Anda di halaman 1dari 30

PENDAHULUAN

• Penderita kanker paru paling banyak pada usia produktif,


cenderung meningkat pada usia lebih muda dan perempuan.
• Di Rumah Sakit Persahatan (2004): total kasus keganasan
rongga toraks 448. Dari jumlah itu, 27,4 % perempuan, 16,5 %
usia < 40 th, dan 33,7 % > 60 th. Perokok menempati presentasi
tertinggi: 63,7 persen.
• The American Cancer Society mengestimasi 213,380 kasus baru
kanker paru di USA dan 160,390 akan meninggal pada tahun
2007 2007
• Kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam
kelompok kanker, baik pria maupun wanita. Setiap tahun,
terdapat lebih 1,3 juta kasus kanker paru dan bronki baru di
seluruh dunia yang menyebabkan kira-kira 1,1 juta kematian
tiap tahun (WHO).
• Kanker paru dilaporkan sebagai jenis kanker penyebab kematian
terbesar dalam kelompok penyakit kanker di dunia.
• Sembilan dari 10 kasus kanker paru terjadi pada mereka yang
merokok
DEFINISI
• Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkendali dalam jaringan paru.
• Sel itu dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen
lingkungan, terutama asap rokok. Sel yang tidak
terkendali ini akhirnya menyebar dan tumbuh di
organ luar paru.
• Kanker paru yang tumbuh di paru disebut tumor
paru primer dan yang tumbuh di organ lain disebut
metastasis (Elisna, FKUI).
ETIOLOGI
• Merokok (karsinogen: vinyl chloride, benzo (a) pyrenes, nitroso-nor-
nicotine)
• Merokok pasif
• Defisiensi Enzima OGG-1  fungsi memperbaiki kerusakan DNA
oleh rokok
• Asbes
• Gas radon dari uranium
• Faktor familial
• Penyakit paru
• Riwayat kanker paru sebelumnya
• Polusi udara
• Radikal bebas
• Dsb.
PATOGENESIS dari KARSINOGENESIS Ca.
Paru
• Perubahan Genetik
Perubahan ireversibel, mutasi genetik
mutasi sintesis protein sel bersifat letal,
mutasi epigenetik mutasi metabolisme
sel yang menyebabkan gen pengendalian
pembelahan tidak aktif.
 Perubahan pada kromosom, DNA sel
bisa rangkap 2 atau bahkan 4 (empat)
 Pembelahan sel tua mirip sel kanker
PATOGENESIS dari KARSINOGENESIS

• Feedback Deletion
– Semua sel memiliki potensi genetik untuk berubah
menjadi kanker tapi terhambat. Pada saat feedback
control pada pembelahan sel hilang keganasan.
Hilangnya deedback control krn stimulus zat
karsinogen. Karsinogen merusak enzim feedback tsb.

• Teori Multi Faktor


– Keganasan muncul akibat dr beberapa faktor.
Bisa karena genetik+virus+hormon
TIPE
Kanker paru terdiri atas dua kelompok:
1. Karsinoma sel kecil (small cell lung cancer/SCLC) 
20%. Kanker paru jenis ini sangat ganas dan cepat
menyebar, namun dengan radioterapi (penyinaran) dan
kemoterapi cepat hilang. 99% rokok 1% non rokok
2. Non small cell lung cancer (NSCLC) yang terdiri atas
karsinoma sel skuamosa, adeno karsinoma, karsinoma sel
besar, gabungan (mixture)  80%. Terapi untuk kelompok
kedua (NSCLC) tergantung pada stadiumnya. Pada
stadium satu dan dua, upaya penyembuhan dilakukan
dengan operasi. Stadium tiga dengan radioterapi, dan
stadium empat dengan kemoterapi.
3. Tipe lain: Bronchial carcinoids 5%
TANDA & GEJALA
• Tanpa gejala (25%), pd pt kanker paru deteksi dini dgn
chest x-ray or CT scan terdapat massa kecil yg soliter (coin
lesion).
• Gejala yg berhubungan dgn kanker: Pernapasan (cough,
shortness of breath, wheezing, chest pain, and coughing up
blood (hemoptysis). Jika mengenai saraf  nyeri bahu
menyebar ke lengan (Pancoast's Syndrome) atau paralisis.
Pd esophagus (sulit menelan (dysphagia)). Jika jalan napas
obstruksi, kolap pada satu bagian paru dpt terjadi &
menyebabkan infeksi (abscesses, pneumonia) pd area
obstruksi.
• Gejala berhubungan dgn metastasis: Ke tulang (nyeri
tulang), ke otak (gejala neurologis: blurred vision,
headaches, seizures, or symptoms of stroke such as
weakness or loss of sensation in parts of the body).
Cont’ tanda & gejala

