Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

22 Juli 2021

Kebijakan Pembelajaran Dual System-Program Magang,


Kampus Merdeka-Merdeka Belajar

KEPALA PUSAT SDM KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
Landasan Hukum, Kebijakan Nasional dan
Institusional Pengembangan KPT
SIKLUS KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
KAITAN SN DIKTI DENGAN PENGEMBANGAN DAN
PELAKSANAAN KURIKULUM
PENGEMBANGAN KURIKULUM DENGAN PENDEKATAN
OUTCOME BASED EDUCATION (OBE)
TAHAP PERANCANGAN DOKUMEN KURIKULUM
Kurikulum Dual System
Sistem pengelolaan
4 masalah penyebab rendahnya pembelajaran dengan lebih
hasil pembelajaran: banyak praktek dan magang

1. rendahnya keterkaitan dengan


DU/DI (Dunia Usaha dan Dunia
Industri) Peningkatkan keahlihan yang
2. kurang berkembangnya potensi tersertifikasi pada dosen /
dosen karena beban administrasi
Kurikulum pranata laboratorium dan
dosen yang tinggi Dual System melibatkan
3. kurikulum yang kaku dan
terbatasnya kurikulum vokasi sistem
ganda (dual TVET system) Lebih banyak dosen dari
4. keterbatasan pengetahuan dosen DU/DI
tentang praktik-praktik di DU/DI
merupakan Kebijakan untuk melaksanakan
percepatan revitalisasi pendidikan tinggi

Sumber: Rencana Strategis Kemendikbud 2020


https://dikti.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/10/RENSTRA-KEMENDIKBUD-full-version.pdf
Kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di luar kampus asal

Kegiatan
1
Magang LN 1
Magang / praktik
kerja semester di
Fasyankes
2 Proyek di desa

3 Mengajar di sekolah
Bahasa Asing
4 Pertukaran pelajar 12 SKS

5 Penelitian / riset

6 Kegiatan wirausaha Proyek


pembangunan
7 Studi / proyek Kesehatan di
independen desa selama 1
8 Proyek kemanusiaan semester

Catatan:
 Semua kegiatan wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
 Kegiatan yang berada di luar Perguruan Tinggi asal (misalnya magang atau proyek di desa) dapat diambil sebanyak dua semester atau setara dengan 40 sks
Interprofessional Education and Collaborative Practice The
“New IPE” – Interprofessional Practice and Education

Interprofessional education “occurs when two or more professions learn with, about, and from each other to
enable effective collaboration and improve health outcomes.”

Interprofessional, collaborative practice “occurs when multiple health workers and students and residents
from different professional backgrounds provide comprehensive health services by working with patients, their
families, carers (caregivers), and communities to deliver the highest quality of care across settings.”

Adapted from:
The Centre for the Advancement of Interprofessional Education, UK, 1987
World Health Organization, Framework for Action on Interprofessional Education and Collaborative Practice, 2010.
IPE: Proses Pembelajaran Terintegrasi
secara Interdisiplin

Bukan hanya menerapkan Mata Kuliah bersama tetapi yang lebih utama
adalah menanamkan kultur kolaborasi secara Interdisiplin

Membangun sistem yang mendukung kultur kolaborasi mulai dari mahasiswa masuk
sampai dengan mahasiswa lulus melalui berbagai kegiatan integratif dan yg sinergis
antar prodi (kurikulum, sumber belajar, Praktik Klinik/PKL/KKN terpadu,
Pengembangan Program kemahasiswaan Bersama/soft skill) dan program inovatif
lainnya

IPE dapat dilaksanakan dalam setting kelas, laboratorium,


maupun praktik klinis/ komunitas/ lapangan

10
Poltekkes Kemenkes didorong untuk melaksanakan
Program IPE-IPC

Mengelola dan mengatasi Kerjasama dengan lintas Politeknik Kesehatan


permasalahan lingkungan dan sektor, Poltekkes melakukan Kemenkes dapat mendorong
kesehatan dengan asistensi dalam membantu lulusannya untuk bekerja di
memberdayakan masyarakat Program-Program Puskesmas daerah terpencil, perbatasan
dan pendidikan berkelanjutan dan Dinas Kesehatan termasuk dan kepulauan, salah satunya
pada masyarakat dengan promosi dan pendidikan melalui program Nusantara
pendekatan multi disiplin. kesehatan. Sehat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai