Anda di halaman 1dari 54

JAGUNG MANIS

(Zea mayssaccharata Sturt)


Morfologi
 Sistem Perakaran
 Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga

macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar


adventif, dan (c) akar kait atau penyangga.
Akar seminal adalah akar yang berkembang
dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar
seminal akan melambat setelah plumula
muncul ke permukaan tanah dan
pertumbuhan akar seminal akan berhenti
pada fase V3.
 Akar adventif adalah akar yang semula
berkembang dari buku di ujung mesokotil,
kemudian set akar adventif berkembang dari
tiap buku secara berurutan dan terus ke atas
antara 7-10 buku, semuanya di bawah
permukaan tanah. Akar adventif berkembang
menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya
sedikit berperan dalam siklus hidup jagung.
Akar adventif berperan dalam pengambilan air
dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas
52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal.
 Akar kait atau penyangga adalah akar
adventif yang muncul pada dua atau tiga
buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari
akar penyangga adalah menjaga tanaman
agar tetap tegak dan mengatasi rebah
batang. Akar ini juga membantu penyerapan
hara dan air.
 Batang dan Daun
 Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak

bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas


sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas
terdapat tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi
tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga
komponen jaringan utama, yaitu kulit
(epidermis), jaringan pembuluh (bundles
vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles
vaskuler tertata dalam
 lingkaran konsentris dengan kepadatan
bundles yang tinggi, dan lingkaranlingkaran
menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan
bundles berkurang begitu mendekati pusat
batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang
tinggi di bawah epidermis menyebabkan
batang tahan rebah. Genotipe jagung yang
mepunyai batang kuat memiliki lebih banyak
lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal
di bawah epidermis batang dan sekeliling
bundles vaskuler
 Bunga
 Jagung disebut juga tanaman berumah satu
(monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya
terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol,
muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel)
berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman.
Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia
bunga biseksual. Selama proses perkembangan,
primordia stamen pada axillary bunga tidak
berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula
halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak
berkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal 2000).
 Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen
memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan
mengandung butiran-butiran pati. Dinding
tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine
dan intin, dan cukup keras. Karena adanya
perbedaan perkembangan bunga pada
spikelet jantan yang terletak di atas dan
bawah dan ketidaksinkronan matangnya
spike, maka pollen pecah secara kontinu dari
tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.
 Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan
dari saluran stylar ovary yang matang pada
tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan
panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga
keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut
jagung bergantung pada panjang tongkol dan
kelobot.
 Tongkol dan Biji
 Tanaman jagung mempunyai satu atau dua

tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung


diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung
yang terletak pada bagian atas umumnya
lebih dahulu terbentuk dan lebih besar
dibanding yang terletak pada bagian bawah.
Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji
yang jumlahnya selalu genap.
 Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari
atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau
testa, membentuk dinding buah. Biji jagung
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a)
pericarp, berupa lapisan luar yang tipis,
berfungsi mencegah embrio dari organisme
pengganggu dan kehilangan air; (b)
endosperm, sebagai cadangan makanan,
mencapai 75% dari bobot biji yang
 mengandung 90% pati dan 10% protein,
mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio
(lembaga), sebagai miniatur tanaman yang
terdiri atas plamule, akar radikal, scutelum,
dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).
Fase Pertumbuhan Jagung
 (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi
air yang ditandai dengan pembengkakan biji
sampai dengan sebelum munculnya daun
pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu
fase mulai munculnya daun pertama yang
terbuka sempurna sampai tasseling dan
sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase
ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang
terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase
pertumbuhan setelah silking sampai masak
fisiologis.
 Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul
dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air
benih pada saat di dalam tanah meningkat >30%
(McWilliams et al. 1999). Proses perkecambahan benih
jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses
imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan
aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal
sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein
yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil,
gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat
diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal
perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp,
kemudian radikel menembus koleoriza.
 Setelah radikel muncul, kemudian empat akar
seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang
sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi
oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh
pemanjangan mesokotil, yang mendorong
koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil
berperan penting dalam pemunculan kecambah
ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke
luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil
terhenti dan plumul muncul dari koleoptil dan
menembus permukaan tanah.
 Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung
melewati beberapa fase berikut:

 Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)


 Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur

antara 10-18 hari setelah berkecambah. Pada fase ini


akar seminal sudah mulai berhenti tumbuh, akar nodul
sudah mulai aktif, dan titik tumbuh di bawah
permukaan tanah. Suhu tanah sangat mempengaruhi
titik tumbuh. Suhu rendah akan memperlambat keluar
daun, meningkatkan jumlah daun, dan menunda
terbentuknya bunga jantan (McWilliams et al. 1999).
 Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
 Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur

antara 18 -35 hari setelah berkecambah. Titik


tumbuh sudah di atas permukaan tanah,
perkembangan akar dan penyebarannya di tanah
sangat cepat, dan pemanjangan batang meningkat
dengan cepat. Pada fase ini bakal bunga jantan
(tassel) dan perkembangan tongkol dimulai (Lee
2007). Tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah
yang lebih banyak, karena itu pemupukan pada fase
ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara
bagi tanaman (McWilliams et al. 1999).
 Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun
terakhir 15-18)
 Fase ini berlangsung pada saat tanaman berumur antara 33-50
hari setelah berkecambah. Tanaman tumbuh dengan cepat dan
akumulasi bahan kering meningkat dengan cepat pula.
Kebutuhan hara dan air relatif sangat tinggi untuk mendukung
laju pertumbuhan tanaman. Tanaman sangat sensitif terhadap
cekaman kekeringan dan kekurangan hara. Pada fase ini,
kekeringan dan kekurangan hara sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tongkol, dan bahkan akan
menurunkan jumlah biji dalam satu tongkol karena
mengecilnya tongkol, yang akibatnya menurunkan hasil
(McWilliams et al. 1999, Lee 2007). Kekeringan pada fase ini
juga akan memperlambat munculnya bunga betina (silking).
 Fase Tasseling (berbunga jantan)
 Fase tasseling biasanya berkisar antara 45-52 hari,
ditandai oleh adanya cabang terakhir dari bunga
jantan sebelum kemunculan bunga betina (silk/
rambut tongkol). Tahap VT dimulai 2-3 hari sebelum
rambut tongkol muncul, di mana pada periode ini
tinggi tanaman hampir mencapai maksimum dan
mulai menyebarkan serbuk sari (pollen). Pada fase ini
dihasilkan biomasmaksimum dari bagian vegetatif
tanaman, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering
tanaman, penyerapan N, P, dan K oleh tanaman
masing-masing 60- 70%, 50%, dan 80-90%.
 Fase R1 (silking)
 Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari
dalam tongkol yang terbungkus kelobot, biasanya
mulai 2-3 hari setelah tasseling. Penyerbukan
(polinasi) terjadi ketika serbuk sari yang dilepas
oleh bunga jantan jatuh menyentuh permukaan
rambut tongkol yang masih segar. Serbuk sari
tersebut membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk
mencapai sel telur (ovule), di mana pembuahan
(fertilization) akan berlangsung membentuk bakal
biji. Rambut tongkol muncul dan siap diserbuki
selama 2-3 hari.
 Rambut tongkol tumbuh memanjang 2,5-3,8
cm/hari dan akan terus memanjang hingga
diserbuki. Bakal biji hasil pembuahan tumbuh
dalam suatu struktur tongkol dengan dilindungi
oleh tiga bagian penting biji, yaitu glume, lemma,
dan palea, serta memiliki warna putih pada bagian
luar biji. Bagian dalam biji berwarna bening dan
mengandung sangat sedikit cairan. Pada tahap ini,
apabila biji dibelah dengan menggunakan silet,
belum terlihat struktur embrio di dalamnya.
Serapan N dan P sangat cepat, dan K hampir
komplit (Lee 2007).
 Fase R2 (blister)
 Fase R2 muncul sekitar 10-14 hari seletelah

