Sejarah Kemunculan HAM terkait dengan dua fakta: 1. Tuntutan realisasi bermacam2 nilai kesejahteraan. 2. Tuntutan2 tsb sering dikecewakan oleh negara eksploitasi, penindasan, penganiayaan, dll. HAM barulah tumbuh dan berkembang ketika tengah diperjuangkan melawan kekuasaan Negara. Hakekat HAM : o Merupakan hak yang melekat pada manusia karena kodratnya sebagai manusia. o supaya setiap orang berkembang dan mencapai kesempurnaan sebagai manusia. o Terdapat tiga pandangan: 1. natural rights theory. 2. cultural relativist theory. 3. positivist theory. Perkembangan konsep ttg HAM: Generasi pertama terdiri dari hak-hak sipil dan politik. Generasi kedua terdiri dari hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. Generasi ketiga terdiri dari hak atas pembangunan (development). Generasi keempat konsep HAM yang dilihat dalam perspektif yang bersifat horisontal. HAM bersifat: o inheren (secara kodrati melekat pada diri manusia); o universal (berlaku untuk semua tanpa diskriminasi); o inalienable (tidak dapat diingkari/dikurangi); o indivisible (tidak dapat dibagi); o interdependent (saling tergantung) Hak ini sifatnya juga sangat mendasar; dan o Fundamental (pelaksanaannya mutlak diperlukan). HAM tidak dapat dicabut. Perwujudan HAM menjadi kewajiban dan tanggungjawab negara (pemerintah). Bagaimana kewajiban Negara dilaksanakan? o Hak2 sipil dan politik lebih menghendaki absensi Negara. o artikel 2 ICCPR: Kewajiban Negara adalah mengambil langkah2 yg diperlukan sesuai proses2 konstitusionalnya dan dg ketentuan dalam ICCPR, wajib mengambil tindakan perundang2an yg diperlukan untuk memberlakukan hak2 sipil dan politik. o Hak2 sosial, ekonomi, dan budaya menghendaki presensi Negara. o Artikel 2 ICESCR: Setiap Negara peserta kovenan baik sendiri2 maupun secara bekerjasama, secara internasional mengambil langkah2 semaksimal mungkin menurut sumber daya yg tersedia dg maksud semakin meningkatkan pencapaian realisasi sepenuhnya dari hak2 yg diatur dlm ICESCR. Pd prinsipnya HAM tdk boleh dibatasi dalam pelaksanaannya. o Pembatasan (derogable) hanya dimungkinkan dilakukan melalui UU dan hanya demi ketertiban umum/kepentingan umum, kesusilaan, dan moralitas o Thd jenis hak2 tertentu sama sekali tdk dpt dilakukan pembatasan (non derogable rights), yaitu: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran, dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, hak untuk tidak dituntut hukum yang berlaku surut. Instrumen2 HAM internasional : a. Universal Declaration on Human Rights (UDHR)/Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia; b. International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR)/Kovenan Internasional hak-hak Sipil dan Politik; c. International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (ICESCR)/Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya; d. Genocide Convention/Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida; e. Racial Discrimination Convention/Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial; f. Convention on The Elimination of Discrimination Against Women/Konvensi tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan; g. Convention on the Rights of the Child/Konvensi tentang Hak-hak Anak; h. Convention Against Torture/Konvensi melawan Penyiksaan dan Perlakuan Kejam Lain, Tidak Manusiawi atau Hukuman yang Menghinakan; i. International Convention against Apartheid in Sports/ Konvensi internasional melawan Diskriminasi Apartheid dalam Olah Raga. j. dan sebagainya. HAM DI INDONESIA A. Sejarah Perbincangan HAM di Indonesia Dimulai jauh sebelum proses penyusunan konstitusi (UUD 1945. (sejarah R.A. Kartini). Perumusan UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, pada sidang2 Konstituante (1956-1959) dan pada masa Orba menjelang Sidang MPRS 1968. Era reformasi, tertuang dalam Pasal 28A ayat (1) sampai dengan Pasal 28J. B. Sifat dan Hakekat HAM Indonesia Tdk dpt dilepaskan dari Pancasila sbg dasar negara. Posisi individu tdk dpt dilepaskan dari individu lain & masy. sbg