Anda di halaman 1dari 53

BPS 2021

Simulasi Kinerja Bangunan


dalam Proses Desain Studio:
Sebuah Pembelajaran dalam
Pendidikan Arsitektur Indonesia

JOKO SARWONO – TF ITB


PENGENDALIAN
BISING
TF3202 Fisika Bangunan

Ir. R.S. Joko Sarwono, PhD.


Dr. Ir. I G.N. Merthayasa
Dr. Rizki A. Mangkuto, ST, MT
Program Studi Teknik Fisika
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung
2020
Prinsip Pengendalian Bising
Pengendalian Pengendalian Pengendalian
pada sumber pada medium pada penerima

3
Prinsip Pengendalian Bising
� Pada fase awal/perancangan:
▪ Merancang tata letak bangunan yang sensitif terhadap
bising
▪ Merancang tata letak mesin-mesin dengan bising tinggi,
tanpa mempengaruhi proses produksi
▪ Memilih mesin atau komponen seperti mufflers, exhaust
dengan tingkat bising rendah
▪ Merancang bangunan yang berfungsi sebagai selubung
atau penghalang bising
▪ Merancang bangunan dengan insulasi atau peredam
suara dan vibrasi
▪ Menentukan jumlah personil yang diperlukan dalam unit
kesehatan dan keselamatan kerja. 4
Prinsip Pengendalian Bising
� Pada fase operasional:
▪ Menetapkan prosedur pengukuran, pemantauan dan
pemeliharaan komponen pengendalian bising
▪ Melakukan rancangan untuk memilih metode, teknik
serta intalasi komponen pengendalian bising
▪ Melakukan uji audiometri secara periodik
▪ Melakukan analisis tingkat bising dan pengaruhnya
terhadap para pekerja dan lingkungan sekitar

5
Jenis-jenis Pengendali Bising
� Selubung (enclosure)
Dibangun untuk membungkus atau menutupi sumber
bising secara keseluruhan atau sebagian.
� Penghalang (barrier)
Dibangun di antara sumber bising dan penerima untuk
memposisikan penerima pada daerah bayangan suara.
� Cladding
Digunakan untuk mengurangi tingkat bising dari
dinding pipa (acoustic skin / acoustic wrapping).
� Silencer, attenuator, muffler
Digunakan untuk mengurangi tingkat bising dari saluran
udara (ducting), pipa buang (knalpot), dll. 6
Selubung (Enclosure)
� Syarat selubung yang
baik: material insulasi,
▪ Tidak terdapat dengan rugi
transmisi yang tinggi
kebocoran akustik
(pelat besi, tembok
▪ Struktur dan atau beton
ukuran memadai
▪ Menggunakan material
yang padat dan
memiliki kerapatan
tinggi SUMBER
material absorpsi
BISING
atau penyerap
suara (glasswool
atau rockwool)
7
Selubung (Enclosure)

8
Tirai akustik Selubung parsial
Selubung (Enclosure)

Selubung penuh untuk ruang Selubung penuh untuk genset


kontrol

9
Penghalang (Barrier)

10
Penghalang (Barrier)
� Pada penghalang bising,
suara dengan frekuensi
tinggi akan teredam
dengan lebih efektif.
� Sebaliknya, suara dengan
frekuensi rendah akan
cenderung lebih mudah
terdifraksi (membelok).

11
Penghalang (Barrier) Bising

Penghalang Penghalang
di dalam ruangan di luar ruangan
12
Atenuasi Penghalang
� Atenuasi penghalang
(angka Fresnel) [dB]:
N = 2δ/λ
δ=A+B–d

▪ A : Jarak sumber suara ke puncak penghalang [m]


▪ B : Jarak penerima ke puncak penghalang [m]
▪ d : Jarak sumber bising ke penerima [m]
▪ λ : panjang gelombang [m]
13
Atenuasi Penghalang
� Contoh:
Suatu mesin terletak pada ketinggian 1,5 m dari tanah.
Penghalang bising setinggi 3 m diletakkan pada jarak 4
m dari mesin. Jika penerima berada pada jarak 25 m
dari penghalang, dengan ketinggian 1,5 m dari tanah,
berapakah atenuasi dari penghalang tersebut pada
frekuensi 1 kHz?

14
Atenuasi Penghalang
� Solusi:

1,5 m

4,0 m 25 m
1,5 m 1,5 m 1,5 m

A = [(4 m)2 + (1,5 m)2]1/2 = 4,27 m


B = [(25 m)2 + (1,5 m)2]1/2 = 25,04 m
d = 4 m + 25 m = 29 m
δ = A + B – d = (4,27 + 25,04 – 29) m = 0,32 m
λ = c/f = (344 m/s) / 1000 Hz = 0,344 m
N = 2δ/λ = 2(0,32 m)/(0,344 m) = 1,842
Atenuasi = 16 dB 15
Konstruksi Penghalang
INSIDE
LIVING
QUARTER
EXISTING WALL

20 gauge steel sheet galvanized


for weather protection
5 cm air gap

WALL BARRIER MODULE

16 gauge perforated steel


50 mm rock wool with
sheet, galvanized for
density of 120 kg/m3
weather protection 1 mm lead

wire
OUTSIDE
screen
LIVING
QUARTER ADDITIONAL WALL
BARRIER
16
Schematic drawing
Konstruksi Penghalang
22 gauge galvanized steel sheet
and 1 mm lead
rock wool 50 mm, density 120
kg/m3

22 gauge perforated galvanized steel


wire screen sheet with at least 10 % openings

OUTSIDE LIVING
INSIDE LIVING
QUARTER
QUARTER Vibration Pad at least consists of
Vibration steel plates and neoprene rubber
WALL BARRIER MODULE pads.
Absorber
SCREWED ON SUPPORT
neoprene
outside floor
rubber pad
assembly

17
Cladding Lock seal
2 mm lead sheet

100 mm rockwool with


density of 140 kg/m3
Cladding untuk
pipa:
Waterproof PVC membrane
1 mm galvanized steel jacket

Cladding untuk valve: Valve

Downstream Pipe
Piping

18

Acoustic cladding
Atenuator
� Atenuator reaktif:
menggunakan kamar ekspansi
yang terbentuk dari logam
micro-perforated yang berfungsi
sebagai resonator Helmholtz,
sehingga menghasilkan
interferensi yang desktruktif.
� Atenuator disipatif:
menggunakan material berserat
yang bersifat menyerap suara.

19
Atenuator Reaktif
Contoh:

20
Atenuator Disipatif
Contoh:

21
Penyerapan Suara

Suara datang
Wi

Suara transmisi

Suara pantul
τ = Wτ /Wi

Suara diserap ρ = Wρ /Wi

W ρ + Wα + W τ = W i α = Wα /Wi
ρ+α+τ=1
α = 1 – (ρ + τ) 22
Koefisien Absorpsi Suara
� Koefisien absorpsi suara rata-rata permukaan dalam
ruangan:

� Koefisien absorpsi
suatu material
bervariasi terhadap
frekuensi.

23
Material Penyerap Suara - Porus
� Material porus (berpori):
memiliki pori dengan
struktur sel yang terbuka.
� Umumnya efektif menyerap
suara pada frekuensi tinggi.
� Supaya efektif, ketebalan
material b harus lebih atau
sama dengan ¼ panjang
gelombang suara (λ):
b ≥ λ/4
� Contoh: glasswool, rockwool,
karpet, kain
24
Material Penyerap Suara - Porus
� Kemampuan menyerap suara
suatu material porus akan
semakin tinggi jika:
■ Ketebalan material bertambah
■ Terdapat celah udara di antara
komponen penyusunnya.
� Material penyerap suara porus
secara komersial terbagi menjadi:
■ Unit akustik pre-fabricated
■ Plaster/spray
akustik
■ Selimut/isolasi
akustik 25
Material Penyerap Suara - Panel
� Material panel (membran):
memiliki membran yang
berubah bentuk saat
menerima suara di sekitar
frekuensi resonansinya.
� Umumnya efektif menyerap
suara pada frekuensi rendah.
� Contoh: panel yang dipasang
pada jarak tertentu dari
dinding, papan kayu, papan
gipsum

26
Material Penyerap Suara - Panel
� Kemampuan menyerap suara
suatu material panel akan
semakin tinggi jika dilengkapi
dengan selimut/isolasi akustik
pada celah udaranya.

27
Material Penyerap Suara – Resonator
� Resonator Helmholtz: wadah
udara dengan leher sempit,
menyerap suara hanya di
sekitar frekuensi resonansinya.
� Umumnya efektif menyerap
suara pada rentang frekuensi
yang sangat sempit.
� Contoh: lubang atau rongga
udara pada dinding/panel

28
Material Penyerap Suara – Perforasi
� Ketiga jenis material penyerap
suara (porus, panel, resonator
Helmholtz) dapat digabung
menjadi satu dalam bentuk
panel berperforasi (perforated).

29
Aplikasi Material Penyerap Suara
� Absorbent baffles
■ Pada saluran udara (ducting)
■ Pada ruang antarkamar
■ Pada jendela

30
Pengukuran Koefisien Absorpsi Suara
� Metode tabung impedansi
■ Menggunakan prinsip
gelombang berdiri pada pipa
tertutup
■ Hanya mempertimbangkan
suara yang datang pada arah
tegak lurus material
■ Ukuran sampel material
sangat kecil (~ Ø 10 cm)

31
Pengukuran Koefisien Absorpsi Suara
� Metode ruang dengung
■ Menggunakan prinsip pengukuran
waktu dengung dalam ruangan
■ Mempertimbangkan suara
yang datang dari segala arah
■ Ukuran sampel material relatif
besar (~ 10 m2)
■ Pada kondisi tanpa material uji:
T60 = 0,161 V / (Sruang αruang)
■ Pada kondisi dengan material uji:
T60’ = 0,161 V / [(Sruang – Smat)αruang + Smat αmat)]
32
Pengukuran Koefisien Absorpsi Suara
� Metode ruang dengung
■ Pada kondisi tanpa material uji:

■ Pada kondisi dengan material uji:

33
Pengukuran Koefisien Absorpsi Suara
� Contoh:
Hasil pengukuran waktu dengung Frekuensi T60 kosong T60 material
[Hz] [s] [s]
di ruang dengung, dalam kondisi 63 9,53 7,65
kosong serta dalam kondisi berisi 125 12,36 5,15
material uji adalah sbb. Volume 250 9,60 2,45
500 7,42 2,40
ruang dengung adalah 196 m3, 1000 6,14 2,52
sedangkan luas sampel material 2000 4,75 2,42
uji 10 m2. Tentukan koefisien 4000 3,68 2,20
8000 2,78 1,76
absorpsi material uji tersebut pada
setiap frekuensi!

34
Pengukuran Koefisien Absorpsi Suara
� Solusi:
αmaterial = 0,161 (V/ Smaterial)(1/T60’ – 1/T60)
Frek. 63 Hz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/7,65 – 1/9,53) = 0,08
Frek. 125 Hz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/5,15 – 1/12,36) = 0,36
Frek. 250 Hz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/2,45 – 1/9,60) = 0,96
Frek. 500 Hz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/2,40 – 1/7,42) = 0,89
Frek. 1 kHz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/2,52 – 1/6,14) = 0,74
Frek. 2 kHz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/2,42 – 1/4,75) = 0,64
Frek. 4 kHz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/2,20– 1/3,68) = 0,58
Frek. 8 kHz 🡪 αmaterial = 0,161 (196/10) (1/1,76 – 1/2,78) = 0,66

35
Rugi Transmisi (TL)
� Rasio logaritmis [dB] dari daya suara yang datang pada
suatu sisi material (W1) terhadap daya suara yang
ditransmisikan material tersebut pada sisi lain (W2).

W1 W2

36
Rugi Transmisi (TL)
� Rugi transmisi suatu bidang yang terdiri dari beberapa
material berbeda (komposit) ditentukan dari koefisien
transmisi rata-ratanya.

� Contoh:
Suatu dinding berukuran 3 m × 3 m dan memiliki TL sebesar
20 dB. Misalkan dinding tersebut dibobok dan dipasangi
kaca jendela dengan TL 10 dB. Tentukan TL rata-rata dari
dinding-kaca jendela, jika ukuran kaca yang dipasang
adalah: (a) 0,5 m × 0,5 m dan (b) 2,0 m × 2,0 m. 37
Rugi Transmisi (TL)
� Solusi:
TLdinding = 20 dB 🡪 τdinding = 1/(10TL/10) = 1/(1020/10) = 0,01
TLkaca = 10 dB 🡪 τkaca = 1/(1010/10) = 0,10
a. Skaca = (0,5 × 0,5) m2 = 0,25 m2
Sdinding = (3 × 3 – 0,25) m2 = 8,75 m2
τ = [(0,25 m2)(0,10) + (8,75 m2)(0,01)] / (9 m2) = 0,0125
TLgabungan = 10 log (1/0,0125) = 19 dB
b. Skaca = (2,0 × 2,0) m2 = 4,0 m2
Sdinding = (3 × 3 – 4,0) m2 = 5,0 m2
τ = [(4,0 m2)(0,10) + (5,0 m2)(0,01)] / (9 m2) = 0,05
38
TLgabungan = 10 log (1/0,05) = 13 dB
Frekuensi vs TL
� TL bervariasi terhadap frekuensi suara yang datang,
kekakuan material, dan massa jenis permukaan
material.

• TL: rugi transmisi [dB]


• w : massa jenis permukaan material [kg/m2]
• f : frekuensi [Hz]
• ρ0c0 = 415 rayl
• k : konstanta material [Hz∙kg/m2]

� Frekuensi kritis fc dari material akan


menentukan efek koinsiden. 39
Frekuensi vs TL
Transmisi Transmisi Transmisi
dipengaruhi dipengaruhi dipengaruhi efek
kekakuan hukum massa koinsiden
material

TL [dB]
Kenaikan
material
6 dB/oktaf
material dengan
dengan redaman besar
redaman besar
material dengan
redaman kecil

material
dengan
redaman kecil
100 1000 fc
Frekuensi [Hz] 40
Nilai Rugi Transmisi
� Nilai TL terbesar
yang mungkin
dicapai suatu
material ialah
sekitar 60 dB.
� Tipikal nilai TL
beberapa
material
konstruksi:

41
Pengukuran Rugi Transmisi
� Dari ruangan ke ruangan:

LP1 LP2

42
Sound Transmission Class (STC)
� Untuk memudahkan, didefinisikan
suatu besaran angka tunggal Sound
Transmission Class (STC) yang
diturunkan dari pengukuran TL
dengan filter 1/3 oktaf pada
frekuensi 125 ~ 4000 Hz.

43
Penentuan STC
� Pada masing-masing frek.:
TLref(f) – TLf harus ≤ 8 dB.
� Pada seluruh frekuensi:
Total dari TLref(f) – TLf yang
bernilai positif harus ≤ 32 dB.

44
Penentuan STC
� Nilai STC tidak sama dengan nilai TL rata-rata.
� Dua buah material berbeda dapat memiliki TL rata-
rata yang sama, tetapi STC yang berbeda.

45
Nilai STC
� Tipikal nilai STC beberapa material partisi:

46
Rugi Transmisi Lapangan
� Dari luar ke dalam ruangan:

LP1 LP2

TL : rugi transmisi material partisi [dB]


LP1 : tingkat tekanan suara di luar ruangan [dB]
LP2 : tingkat tekanan suara di dalam ruangan [dB]
47
S : luas material partisi [m2] ; Arec: absorbsi ruang penerima [m2 Sabine]
Rugi Transmisi Lapangan
� Contoh:

Ruang kantor berukuran 10 m × 10 m × 3 m, lantainya dilapisi


karpet dengan α = 0,40, dinding memiliki α = 0,07, serta
langit-langit memiliki α = 0,10. Apabila tingkat tekanan suara
di luar ruang sebesar 90 dB dan diinginkan tingkat tekanan
suara pada ruang kantor sebesar 45 dB, tentukan TL yang
harus dimiliki oleh setiap dinding! 48
Rugi Transmisi Lapangan
� Solusi:
Arec = Skarpet αkarpet + Sdinding αdinding + Slangit-langit αlangit-langit
= (10 m × 10 m)(0,40) + (4 × 10 m × 3 m)(0,07)
+ (10 m × 10 m)(0,10)
= 58,4 m2 Sabine
TL = LP1 – LP2 + 10 log S/Arec + 6
= 90 – 45 + 10 log [(10 × 3)/58,4] + 6
= 48,1 dB

49
Rugi Transmisi Lapangan
� Dari dalam ke luar ruangan:

LP2
LLp
P1
1

TL : rugi transmisi material partisi [dB]


LP1 : tingkat tekanan suara di dalam ruangan [dB]
LP2 : tingkat tekanan suara di luar ruangan [dB]
S : luas material partisi [m2]
r : jarak antara penerima dan material partisi [m] 50
DI : indeks arah = 10 log Q ; Q : faktor arah
Bising Melalui Struktur
� Selain melalui udara (air-borne noise), bising dapat pula
merambat melalui struktur bangunan (structure-borne
noise).
� Bising melalui struktur umumnya terjadi akibat adanya
tumbukan dengan permukaan keras pada struktur
(dinding dan lantai).

51
Bising Melalui Struktur
� Untuk mengatasi bising melalui struktur, dapat
digunakan langit-langit gantung dan/atau lantai
mengambang (floating floor).

52
PENGENDALIAN
BISING
TF3202 Fisika Bangunan

Ir. R.S. Joko Sarwono, PhD.


Dr. Ir. I G.N. Merthayasa
Dr. Rizki A. Mangkuto, ST, MT
Program Studi Teknik Fisika
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung
2020

Anda mungkin juga menyukai