Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BAYI DENGAN


HIPERBILIRUBINEMIA

Nama : Rismayanti Widianingsih


Kelas : D3KP2A
NIM: 2006018
Tugas: Keperawatan Anak
Pengertian Hiperbilirubinemia
● Hiperbilirubin adalah keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir , yang
dimaksud dengan icterus adalah meningginya kadar birilubin di dalam jaringan
ektravaskular sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning kulit , konjungtiva,
mukosa dan alat tubuh lainya.

● Hiperbilirubinemia terjadi ketika kadar bilirubin dalam darah bayi terlalu tinggi.
Bilirubin adalah zat limbah yang terbentuk dari proses pemecahan sel darah merah.
Kondisi ini dapat disebabkan proses fisiologis, patologis, atau kombinasi keduanya.
Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat berwarna kuning.

● Hiperbilirubinemia merupakan keadaan bayi baru lahir, dimana kadar


bilirubinserum total lebih dari 10 mg/dl pada minggu pertama yang di tandai berupa
warna kekuningan pada bayi atau disebut dengan ikterus.
 Ikterus berasal dari kata “ikterus” berarti warna kekuningan
pada jaringan tubuh termasuk kekuningan pada kulit dan
jaringan dalam. Ikterus merupakan keadaan klinis pada bayi
yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera,
akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Secara
klinis akan timbul dan tampak pada bayi yang baru lahir.

 Ikterus atau jaundice atau sakit kuning adalah warna kuning


pada sklera mata, mukosa dan kulit karena peningkatan kadar
bilirubin dalam darah. Istilah jaundice berasal dari Bahasa
Perancis yakni jaune yang artinya kuning
Klasifikasi Ikterus
Ikterus diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi yaitu
sebagai berikut :
1) Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ke tiga yang tidak mempunyai dasar
patologik,kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau yang mempunyai potensi menjadi kern
ikterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
2) Ikterus Patologis
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologi atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai
yang disebut hiperbilirubinemia.
3) Kern Ikterus
Kern ikterus adalah sindrom neurologik akibat dari akumulasi bilirubin indirek di ganglia basalis dan nuklei di
batang otak.
4) Ikterus Hemolitik
Ikterus hemolitik atau ikterus prahepatik adalah kelainan yang terjadi sebelum hepar yakni disebbakan oleh
berbagai hal disertai meningkatnya proses hemolisis (pecahnya sel darah merah)
5) Ikterus Hepatik
Ikterus hepatik atau ikterus hepatoseluler disebabkan karena adanya kelainan pada sel
hepar (nekrosis) maka terjadi penurunan kemampuan metabolisme dan sekresi
bilirubin sehingga kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam darah menjadi meningkat.
6) Ikterus Obstruktif
Ikterus obstruktif atau ikterus pasca hepatik adalah ikterus yang disebabkan oleh
gangguan aliran empedu dalam sistem biliaris. Penyebab utamanya yaitu batu empedu
dan karsinoma pankreas.
7) Ikterus Retensi
Ikterus retensi terjadi karena sel hepar tidak merubah bilirubin menjadi bilirubin
glukuronida sehingga menimbulkan akumulasi bilirubin tidak terkonjugasi di dalam
darah dan bilirubin tidak terdapat di urin.
8) Ikterus Regurgitasi
Ikterus regurgitasi adalah ikterus yang disebabkan oleh bilirubin setelah konversi
menjadi bilirubin glukuronida mengalir kembali ke dalam darah dan bilirubin juga
dijumpai di dalam urin.
Penyebab Bayi Mengalami
Hiperbilirubinemia
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan bayi yang baru lahir mengalami
hiperbilirubinemia, seperti:
 Faktor fisiologis
3
Tubuh bayi yang baru lahir belum dapat menyaring bilirubin dengan baik. Bilirubin adalah
zat limbah yang terbentuk dari proses pemecahan sel darah merah. Tingginya kadar bilirubin
inilah yang membuat tubuh bayi menjadi kuning. Ini adalah salah satu gejala utama dari
hiperbilirubinemia.

 Bayi yang baru lahir belum dapat menyusu dengan baik


Hiperbilirubinemia sering terjadi pada beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh ASI yang masih sedikit atau bayi mengalami kesulitan
menyusu.

 Volume ASI yang sedikit setelah melahirkan


Air susu ibu dapat menghambat kinerja hati buah hati untuk mengeluarkan bilirubin.
Biasanya, kondisi ini terjadi setelah beberapa minggu pertama kelahiran. Ini dikenal dengan
sebutan breastfeeding jaundice.
pencegahan
 Ikterus dapat dicegah dan dihentikan dengan:
 Pengawasan antenatal ( pengawasan sebelum
persalinan) yang baik .
 Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus
pada bayi dan masa kehamilan, kelahiran.
 Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan
neonatus(bayi yang berusia dibawah 28 hari).
 Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir.
 Pemberian makanan yang dini
 Pencegahan infeksi.
Pengobatan
Pengobatan penyakit kuning Pengobatan intra -hepatic
tergantung pada penyebab yang Untuk memperbaiki
mendasarinya , pengobatan kerusakan hati, dan
penyakit kuning di bagi menjadi mencegah meluasnya
tiga yaitu kerusakan pada organ
k
tersebut

Pengobatan pre- hepatic


Untuk mencegah sel darah Pengobatan post- hepatic
merah hancur terlalu Untuk menghilangkan
banyak atau cepat, sumbatan di dalam saluran
sehingga penumpukan empedu dan pankreas.
bilirubin dapat dihindari.
Etiologi
1.    Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
2.   Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
3.   Gangguan konjugasi bilirubin.
4.   Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah.
Disebut juga ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan
tertutup.
5. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
6.  Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin
yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi
toxoplasma. Siphilis.
7.    Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan
oleh beberapa faktor:
Patofisiologi

Peningkatan kadar Bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan.


Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan
beban Bilirubin pada sel Hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan
bila terdapat peningkatan penghancuran Eritrosit, Polisitemia.
Gangguan pemecahan Bilirubin plasma juga dapat menimbulkan
peningkatan kadar Bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar
protein Y dan Z berkurang, atau pada bayi Hipoksia, Asidosis. Keadaan
lain yang memperlihatkan peningkatan kadar Bilirubin adalah apabila
ditemukan gangguan konjugasi Hepar atau neonatus yang mengalami
gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Manifestasi Klinis/Tanda dan
Gejala
1. Ikterus pada kulit dan konjungtiva, mukosa, dan alat-alat tubuh lainnya. Bila
ditekan akan timbul kuning.
2. Bilirubin direk ditandai dengan kulit kuning kehijauan dan keruh pada ikterus
berat.
3. Bilirubin indirek ditandai dengan kulit kuning terang pada ikterus berat.
4. Bayi menjadi lesu.
5. Bayi menjadi malas minum
6. Tanda – tanda klinis icterus jarang muncul
7. Letargi (kondisi tubuh terasa sangat lelah dan tetap tidak membaik setelah
beristirahat).
8. Tonus otot meningkat
9. Leher kaku
10. Opistotonus (tubuh kaku dan melengkung kebelakang )
11. Muntah, anorexia, fatigue, warna urine gelap, warna tinja pucat.
.
Pemeriksaan Penunjang
1.    Pemeriksaan bilirubin serum
a. Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4 hari
setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiologis.
b.  Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7
hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis.
2.   Pemeriksaan radiology
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafragma
kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma
3.   Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra hepatic.
4.   Biopsy hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti untuk
membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk
memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma.
  
5.   Peritoneoskopi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto
dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada
penderita penyakit ini.
6. Laparatomi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto
dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada
penderita penyakit ini
Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan penyakit ini yaitu terjadi kern
ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin indirek
pada otak. Pada kern ikterus gejala klinik pada permulaan tidak jelas
antara lain : bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar-putar,
gerakan tidak menentu (involuntary movements), kejang tonus otot
meninggi, leher kaku, dan akhirnya opistotonus . Selain itu dapat
juga terjadi Infeksi/sepsis, peritonitis, pneumonia.
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBINEMIA
A. Pengkajian
      

1) Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh (hipertermi). Reflek hisap
    

pada bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi bayi
mengalami penurunan. Kulit tampak kuning dan mengelupas (skin resh), sclera mata kuning
(kadang-kadang terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine dan feses.

2) Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kehamilan
Penggunaan obat – obat yang meningkatkan ikterus, contoh : salisilat sulkaturosic oxitosin
yang dapat mempercepat proses konjungasi sebelum ibu partus.

b. Riwayat Persalinan
Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan atau Data Obyektifkter. Lahir prematur / kurang
bulan, riwayat trauma persalinan, hipoxin dan aspixin.

c. Riwayat Post Natal


Adanya kelainan darah tapi kadar bilirubin meningkat kulit bayi tampak kuning.
3) Kebutuhan Sehari-hari
    

a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Istirahat
d. Aktifitas
4) Pemeriksaan fisik
    

Keadaan umum lemah, Ttv tidak stabil terutama suhu tubuh (hipo/hipertemi). Reflek hisap pada
bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Hidrasi bayi mengalami
penurunan.
a. Sirkulasi
    

b. Pernafasan
    

c. Neorosensori
    

d. Makanan/cairan
   

e. Keamanan
    

· Suhu berfluktuasi dengan mudah


      

· Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan


      

· Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar tali pusat dengan
      

warna kehijauan
· Menangis mungkin lemah
      
5) Pemeriksaan Laboratorium
    

a. Test comb pada tali pusat bayi baru lahir


    

b. Golongan darah bayi dan ibu


    

c. Bilirubin total
    

d. Protein serum total


   

e. Hitung darah lengkap


    
Diagnosis Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :

1. Risiko/ defisit volume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan,
serta peningkatan Insensible Water Loss (IWL) dan defikasi sekunder fototherapi.
2. Risiko /gangguan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi bilirubin, efek
fototerapi.
3. Risiko hipertermi berhubungan dengan efek fototerapi.
4. Gangguan parenting ( perubahan peran orang tua ) berhubungan dengan perpisahan
dan penghalangan untuk gabung.
5. Kecemasan meningkat berhubungan dengan therapi yang diberikan pada bayi.
6. Risiko tinggi injury berhubungan dengan efek fototherapi
7. Risiko tinggi komplikasi (trombosis, aritmia, gangguan elektrolit, infeksi)
berhubungan dengan tranfusi tukar.
TERIMA KASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai