS IV parasternal line dextra
Batas kiri jantung di ICS V midclavicula line sinistra .
Auskultasi: bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru :
Inspeksi: bentuk normal, simetris saat statis dan
dinamis,
Palpasi: stem fremitus sama kuat pada seluruh
lapang paru
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar napas vesikuler (+/+),
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
● Inspeksi : datar
● Auskultasi : bising usus (+) normal
● Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen. Nyeri ketuk
CVA +/-
● Palpasi : supel, nyeri tekan supra pubik (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar.

Ekstremitas
○ Edem ekstremitas atas (-/-) bawah (-/-),
○ Kelemahan anggota gerak kanan dan kiri : (-/-)
● Kekuatan otot : ekstremitas atas 5, bawah 5
Status lokalis:

● Hidung Kanan Kiri:


● Deformitas tidak ada tidak ada
● Trauma tidak ada tidak ada
● Radang tidak ada tidak ada
● Massa tidak ada tidak ada
● Sekret ada kental kekuningan
● minimal dan berbau.
Pemeriksaan Penunjang

● Nasoendoskopi (7/6/21):
hidung kiri: mukosa hiperemis, konka inferior udema,
sekret seromukoid, septum normal.

● Lab: Hb/Ht/erit/leu/trom: 13/35,6/3,86


jt/6600/288000.
CT Scan
Sinus
Paranasal
● Kesan:
● Sinusitis
maksilaris
sinistra dan
ethmoidalis
bilateral
Penatalaksaan

Pro FESS intranasal


Landasan Teori
Definisi

● Rinosinusitis (RS) adalah suatu kondisi peradangan yang


melibatkan hidung dan sinus paranasal. Secara klinik RS adalah
keadaan yang terjadi sebagai manifestasi adanya peradangan
yang mengenai mukosa rongga hidung dan sinus paranasal
dengan terjadinya pembentukan cairan atau adanya kerusakan
pada tulang di bawahnya.

● Rinosinusitis kronis (RSK). Bila gejala RS berlangsung lebih dari 12


minggu.
Anatomi
Fungsi sinus paranasal:

1. Pengatur kondisi udara


2. Penahan suhu
3. Membantu keseimbangan kepala
4. Membantu resonansi suara
5. Peredam perubahan tekanan udara
6. Membantu produksi mucus untuk membersihkan rongga hidung.
Etiologi

● Penyebab utama dan terpenting dari RS adalah


obstruksi ostium sinus
● Infeksi bakteri atau virus,alergi dan berbagai
bahan iritan dapat menyebabkan inflamasi
mukosa hidung
Patofisiologi

● Inflamasi mukosa hidung -> pembengkakan (udem) dan


eksudasi ->obstruksi (blokade) ostium sinus -> gangguan
ventilasi dan drainase,resorpsi oksigen dalam rongga
sinus -> permeabilitas kapiler meningkat ->transudasi,
peningkatan eksudasi serous, penurunan fungsi silia ->
retensi sekresi di sinus atau pertumbuhan kuman.
Diagnosis Klinis Rinosinusitis

● Menurut Task Force yang dibentuk oleh the American


Academy of Otolaryngologic Allergy (AAOA) dan
American Rhinologic Society (ARS), gejala klinis RS
pada dewasa dapat digolongkan menjadi gejala
mayor dan gejala minor
Gejala mayor RS

● Termasuk dalam gejala mayor adalah :


 Nyeri pada daerah muka (pipi,dahi ,hidung)
 Hidung tersumbat
 Ingus purulens/post-nasal/berwarna
 Gangguan penciuman
 Sekret purulen di rongga hidung
 Demam (untuk RS akut saja)
Gejala minor RS
●  Batuk
 Demam (untuk RS non akut)
 Tenggorok berlendir
 Nyeri kepala
 Nyeri pada gigi
 Halitosis

RS didasarkan atas adanya 2 gejala mayor atau lebih


atau 1 gejala mayor disertai 2 gejala minor
Anamnesis
● Adanya penyebab infeksi baik kuman maupun virus,riwayat alergi
atau kelainan anatomis di dalam rongga hidung

Untuk RSA gejala yang ada mungkin cukup jelas karena


berlangsung akut (mendadak) dan seringkali didahului oleh
infeksi akut saluran nafas atas

Penderita dengan latar belakang alergi mempunyai riwayat yang


khas terutama karakteristik gejala pilek sebelumnya,riwayat alergi
dalam keluarga serta adanya faktor lingkungan yang
mempengaruhi.
Pemeriksaan Fisik.

● Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dapat dijumpai


adanya kelainan-kelainan di rongga hidung yang
berkaitan dengan RS seperti hiperemi, sekret, udem,
krusta,septum deviasi,polip atau tumor.
● Sedangkan rinoskopi posterior adalah pemeriksaan
untuk melihat rongga hidung bagian belakang dan
nasofaring.
Pemeriksaan Penunjang:

● 1. Transiluminasi
● 2. Pemeriksaan Radiologis
● foto sinus paranasal (Water’s,Caldwel dan
lateral),CT scan dan MRI.
● 3. Endoskopi Nasal
Penatalaksanaan Rinosinusitis

● 1. Terapi Medikamentosa, berupa


Dekongestan, Kortikosteroid, Antihistamin,
Antibiotik

Tujuan terapi medikamentosa yang utama


adalah untuk mengembalikan fungsi
drainase sinus
2. Terapi Bedah.

Tindakan bedah berupa


● 1. Irigasi sinus (antral lavage),
● 2. Nasal antrostomy,
● 3. operasi Caldwell-Luc dan
● 4. Functional Endoscopic Sinus Surgery
(FESS).
Pembahasan
● Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan maka diagnosis kerja ●
Pada kepustakaan disebutkan
yang dapat ditegakkan adalah
keluhan penderita rhinosinusitis
rhinosinusitis kronik. Pada
kronik berupa nyeri pada daerah
pasien ini didapatkan keluhan
muka (pipi,dahi ,hidung),
utama berupa nyeri kepala
Hidung tersumbat, Ingus
dibagian belakang kepala dan
purulens/pos-nasal/berwarna,
kedua pipi serta hidung terasa
Gangguan penciuman, Sekret
tersumbat karena ada ingus
purulen di rongga hidung
kental berwarna kekuningan
yang bau sejak 3 bulan ini.
● Nyeri
dirasakan
dibelakang
kepala dan
kedua pipi.
● Berdasarkan kepustakaan
● Terapi yang dipilih salah satu terapi bedah
pada pasien ini untuk rhinosinusitirs
adalah terapi kronik adalah FESS. Salah
bedah berupa satu Indikasi tindakan
Tindakan FESS ini berupa sinusitis
Functional akut rekuren atau kronis
Endoscopic Sinus pada semua sinus
Surgery (FESS) paranasalis
Terimakasih
Mohon saran dan bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai