Anda di halaman 1dari 7

Sistem Numerasi Babilonia

Bangsa Babilonia merupakan bangsa pertama yang menggunakan simbolisasi bilangan. Simbolisasi yang
digunakan oleh bangsa Babilonia adalah sistem bilangan basis 60 atau sistem bilangan sexagesimal yang
dicampur dengan basis 10.

Di masa sekarang Sexagesimal ini sering kita jumpai dalam bentuk derajat, detik, dan menit di dalam
trigonometri dan pengaturan waktu yang merupakan warisan budaya Babylonia. Dan dari sinilah
diturunkannya penggunaan bilangan 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan 360 derajat
dalam putaran lingkaran penuh.

Sistem bilangan ini sudah mengenal tempat dan sudah mulai dipakai sekitar tahun 2000 SM (Sebelum
Masehi), tetapi masih belum mengenal angka nol. Lantas sekitar abad ke-2 SM bangsa Babilonia baru mulai
mengenal angka nol yang dilambangkan dengan spasi.
Ciri-ciri dan sistem Babilonia :
1.Menggunakan bilangan dasar (basis) 60.
1.Menggunakan nilai tempat (setiap posisi dipisahkan oleh sebuah jarak)
2.Simbol-simbol yang digunakan adalah V dan < (lihat gambar 1.1)
3.Tidak mengenal simbol 0 (nol).

Gambar 1.1
Pada masa itu orang menulis angka-angka dengan sepotong kayu pada tablet yang terbuat dan tanah hat (clay tablets).
Simbol baji “V” digunakan untuk menyatakan 1 dan simbol “<” untuk 10. Kedua simbol tersebut digunakan untuk menyatakan bilangan-bilangan
1 - 59,
yaitu dengan cara menuliskan kedua simbol itu secara berulang.
.

Gambar 1.2
Contoh 1.3 <<<VVVVV berarti 35
Selanjutnya untuk menyatakan 60 dan 1 ditulis dengan symbol yang sama, yaitu “V”.
Beda antara 60 dan 1 ditunjukkan dengan adanya jarak yang agak jauh di antara simbol-
simbol itu.
V <V berarti 1.60+11 = 71
Contoh 1.4
VV VV berarti 2.60+2 = 122

V< <<V berarti 11.60+21 = 681


Sistem Numerasi Mesir

Sistem numerasi ini merupakan salah satu pelopor dan sistem penjumlahan yang tercatat dalam sejarah yakni ± 3000 S.M
(Glenn, John and Litter, Graham dalam A Dictionary of Mathematics, 1984, p.58). Tulisan pada zaman Mesir (± 650 S.M)
ditulis pada papyrus (dari kata papu, yaitu semacam tanaman) atau pada perkamen (kulit kambing).
Simbol-simbol pada system numerasi Mesir dapat diletakkan dengan urutan sembarang,
sehingga untuk menyatakan suatu bilangan yang sama bisa ditulis dengan beberapa cara.
Dengan kata lain, sistem Mesir tidak mengenal nilai tempat (sedangkan dalam sistem yang kita gunakan, 43 nilainya berbeda dengan 34).
Contoh 1.54
43 dapat ditulis sebagai berikut.

Aturan-aturan penulisan sistem numerasi Mesir Kuno sebagai berikut.


•Belum mengenal lambang nol.
•Belum menggunakan sistem nilai tempat (untuk penulisannya bebas).
•Menggunakan sistem aditif, yaitu nilai dari bilangan sama dengan jumlah nilai dari setiap lambang yang digunakan
dan nilai dari lambang yang sama adalah sama meskipun letaknya berbeda.
•Menggunakan sistem pengelompokkan sederhana, yaitu jika lambang-lambang yang digunakan
mempunyai nilai-nilai 1,n,n2 ,n3 ,….dan bersifat aditif. Sistem Mesir Kuno mempunyai nilai-nilai 1,10,102 ,103 ,..dan bersifat aditif.
Sistem Numerasi Yunani
Matematika Yunani dipercaya dimulakan oleh Thales dari Miletus (sekitar 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari
Samos (kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka terkontroversi, mereka mungkin diberi
petunjuk oleh Matematika Mesir dan Babilonia. Yunani mengembangkan sistem numerasinya sendiri. Sistem Yunani
kuno pada mulanya disebut dengan sistem attic, muncul sekitar tahun 600 SM, yakni dilambangkan sederhana, dimana
angka satu sampai empat dilambangkan dengan lambang tongkat, misal: 2 → ll, kemudian berkembang menjadi sistem
ionia (alfabetis) Yunani.
Sistem Attic (Yunani Kuno)
Sistem numerasi ini berkembang sekitar tahun 600 SM. Tulisan ini ditemukan di daerah reruntuhan Yunani yang bernama Attic.
Lambang-lambang dasar dari sistem ini adalah :
Dari lambang-lambang di atas terlihat jelas bahwa bilangan dasarnya adalah 10. Sedangkan untuk lambang untuk bilangan nol belum ada.
Selain lambang-lambang di atas terdapat juga lambang lain yang dipergunakan sebagai “penyingkat”, yaitu “Π” yang berarti lima.
Lambang ini dapat juga digabung dengan lambang-lambang diatas. Dengan demikian, nilainya akan sama dengan lima kali nilai lambang dasar yang tertulis.

Desimal Simbol Yunani angka


1 Ι -
5 Π πέντε
10 Δ δέκα
100 Η ἑκατόν
1000 Χ χίλιοι / χιλιάς
10000 Μ μύριον
•Sistem Ionia (Alfabetis)
Sekitar tahun 450 SM bangsa Ionia dari Yunani telah mengembangkan suatu sistem angka,
yaitu alphabet Yunani sendiri yang terdiri atas 27 huruf. Huruf-huruf tersebut mempunyai nilai sebagai berikut:

Gambar 1.4
Contoh 1.5
Untuk menyatakan ribuan diatas sembilan angka dasar pertama (dari α sampai θ) dibubuhi tanda aksen (‘), sebagai contoh α’ = 1000, ε’ = 5000.
Sedangkan kelipatan 10000 dinyatakan dengan menaruh angka yang bersangkutan diatas tanda М.

Anda mungkin juga menyukai