Anda di halaman 1dari 13

STERILISASI DAN DESINFEKTAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1.Rizna Septiana Utami (2001032)
2.Romadhona Siti Nur R (2001033)
3.Rosandra Firdi Silviana (2001034)
4.Selvyana Andreyani (2001035)
5.Septi Marcelia (2001036)
6.Shofy Aryanti (2001037)
7.Silvia Nur Hakiki (2001038)
Pengertian Sterilisasi
 Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan seluruh
mikroorganisme, termasuk spora. Penguapan dengan tekanan, gas
etilen oksida (ETO), dan kimia merupakan agens sterilisasi yang
paling umum. Sterilisasi banyak dilakukan dirumah sakit melalui
proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia
maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk terutama bentuk
mikroorganisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika
sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan
diluluhkan (Cappuccino,1983).
Pengertian Desinfektan

 Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untukmencegah


terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk
membasmi kuman penyakit. Pengertian lain dari desinfektan adalah
senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan
membunuh mikroorganisme yng terpapar secar langsung oleh
desinfektan. Desinfektan tidak memiliki daya penetrasi sehingga tidak
mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau
cemaran mineral. Selain itu disenfektan tidak dapat membunuh spora
bakteri sehingga dibutuhkan metode lain seperti steriisasi dengan
autoklaf.
Metode Sterilisasi
 Ada dua cara dalam metode sterilisasi yang dikelompokkan menjadi :
a.Metode fisik, yang meliputi:
 Metode Pemanasan basah
Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama
dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau
aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).
 Metode pemanasan secara kering

Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang efisien dan


membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal
ini disebabkan karena tanpa kelembaban maka tidak ada panas laten
(Hadioetomo, 1985).
 Metode Pemanasan bertahap
Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap
uap 1000C (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap (tindalisasi)
dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap
selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut.
Next
 Metode incineration (pembakaran langsung).
Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui
pembakaran secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai
inerah padam.
 Metode Perebusan

Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu
1000C selama beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel vegetatif
dimatikan, sedang spora belum dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992).
 Metode penyaringan (filtration)

Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu kamar.


Sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang peka terhadap
panas misalnya serum, urea dan enzim (Lay dan hastowo, 1992). Dengan
cara penyaringan larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme
hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang
sedemikian kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan
diatasnya, sedangkan filtratnya ditampung didalam wadah yang steril
(Hadioetomo,1985).
Next
 Metode Radiasi ionisasi
 Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh
lebih tinggi dari pada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai
daya desinfektan yang lebih kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi
adalah sinar gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992).
Metode Radiasi sinar ultra violet
 Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki
daya antimikrobial yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi
oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan sel.
b. Metode kimia
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila
disterilkan pada suhu yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan
menggunakan gas. Bahan kimia yang sering digunakan antara lain :
 Alkohol

Alkohol mengkoagulasi protein. Cairan alkohol yang umum digunakan


berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih
rendah kurang efektif.
Next
 Khlor
Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan
mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan terjadi
inaktivasi enzim.
 Yodium
Yodium bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim atau
protein mikroorganisme. Antiseptik berbasis iodium tidak tepat bila
digunakan pada sterilisasi alat medis atau gigi, karena dapat meninggalkan
noda.
 Klorin
Klorin memiliki warna yang khas dan bau yang tajam. Klorin biasanya
digunakan untuk mendesinfeksi ruangan serta alat non bedah.
 Fenol (as. Karbol)
Fenol berfngsi untuk mempresipitasikan protein secara aktif, merusak
membran sel serta menurunkan tegangan permukaan. Selain itu, fenol juga
dapat digunakan sebagai standar pembanding untuk menentukan aktivitas
suatu desinfektan.
Next
 Peroksida (H2O2)
Peroksida mempunyai molekul yang tidak stabil dan erfungsi untuk menginaktif
enzim mikroba.
 Gas Etilen Oksida
Gas Etilen Oksida berfungsi untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik.
Jenis
 Klorin sunting
Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya
adalah menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara
menghambat enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat.
Kelebihan dari disinfektan ini adalah mudah digunakan, dan jenis
mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup luas,
meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Kelemahan dari
disinfektan berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada
pH rendah (suasana asam), meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan
untuk mencapai efektivitas optimum disinfektan ini.
Next
 Iodin Sunting
 Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air
dalam skala kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup
untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih. Salah satu senyawa iodine yang
sering digunakan sebagai disinfektan adalah iodofor. Sifatnya stabil,
memiliki waktu simpan yang cukup panjang, aktif mematikan hampir
semua sel bakteri. Kelemahan iodofordiantaranya aktivitasnya
tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih dan mahal. Iodofor tidak
dapat digunakan pada suhu lebih tinggi dari 49 °C.
 Alkohol Sunting
Alkohol disinfektan yang banyak dipakai untuk peralatan medis,
contohnya termometer oral. Umumnya digunakan etil alkohol dan
isopropilalcohol dengan konsentrasi 60-90%, tidak bersifat korosif
terhadap logam, cepat menguap, dan dapat merusak bahan yang terbuat
dari karet atau plastik.
Next
 Amonium Kuartener Sunting
Amonium kuartener merupakan garam ammonium dengan substitusi gugus
alkil pada beberapa atau keseluruhan atom H dari ion NH4+nya. Umumnya
yang digunakan adalah en:cetyltrimetilammoniumbromide (CTAB) atau
laurildimetilbenzyl klorida. Amonium kuartener dapat digunakan untuk
mematikan bakteri gram positif, tetapi kurang efektif terhadap bakteri gram
negatif, kecuali bila ditambahkan dengan sekuenstran (pengikat ion logam).
Kelemahan dari senyawa ini adalah aktivitas disinfeksi lambat, mahal, dan
menghasilkan residu.
 Formaldehida Sunting
Formaldehida atau dikenal juga sebagai formalin, dengan konsentasi efektif
sekitar 8%. Formaldehida merupakan disinfektan yang bersifat karsinogenik
pada konsentrasi tinggi namun tidak korosif terhadap metal, dapat
menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan .
 Kalium permanganat Sunting
Kalium permanganat merupakan zat oksidan kuat namun tidak tepat untuk
disinfeksi air. Penggunaan senyawa ini dapat menimbulkan perubahan rasa,
warna, dan bau pada air.
Next
 Fenol Sunting
Fenol merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-
2% dalam air, umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol dapat
diperoleh melalui distilasi produk minyak bumi tertentu. Fenol bersifat
toksik, stabil, tahan lama, berbau tidak sedap, dan dapat menyebabkan
iritasi.
Kesimpulan
 Sterilisasi adalah suatu proses mematikan atau pengendalian semua bentuk
kehidupan makhluk organisme unuk berkembang biak. Contohnya peristiwa
filtirasi dilakukan untuk memisahkan mikrobia dari cairan atau gas
 Desinfektan adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lain.

 Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :


Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup
dan spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :
1. Sterilisasi uap (panas lembab)
2. Sterilisasi panas kering
3. Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi)
4. Sterilisasi gas
5. Sterilisasi dengan radiasi
Sterilisasi alat keperawatan dan kedokteran dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya infeksi nasokomial.
Trimakasih 

Anda mungkin juga menyukai