Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH

DALAM PEMBANGUNAN KOPERASI


DI INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:


ENDANG SAMOSIR
CHRISTINA SIMBOLON
S A R D O A R VA N W I N A L D O
R U T M A R I N A PA S A R I B U
PEMBANGUNAN KOPERASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah menunjukkan berbagai keberhasilan yang
sangat berarti, baik ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota koperasi, maupun nilai usaha koperasi. Koperasi juga
telah terlihat berperan aktif dalam kegiatan ekonomi rakyat dan sekaligus mulai dapat meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya. Keadaan tersebut tercermin, antara lain dari peningkatan jumlah dan ragam koperasi, jumlah dan ragam
dalam bidang koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah modal usaha, serta jumlah nilai usaha koperasi.
Sesuai dengan tahapan pembangunan nasional dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama, peranan pemerintah dalam
pembangunan koperasi pada masa itu masih besar, terutama ada kegiatan yang bersifat perintis dan kegiatan perekonomian
lainnya yang belum sepenuhnya mampu dilaksanakan sendiri oleh gerakan koperasi.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang ditandai oleh kemajuan yang pesat di berbagai sektor di luar
sektor pertanian, bidang usaha koperasi juga turut berkembang. Dewasa ini, lingkup bidang usaha koperasi mencakup baik
usaha pertanian maupun usaha non-pertanian, seperti industri pangan, penyaluran pupuk, pemasaran kopra, pemasaran
cengkeh, pemasaran susu, pemasaran hasil perikanan, petemakan, pertambangan rakyat, kerajinan rakyat, penyaluran
BBM, penyaluran semen, usaha pakaian jadi, usaha industri logam dan tambang rakyat, pemasaran jasa telekomunikasi,
pemasaran jasa kelistrikan pedesaan, penyaluran kredit candak kulak (KCK), penyaluran kredit tebu rakyat intensifikasi
(TRI) dan lain sebagainya.
Modal penting lainnya dalam pengembangan koperasi pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang memberikan landasan hukum yang kuat bagi pembangunan koperasi
yang selaras dengan pembangunan di sektor-sektor lainnya dalam upaya membangun koperasi yang maju dan mandiri
TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG DALAM PEMBANGUNAN KOPERASI

Tantangan dalam Pembangunan Koperasi


Meskipun banyak hasil yang telah dicapai dalam pembangunan koperasi selama Pembangunan Jangka Panjang Pertama,
masih banyak pula masalah yang belum terselesaikan, yang harus dilanjutkan dan ditingkatkan penanganannya dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua, sebagai tantangan untuk mewujudkan cita-cita perkoperasian seperti yang
diamanat-kan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Hingga saat ini, karena berbagai alasan ekonomi dan nonekonomi,
koperasi pada umumnya belum dapat melaksanakan sepenuhnya prinsip koperasi sebagaimana yang telah dicita-citakan,
sehingga koperasi sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat belum dapat mengembangkan sepenuhnya potensi
dan kemampuannya dalam memajukan perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
tantangan dalam pembangunan koperasi adalah mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang sehat, kuat, maju,
mandiri, dan memiliki daya saing sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang berujung pada
meningkatnya perekonomian nasional. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi, baik sebagai soko guru
perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral dari tatanan perekonomian nasional, peran koperasi sangat penting
dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat.
Namun dalam kenyataannya, koperasi masih menghadapi beberapa hambatan struktural dan sistem untuk dapat berfungsi
dan berperan sebagaimana yang diharapkan, antara lain dalam memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional. Dengan demikian, yang menjadi tantangan adalah mewujudkan koperasi, baik
sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat agar mampu berperan secara nyata dalam kegiatan ekonomi
rakyat.
Kendala dalam Pembangunan Koperasi
Adapun kendala-kendala dalam pembangunan koperasi, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia koperasi yang pada umumnya belum memadai.
b. Lemahnya struktur permodalan koperasi dan terbatasnya akses koperasi ke sumber permodalan dari luar.
c. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi, yang berpengaruh pada rendahnya
kemampuan koperasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahanya sehingga menyebabkan pula terbatasnya
daya saing koperasi.
d. Mekanisme kelembagaan dan sistem koperasi yang belum berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleb kurangnya
kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya serta belum berfungsinya mekanisme kerja antar pengurus dan antar
pengurus dengan pengelola koperasi secara menyeluruh.
e. Masih kurangnya kepercayaan dalam bekerja sama bagi terwujudnya jaringan usaha antara koperasi dengan pelaku
ekonomi lainnya.
f. Kurang memadainya sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tertentu, terutama kelembagaan keuangan baik bank
maupun bukan bank, produksi dan pemasaran, khususnya di daerah tertinggal.
g. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan koperasi antarsektor dan
antardaerah.
h. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi, serta kurangnya kepedulian dan kepercayaan
masyarakat terhadap koperasi, yang tercermin pada masih rendahnya peran serta dan dukungan masyarakat dalam
pembangunan koperasi.
Peluang dalam Pembangunan Koperasi
• Koperasi primer yang berskala kecil diharapkan berhimpun dalam koperasi sekunder secara lebih mantap,
sehingga lebih terkonsolidasi menjadi kekuatan ekonomi yang besar dan tangguh serta mampu
memanfaatkan peluang keterbukaan perekonomian Indonesia terhadap perekonomian dunia. Selain itu,
terdapat juga berbagai peluang lainnya dalam pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima
Tahun Keenam, di antaranya adalah kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya
tuntutan masyarakat untuk lebih banyak membangun koperasi dalam rangka mewujudkan perekonomian
yang sehat yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
• Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai hasil pembangunan yang berkelanjutan akan
menciptakan peluang bagi berkembangnya usaha koperasi di masa depan. Sementara itu, makin
terbukanya perekonomian dunia turut pula menciptakan berbagai peluang baru bagi koperasi, diantaranya
adalah makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi koperasi Indonesia serta makin
terbukanya kesempatan kerja sama internasional antargerakan koperasi di berbagai bidang.
ARAHAN, SASARAN, DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN KOPERASI

