Anda di halaman 1dari 13

Journal Reading

Prevention of thrombotic risk in hospitalized


patients with COVID-19 and hemostasis
monitoring

Ricky Raditia Sulistiono


Ilmu Penyakit Dalam (Stase Kardiologi)

Pembimbing: dr.
LATAR BELAKANG
• Covid19 adalah infeksi yang disebabkan oleh virus korona SARS-CoV-2
• Gejala Covid19 bisa bermanifetasi menjadi gejala ringan dan berat
• Bentuk penyakit yang berat dihubungkan dengan reaksi inflamasi
ekstrem yang terkait dengan "badai sitokin", dengan keterlibatan paru
yang dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
yang memerlukan penatalaksanaan di ruang ICU
• Patofisiologi infeksi SARS-Cov2 masih kurang jelas, tetapi inflamasi
mayor dan hipoksemia yang berhubungan dengan keadaan
protrombotik adalah gambaran signifikan dari bentuk penyakit yang
berat.
LATAR BELAKANG
• Penelitian-penelitian sebelumnya:
Kohort Cina, Italia, Amerika Utara, dan Prancis  melaporkan bahwa
derajat berat lebih sering mengenai pasien tua dengan komorbiditas
(hipertensi, diabetes, kardiovaskular atau patologi paru), dengan
mortalitas tinggi pada mereka yang dirawat di ICU .
Sebuah penelitian di Perancis hampir setengah dari pasien yang
dirawat di ICU mengalami obesitas (dengan IMT > 30 kg/m2) dan
seringkali membutuhkan ventilasi mekanis [8].
LATAR BELAKANG
laporan dari Italia, Prancis, dan Swiss telah mengamati komplikasi
tromboemboli vena yang sering terjadi pada COVID-19 dengan risiko
yang sangat tinggi pada pasien yang membutuhkan perawatan di ICU
dan/atau dengan obesitas, dan sumbatan kateter yang menetap, filter
dialisis, oksigenator ECMO, dan kejadian trombotik arteri termasuk
iskemia akut atau stroke
LATAR BELAKANG
• Dasar pembuatan proposal:
Tidak ada penelitian yang secara resmi mendokumentasikan
peningkatan risiko trombotik pada COVID-19 dibandingkan dengan
infeksi berat lainnya, juga tidak menunjukkan bahwa risiko ini
dikaitkan dengan prognosis yang buruk
LMWH adalah terapi pilihan pada pasien dengan infeksi berat,
strategi pemberian dosis saat ini mungkin tidak adekuat pada pasien
dengan peningkatan respon inflamasi serta obesitas dan sakit kritis di
ICU
• Dalam konteks ini, mengingat kurangnya data yang tersedia, Groupe
d'intérêt en Hémostase Périopératoire (GIHP) dan Groupe Français
d'études sur l'Hémostase et la Thrombose (GFHT) telah
mengembangkan pedoman tentang pencegahan trombosis dan
pemantauan hemostasis pada pasien COVID-19 yang dirawat untuk
memberikan dukungan terhadap manajemen klinis.
• Proposal, yang dikembangkan oleh sekelompok besar peninjau,
anggota GIHP dan GFHT, memiliki 4 tujuan dan akan dimodifikasi
sesuai dengan evolusi pengetahuan tentang COVID-19.
DISKUSI
• Menentukan tingkat risiko trombotik menurut tingkat keparahan penyakit,
yaitu ada atau tidaknya hipoksemia dan IMT
• Profilaksis antitrombotik tidak diperlukan dalam kasus risiko rendah, tetapi
diperlukan pada semua pasien yang dirawat di rumah sakit dan mengalami
imobilitas, seperti untuk infeksi akut yang berat
• Dalam bentuk yang lebih ringan dan jika IMT <30 kg/m2 (risiko menengah),
sesuai dengan pedoman terbaru, direkomendasikan untuk meresepkan
fondaparinux atau LMWH dengan dosis standar (mis., Enoxaparin 4000
IU/24 jam SK).
• Tetapi pada pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2), dengan risiko trombotik lebih
tinggi, kami menyarankan peningkatan dosis LMWH
• Pada pasien ICU, risiko trombotik seringkali tinggi, terutama dalam
kasus sepsis dan profilaksis pada dosis biasa mungkin tidak efektif,
dan lebih penting dalam kasus obesitas
• Mengusulkan untuk memantau waktu protrombin, APTT, fibrinogen,
dan D-dimer setidaknya setiap 48 jam, pada pasien yang diberikan
UFH dengan pemantauan jumlah trombosit dan aktivitas anti-Xa
(pada dosis kuratif dan/atau kasus gagal ginjal). Pemantauan rutin
hemostasis ini sangat penting pada semua pasien COVID-19 yang
dirawat
• Aktivitas Anti-Xa, harus diukur pada pasien yang menerima
peningkatan dosis LMWH, tetapi hanya dimaksudkan untuk mengatasi
overdosis
• Diusulkan untuk mempertahankan aktivitas anti-Xa antara 0,3 dan 0,5
IU/ml selama peningkatan dosis terapi profilaksis dan antara 0,5 dan
0,7 IU/ml selama pengobatan terapeutik
KESIMPULAN
• COVID-19 merupakan penyakit dengan risiko trombotik tinggi, dan
terapi heparin dengan dosis LMWH atau UFH yang disesuaikan
dengan tingkat risiko diperlukan pada semua pasien rawat inap,
terutama pada pasien obesitas dan sakit kritis.
• Pemantauan biologis secara teratur sangat penting untuk
mengoptimalkan manajemen dan pengobatan antikoagulan, dan
penting untuk memperkuat kolaborasi dan komunikasi antara ICU dan
laboratorium hematologi.
MOHON ARAHAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai