Anda di halaman 1dari 45

Kelompok :

Albert Liem
Alberthus
Anthony
Budi
David VG
Sistem Hk.
Internasional

Pengertian Hk. Internasional

Asal Mula
SISTEM HUKUM
Arti Modern
DAN PERADILAN Hukum
Asas-asas
INTERNASIONAL Internasional
Sumber Hukum
Subjek Hukum

Hub. Hukum Internasional dgn Hk. Nasional


Proses ratifikasi Hk. Int menjadi Hk. Nasional
Peradilan Internasional
B. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

C. PENYEBAB TIMBULNYA SENGKETA INTERNASIONAL


DAN CARA PENYELESAIAN OLEH MAHKAMAH
INTERNASIONAL

D. MENGHARGAI KEPUTUSAN MAHKAMAH


INTERNASIONAL
Sistem Hukum dan Peradilan
International

1. Sistem hukum internasional


2. Pengertian hukum internasional
3. asal mula hukum internasional
4. hukum internasional dalam arti modern
B. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

1. Sistem Hukum Internasional


• Kata sistem dalam KAMUS BESAR BAHASA
INDONESIA mengandung arti susunan kesatuan-
kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri-
sendiri,tetapi berfungsi membentuk kesatuan
secara keseluruan.
• Sistem Hukum Internasional adalah satu keatun
hukum yang berlaku untuk komunitas internasional
yang harus dipatuhi dan ditaati oleh setiap negara
2. Pengertian Hukum Internasional
• Hugo de groot (grotius) dalam bukunya De Jure
Belli ac Pacis (Perihal Perang dan Damai)
mengemukakan bahwa hukum dan hubungan
internasional didasarkan pada kemauan bebas dan
persetujuan beberapa atau semua negara.
• Sam Suhedi berpendapat bahwa Hukum
Internasional merupakan himpunan
aturan,norma,dan asas yang mengatur pergaulan
hidup dalam masyarakat internasional.
• Hukum Internasional adalah bagian hukum yang
mengatur aktivitas entitas berskala internasional.
• J.G Starke
– Hukum Internasioanal adalah sekumpulan hukum(body
of law) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan
karena itu biasanya diataati dalam hubungan
antarnegara.
• Wirjono Prodjodikoro
– Hukum Internasional adalahhkum yang mengatur
antara berbagai bangsa diberbagai negara.
• Mochtar Kusumaatmadja
– Hubungan Internasional adalah keseluruan
kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas negara
antara
• Negara dan negara
• Negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau
subjek hukum bukan negara satu sama lain.
3. Asal Mulas Hukum Internasional
• Bangsa Romawi sudah mengenal hukum
internasional sejak tahun 89 SM.Hukum tersebut
lebih dikenal dengan nama ius civile (hukum sipil)
dan ius gentium (hukum antar bangsa).
• Ius civile merupakan hukum nasional yang berlaku
bagi warga Romawi dimanapun mereka berada.
• Ius Gentium yang kemudian berkembang menjadi ius
inter gentium ialah hukum yang merupakan bagian
dari hukum romawi dan diterpkan bagi kaula negara
(orang asing) yang bukan orang romawi,yaitu orang-
orang jajahan atau orang-orang asing
• Hukum ini beerkembang menjadi volkernrecht,droit
des gens, dan law of nations atau international law.
• Pengertian volkernrecht dan ius gentium
sebenarnya tidak sama.Dalam Hukum
Romawi,istilah ius gentium mempunyai pengertian
sebagai berikut:
– Hukum yang mengatur hubungan antara 2 orang warga
kota Roma dan Orang asing
– Hukum yang diturunkan dari tata tertib alam yang
mengatur masyarakat segala bangsa,yaitu hukum alam
yang menjadi dasar perkembangan hukum internasional
di eropa pada abad ke-15 sampai abad yang ke-19.
• Dalam perkembangan berikutnya,pemahaman
tentang hukum internasional dapat dibedakan
menjadi @ hal,yaitu:
– Hukum perdata internasional, yaitu hukum
internasional yang mengatur hubungan hukum
anatarwarga negara suatu negara dan warga negara
dari negara lain.
– Hukum publik internasional yaitu hukum
internasional yang mengatur negara yang satu dan
negara yang lain dalam hubungan internasional
4. Hukum Internasional dalam Arti Modern

• Hukum Tertulis

• Hukum Tidak Tertulis


Hukum Tertulis
• Ruang lingkup hukum internasional hanya berlaku
untuk perjanjian-perjanjian antar negara
• Menghasilkan suatu perjanjian tertulis yang
dikenal dengan nama Vienna Convention on the
Law of Treaties
• Perjanjian internasional tertulis tunduk pada
ketentuan hukum kebiasaan internasional dan
yurisprudensi atau prinsip-prinsip hukum umum.
Hukum Tidak Tertulis
 Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak
tertulis) yg ruang lingkupnya hanya utk perjanjian antar negara.
 Perjanjian-perjanjian antar negara dengan subjek hukum lain, ada
pengaturan tersendiri seperti perjanjian antar negara dan
organisasi-organisasi internasional.
 Dalam perjanjian tidak tertulis (International Agreement Not in
Written Form), contohnya adalah Prancis (1973) mengadakan
percobaan nuklir di Atol Aruboa yg banyak menuai protes dari
negara lain bahkan, masalahnya diajukan kepada Mahkamah
Internasional di Den Haag.
 Selanjutnya negara Prancis tidak lagi melakukan percobaan
sejenis dan bila ingkar janji, negara lain dapat menuduh,
memprotes dan mengadakan tuntutan.
5. Asas-asas Hukum Internasional
• Asas Teritorial
Asas yang didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya.

• Asas Kebangsaan
Asas yang didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga
negaranya.

• Asas Kepentingan Umum


Asas yang didasarkan pada wewenang negara untuk
melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan
masyarakat.
6. Sumber Hukum Internasional

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, sumber hukum dapat


dibedakan antara sumber hukum dalam arti material dan
sumber hukum dalam arti formal.

Dalam arti Material


Sumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum suatu
negara

Dalam arti Formal


Sumber dari mana kita mendapatkan atau menemukan
ketentuan-ketentuan hukum internasional.
7. Subjek Hukum Internasional
Subjek hukum internasional adalah orang atau badan tertentu
yang dapat melakukan tindakan tertentu sehingga
menimbulkan hak dan kewajiban dalam bidang internasional.
Pihak yang dapat disebut sebagai subjek hukum internasional
adalah :
• Negara
• Takhta Suci
• Palang Merah Internasional
• Organisasi Internasional
• Orang Perseorangan
• Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
8. Hubungan Hukum Internasional dan Hukum
Nasional
Terdapat dua aliran yang memberikan gambaran bagaimana
keterkaitan hukum internasional dan hukum nasional, yaitu :

• Aliran Monoisme
menurut aliran ini, hukum internasional dan hukum nasional
merupakan satu kesatuan karena mengikat subjek hukum yang
sama, yaitu individu-individu dalam suatu negara.

• Aliran Dualisme
menurut aliran ini, hukum internasional dan hukum nasional
merupakan dua sistem terpisan dan berbeda satu sama lain yang
ditinjau dari perbedaan sumber hukum, subjek, dan kekuatan
hukumnya.
9. Proses Ratifikasi Hukum Internasional menjadi
Hukum Nasional

Dalam UU No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian


Internasional, bahwa dalam pembuatan perjanjian
internasional harus didasarkan pada prinsip-prinsip
persamaan, saling menguntungkan dan memperhatikan
hukum nasional atau hukum internasional yang berlaku.

Harus didahului dengan konsultasi dan


koordinasi dengan menteri luar negeri, dan
posisi pemerintah harus dituangkan dalam
suatu pedoman delegasi.
Tahap-tahap Dalam Pembuatan Perjanjian Internasional

Negara
Negara B,C,D
A Penjajakan dst.

Perundingan Penandatanganan

Perumusan naskah Penerimaan

Penandatanganan suatu perjanjian internasional dapat merupakan


persetujuan atas naskah yang dihasilkan dan merupakan
pernyataan untuk mengikatkan diri secara definitif.
Pengesahan perjanjian internasional mrp tahap penting
dalam proses pembuatan perjanjian internasional, karena
suatu negara telah menyatakan diri untuk terikat secara
definitif.

Tentang pengesahan perjanjian


internasional, dapat dibedakan
antara pengesahan dengan
undang-undang dan pengesahan
dengan keputusan presiden.
PENGESAHAN
PERJANJIAN
INTERNASIONAL

DENGAN UNDANG- DENGAN KEPUTUSAN


UNDANG PRESIDEN

Apabila berkenaan dengan : Jenis-jenis perjanjian yang


a. Masalah politik, perdamaian, pertahanan, pengesahannya melalui keputusan
dan keamanan negara; presiden pada umumnya memiliki
b. Perubahan wilayah atau penetapan batas materi yang bersifat prosedural dan
wilayah; memerlukan penerapan dalam waktu
c. Kedaulatan negara; singkat tanpa mempengaruhi
d. Hak asasi manusia dan lingkungan hidup; peraturan perundang-undangan
e. Pembentukkan kaidah hukum baru; nasional, di antaranya adalah
f. Pinjaman atau hibah luar negeri. perjanjian induk yang menyangkut
kerjasama di bidang Iptek, ekonomi
Pengesahan perjanjian internasional dan teknik, perdagangan, kebudayaan,
dilakukan berdasarkan materi perjanjian pelayaran niaga, kerjasama
dan bukan berdasarkan bentuk atau penghindaran pajak berganda, dll.
nama perjanjian.
Suatu perjanjian internasional dapat berakhir bila :
1. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yg
ditetapkan dalam perjanjian;
2. Tujuan perjanjian tersebut telah dicapai;
3. Terdapat perubahan dasar yang mempengaruhi pelaksanaan
perjanjian;
4. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar
ketentuan dalam perjanjian;
5. Dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian
lama;
6. Munculnya norma-norma baru dalam hukum internasional;
7. Hilangnya objek perjanjian
8. Terdapat hal-hal yg merugikan kepentingan nasional.
Pasal 11 UUD 1945 menyatakan bahwa “Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain”.

Bahwa perjanjian yang harus disampaikan kepada DPR untuk


mendapat persetujuan sebelum disahkan oleh presiden ialah
perjanjian-perjanjian yang lazimnya berbentuk treaty dan
mengandung materi :
1. Soal-soal politik atau soal-soal yang dapat mempengaruhi haluan
politik negara (perjanjian persahabatan, perubahan wilayah, atau
penetapan tapal batas.
2. Ikatan-ikatan yang sedemikian rupa sifatnya dapat mempengaruhi
haluan politik negara, perjanjian kerjasama ekonomi, atau pinjaman
uang.
3. Soal-soal yang menurut UUD atau menurut sistem perundangan harus
diatur dengan undang-undang, seperti soal-soal kewarganegaraan dan
soal-soal kehakiman.
10. Peradilan Internasional
 Komponen-komponen Lembaga
Peradilan Internasional
 Komposisi terdiri dari 15 orang
1) Mahkamah Hakim dan masa jabatan 9 tahun.
Dipilih oleh MU & DK (5 ang dari
Internasion negara anggota tetap DK PBB)
al (The
 Berfungsi, menyelesaikan kasus –
Internation kasus persengketaan
al Court of internasional yang subjeknya
Justice) negara.
 Yurisdiksi adalah kewenangan MI
untuk memu-tuskan perkara-
perkara pertikaian dan memberi
opini yang bersifat nasihat.
Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara,
berpedoman pada perjanjian-perjanjian internasional
(traktat-traktat dan kebiasaan-kebiasaan internasional)
sebagai sumber hukum.
Keputusan Mahkamah Internasional, merupakan
keputusan terakhir walaupun dapat diminta banding.
Di samping pengadilan Mahkamah Internasional, terdapat
juga pengadilan arbitrasi internasional.
Arbitrasi internasional hanya untuk perselisihan hukum,
dan keputusan para arbitet tidak perlu berdasarkan
peraturan hukum.
2) Mahkamah Pidana Internasional
(The International Criminal Court)

Yurisdiksi adalah
Komposisi adalah 18 kewenangan untuk
orang hakim yang masa menegakkan aturan
jabatannya 9 tahun. hukum internasional
Dipilih berdasarkan 2/3 terhadap pelaku
suara Majelis Negara kejahatan berat.
Pihak.
 Kejahatan Genosida
4 Jenis  Kejahatan terhadap
Kejahatan kemanusiaan
(Pasal 5-8  Kejahatan perang
Statuta
Mahkamah)
 Kejahatan agresi
3) Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional ( The
International Criminal Tribunals/ICT)

Berwenang mengadili
para tersangka
kejahatan berat Contoh :
• International Criminal
internasional yang
Tribunal for Former
bersifat tidak
Yugoslavia
permanen, artinya • Special Court for
setelah selesai cambodia
mengadili, peradilan
dibubarkan
Sengketa internasional dan faktor penyebabnya

Penyelesaian
Sengketa
SENGKETA Prosedur
Peran Penyelesaian
INTERNASIONAL DAN Mahkamah
MAHKAMAH Internasional Keputusan Sengketa
INTERNASIONAL
Menjaga Perdamaian
Dunia

Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai

Menghargai Keputusan Mahkamah Internasional


1. Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional oleh
Mahkamah Internasional
a. Sengketa Internasional dan Faktor Penyebabnya

Sengketa internasional adalah sengketa atau


perselisihan yang terjadi antar negara baik yang
berupa masalah :
 Wilayah, Faktor politis atau perbatasan
wilayah, mrp faktor potensial
 Warganegara, timbulnya ketegangan dan
 Hak Asasi Manusia, sengketa internasional yg
 Terorisme, dll. dapat memicu terjadi perang
terbuka.
1. Segi Politis (Adanya Pakta
Pertahanan atau Pakta
Perdamaian)
2. Hak Atas Suatu Wilayah Teritorial
Beberapa 3. Pengembangan Senjata Nuklir
Faktor atau Senjata Biologi
Penyebab :
4. Permasalahan Terorisme
5. Ketidakpuasan Terhadap Rezim
Yang Berkuasa.
6. Adanya Hegemoni (pengaruh
kekuatan) Amerika.
2. Peran Mahkamah Internasional dalam
Menyelesaikan Sangketa Internasional
Dalam prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui
Mahkamah Internasional, dikenal dengan istilah Adjudication,
yaitu suatu teknik hukum untuk menyelesaikan
persengkataan internasional dengan menyerahkan putusan
kepada lembaga peradilan.
Adjudikasi berbeda dari arbitrase, karena adjudikasi
mencakup proses kelembagaan yang dilakukan oleh lembaga
peradilan tetap, sementara arbitrase dilakukan melalui
prosedur ad hoc.
 Wewenang ratione personae, yaitu
siapa-siapa saja yang dapat menga-
jukan perkara ke mahkamah, dan
Mahkamah
Internasional  Wewenang ratione materiae, yaitu
mengenai jenis sengketa-sengketa yang
dapat diajukan.

Wewenang wajib (compulsory jurisdiction), yaitu


hanya dapat terjadi jika negara-negara sebelumnya
dalam suatu persetujuan menerima wewenang tsb.
 Berdasarkan Ketentuan Konvensional
 Klausula Opsional
Fungsi konsultatif, yaitu memberikan
pendapat-pendapat yang tidak mengikat
atau apa yang disebut advisory opinion :
Mahkamah
Internasional
1. Natur Yuridik Pendapat Hukum
(Advisory Opinion)
2. Permintaan Pendapat Mahkamah
Internasional :
 Badan yang dapat meminta
pendapat mahkamah
 Pemberian pendapat oleh
mahkamah
Beberapa istilah penting yang berhubungan dengan
upaya-upaya penyelesaian Internasional.
1. Advisory Opinion, suatu opini hukum yang dibuat oleh
pengadilan dalam melarasi permasalahan yang diajukan oleh
lembaga berwenang.
2. Compromis, suatu kesepakatan awal di anatara pihak yang
bersengketa yang menetapkan ketentuan ihwal persengketaan
yang akan diselesaikan, melalui :
 Penetapan ihwal persengketaan,
 Menetapkan prinsip untuk memandu peradilan, dan
 Membuat aturan prosedur yang harus diikuti dalam
menentukan kasus.
 Suatu putusan dapat bersifat nihil bila peradilan melampaui
otoritasnya seperti yang ditentukan oleh pihak yang
bersangkutan dalam compromis.
3. Ex Aequo Et Bono, asas untuk menetapkan keputusan oleh
pengadilan internasional atas dasar keadilan dan keterbukaan.
3. Prosedur penyelesaian Sengketa Internasional melalui
Mahkamah Internasional

D E
Pemeriksaan Dan Proses Peradilan
Penyeledikan s.d. MAHKAMAH
INTERNASIONAL
Pemberian Sanksi
C

Komisi Tinggi
HAM PBB/ Negara-Negara
Lembaga HAM Anggota/Bukan
Internasional PBB

B A

Ada Pengaduan
Telah Terjadi Terjadi
Dari Negara Yang
Pelanggaran Sengketa/
Dirugikan
HAM Konflik
Beberapa hal terkait dengan prosedur penyelesaian
sengketa Internasional melalui Mahkamah Internasional.

 Wewenang Mahkamah, yaitu dapat mengambil tindakan


sementara dalam bentuk ordonasi (melindungi hak-hak dan
kepentingan pihak-pihak yang bersengketa sambil menunggu
keputusan dasar atau penyelesaian lainnya secara defenitif.

 Penolakan Hadir di Mahkamah, bahwa sikap salah satu pihak


tidak muncul di mahkamah atau tidak mempertahankan perkaranya,
pihak lain dapat meminta mahkamah mengambil keputusan untuk
mendukung tuntutannya. Jika negara bersengketa tidak hadir di
mahkamah, tidak menghalangi organ tersebut untuk mengambil
keputusan.
4. Kep Mahkamah Internasional dlm Menyelesaikan
Sengketa Internasional

Keputusan Mahkamah Internasional diambil dengan suara mayo


ritas dari hakim-hakim yang hadir. Jika suara seimbang, suara
ketua atau wakilnya yg menentukan. Terdiri dari 3 bagian :
 Pertama berisikan komposisi mahkamah, informasi mengenai pihak-
pihak yang bersengketa, serta wakil-wakilnya, analisis mengenai fakta-
fakta, dan argumentasi hukum pihak-pihak yang bersengketa.
 Kedua berisikan penjelasan mengenai motivasi mahkamah yang
merupakan suatu keharusan karena penyelesaian yuridiksional sering
merupakan salah satu unsur dari penyelesaian yang lebih luas dari
sengketa dan karena itu, perlu dijaga sensibilitas pihak-pihak yang
bersengketa.
 Ketiga berisi dispositif, yaitu berisikan keputusan mahkamah yang
mengikat negara-negara yang bersengketa.
5. Peranan Hukum Internasional Dalam Menjaga
Perdamaian Dunia

Berikut ini ada beberapa contoh mengenai peranan


hukum internasional (berdasarkan sumber-sumbernya)
dalam menjaga perdamaian dunia :
1. Perjanjian pemanfaatan Benua Antartika secara
damai (Antartika Treaty) pada tahun 1959.
2. Perjanjian pemanfaatan nuklir untuk kepentingan
perdamaian (Non-Proliferation Treaty) tahun 1968.
3. Perjanjian damai Dayton (Ohio- AS) tahun 1995 yang
mengharuskan pihak Serbia, Muslim Bosnia, dan
Kroasia untuk mematuhinya. Untuk itu, NATO
menempatkan pasukannya guna meneggakkan
hukum internasional yang telah disepakati.
6. Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai
Berdasarkan Persamaan Derajat
Prinsip penyelesaian sengketa internasional secara damai dida-
sarkan pada prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku
secara universal :
1. Bahwa negara tidak akan menggunakan kekerasan yang
bersifat mengancam integritas teritorial atau kebebasan
politik suatu negara, atau menggunakan cara-cara lainnya
yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan PBB.
2. Non-intervensi dalam urusan dalam negeri dan luar negeri
suatu negara.
3. Persamaan hak menentukan nasib sendiri bg setiap bangsa.
4. Persamaan kedaulatan negara.
5. Prinsip hukum internasional mengenai kemerdekaan,
kedaulatan, dan integritas teritorial suatu negara.
6. Itikad baik dalam hubungan internasional.
7. Keadilan dan hukum internasional.
D. Menghargai Keputusan Internasional
Pihak-Pihak
No Yang Terlibat Uraian Kasus atau Kejadian Keterangan

1. Amerika  Tahun 1906, tentara Amerika telah Para pelaku ke-


Serikat di melakukan kejahatan perang dengan jahatan perang
Filipina, Indo membunuh warga Filipina (moro telah diajukan ke
China & massacre). pengadilan mili-
Jepang ter, namun tidak
 Tahun 1968, peristiwa yang lebih lama kemudian
dikenal dengan My Lai Massacre, banyak yang di-
sebuah kompi Amerika menyapu bebaskan. (Mah-
warga desa dengan senjata otomatis kamah interna-
hingga menewaskan sekitar 500 sional belum
korban. dapat berbuat
banyak).
 Pada tahun 1945, lebih dari 40.000
rakyat Jepang yang tidak berdosa telah
terpanggang dengan dijatuhkannya
bom atom di Hirosima dan Nagasaki
(Jepang).
2. Jerman &  Periode antara tahun 1933 s.d. 1939 Sebelum Perang
Jepang dalam Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler Dunia II, kolonia-
aksinya di telah melakukan pembasmian terhadap lisme Barat de-
Eropa dan Asia. lawan politik maupun orang-orang Yahudi ngan jutaan kor-
serta penyerbuan terhadap negara ban tidak tersen-
Austria, Polandia dan Cekoslowakia tuh. Baru setelah
dengan cara-cara yang sangat biadab sekutu membuka
(holocaust). Pengadilan Nu-
remberg (1945-
 Pasukan Jepang baik di Indonesia, Korea 1946) untuk Nazi
maupun di China yang sangat kejam dan Jepang, di-
selama pendudukan. Di Indonesia, selama mulailah proses
pendudukan Jepang Tidak kurang dari pelembagaan
10.000 rakyat hilang dan tidak pernah untuk kejahatan
kembali selama berlangsungnya romusha perang melalui
tersebut. empat Konvensi
Geneva tahun
1949.
3 Serbia di  Kurun waktu antara tahun 1992-1995, Tahun 1994 pe-
Kroasia dan pasukan Serbia telah melakukan ngadilan terhadap
Bosnia pemmbersihan etnik (etnic cleansing) para penjahat pe-
Herzegovina terutama terhadap warga sipil muslim rag telah terbukti
(Yugoslavia) Bosnia (di Sarajevo) dan daerah-daerah di Den Haag
lain serta di Kroasia yang ingin (Belanda).
melepaskan diri dari Serbia setelah
bubarnya negara federasi Yugoslavia. Proses pengadilan
Tidak kurang 700.000 warga sipil telah terus berlangsung,
disiksa dan dibunuh dengan kejam. namun hasilnya
Beberapa nama yang harus belum sesuai
bertanggungjawab atas perbuatan harapan. Banyak
kejahatan perang tersebut antara lain : yang masih gagal
Stanislav Galic, Gojko Jankovic, Janco ditangkap.
Janjic, Dragon Zelenovic, Karadzic,
Mladic, dan lain-lain.
4 Pemerintah  Dalam waktu tiga bulan di tahun 1994, PBB menggelar
Rwanda tidak kurang 500.000 etnis Hutu dan Tutsi pengadilan keja-
terhadap etnis telah terbunuh. Pemerintah Rwanda hatan perang yang
Hutu dan Tutsi bertanggung-jawab atas kasus digelar di Arusha
terbunuhnya kedua etnis tersebut. (Tan-zania),
namun hanya
mampu menyerat
29 orang yang
diadilli.

Catatan :
Berdasarkan modal Pengadilan Rwanda ini, akhirnya PBB menggelar pengadilan untuk
penjahat-penjahat perang. Internasionalisasi pengadilan penjahat perang semakin menjadi
penting dengan disetujuinya oleh 91 negara sebuah Statuta Roma 1998, sebuah langkah
untuk membentuk ICC (International Criminal Court) yang permanen. Namun, banyak
pengamat mengkritik pengadilan di Den Haag saja, lebih banyak gagal daripada suksesnya,
apalagi model ICC.
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA
CREDITS
ALBERT LIEM Bagian B no 9-10 dan Bagian C no 1
ALBERTHUS Bagian B no 5 – 8
ANTHONY Bagian C no 2 - 5
BUDIANTO Bagian C no 6 dan Bagian D
DAVID VG Bagian B no 1 - 4

Anda mungkin juga menyukai