silking, rambut tongkol sudah kering dan


berwarna gelap. Ukuran tongkol, kelobot, dan
janggel hampir sempurna, biji sudah mulai
nampak dan berwarna putih melepuh, pati
mulai diakumulasi ke endosperm, kadar air
biji sekitar 85%, dan akan menurun terus
sampai panen.
 Fase R3 (masak susu)
 Fase ini terbentuk 18 -22 hari setelah silking.
Pengisian biji semula dalam bentuk cairan
bening, berubah seperti susu. Akumulasi pati
pada setiap biji sangat cepat, warna biji sudah
mulai terlihat (bergantung pada warna biji
setiap varietas), dan bagian sel pada
endosperm sudah terbentuk lengkap.
Kekeringan pada fase R1-R3 menurunkan
ukuran dan jumlah biji yang terbentuk. Kadar
air biji dapat mencapai 80%.
 Fase R4 (dough)
 Fase R4 mulai terjadi 24-28 hari setelah

silking. Bagian dalam biji seperti pasta (belum


mengeras). Separuh dari akumulasi bahan
kering biji sudah terbentuk, dan kadar air biji
menurun menjadi sekitar 70%. Cekaman
kekeringan pada fase ini berpengaruh
terhadap bobot biji.
 Fase R5 (pengerasan biji)
 Fase R5 akan terbentuk 35-42 hari setelah

silking. Seluruh biji sudah terbentuk


sempurna, embrio sudah masak, dan
akumulasi bahan kering biji akan segera
terhenti. Kadar air biji 55%.
 Fase R6 (masak fisiologis)
 Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis 55-65 hari
setelah silking. Pada tahap ini, biji-biji pada tongkol telah
mencapai bobot kering maksimum. Lapisan pati yang keras
pada biji telah berkembang dengan sempurna dan telah
terbentuk pula lapisan absisi berwarna coklat atau kehitaman.
Pembentukan lapisan hitam (black layer) berlangsung secara
bertahap, dimulai dari biji pada bagian pangkal tongkol menuju
ke bagian ujung tongkol. Pada varietas hibrida, tanaman yang
mempunyai sifat tetap hijau (stay-green) yang tinggi, kelobot
dan daun bagian atas masih berwarna hijau meskipun telah
memasuki tahap masak fisiologis. Pada tahap ini kadar air biji
berkisar 30-35% dengan total bobot kering dan penyerapan
NPK oleh tanaman mencapai masing-masing 100%.
VARIETAS-VARIETAS JAGUNG MANIS
 Super Sweet
 Jagung yang memiliki pertumbuhan yang kuat

dan tegap ini dikembangkan di daerah beriklim


tropis. Ciri dari jenis ini ialah memiliki ukuran
tongkol yang besar dan terisi penuh. Panjang
dari tongkol lebih kurang 20 – 22 cm, dengan
diameter 5 – 6 cm tanpa kelobot.

 Biji yang ada pada jagung super sweet memiliki


warna kuning. Sekali panen, jenis ini mampu
menghasilkan 12,4 ton per hektare.
 Sweet Boy
 Varietas Sweet Boy memiliki rasa yang manis dan

kadar gula tinggi hingga 13,4” brix. Jenis ini


memiliki ciri ukuran tongkol yang besar, seragam,
dan terisih penuh. Panjang tongkol mencapai 18 –
20 cm dengan diameter tanpa kelobot mencapai 5 –
6 cm.

 Warna biji pada jenis ini kuning cerah dengan jumlah


14 – 16 baris per tongkol. Dalam sekali panen jenis
ini mampu menghasilkan 14 ton per hektare.
 Bicolour Sweet
 Jagung jenis Bicolour Sweet memiliki perbedaan yang

lebih mencolok dari pada jenis lainnya. Varietas ini


memiliki warna biji kuning yang bercampur putih. Dari
kualitas tidak kalah dengan jenis lain, karena jenis ini
memiliki tingkat kemanisan 13,5” brix.
 Jagung ini memiliki ukuran tongkol yang sedang, lebih

pendek, seragam, dan terisih penuh. Selain


pertumbuhan yang baik jenis ini juga tahan terhadap
karat daun. Untuk jenis ini dalam sekali panen bisa
menghasilkan lebih kurang 12,9 per hektare.
 Sweet Lady
 Jenis Sweet Lady ini toleran terhadap karat daun
dan hawar daun. Ukuran tongkol yang tidak cukup
besar dengan panjang 18 – 20 cm dan lebar 4 – 5
cm. Memiliki warna biji kuning cerah serta jumlah
barisnya mencapai 14 – 16 per tongkol.

 Waktu panen yang lebih cepat dari jenis lainnya,


hanya membutuhkan 64 hari setelah tanam di
dataran rendah dengan jumlah panen lebih kurang
12,2 ton per hektare.
BUDIDAYA JAGUNG MANIS
 Pengolahan Tanah

 Langkah awal yang harus dilakukan untuk


membudidayakan jagung manis yaitu mengolah tanah.
Proses ini bisa disesuaikan menurut kondisi tanah di
ladang Anda. Pengolahan tanah dengan karakteristik yang
berat dengan struktur yang mampat harus dikerjakan
sebanyak dua kali. Sedangkan untuk tanah yang ringan
dan bersifat porous seperti alfisol, regosol, etisol, dan
oxixol, pengolahannya dapat dilaksanakan secara
minimum. Caranya yaitu tanah tersebut cukup diolah di
sepanjang baris tanaman serta dilakukan pendangiran
ketika tanaman jagung manis berusia 25 hari nanti
 Pengadaan benih
 Jagung manis kini menjadi salah satu tanaman palawija

yang banyak ditanam oleh petani Indonesia. Hal ini


disebabkan membudidayakan tanaman jagung manis
memang lebih menguntungkan daripada jagung ladang
biasa. Oleh sebab itu, Anda bisa mendapatkan bibitnya
dengan mudah sekali. Jika di sekitar Anda tidak ada toko
pertanian yang menjual benih jagung manis ini, Anda
dapat membelinya secara online di
www.tokotanaman.com saja. Kami menjual benih jagung
manis berupa biji yang siap tanam. Benih yang kami jual
merupakan benih berkualitas unggul dan mampu
memberikan hasil maksimal
 Teknik penanaman
 Biji jagung manis tidak perlu disemai terlebih dahulu di
lahan khusus. Anda bisa langsung menanamnya di
ladang. Benih jagung manis sebaiknya ditanam dengan
pola yang teratur sehingga kapasitas lahan bisa terpakai
sepenuhnya. Daripada menanamnya dengan pola segi
empat, lebih baik Anda menanam jagung manis ini
dengan pola segi tiga sehingga kapasitasnya semakin
banyak. Metode yang dipakai bisa berupa ditugal atau
dibajak. Bibit jagung manis tersebut dapat ditanam
dengan jarak 75 x 40 cm untuk kapasitas 2
bibit/lubang, atau jarak tanam 75 x 20 cm untuk
kapasitas 1 bibit/lubang
 Khusus untuk jagung manis hibrida ada baiknya
ditanam menggunakan jarak 75 x 20 cm dengan
masing-masing 1 bibit/lubang supaya dapat
menghasilkan produksi yang bagus. Opsi lainnya
adalah menanam dengan sistem dua baris yakni
jarak tanam (90 x 50 cm) x 20 cm dengan 1
bibit/lubang. Sedangkan untuk sistem demplot atau
jajar legowo yaitu jarak tanam (90 x 50 cm) x 20 cm
dengan 1 bibit/lubang. Silakan Anda dapat mencoba
setiap saran kami di atas secara bergantian untuk
mengetahui jarak tanam mana yang paling cocok
diaplikasikan pada ladang jagung yang Anda miliki
 Pemberian pupuk
 Tanaman jagung manis mutlak diberikan pupuk secara
berkala agar dapat tumbuh dengan baik, cepat besar,
dan mampu menghasilkan buah yang banyak. Agar
hasilnya optimal, pupuk diberikan dengan cara ditugal
kurang lebih 7 cm di sekitar tanaman jagung manis.
Atau bisa juga pupuk tersebut ditaburkan ke dalam
goretan/parit yang ada di samping tanaman sepanjang
barisan. Pupuk yang sudah ditaburkan ini lantas
ditutup menggunakan tanah di sekitarnya supaya cepat
terserap ke dalam tanah. Pemupukan ini sebaiknya
dilaksanakan pada saat kondisi cuaca sedang cerah.
 Pupuk yang harus Anda berikan ke jagung manis akan
kami jelaskan sebagai berikut. Pupuk phonska dan 1/3
urea diberikan kepada tanaman jagung manis yang
telah berumur sekitar 7-10 hari. Kemudian pada hari
ke-21 sampai 25, tanaman diberikan pupuk urea
dengan dosis sebanyak 1/3 bagian. Terakhir yaitu 1/3
pupuk urea ditaburkan sekali lagi pada tanaman yang
telah berbunga dan berusia antara 35-42 hari. Adapun
dosis pupuk yang dianjurkan antara lain urea 350
kg/ha, pupuk kandang 5 ton/ha, dan dolomit 400
kg/ha. Lakukan proses pemupukan ini secara tepat
agar hasilnya pun bagus
 Penyiangan dan pembumbunan
 Proses penyiangan tanaman jagung manis dilaksanakan
sebanyak dua kali yaitu ketika tanaman berumur 10-15
hari dan juga 25-28 hari. Sedangkan pembumbunan
cukup dikerjakan sekali saja yakni bersamaan dengan
proses penyiangan kedua dan pemupukan kedua.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan secara efektif dan
efisien supaya tenaga Anda terpakai secara maksimal
dan tidak cuma memboroskan tenaga secara percuma.
Demi mencapai efisiensi kerja, proses pemberantasan
gulma ini bisa memanfaatkan herbisida pra-tumbuh
dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.
 Pengendalian hama dan peyakit
 Pengendalian hama dan penyakit yang merusak tanaman
jagung manis bisa dilakukan dengan memakai metode teknis,
mekanis, biologis, maupun kimiawi. Pemberantasan hama dan
penyakit menggunakan pestisida merupakan alternatif
terakhir kalau metode lain tidak berhasil mengatasi serangan
hama atau penyakit tersebut. Beberapa hama yang kerap kali
menyerang jagung manis di antaranya lalat bibit, ulat
penggerek bibit, ulat penggerek buah, tikus ladang, dan lain-
lain. Sedangkan untuk jenis penyakit yang paling banyak
menyerang yaitu penyakit bulai.

 Kami akan membahas teknik pengendalian hama dan penyakit


pada tanaman jagung manis ini di artikel yang akan datang.
 Pemanenan
 Tanaman jagung manis akan menghasilkan buah yang layak
panen setelah usianya berkisar antara 70-75 hari. Proses
pemanenan ini dapat dilakukan terhadap buah jagung
manis yang telah memasuki tahap masak susu, atau dapat
juga disesuaikan dengan permintaan pasar. Prosesnya
cukup dikerjakan dengan memetik buah jagung manis,
lantas mengumpulkannya di keranjang khusus. Sedangkan
tanaman jagung manis yang telah diambil buahnya mesti
dicabut dari tanah serta dikumpulkan di suatu tempat
khusus agar lebih mudah dalam membersihkannya. Rata-
rata dalam setiap hektar lahan budidaya jagung manis
dapat menghasilkan buah sebanyak kurang lebih 6-7 ton.
HAMA DAN PENYAKIT
 . Hama Lalat Bibit
 Sesuai dengan namanya, hama ini menyerang pada fase pembibitan.
Lalat bibit (Atherigona exigua) menyerang tanaman jagung muda
dengan gejala awal yaitu daun menggulung dan berubah menjadi
kuning, batang jagung membusuk hingga tanaman layu, kerdil dan mati.
Lalat bibit meletakkan telur di bawah permukaan daun atau batang
jagung. Kemudian telur tersebut menetas menjadi larva atau ulat yang
akan melubangi batang jagung hingga titik tumbuh tanaman jagung. Hal
ini yang menyebabkan tanaman menjadi kuning dan mati.

 Petani dapat melakukan pengendalian lalat bibit dengan cara :

 Menggunakan varietas jagung tahan hama penyakit tanaman.


 Menjaga sanitasi lahan dari gulma
 Melakukan perlakuan benih dengan insektisida berbahan aktif
karbofuran
 Hama ulat tanah
 Hama ulat tanah (Agrotis ipsilon) umumnya
menyerang tanaman jagung pada malam hari dan
bersembunyi di tanah pada siang hari. Hama ini
menyerang dengan cara memotong batang
tanaman jagung muda berumur 1-3 minggu. Petani
dapat mengendalikan hama ini dengan cara
menggunakan insektisida biologi Bacilius
thuringiensis atau Beauvaria bassiana
 Hama penggerek batang
 Hama penggerek batang (Ostrinia furnacalis) dapat menyerang tanaman
jagung pada fase vegetatif dan generatif. Kerusakan tanaman terjadi
karena larva menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan
makanan. Gejala kerusakan hama ini pada batang jagung yaitu adanya
lubang dan kotoran gerek. Apabila batang jagung yang terserang hama
ini dipotong maka akan terlihat liang gerek. Gerekan pada lubang
tersebut menyebabkan proses transportasi air dan unsur hara terhambat.

