Anda di halaman 1dari 13

ASKEP JIWA PADA KLIEN HALUSINASI

DISUSUN OLEH : DEPIRA (1914201057)


PENGERTIAN HALUSINASI

 Stuart & Laraia (2009) mendefinisikan halusinasi sebagai suatu tanggapan


dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi.
 Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi, seperti merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan, klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Muhith, 2011)
RENTANG RESPON

1. Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial budaya
yang berlaku.
Respon adaptif :
 Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
 Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
 Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli
 Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
 Hubungan social adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan
2. Respon psikosossial Meliputi :
 Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.
 Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indra
 Emosi berlebih atau berkurang
 Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran
 Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain.
3. Respon maladaptive adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma
sosial budaya dan lingkungan, ada pun respon maladaptive antara lain :
 Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakinioleh orang lain dan
bertentangan dengan kenyataan sosial
 Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada.
 Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.Perilaku tidak terorganisirmerupakan
sesuatu yang tidak teratur.
 Isolasi sosisal adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan oleh orang
lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negative mengancam (Damaiyanti,2012).
FAKTOR PENYEBAB

1. Faktor predisposisi
 Faktor PerkembanganTugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan
terhadap stress
 Faktor Sosiokultural Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga akan merasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya
 Faktor Biokimia Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
 Faktor Psikologis Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat
adiktif.
 Faktor Genetik dan Pola AsuhPenelitian Menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia
2. Faktor Presipitasi
 Dimensi fisik
 Dimensi Emosional
 Dimensi Intelektual
 Dimensi Sosial
 Dimensi spiritual
TANDA DAN GEJALA

 Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri


 Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
 Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
Disorientasie.
 Tidak mampu atau kurang konsentrasif.
 Cepat berubah pikiran Alur pikiran kacau
 Respon yang tidak sesuai
 Menarik diri
 Sering melamun
PROSES TERJADINYA

 Faktor predisposisi : faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk
mengatasi stres
 Stressor presipitasi : stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan dan yang
membutuhkan energi ekstra untuk koping
 Penilaian terhadap stresor : evaluasi tentang makna stressor bagi kesejahteraan individu yang didalamnya stresor memiliki
arti, intensitas, dan kepentingan
 Sumber koping : evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi individu
 Mekanisme koping : tiap upaya yang ditujukan untuk penatalaksanaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung
dan mekanisme pertahanan ego yang digunakan untuk melindungi diri. Rentang respon koping- rentang : respon manusia
yang adaptif sampai maladaptif
 aktivitas tahap pengobatan : rentang fungsi keperawatan yang berhubungan dengan tujuan pengobatan, pengkajian
keperawatan, intervensi keperawatan, dan hasil yang diharapkan.
MEKANISME KOPING

1. Regresi berhubungan dengan masalh proses informasi dan upaya


untuk mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energi untuk
aktivitas hidup sehari-hari.
2. Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
3. Menarik diri
PENATALAKSANAAN

1. Terapi Farmakologi
 Haloperidol
 Clorpromazin
 Trihexypenidil ( THP )

2. Terapi Non Farmakologi


 Terapi Aktivitas Kelompok
 Elektro Convulsif Therapy ( ECT )
 Pengekangan atau pengikatan
PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN

 Tindakan keperawatan untuk klien halusinasi Tujuan tindakan untuk klien meliputi (Dermawan & Rusdi, 2013) :

1. Klien mengenali halusinasi yang dialaminya


2. Klien dapat mengontrol halusinasinya
3. Klien mengikuti progam pengobatan secara optimal
 Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan :

1. Membantu klien mengenali halusinasi Membantu klien mengenali halusinasi dapat melakukan dengan cara
berdiskusi dengan klien tentang isi halusinasi (apa yang di dengaratau dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien saat halusiansi muncul
2. Melatih klien mengontrol halusinasi
TERIMA KASIH😇

Anda mungkin juga menyukai