KELOMPOK 14
1.ABDUL GHOFUR_202011418
2.YORIKO RAMA AKUNSA_202011168
3.WIDI NUGROHO_
LATAR BELAKANG
Salah satu realisasi visi dan misi bangsa Indonesia pada masa mendatang telah termuat
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan
nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif,
berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisplin dan bertanggung jawab,
berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pendidikan dan karakter.
Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Sedangkan istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa Latin “charakter”, yang
antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau
akhlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
seseorang atau sekelompok orang.
Tujuan Dan Landasan Pendidikan Karakter
1. Filsafat Jawa
“Filsafat Jawa” atau “Filsafah Kejawen”. Kata filsafat berasal dari sebuah kata majemuk
dalam bahasa Yunani, philosophia yang berarti cinta kebijaksanaan sedang orang yang
melakukaannya disebut filsuf yang berasal dari kata Yunani philosopos. Kedua kata itu
sudah lama dipakai orang dari sejarah telah terungkap bahwa kata-kata itu sudah dipakai
oleh filsuf Socrates dan Plato pada abad V sebelum masehi. Seorang filsuf berarti seorang
pecinta kebijaksanaan berarti orang tersebut telah mencapai status adimanusiawi atau
bijaksana.
2. Masyarakat Jawa dalam Tinjauan Antropologi
Antropologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari manusia dari sudut cara
berpikir dan pola berperilaku. Cara berperilaku dan cara berpikir orang Jawa sangat
menarik dan memiliki ciri khas tersendiri. Orang Jawa terkenal dalam sikapnya yang
menjunjung tinggi unggah-ungguh atau nilai kesopanan dalam kehidupan bermasyarakat.
Misalnya dalam budaya Jawa ada yang disebut andhapashor yaitu rendah hati, tepo
sliro yaitu sikap dimana dapat memahami orang lain dan ewuh pekewuh yaitu sikap tidak
enak pada orang lain, sehingga lebih berhati-hati dalam bersikap. Ketiga contoh perilaku
tersebut sangat terkenal dan diakui oleh masyarakat luar Jawa.
3. Kebiasaan Orang Jawa
Orang Jawa memiliki banyak pola perilaku yang khas dari masyarakat yang lain. Ada
banyak sekali kebiasaan orang Jawa yang lebih menekankan pada unsur kesopanan. Hal
ini dapat dilihat dari tingkatan bahasanya dan tutur kata orang Jawa. Masyarakat Jawa
dituntut untuk lebih dan selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain sesuai
dengan derajat, kedudukan dan status sosialnya
SIMPULAN