Anda di halaman 1dari 13

Kalimat Efektif

Kelompok 6
Imelda Putri Deliansyah (H051211075)
Muh. Afdal (H051211059)
Nurul Anugrah (H051211063)
Sumita Alting (H051211052)
Pengertian Kalimat Efektif
Efektif secara kajian bahasa diartikan sebagai istilah untuk mengatakan suatu pekerjaan
dapat berdampak sangat signifikan. Lebih khususnya, efektif melibatkan semua sumber daya
yang ada secara maksimal, sehingga tidak menyisakan satu sumber daya pun yang
mengganggur. Ciri kalimat efektif adalah tegas, sedikit, minimalis, jelas, namun berdampak
besar.

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda
bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata
lain, kalimat efektif mampu  menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau
pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele
Prinsip Kalimat Efektif
1. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk
menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:
• Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren. (Tidak efektif)
Saya tidak suka buah apel dan duren. (Efektif)

• Menghindari kesinoniman dalam kalimat


Contoh:
Saya hanya memiliki 3 buah buku saja. (Tidak efektif)
Saya hanya memiliki 3 buah buku. (Efektif)

• Menghindari penjamakan kata pada kata jamak


Contoh:
Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat. (Efektif)
2. Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan
kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
Guru baru pergi ke ruang guru. (Tidak efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru. (Efektif)

3. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang
dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan
gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:
• Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh:
Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Efektif)
Untuk menghindari ketidakjelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (preposisi) didepan
subjek.

• Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal


Contoh:
Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak Efektif)
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)
4. Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan
kaidah EYD.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan! (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efektif)

5. Kepararelan Bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang
dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata
selanjutnya berbentuk verba. Begitu pula jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata
selanjutnya berbentuk nomina.
Contoh:
Langkah-langkah dalam menulis kalimat adalah memahami, mengetahui, dan
pengaplikasian definisi kalimat. (Tidak efektif)

Langkah-langkah dalam menulis kalimat adalah memahami, mengetahui, dan


mengaplikasikan definisi kalimat. (Efektif)
6. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokoknya sehingga ide pokoknya menonjol
di dalam kalimat tersebut.  Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.
• Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Sudah saya baca buku itu.      (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya baca.      (Efektif)

• Mengurutkan kata secara bertahap


Contoh:
Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur, dan presiden.    (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan, dan gubernur.     (Efektif)

7. Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah.
Contoh:
Andi membicarakan tentang pengalaman liburannya.     (Tidak efektif)
Andi membicarakan pengalaman liburannya.                   (Efektif)
Syarat-Syarat Kalimat Efektif
1. Sesuai ejaan yang disempurnakan
Syarat kalimat efektif yang pertama yakni harus sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan, alias dalam kalimat tersebut harus memenuhi EYD yang tepat.
Mulai dari penggunaan huruf besar, tanda baca, ejaan yang tepat, memperhatikan
kata baku, dan unsur-unsur yang sesuai EYD. 

2. Mempunyai Subjek dan Predikat


Syarat kalimat efektif yang baik juga harus memiliki susunan yang sistematis.
Maksud dari susunan sistematis adalah kalimat yang terdiri atas subjek, predikat,
dan objek atau keterangan. Nah, dari subjek, predikat, dan objek atau keterangan
tersebut harus disusun agar pembaca tidak pusing maksud dari kalimat yang ingin
disampaikan.
3. Tidak Bertele-Tele
Sesuai dengan namanya, kalimat efektif tidak boleh menjelaskan secara
bertele-tele dan membuang banyak kata, karena jika kalimat tersebut
terlalu boros kata, maka tidak termasuk ke dalam kalimat efektif. Untuk itu,
kamu harus teliti memperhatikan kata-kata yang digunakan untuk
membuat susunan kalimat yang efektif.

4. Tidak Multitafsir
Syarat terakhir dari kalimat efektif adalah pembaca dapat mengartikan
kalimat yang disampaikan dengan baik, sehingga tidak ambigu atau
kesulitan mengartikan maksud dari sebuah kalimat.
Unsur Kalimat Efektif
Di dalam kalimat efektif memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi. Unsur tersebut terdiri atas Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel) dan Keterangan (ket). Dalam kalimat baku sekurang-kurangnya terdiri
atas dua unsur yakni subjek dan predikat. Sementara pelengkap lainnya bisa wajib hadir, tidak wajib hadir,
atau wajib tidak hadir. 

1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang
menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau
frasa verbal. 
Contoh:
Ibuku sedang menyapu.

2. Predikat (P)
Unsur kalimat selanjutnya adalah predikat (P) yakni bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
berfungsi untuk tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati
diri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S.  
Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga
numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Contoh:
Adik sedang tidur siang.
3. Objek (O)
Sementara Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Nomina, frasa nominal atau klusal
biasanya yang menjadi bagian objek.  Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu
verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperti pada contoh di bawah ini.
•Intan menimang …
•Dokter memeriksa …
•Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P yang menuntut
untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Sementara objek dapat bersifat tidak diperlukan ketika Jika P diisi oleh verba intransitif. Pada format ini
O tidak diperlukan. Contohnya seperti dibawah ini, verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi
P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
•Nenek mandi.
•Komputerku rusak.
•Tamunya pulang.
Objek juga dapat berubah menjadi subjek ketika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat
berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
•Novia Intan memarahi Elisa (O)
•Elisa (S) dimarahi oleh Novia Intan.
4. Pelengkap (Pel)
Unsur pelengkap pada kalimat efektif merupakan bagian kalimat yang melengkapi
predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba. Namun posisi
seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan
objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Banyak parpol berlandaskan Pancasila.
S P          Pel O       
Pada kata berlandaskan melengkapi objek “Pancasila”. 

5. Keterangan 
Unsur keterangan berarti menerangkan bagian kalimat lainnya. Unsur keterangan
bisa berfungsi menerangkan subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Posisinya
bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Keterangan dapat
diisi oleh frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa. 
Contoh Kalimat Efektif 
Ada banyak contoh dari kalimat efektif. Berikut adalah beberapa di antaranya dan
perbandingan dengan kalimat yang tidak efektif.

• Novia membeli kue untuk adiknya.


• Anak-anak harus berhati-hati jika melewati lorong..
• Setiap hari Senin anak-anak upacara bendera.
• Karena tidak tidur semalaman, dia terlambat datang ke sekolah.
• Dia memakai baju merah.
• Sesudah dipahami dan dihayati pancasila harus diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
• Tugas itu bagi saya sangat mudah.
• Semua mahasiswa diwajibkan membayar uang kuliah sebelum tanggal 26
Februari 2020.
• Saya sedang membuat nasi goreng.
• Selanjutnya, saya akan menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai