TUBERKULOSIS KUTIS
Tuberkulosis pada kulit yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis dan Mycobacteria
Atypical.
EPIDEMIOLOGI
84% bentuk skrofluroderma, 13 % bentuk tuberkulosis
kutis verukosa, dan lupus vulgaris yang sangat jarang.
Terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Wanita lebih sering dibandingkan anak-anak.
Mycobacterium Tubercullosis
Mikobakterium
tuberkulosis mempunyai
sifat-sifat yaitu
berbentuk batang, tidak
membentuk spora,
aerob, tahan asam,
panjang 2-4/µ dan lebar
0,3-1,5/µ, tidak
bergerak dan suhu
optimal pertumbuhan
pada 37ºC
Mikobakteria atipikal (Klasifikasi Runyon ):
1. Golongan I : fotokromogen
2. Golongan II : skotokromogen
3. Golongan III : nonfotokromogen
4. Golongan IV : rapid growers
PATOGENESIS
1. Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang
telah dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma.
2. Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam
yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis
kutis orifisialis.
3. Penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis
miliaris.
4. Penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris.
5. Penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang
penyakit tuberkulosis, misalnya lupus vulgaris.
6. Kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi lokalnya
telah menurun atau jika ada kerusakan kulit, contohnya
tuberkulosis kutis verukosa.
KLASIFIKASI PILLSBURRY
1. Tuberkulosis kutis sejati 2. Tuberkulid
a. Tuberkulosis kutis primer
Inokulasi tuberkulosis primer
a. Bentuk papul
(tuberkulosis chancre) Lupus miliaris
b. Tuberkulosis kutis sekunder diseminatus fasiei,
Tuberkulosis kutis miliaris, Tuberkuloid
Skrofuloderma, Tuberkulosis
kutis verukosa, Tuberkulosis
papulonekrotika, Liken
kutis gumosa, Tuberkulosis skrofulosorum.
kutis orifisialis, Lupus vulgaris. b. Bentuk granuloma
dan ulseronodulus
Eritema nodusum,
Eritema induratum.
SKROFULODERMA
Adalah tuberkulosis kutis
murni sekunder yang
terjadi secara
perkontinuitatum dari
jaringan di bawahnya
seperti kelenjar getah
bening, otot, maupun
tulang.
Sinonim: scrophuloderma,
Tuberculosis Cutis
Colliquativa, Cf.
Tuberculous gumma
EPIDEMIOLOGI
Biasanya pada anak-anak dan dewasa muda.
Tidak ada perbedaan pria dan wanita.
Frekuensi terbanyak pada negara yang belum
berkembang.
Penyebaran paling mudah saat musim penghujan.
Gizi yang kurang baik menyebabkan penyakit lebih
mudah meluas.
PREDILEKSI
Leher
Aksila
Lumbal
Inguinal.
Klier Pakket:
Infeksi kelenjar
s ebuah
Periadenitis: kelenjar
kelenjar
mengalami perlunakan
(limfadenitis)
melekat
pembesaran
PERJALANAN PENYAKIT
berupatidak
dengan getah
serentak, mengakibatkan
konsistensinyakelenjar
kenyal dan
jaringan
bening sekitarnya
lunak (abses dingin
Ab
ses
pec
ah
me
mb
ent
uk
fist
ula
.
Mu
ara
fist
ula
me
lua
s
me
mb
ent
uk
ulk
us
ya
ng
kh
as.
SIFAT ULKUS
Bentuk memanjang tidak
teratur.
Sekitarnya berwarna
kebiruan.
Dinding bergaung
Jaringan granulasi tertutup
pus seropurulen yang jika
mengering berwarna
kekuningan.
Ulkus dapat sembuh
spontan membentuk skin
bridge.
Diagnosis Banding
Stadium Limfadenitis Sukar dibuat diagnosis secara klinis, hendaknya dilakukan
●
Leher: ●
Perbedaan: Benjolan/deformitas dengan
Actinomycosis beberapa muara fistula produktif
Lipat Paha: ●
Perbedaan: Terdapat coitus suspectus, disertai
Limfogranuloma
gejala kontusi, dan 5 tanda radang akut.
Venereum
TANDA DIAGNOSTIK
Pembesaran banyak kelenjar getah bening dengan
konsistensi yg bermacam-macam
Periadenitis
Abses dan fistel yg multipel (tidak nyeri)
ulkus bersifat khas : tak teratur, bergaung,
memanjang
Sikatrik → memanjang & tdk t’atur
Sekitar ulkus livid
Jembatan kulit
PEMERIKSAAN LAB
Tes Mantoux dan radiogram paru: adanya fokus2 yg
masih aktif.
Biakan sekret ulkus dan tes resistensi
Pemeriksaan. darah tepi (diagnosis&tindak lanjut
setelah terapi): Hit Jenis, LED↑, leukosit ↑ atau normal
Pemeriksaan bakteriologi :
Px sediaan langsung:
Pewarnaan Ziehl Neelsen terdapat batang-batang
merah tersebar BTA (+)
Px Kinyun Gabbet
Perbenihan Lowenstein Jensen pd suhu 37⁰C
Percobaan kimia : Niasin
Px dg binatang percobaan: perlu waktu ± 2bln
Gambaran Histopatologi
Lapisan kutis dalamnekrosis kaseosa &
pembentukan ruang berisi debris yg menjadi cair,
dinding dibentuk oleh jaringan granulasi
tuberkulosa,terbentuk sinus yg menuju permukaan,
ulkus timbul mungkin dgn proliferasi papilomatosa.
Jaringan yg mengalami nekrosis kaseosa dikelilingi
oleh sel-sel epitel dan sel-sel datia Langhans.
TERAPI
Kategori III Tx TBC paru (2HRZ 6HE, 2HRZ4HR, 2HRZ4H3R3)
Umum: istirahat , meningkatkan daya tahan tubuh (roboransia), dan
isolasi
Khusus : Sistemik dan topikal
Sistemik
First line drugs
1) INH (bakterisid)
Murah dan efek samping sedikit
5-10 mg/kgBB, dosis tunggal, max 400mg/hari
ES: neuritis perifer jika dosis >400mg/ hari
Vit.B6 5-10 mg tiap pemberian 100 mg INH untuk mencegah efek
samping tsb.
c/: pehadoxin forte
2) Streptomisin (bakteriostatik)
25 mg/kgBB IM tiap hari sampai 90x
ES: gangguan keseimbangan & pendengaran
3) PAS / para (bakteriostatik)
200 mg/kgBB 4 x sehari
ES: iritasi lambung
4) Etambutol (pengganti PAS)
25 mg/kgBB 2 bln pertama, selanjutnya diturunkan menjadi 15
mg/kgBB, dosis tunggal.
Tx dapat dilakukan dg 2 / 3 mcm obat. Pada kombinasi 2 mcm obat
1 bln penyembuhan (-) ditambahkan obat ke 3.
Penyembuhan (+):
ulkus sudah menutup
KGB sudah mengecil(kurang dari 1 cm dab berkonsistensi keras)
sikatriks yang semula eritematosa menjadi tidak eritema lagi.
LED akan menurun dan menjadi normal. LED dapat dipakai
sebagai pegangan untuk menilai penyembuhan pada penyakit
tuberculosis.
Pengobatan dilanjutkan 6 bulan sampai sembuh klinis.
Kombinasi 3 obat INH, Rifampisin, etambutol atau INH,
streptomisin, PAS
Second line drugs
• Rifampisin (bakterisid, pengganti streptomisin) : 10 mg/kgBB
(PO), dosis tunggal sebelum mkn, setiap hari 1-2 bln kemudian
2/3xseminggu 6 bln-1th
• kanamisin 25 mg/kgBB iv 90x, dosis dws max 4gr/mggu
ES: seperti streptomisin, lebih tosik
• protionamid : dosis tidak > 500 mg/hr (dws) (PO), dosis tunggal
ES: iritasi ringan lambung, gangguan hepar.
• Pirazinamid (bakterisid) : 20-35 mg/kgBB 3xsehari (PO)
ES: gangguan hepar
Topikal
• pus + : kompres dgn solutio permanganas Kalikus 1/5.000.
• kering : krim, salep antibiotik dan salep minyak ikan digunakan
untuk merangsang pinggir ulkus agar cepat menutup.
Terapi pembedahan (eksisi)
Indikasi:
terapi dengan antituberkulosis gagal
penderita skrofuloderma disertai
penurunan kekebalan tubuh
penderita skrofuloderma berulang
penderita skrofuloderma disertai dengan
penyakit yang berat.
PROGNOSIS