Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PASIEN
DENGAN
GLUKOMA
BINARTI DWI W,M.KES
Pengertian
1. Glaukoma primer
Glaucoma sudut terbuka
Glaucoma sudut tertutup
2. Glaucoma sekunder
3. G. Kongenital
4. G. Absolut
Glaucoma sudut terbuka
Menyertai kelainan kongenital lainnya
Glaukoma absolut
Etiologi
Dapat terjadi primer menyerang pasien usia 40 tahun
atau lebih.
Faktor Predisposisi
Primer
pemakaian obat-obatan midriatik,
berdiam lama di tempat gelap,
gangguan emosional.
Sekunder
hifema,
luksasi/subluksasi lensa,
katarak intumesen atau katarak hipermatur,
uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan
iris
pasca pembedahan intraokuler.
HIFEMA
Manifestasi klinik
Akibat rasa sakit yang berat G3 GI berupa mual dan muntah
mengaburkan gejala glaukoma akut.
Mata terasa sangat sakit sekitar mata dan belakang kepala .
Tajam penglihatan sangat menurun.
Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
Konjungtiva edema
Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
Bilik mata depan sangat dangkal
Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan
Tekanan bola mata sangat tinggi
Pemeriksaan Penunjang
Definisi
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala
peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi
kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
Etiologi
Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus,
arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka
panjang, miopia tinggi dan progresif.
Manifestasi klinik
PATHWAY GLAUKOMA
Pemeriksaan Penunjang
a. Iridektomi perifer.
Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang
dan depan karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran
humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut
yang tertutup sebanyak 50%.
Trabekulotomi (Bedah drainase)
Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan
iridektomi.
Pengobatan
Agen Kolinergik (Miotik) :menurunkan tahanan terhadap aliran humor
aqueous, Pilocarpine,Carbachol ( Carbacel )
Agen adrenergik :Menurunkan produksi humor aqueous dan meningkatkan
aliran aqueous.
Epinephryl borate (Eppy)
Epinephrine hydrochloride (glaucom, Epifrin)
1.Mengurangi stress
2. Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi
kecil sehingga glaucomaakan memblok pupil
3. Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil
akan melebar (dilatasi)
4.Diet rendah natrium
- Pembatasan kafein
- Mencegah konstipasi
- Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin,
dan mengejan karena akanmeningkatkan TIO
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat :
Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
2. Makanan / Cairan :
Mual, muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori :
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan
kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar,
kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan air mata.
4. Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma
kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan
sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
5. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem
vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh:
peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan
endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
Pemeriksaan Diagnostik
Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,
aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau
penglihatan ke retina atau jalan optik.
Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan massa tumor
pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25
mmHg)
Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glaukoma.
Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika
TIO normal atau hanya meningkat ringan.
Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
Darah lengkap, LED :Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan
aterosklerosisi,PAK.
Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.
Diagnosa Keperawatan
Dx 1
Tujuan: nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
a. Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian nyeri
b. Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
c. Ekspresi wajah rileks
Intervensi:
a. Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri
b. Kaji tingkatan nyeri untuk menentukan dosis analgesic
c. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
d. Atur sikap fowler 30° atau dalam posisi nyaman.
e. Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
f. Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
g. Berikan analgesi sesuai anjuran
DX 2
Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil:
a. Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
b. Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut
Intervensi:
a. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
b. Dorong mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
c. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung
tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis
d. Lakukan tindakan untuk membantu pasien
menanganiketerbatasan penglihatan, contoh, kurangi
kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke
subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan
masalah penglihatan malam
e. Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi
DX 3