satu kesatuan sosial. Subyek hukum HAM bukanlah hanya individu, tp juga masy sbg kolektivitas. Hak & kebebasan yg dimiliki oleh individu selalu hrs diimbangi dg kwjbn yg harus ditunaikan thdp orang lain & masy. HAM tdk dpt dipisahkan dari kewajiban. C. Pengaturan HAM di Indonesia Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945; Instrumen HAM internasional yg telah diratifikasi; KUHP dan KUHAP; UU No. 39 Th. 1999 ttg HAM; UU No. 26 Th 2000 ttg Pengadilan HAM; Keppres No. 50 Th.1993 ttg Komnas HAM; Berbagai UU sektoral terkait. UU No. 39 Th. 1999 ttg. HAM: HAM adl: “Seperangkat hak yg melekat pd hakikat & keberadaan manusia sbg mahluk Tuhan YME & mrpk anugerahNya yg wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, & setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat & martabat manusia.” (Pasal 1 butir 1). UU No. 39 Th. 1999 ttg. HAM: Dicantumkan 11 kelompok hak : a. hak untuk hidup; b. hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan; c. hak mengembangkan diri; d. hak memperoleh keadilan; e. hak atas kebebasan pribadi; f. hak atas rasa aman; g. hak atas kesejahteraan; h. hak turut serta dalam pemerintahan; i. hak-hak wanita; j. hak-hak anak.. UU No. 39 Th. 1999 ttg. HAM: Pasal 69 ayat (2): “Setiap hak asasi manusia seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi orang lain secara bertimbal balik, serta …”. Pasal 67, Pasal 69 ayat (1), dan Pasal 70: Pelaksanaan HAM setiap orang akan selalu dibatasi oleh berbagai kewajiban untuk mematuhi peraturan perundang-undangan, hukum tidak tertulis, hukum internasional tentang HAM yang telah diratifikasi Indonesia, hak asasi manusia orang lain, moral, etika, keamanan dan ketertiban umum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. C. Penghormatan, Pemajuan, Pemenuhan, dan Perlindungan HAM di Indonesia Era Reformasi: penghormatan dan perlindungan HAM mengalami kemajuan: 1. diamandemennya UUD 1945 dg merumuskan ketentuan mengenai HAM lebih rinci & lengkap dlm Bab XA. 2. dibentuk berbagai PUU sbg dasar hk. Perlind. HAM; 3. Pembentukan kelembagaan yg mendorong peningkatan penghormatan, pemajuan, pemenuhan, dan perlindungan HAM; 4. Peratifikasian instrumen2 HAM internasional; 5. Mengadili para pelanggar HAM; 6. Perumusan kebijakan nasional HAM melalui Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM). Pasal 71 UU HAM: Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakan, dan memajukan HAM. Menghormati (to respect): negara tidak boleh mencampuri hak- hak warga, termasuk hak untuk mewujudkan HAM mereka. Memenuhi (to fulfill): negara wajib mengambil tindakan untuk mewujudkan HAM setiap warga, Melindungi (to protect): negara wajib mencegah pelanggaran HAM. Pasal 72 UU HAM: Kwjbn. tsb. diwujudkan dg mengambil langkah2 implementasi yg efektif dlm bid.hk. Pol. Ek. Sos. Bud. Hankam dan bidang2 lainnya. UUD Negara RI Tahun 1945: Pasal 28J ayat (1): “ Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain dlm tertib khdpn bermasy. berbgs dan berneg.” Pasal 28J ayat (2) juga ditegaskan: “Dlm menjalankan hak dan kwjbnya, setiap orang wajib tunduk kpd pembatasan yg ditetapkan dg UU semata2 utk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak & kebebasan orang lain & untuk memenuhi tuntutan yg adil sesuai dg pertimbangan moral, nilai2 agama, keamanan dan ketertiban umum dlm. suatu masyarakat demokratis”. Pasal 73 UU HAM: Pembatasan thd. HAM hrs. memenuhi persyaratan berikut: a. dilakukan/didasarkan melalui UU; dan b. semata2 utk. menjamin pengakuan dan penghormatan thd.HAM serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa. Pasal 28 I ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945 dan Pasal 4 UU HAM: Ada beberapa jenis HAM yg sama sekali tdk diperbolehkan untuk dibatasi, yaitu: a. hak untuk hidup, b. hak untuk tidak disiksa, c. hak kebebasan pribadi, pikiran, dan hati nurani, d. hak beragama, e. hak untuk tidak diperbudak, f. hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, g. hak untuk tidak dituntut hukum yang berlaku surut.