• Gejala sindroma paraneoplastik : Sbg hasil dari


produksi hormon dari sel kanker. Sering terjadi pada tipe
SCLC. Pada paraneoplastic syndrome yg berhubungan
dgn SCLC dihasilkan hormon adrenocorticotrophic
hormone (ACTH) oleh sel kanker, menyebabkan
oversekresi hormon cortisol oleh kel. adrenal (
Cushing's syndrome). Paling sering terjadi pada tipe
NSCLC dimana sel kanker menghasilkan hormon spt
parathyroid hormone menyebabkan peningkatan kalsium
dlm darah.
• Gejala non spesifik: weight loss, weakness, and fatigue.
Gejala psikologi: depresi dan perubahan mood.
DIAGNOSIS KANKER
• The history and physical examination
• The chest x-ray
• CT (computerized axial tomography scan, or CAT scan) scans
• A technique called a low-dose helical CT scan (or spiral CT scan)
• Magnetic resonance imaging (MRI)
• Positron emission tomography (PET)
• Bone scans
• Sputum cytology
• Needle biopsy: Fine needle aspiration (FNA)
• Thoracentesis  cairan pleura
• Major surgical procedures: mediastinoscopy, thoracotomy
• Blood tests: Ex: Peningkatan calcium pd metastasis kanker ke
tulang. Peningkatan enzim dari sel liver:
aspartate aminotransferase (AST or SGOT) and alanine
aminotransferase (ALT or SGPT pd metastasis ke hati, dsb.
STAGING
• NSCLC terbagi menjadi stadium I - IV :
1. Stadium I, kanker berada di dalam paru.
2. Stadium II dan III, kanker menyebar di rongga dada
(dgn bentuk lebioh besar dan lebin invasif diklasifikasikan
stadium III).
3. Stadium IV kanker menyebar dari paru ke organ lain.
• SCLC terbagi menjadi 2:
1. Stadium terbatas, kanker berada di paru dan rongga dada.
2. Stadium luas, kanker menyebar dari paru ke organ lain.
THERAPI
• Pembedahan (Operasi)
• Radiaoterapi (radiasi)
• Kemoterapi (Obat sitostatik)
• Brain prophylactic radiation
• Treatment of recurrence  pd kanker yg sdh diterapi
• Targeted therapy: merupakan kemoterapi standar dgn obat spt
erlotinib (Tarceva) pd psien NSCLC yang berespon lama
terhadap kemoterapi dan lebih spesifik terhadap target sel
kanker, sehingga kerusakan sel normal minimal. Erlotinib targets
disebut sbg epidermal growth factor receptor (EGFR). Jenis lain
antara lain antiangiogenesis drugs bevacizumab (Avastin) utk
memblock perkembangan pembuluh darah dalam tumor.
• Photodynamic therapy (PDT): spt porphyrin & a naturally
occurring substance in the body  toksin
• Experimental therapies: dikenal dgn immunotehrapi.
PROGNOSIS