 Petani dapat mengendalikan hama ini dengan cara :

 Kultur teknis dengan cara tumpangsari tanaman jagung dengan kedelai


atau kacang tanah.
 Melakukan pengendalian kimiawi dengan menggunakan insektisida
berbahan aktif monokrotofos, triazofos, karbofuran untuk menekan
serangan penggerek batang jagung.
 Hama penggerek tongkol
 Hama Penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera) dapat
menyerang tanaman jagung pada awal pembentukan kuncup
bunga dan buah muda. Serangan hama ini dapat menyebabkan
kualitas dan kuantitas panen jagung menurun. Selain tongkol,
hama ini juga memakan daun dan batang jagung. Hama penggerek
tongkol memiliki kebiasan makan secara berpindah dari satu
tongkol ke tongkol yang lain sehingga tongkol jagung yang rusak
lebih banyak dari pada jumlah hama penggerek tongkol di
lapangan. Hama ini dapat menyerang tanaman tomat, kedelai,
kapas, tembakau dan sorgum.

 Petani dapat mengendalikan hama ini dengan cara pengelolaan


tanah yang baik agar dapat merusak pupa penggerek tongkol dan
penggunaan insektisida berbahan aktif Deltametrin 25 g/l
penyakit
 Penyakit bulai
 Penyakit bulai menyerang hampir disetiap musim. Penyakit ini

dapat menimbulkan kerugian besar bagi petani karena


tanaman muda yang terinfeksi tumbuh kerdil dan tidak
menghasilkan buah. Gejala khas bulai ditandai dengan
permukaan daun terdapat garis-garis berwarna putih dan
kuning. Ciri gejala lainnya yaitu pada sisi bawah daun
terinfeksi terdapat lapisan berwarna putih pada pagi hari.

 Petani dapat mengendalikan penyakit bulai dengan cara


menggunakan varietas jagung yang tahan, memusnahkan
tanaman terinfeksi, melakukan pergiliran tanaman dan
menggunakan fungisida berbahan aktif metalaksil sesuai
dosis rekomendasi.
 Hawar daun
 Hawar daun jagung disebabkan oleh Helminthosporium turcicum.
Gejala awal serangan penyakit ini yaitu daun bercak kecil berbentuk
oval kemudian berkembang menjadi hawar berwarna hijau keabu-
abuan atau coklat. Bila infeksi penyakit berat, hawar menyebabakan
daun kering dan tanaman jagung mati. Penyakit ini berkembang
dengan cepat pada cuaca yang lembab, curah hujan tinggi, suhu
relatif rendah dan intensitas penyinaran matahari yang kurang.

 Petani dapat melakukan pengendalian hama ini dengan cara :

 Menggunakan varietas tahan.


 Melakukan sanitasi lingkungan.
 Mengelola tanah dengan baik dan mengatur jarak tanam.
 Melakukan penyiangan untuk mengurangi sumber penyakit hawar
 Penyakit gosong bengkak
 Penyakit ini disebabkan oleh Ustilago maydis yang dapat menyebabkan
tongkol jagung mengalami pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar
(gall). Penyakit dimulai dengan adanya infeksi spora jamur ke dalam biji
pada tongkol jagung sehingga mengakibatkan terjadinya pembengkakan
pada biji jagung. Pada awalnya, biji jagung tersebut berwarna putih
bersih, akan tetapi lama kelamaan biji jagung menjadi berwarna hitam.
Bengkakan ini ditutupi jaringan kehijauan, putih sampai putih perak dan
berkilau.

 Petani dapat mengendalikan penyakit ini dengan cara :

 Menghindari penggunaan kompos atau pupuk kandang yang


mengandung penyakit
 Melakukan perlakuan benih dengan fungisida
 Membakar tanaman jagung yang terinfeksi penyakit gosong
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai