Anda di halaman 1dari 8

1.3. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila.

• Arti penting pendekatan historis :


a. Dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari berbagai
peristiwa sejarah (nasional/bangsa lain).
b. Dapat memperoleh inspirasi untuk berpartisipasi dalam
pembangunan bangsa sesuai program studi masing-masing.
c. Dapat berperan aktif dan arif dalam berbagai kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta dapat menghindari
pengulangan kesalahan dalam sejarah.
• Nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia, dengan
kata lain berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat
Indonesia yang diangkat dari nilai-nilai kultural bangsa
Indonesia melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara.
• Tugas mahasiswa → mengkonstruksikan kewajiban warga
negara untuk mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.
• Urgensi pendekatan yuridis:
a. Kewajiban negara untuk menegakkan hukum.
b. Meningkatkan kesadaran hukum masayarakat terutama di kalangan
intelektual.
c. Terwujudnya negara hukum formal dan negara hukum material →
keteraturan sosial dan peningkatan kesejahteraan.
d. Tercapainya keseimbangan hak dan kewajiban serta masyarakat adil dan
makmur.
• Urgensi pendekatan politik:
a. Menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau
pedoman dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik → negara,
kekuasaan, pengambilan keputusan, pembagian kekuasaan.
b. Menemukan pedoman moral untuk mewujudkan kehidupan politik yang
sehat dan menciptakan struktur politik (supra dan infra) yang stabil dan
dinamis.
• Tugas mahasiswa → menafsirkan fenomena politik dikaitkan dengan
kehidupan politik yang sehat.
• Dinamika dan Tantangan pendidikan Pancasila
• Apabila ditelusuri secara historis, pembudayaan dan pewarisan
nilai-nilai Pancasila telah secara konsisten dilakukan sejak awal
kemerdekaan sampai dengan sekarang, namun bentuk dan
intensitasnya berbeda dari zaman ke zaman.
• Tantangan pendidikan Pancasila:
a. Menentukan bentuk dan format penyelenggaraan mata kuliah
pendidikan Pancasila yang menarik dan efektif → ketersediaan
sumber daya dan spesialisasi program.
b. Krisis keteladanan dari para elite politik dan maraknya gaya
hidup hedonistik di masyarakat.
• Tugas mahasiswa untuk mengungkapkan permasalahan:
kesadaran perpajakan; korupsi; lingkungan; disintegrasi bangsa;
dekadensi moral; narkoba; masalah penegakan hukum; dan
masalah terorisme (dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila)
Tujuan Pendidikan Pancasila

Dewasa ini ada penolakan terhadap mata kuliah Pendidikan Pancasila (sejak 1998) dianggap
berkaitan dengan ORBA, proses indoktrinasi? Bagi generasi muda menimbulkan reaksi penolakan
(negatif).
Tetapi MK. Substansinya tetap penting, karena konsep negara bangsa semakin bergeser ke
borderless. Karena itu sebagai negara bangsa yang bermartabat manusiawi kita harus
mempertahankannya (bandingkan dengan negara-negara yang mengesampingkan kemanusiaan).

Karena itu justru Pendidikan Pancasila menjadi lebih penting lagi. (Prof Arief Sidartha)
 
Kondisi bangsa, negara dan masyarakat yang dilanda krisis dan disintegrasi juga membuat Pend.
Pancasila lebih penting
 
Mari kita hayati apakah pendidikan Pancasila ini memang diperlukan dalam konteks recovery
jangka panjang bangsa Indonesia?
TUJUAN

• Mempelajari secara kritis Pancasila


sebagai wacana legalistik dengan
paradigma lebih luas dari sekadar dasar
negara, membongkar kembali
pemahaman dan intepretasi tunggal
terhadap Pancasila

• Menggali apa yang ‘tersirat’ dibalik


suratan sila-sila, mencari makna
terdalam.
PENDEKATAN APPROACH

• PENDEKATAN HISTORIS
• PENDEKATAN KETATANEGARAAN
(YURIDIS KONSTITUSIONAL
• PENDEKATAN FILSAFAT
• Pendekatan Hermeneutik
• Pendekatan Pedagogis
Pendekatan filsafat paling banyak digunakan.

Pendekatan Hermeneutik
Hermeneutik adalah metode pendekatan filsafat untuk memaknai
fenomena-fenomena hidup. Artinya pergulatan pemikiran dalam
tataran praktis. Mempelajari Pancasila tidak sebagai sebuah
dogma yang sakral, tetapi mempelajari Pancasila dari pendekatan
ilmiah akademik/dari segi yuridis konstitusional dan objektif
ilmiah, artinya mempelajari Pancasila sebagai faham filsafat atau
philosophical way of thinking.

Pendekatan Pedagogis
Pendidikan Pancasila sebagai pendidikan nilai (mk. pengembangan
kepribadian). Kebebasan intepretasi harus diikuti usaha konstruktif
atas nilai yang muncul. Artinya tidak hanya sekedar kritis tetapi
juga mampu memberikan solusi. Berarti menggali Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa atau way of life.
BERFILSAFAT HARUS MEMENUHI SYARAT-SYARAT
BERPIKIR YAKNI :

• RASIONAL
Memakai akal sehat, menggunakan argumentasi
• KRITIS
Tidak cepat puas atas jawaban sendiri atau yang
disodorkan orang lain (apa sebab? Kenapa/mengapa?
Bagaimana?) . Mencari jawaban benar di tengah
relativitas jawaban
• SISTEMATIS (RUNTUT)
Berpikir atau mengajukan jawaban dengan urutan
tertentu, dengan pola yang jelas. Menggunakan logika
atau cara berpikir yang teratur.
• MENYELURUH
• MENDALAM
• NORMATIF

Anda mungkin juga menyukai