Anda di halaman 1dari 17

OTONOMI DAERAH

DAN PENGALAMAN
ACEH ‫اچيه دارالسالم‬
Immanuel Hugo Setiawan 12020119130131
Dasar Hukum Otda
• UU no. 22 tahun 1999 Otonomi Daerah
• UU no. 33 tahun 2004 Pemerintahan Daerah
• UU no. 34 tahun 2004 Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
• Hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Konsep desentralisasi dan dekonsentrasi kekuasaan
• Diaplikasikan kepada semua provinsi di Indonesia*
• Diaplikasikan secara asimetris
Otda dan Otsus
• Dibbandingkan dengan masa orde baru, daerah
provinsi maupun kab/kota diberikan wewenang lebih
banyak.
• Seluruh daerah secara default memiliki wewenang ini
• Alokasi SDA dan pengembangan ekonomi juga
menjadi wewenang pemda
• Perbedaan daerah otsus terletak pada tujuan dana
alokasi dan wewenang tambahan pemda
Otsus di Aceh

• Diperbolehkannya partai politik lokal


• Keberadaan Lembaga Wali Nanggroe
• Keberadaan Majelis Permusyawaratan Ulama
• Penetapan Kawasan Perdagangan Bebas Sabang
• Dana Otonomi Khusus sebesar 2% dari DAU-N
Ekonomi Aceh : Garis Besar
• Masih didominasi oleh sektor pertanian dan UMKM
Ekonomi Aceh : Garis Besar
• Masih didominasi oleh sektor pertanian dan pertambangan
Ekonomi Aceh : Garis Besar
• Neraca perdagangan antar provinsi konsisten defisit, pengaruh X-I luar negeri minim
Ekonomi Aceh : Garis Besar
• Pengkreditan pra-pandemi naik secara konsisten
Ekonomi Aceh : Garis Besar
• Perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan jadi debitur utama
Catatan
• Lembaga keuangan di Aceh harus menganut Syariah Islam (Qanun no. 11 thn 2018)
• Aset perbankan sebesar 83,83% kini dimiliki oleh Bank Syariah, dengan tenggat waktu sampai 2022
untuk mencapai 100%

• Dana Otsus diberikan secara berkala


• Aceh masih bergantung dengan Dana Otsus
Potensi
Konsep Kearifan Lokal pada Agrikultura Turisme Halal
• Mawah : Konsep yang mirip dengan • Aceh memenangkan 3 pengahrgaan dari
mudharabah (bagi hasil) sejak sama kesultanan Kemenparwis 2017, berkaitan dengan wisata
Aceh halal dan islam.
• Gala : Penggadaian tanah / aset untuk dikelola Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik

dalam jangka waktu tertentu Bandara Ramah Wisatawan Muslim Terbaik


Daya Tarik Wisata Terbaik : Masjid Baiturrahman
• Anti riba, gharar, maisir, dan tadlis
• Potensi untuk mendatangkan turis muslim
• Berbeda dengan mekanisme yang dihadapkan
mancanegara, termasuk Indonesia, yang
petani pada umumnya mementingkan halal sebagai bentuk ibadah
Potensi
• Pembangunan jalan tol dari Sumatera Utara ke kota-kota besar Aceh dapat meningkatkan arus migrasi
antar daerah
• Kawasan Perdagangan Bebas Sabang yang berposisi strategis
• Kemungkinan pembangunan industri pengolahan untuk mendukung sektor seperti batu bara dan kelapa
sawit
• Posisinya yang dekat dengan selat malaka membuat kawasan industri di Aceh mudah mengakses pasar
internasional
• Pertumbuhan PDRB Aceh cukup stabil dari tahun ke tahun
Tantangan
• Lanskap politik Aceh yang dikuasai oleh warlord era GAM, dihadiahkan
oleh pusat.
• Alhasil, korupsi di Aceh cukup mengakar
• Karena korupsi infrastruktur yang seharusnya dapat menompang
kemajuan Aceh cukup terhambat
( Belum ada Qanun mengenai pariwisata halal; sejak 2019 hanya 2 hotel
yang tersertifikasi halal)
Tantangan
• Aceh memiliki Nilai Tukar Petani Pangan terendah ke-4 se-Indonesia
(BPS, 2017)
• Angka kemiskinan Aceh mencapai 15, 01%, timpang dengan rerata
nasional yang 9,22% (BPJS, Sept 2019)
• Kebergantungan Aceh pada Dana Otsus menunjukkan belum mandirinya
ekonomi Aceh
• Penyerapan Dana Otsus belum transparan dan maksimal
• Aceh merupakan net importer antar daerah
• Berkurangnya target ekspor internasional
Dampak Covid-19
Akhir Kata
Aceh dapat memaksimalkan potensinya sebagai satu-satunya provinsi yang menganut Syariat Islam, seperti
dalam turisme halal atau transaksi dengan negara muslim

Tetapi…

Untuk mencapai poin sukses, harus ada pembenahan besar-besaran, terutama dari birokrasi dan sistem
politik Aceh yang rawan korupsi
Daftar Pustaka
• Bank Indonesia. 2021. Laporan Perekonomian Provinsi Aceh 2021. Banda Aceh : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cabang Aceh.
• Pusat Kebijakan APBN. t. t. Kajian Efektivitas Implementasi Dana Otonomi Khusus. Diakses di
https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/2019/09/17/09450632855111-kajian-efektivitas-implementasi-dana-otonomi-khusus tanggal
3 Juni 2021.
• Undang Undang Republik Indonesa nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
• Undang Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
• Qanun Aceh nomor 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah
• Badan Akuntabilitas Keuangan Negara. 2020. Penelaahan atas Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh. Jakarta : Badan Akuntabilitas
Keuangan Negara
• Saleh, Rahmat, dan Nur Anisah. « Pariwisata Halal di Aceh : Gagasan dan Realita di Lapangan. » Dalam SAHAFA : Journal of Islamic
Communication Vol. 1 No. 2 (Universitas Syiah Kuala, 2019). Hlm. 79 – 92
• Fahriansah. « Transisi Ekonomi Klasik Masyarakat Aceh : (Analisis Kekayaan Taqnin Hukum Ekonomi Syariah. » Dalam Ihtiyadh Vol. 1
No. 2 (IAIN Langsa, 2017). Hlm. 1 – 31
• Rasyid, A. A., dan Budynara. «  Determinan Kesejahteraan Petani Tanaman Pangan di Provinsi Aceh Tahun 2012 – 2017 » Dalam Jurnal
Perspektif Ekonomi Darussalam Vol. 4 No. 2 (STIS Jakarta Timur, 2018). Hlm 178 - 198

Anda mungkin juga menyukai