Arahan Pembangunan Koperasi


• Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin memiliki
kemampuan menjadi badan usaha yang efisien serta menjadi gerakan rakyat yang tangguh dan berakar
dalam masyarakat agar mampu memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Pembangunan koperasi
juga diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang didukung oleh jiwa dan semangat yang tinggi
dalam mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
• Fungsi dan peran koperasi juga menjadi tanggung jawab lembaga gerakan koperasi sebagai wadah
perjuangan kepentingan dan pembawa aspirasi gerakan koperasi yang bekerja sama dengan pemerintah
sebagai pembina dan pelindungnya. Pengembangan koperasi didukung melalui pemberian kesempatan
berusaha yang seluas-luasnya di segala sektor kegiatan ekonomi, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri dengan menciptakan iklim usaha yang mendukung kemudahan memperoleh permodalan. Untuk
mengembangkan dan melindungi usaha rakyat yang diselenggarakan dalam wadah koperasi demi
kepentingan rakyat, dapat ditetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh
koperasi
• Potensi koperasi untuk tumbuh menjadi usaha skala besar terus ditingkatkan, antara lain melalui perluasan
jaringan usaha koperasi, pemilikan saham, serta keterkaitan usaha dengan usaha hulu dan usaha hilir, baik
dalam usaha negara maupun usaha swasta.
Sasaran Pembangunan Koperasi
• Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang
Kedua adalah terwujudnya koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat,
tangguh, kuat dan mandiri serta sebagai soko guru perekonomian nasional yang merupakan wadah untuk menggalang
kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan perekonomian nasional, sehingga mampu berperan utama dalam
meningkatkan kondisi ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
• Pemerintah kemudian menetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima
Tahun Keenam, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia koperasi yang berdampak pada makin meningkatnya kemampuan
organisasi dan manajemen koperasi.
b. Makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi tepat guna.
c. Makin kukuhnya struktur permodalan dan jaringan usaha koperasi secara horizontal dan vertikal.
d. Makin berfungsi dan berperannya lembaga gerakan koperasi.
Continue…

Sasaran pengembangan koperasi di pedesaan, diantaranya adalah sebagai berikut.