• Prognosis pasien kanker paru tergantung


pada lokalisasi dan ukuran tumor, gejala
yang timbul, tipe kanker paru dan status
kesehatan menyeluruh dari pasien.
• Secara umum prognosis pasien kanker lebih
buruk dibandingkan dengan kanker-kanker
yang lain.
PREVENTIF
• Stop merokok.
• Hindari beberapa produk spt: nicotine gum,
nicotine sprays atau nicotine inhalers.
• Minimalisir paparan terhadap asap rokok
(merokok pasif)
• Hindari faktor resiko spt polusi udara, asbes, dsb.
• Gunakan “home radon test kit” yang dapat
mengidentifikasi dan mengkoreksi peningkatan
kadar radon.
• Early detection of cancers dgn “the helical low-
dose CT scan”
PENGKAJIAN
• Riwayat kesehatan
- Riwayat batuk-batuk yang lama
- Riwayat hemoptisis
- Riwayat nyeri dada dan sesak napas
- Riwayat merokok dan faktor resiko kanker yang lain
- Riwayat kanker sebelumnya, perawatan & pengobatan
- Riwayat keluarga dengan kanker
- Riwayat penyakit paru
- Riwayat penyakit kronis
- Riwayat lingkungan rumah dan kerja
- Riwayat keluhan dan sakit yang sekarang diderita
• Pemeriksaan fisik
- Pernapasan: batuk, dispnea, wheezing, ronchi, nyeri
dada, hemoptesis, sianosis, retraksi dada, taktil fremitus
melemah, perkusi redup (massa/efusi pleura),
suara napas melemah, ekspansi melemah, perubahan
postur, penggunaan otot pernapasan.
- Persyarafan: nyeri bahu menyebar ke lengan (Pancoast's
Syndrome) atau paralisis.
- Pencernaan: Pd esophagus (sulit menelan (dysphagia)).
- Gejala berhubungan dgn metastasis: Ke tulang (nyeri
tulang), ke otak (gejala neurologis: blurred vision,
headaches, seizures, or symptoms of stroke such as
weakness or loss of sensation in parts of the body), dsb.
- Gejala sindroma paraneoplastik
- Gejala non spesifik: weight loss, weakness, and fatigue.
- Gejala psikologi: depresi dan perubahan mood.
• Pemeriksaan penunjang
- CT scan
- X-Ray
- MRI
- Bronkoskopi
- Sitologi
- Patologi anatomi
- Laboratorium
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Pola napas tidak efektif b.d kerusakan jaringan parenkim
paru, massa tumor, akumulasi cairan dlm kavum
intrapleural
• Jalan napas tidak efektif b.d akumulasi sekret, edema
bronkus, masssa yang menekan dan bronkospasme
• Gangguan pertukaran gas b.d menurunnya asupan oksigen
ke paru
• Gangguan aktivitas (ADL) b.d kelemahan dan tirah baring
• Kecemasan b.d takut kematian, tindakan terapi(operasi,
kemo dan radioterapi)
• Gangguan citra diri b.d perubahan warna kulit dan
kerontokan rambut akibat therapi
• Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual dan muntah
sebagai efek kemotherapi
• Dsb
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji frekwensi, kedalaman dan kualitas pernapasan
2. Auskultasi dada tiap 2-4 jam
3. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda
komplikasi
4. Monitor AGD bila diperlukan
5. Pertahankan tirah baring
6. Bantu posisi pasien mengambil posisi nyaman
7. Pantau tanda-tanda vital tiap 4 jam
8. Kolaborasi thoraksintesis / WSD / pleurodesis
9. Perawatan pasca thoraksintesis / WSD / pleurodesis
9. Kolaborasi obat sesuai pesanan (kemoterapi, radioterapi,
operasi)
10. Perawatan pra, intra dan post operasi, kemo dan
radioterapi
11. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan
12. Latihan berbalik, batuk dan napas sesuai kebutuhan
13. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
14. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi
15. Perawatan terhadap gangguan psikologis dan sosial: spt
aktifkan support system, empati, motivasi, fight vs
kanker, relaksasi, sosialisasi dengan pasien lain, terapi
kelompok, dsb.
16. HE: Stop merokok dan hindari faktor resiko
17. Perawatan terhadap komplikasi lanjut kanker paru

Anda mungkin juga menyukai