a. Makin berkembangnya koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa yang mampu memberikan kesempatan dan
menumbuhkan prakarsa masyarakat pedesaan untuk meningkatkan usaha yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan
sekaligus mampu memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
b. Makin menyebarnya Koperasi Unit Desa yang mandiri di seluruh pelosok tanah air.
c. Makin meningkatnya kualitas Koperasi Unit Desa mandiri yang ada.
d. Makin meningkatnya kemampuan usaha dan peran koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa untuk mendorong
berkembangnya agribisnis, agroindustri, industri pedesaan, jasa keuangan, dan jasa lainnya termasuk penyediaan
kebuluhan pokok.
e. Makin berkembangnya koperasi sekunder yang menangani komoditas tertentu, terutama yang mempunyai nilai
komersial tinggi untuk pasar dalam dan luar negeri sesuai dengan potensi masyarakat setempat.
f. Makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa kepada para anggotanya
dan masyarakat di daerah tertinggal, terisolasi, terpencil di perbatasan dan permukiman transmigrasi.
g. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha dengan badan usaha lainnya.
Continue…

Selanjutnya, yang menjadi sasaran pengembangan koperasi di perkotaan, diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Makin berkembangnya koperasi berbasis konsumen yang mampu melayani kebutuhan pokok para
anggota dan masyarakat di daerah permukiman rakyat.
b. Makin berkembangnya koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri, dan koperasi di lingkungan TNI atau
Polri.
c. Makin berkembangnya koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam koperasi dan koperasi jasa
keuangan lainnya.
d. Makin berkembangnya koperasi jasa di berbagai bidang.
e. Makin meningkatnya kualitas pelayanan koperasi kepada anggota dan masyarakat di daerah perkotaan
yang tertinggal.
f. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha dengan badan usaha
lainnya.
Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi
Secara khusus, kebijaksanaan pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam adalah
meningkatkan akses dan pangsa pasar yang dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan keterkaitan usaha, kesempatan usaha dan kepastian usaha, memperluas akses terhadap informasi usaha,
mengadakan pencadangan usaha, membantu penyediaan sarana dan prasarana usaha yang memadai, serta
menyederhanakan perizinan.
b. Memperluas akses terhadap sumber permodalan, memperkukuh struktur permodalan dan meningkatkan kemampuan
pemanfaatan modal koperasi, antara lain dengan meningkatkan jumlah pagu dan jenis pinjaman untuk koperasi,
mendorong pemupukan dana internal koperasi, menciptakan berbagai kemudahan untuk memperoleh pembiayaan dan
jaminan pembiayaan, mengembangkan sistem perkreditan yang mendukung dan sesuai dengan kepentingan koperasi pada
khususnya dan perekonomian rakyat pada umumnya, mengembangkan sistem pembiayaan termasuk lembaga pengelola
yang sesuai untuk itu, dalam rangka menyebarkan dan mendayagunakan sumber dana yang tersedia bagi koperasi dan
gerakan koperasi.
c. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen, antara lain dengan meningkatkan kemampuan kewirausahaan
dan profesionalisme para anggota, pengurus, pengawas dan karyawan koperasi.
d. Mendorong koperasi agar benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi, mendorong proses
pengembangan karier karyawan koperasi, mendorong terwujudnya tertib organisasi dan tata hubungan kerja yang efektif,
mendorong berfungsinya perangkat organisasi koperasi, meningkatkan partisipasi anggota, mendorong terwujudnya
keterkaitan antar koperasi, baik secara vertikal maupun horizontal dalam bidang informasi, usaha dan manajemen.
Continue…

e. Meningkatkan kemampuan memperjuangkan kepentingan dan membawa aspirasi koperasi dan


meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai dan semangat koperasi melalui peningkatan pendidikan,
pelatihan dan penyuluhan perkoperasian, baik bagi anggota koperasi, pengelola koperasi maupun
masyarakat.
f. Meningkatkan akses terhadap teknologi dan lainnya dengan meningkatkan kegiatan penelitian dan
pengembangan, pemanfaatan hasil penelitian atau pengkajian lembaga lain, meningkatkan kegiatan alih
teknologi, memberikan kemudahan untuk modernisasi peralatan, serta mengembangkan dan melindungi
teknologi yang telah dikuasai oleh anggota koperasi secara turun-temurun.
g. Mengembangkan kemitraan, antara lain dengan mengembangkan kerja sama antar koperasi, baik secara
horizontal, vertikal maupun kerja sama internasional; mendorong koperasi sekunder agar lebih mampu
mengonsolidasi dan memperkukuh jaringan keterkaitan dengan koperasi primer serta mendorong kemitraan
usaha dengan badan usaha lainnya, baik dengan bentuk dagang, subkontrak, usaha patungan maupun bentuk
kemitraan lainnya, yang dilandasi oleh prinsip yang saling membutuhkan, saling menunjang, dan saling
menguntungkan.
TERIMAKASIH
KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai