Anda di halaman 1dari 77

PERAWATAN NEONATAL

ESENSIAL
SETELAH LAHIR
MENJAGA BAYI TETAP HANGAT
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Jelaskan kepada ibu bhw menjaga bayi tetap hangat
adalah sangat penting untuk menjaga bayi tetap sehat.
2. Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering dan
bersih, bila perlu bayi memakai tutup kepala, sarung
tangan dan kaos kaki.
3. Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti.
4. Rawat Gabung
5. Apabila bayi harus dipisah dengan ibunya,
yakinkan bayi menggunakan pakaian yang
hangat dan diselimuti.
6. Raba telapak kaki bayi, bila teraba dingin bisa
dilakukan kontak kulit ke kulit, atau ditambah
selimut dan lakukan penilaian ulang
7. Jaga ruangan tetap hangat.
Posisi tidur
1. Bayi tidur bersama ibu di tempat tidur yang
sama untuk memudahkan menyusui sesuai
dengan keinginan bayi.
2. Sebaiknya bayi tidur bersama ibu di bawah
kelambu, terutama untuk daerah malaria.
3. Posisi tidur bayi yang dianjurkan adalah
terlentang atau miring, tidak dianjurkan
untuk tidur tengkurap terlebih tanpa
pengawasan terus menerus.
Bebarapa Hal Yang Tidak Perlu Dilakukan
Untuk Mencegah Kehilangan Panas:
Bebarapa Hal Yang Tidak Perlu Dilakukan UntuK Mencegah
Kehilangan Panas:

• Bayi jangan dibedong


Membedong bayi akan membatasi gerakan sehingga aktivitas
otot berkurang dengan demikian tidak menghasilkan panas
tubuh sehingga dapat membuat bayi kedinginan.
• Bayi jangan memakai gurita
Pemakaian gurita dapat menekan lambung sehingga dapat
menyebabkan muntah serta membatasi pernapasan.
PERAWATAN METODE
KANGGURU
Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Menjaga bayi tetap kontak kulit dengan kulit
ibunya. Perawatan metode kanguru adalah
suatu cara agar BBLR terpenuhi kebutuhan
khusus mereka terutama dalam
mempertahankan kehangatan suhu tubuh.
Untuk melakukan PMK, tentukan bayi memiliki
berat lahir <2500 gram, tanpa
masalah/komplikasi.
• Syarat melakukan PMK :
• Bayi tidak mengalami Kesulitan Bernapas
• Bayi tidak mengalami Kesulitan Minum
• Bayi tidak Kejang
• Bayi tidak Diare
• Ibu dan keluarga bersedia dan tidak
sedang sakit
Metoda kanguru sangat baik dilakukan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
Metoda ini berguna untuk mempercepat
terjadinya kestabilan suhu tubuh dan
merangsang bayi baru lahir segera mengisap
puting payudara ibu.
Pelaksanaan PMK memiliki 4
komponen :
1. Posisi
2. Nutrisi
3. Dukungan
4. Pemantauan
1. Posisi

• Bayi telanjang dada (hanya memakai


popok, topi, kaus tangan, kaus kaki),
diletakkan telungkup di dada dengan
posisi tegak atau diagonal. Tubuh bayi
menempel/kontak langsung dengan ibu.
• Atur posisi kepala, leher & badan dg baik
utk menghindari terhalangnya jalan napas.
Kepala menoleh ke samping di bawah
dagu ibu (ekstensi ringan).
• Tangan &kaki bayi dlm keadaan fleksi
seperti posisi “katak”
• Kemudian “fiksasi”
dengan selendang
• Ibu mengenakan
pakaian/blus longgar
sehingga bayi berada
dalam 1 pakaian dengan
ibu. Jika perlu, gunakan
selimut.
• Selain ibu, ayah dan
anggota keluarga lain
bisa melakukan
metoda kanguru.
2. Nutrisi
Selama pelaksanaan PMK, BBLR hanya diberikan
ASI.
Melalui PMK akan mendukung dan mempromosikan
pemberian ASI eksklusif, karena ibu menjadi lebih
cepat tanggap bila bayi ingin menyusu.
Bayi bisa menyusu lebih lama dan lebih sering.
Bila bayi dibawa ke fasilitas kesehatan dan bayi tidak
mampu menelan ASI dapat dilakukan pemasangan
Oro Gastric Tube (OGT) untuk dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap.
3. Dukungan
Keluarga memberikan dukungan pada
ibu dan bayi untuk pelaksanaan perawatan
metoda kanguru.
Di fasilitas kesehatan , pelaksanaan PMK
akan dibantu oleh petugas kesehatan.
4. Pemantauan
• BBLR yang dirawat di fasilitas kesehatan yang
dapat dipulangkan lebih cepat (berat < 2000
gram) harus dipantau untuk tumbuh kembangnya.
Apabila didapatkan tanda bahaya harus dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
• Kunjungi BBLR minimal dua kali dalam minggu
pertama, dan selanjutnya sekali dalam setiap
minggu sampai berat bayi 2500 gram dengan
mempergunakan algoritma MTBM.
Hal- hal yang perlu dipantau selama PMK:
Pastikan :
 suhu aksila normal (36,5 – 37,5 ° C )
 Pernapasan normal (30-60 X/menit)
 Tidak ada tanda bahaya
 Bayi mendapatkan ASI yang cukup / 2 jam
 Pertumbuhan dan perkembangan baik
(*minggu pertama BB akan turun 10-15%,
*minggu kedua pertambahan BB
15g/KgBB/hari).
CARA PEMBERIAN ASI
Menasihati Ibu Tentang Cara Pemberian ASI
• Sebelum menasihati ibu, amati cara ibu
menyusui bayinya. Kemudian nasihati sesuai
dengan masalah yang ditemukan.
ASI eksklusif untuk bayi muda
• Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai
umur 6 bulan adalah ASI.
• Menyusui secara eksklusif
• Berikan ASI sesuai keinginan bayi paling sedikit
8 kali sehari.
• Pada hari-hari pertama setelah kelahiran apabila bayi
dibiarkan menyusu sesuai keinginannya dan tidak
diberikan cairan lain maka akan dihasilkan secara
bertahap 10 – 100 mL ASI / hari.
• Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14. Bayi
sehat akan mengkonsumsi 700-800 mL ASI per hari
(600-1000 mL).
• Setelah 6 bulan produksi ASI akan menurun menjadi
400-700 mL sehingga diperlukan makanan
pendamping ASI.
• Setelah 1 tahun, produksi ASI hanya sekitar 300-500
mL sehingga makanan padat menjadi makanan utama.
ada 3 jenis refleks yang berhubungan dengan proses menyusu,
yaitu:
• Refleks mencari puting susu (rooting reflex)
BBL akan menoleh ke arah pipi yang disentuh. Bayi akan
membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha
untuk mengisap benda yang disentuhkan tersebut.
• Refleks mengisap (suckling reflex)
Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan
refleks mengisap. Isapan ini akan menyebabkan areola dan puting
susu ibu tertekan gusi, lidah dan langit-langit bayi, sehingga sinus
laktiferus di bawah areola tertekan dan ASI terpancar keluar.
• Refleks menelan (swallowing reflex)
ASI di dalam mulut bayi akan didorong oleh lidah ke arah
faring, sehingga menimbulkan refleks menelan.
(rooting reflex)

(suckling reflex)

(swallowing reflex)
Cara Menyusui yang Benar
• Menyusui dalam posisi dan perlekatan yang
benar, sehingga menyusui efektif.
• Menyusui minimal 8 kali sehari semalam (24
jam)
• Menyusui kanan-kiri secara bergantian, hanya
berpindah ke sisi lain setelah mengosongkan payudara
yang sedang disusukan.
• Keuntungan pengosongan payudara adalah:
 Mencegah pembengkakan payudara
 Meningkatkan produksi ASI
 Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (ASI
awal dan akhir)
POSISI MENYUSUI
• Posisi menyusui yang benar adalah:
• Ibu menyusui bayi dengan posisi
duduk santai, punggung bersandar dan
kaki tidak menggantung.
• Jika ibu menyusui sambil berbaring, maka

harus dijaga agar hidung bayi tidak


tertutup.
Posisi menyusui:
1. Seluruh badan bayi
tersangga dengan
baik, jangan hanya
leher dan bahunya
saja.
2. Kepala dan tubuh
bayi lurus
3. Badan bayi
menghadap ke dada
ibunya
4. Badan bayi dekat ke
ibunya.
posisi menyusui sambil berbaring
Posisi menyusui yang benar akan membantu
bayi untuk melekat dengan baik pada payudara
ibu.
Tanda-tanda perlekatan menyusu yang
baik:
• Dagu bayi menempel payudara ibu
• Mulut bayi terbuka lebar
• Bibir bawah bayi membuka keluar
• Areola bagian atas ibu tampak lebih
banyak
Bayi melekat dengan Bayi tidak melekat
baik pada payudara dengan baik pada
ibunyaBayi payudara ibunya
• Apabila posisi menyusu dan perlekatan ke
payudara benar maka bayi akan mengisap
dengan efektif.
Tanda bayi mengisap dengan efektif
adalah bayi mengisap secara dalam,
teratur yang diselingi istirahat. Pada
saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar
suara bayi menelan.
Mengatasi Masalah Pemberian ASI pada Bayi.
MENGAJARI IBU CARA MENINGKATKAN PRODUKSI
ASI
• Menyusui sesering mungkin.
• Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara
bergantian.
• Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong
sebelum pindah ke payudara lainnya.
• Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam, bangunkan
dan langsung disusui.
MASALAH PEMECAHAN
Bayi banyak menangis atau • tidak selalu terkait dg
rewel gangguan pemberian ASI.
• Popok bayi mungkin
basah.
• Gendong bayi
• Susui bayi.
kebutuhan berbeda
Bayi tidak tidur • Merupakan proses alamiah,
sepanjang malam • Tidurkan bayi disamping ibu
• Jangan berikan makanan lain.

Bayi menolak untuk • Bingung puting


menyusu • Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai
bayi betul-betul lapar)
• Berikan perhatian dan kasih sayang.
• Pastikan bayi menyusu sampai air susu
habis.
• Lihat tatalaksana dalam algoritma
• Jangan mudah mengganti ASI
Bayi bingung • Ajarkan ibu posisi & cara melekat
puting yg benar.
• Secara bertahap tawarkan selalu
payudara setiap kali bayi
menunjukkan keinginan untuk
minum.
• ASI tetap dapat diperah &
diberikan pd bayi dg cangkir atau
sendok, sampai bayi dpt kembali
menyusu.
Bayi prematur dan • Berikan ASI sesering mungkin
bayi kecil (BBLR) BBLR minum , min / 2 jam.
• Jika belum bisa menyusu, ASI
dikeluarkan dg tangan / pompa.
Berikan ASI dg sendok / cangkir.
• Untuk merangsang mengisap,
sentuh langit-langit bayi dengan
jari ibu bersih.

Bayi kuning • Mulai menyusui segera setelah


bayi lahir.
(ikterus) • Susui bayi sesering mungkin
tanpa dibatasi. ASI membantu ba
yi mengatasi kuning lebih cepat
Bayi sakit • Teruskan menyusui. Lihat
tatalaksana dalam algoritma, kalau
perlu rujuk.
Bayi • Posisi bayi duduk.
• Puting & areola dipegang selagi menyusui
sumbing • Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai
penyumbat
celah pada bibir bayi.
• Jika sumbing pada bibir dan langit-langit,
ASI
dikeluarkan dengan cara manual ataupun
pompa, kemudian diberikan dg
sendok/pipet
/ botol dg dot panjang sehingga ASI dapat
masuk dg sempurna. Dengan cara ini bayi
akan belajar mengisap dan menelan ASI,
menyesuaikan dengan irama
pernapasannya
Bayi Kembar • Posisi yg mudah adalah posisi dibawah
lengan (under arm).
• Paling baik kedua bayi disusui secara
bersamaan.
• Susui lebih sering selama waktu yang
diinginkan masing-masing bayi,
umumnya > 20 menit
Bayi banyak Jika bayi selalu mengantuk dan tetap
tidur tertidur meskipun saat menyusu
terakhirnya telah lewat dari 3 jam yang
lalu, Ibu dapat mencoba menyusuinya
dengan cara:
• Letakkan bayi di dada ibu sesering
mungkin sehingga dapat melihat
tanda-tanda bayi mulai terjaga dan
dpt segera menawarinya untuk
menyusu.
• Redupkan cahaya dalam ruangan
agar bayi mau membuka matanya.
• Bangunkan bayi dengan cara:
 berbicara dg bayi
 membuka selimut/pakaian bayi
 mengusap-usap wajah dan tubuh
bayi
 memandikan bayi
• Rangsang refleks rooting bayi dg
menyentuhkan puting ibu ke pipinya.
• Teteskan ASI perah ke mulut bayi.
• Setiap kali gerakan memerah ASI dari
mulut bayi berkurang, gerakkan
payudara ke arah langit-langit mulut
bayi
Mengatasi masalah pemberian ASI pada Ibu
MASALAH PEMECAHAN
Ibu khawatir bahwa • Katakan kpd ibu bhw semakin
sering menyusui, semakin
ASI-nya tidak cukup banyak air susu yg diproduksi.
untuk bayi • Susui bayi setiap minta. Jangan
(sindrom ASI biarkan lebih dari 2 jam tanpa
kurang) menyusui. Biarkan bayi
menyusu sampai payudara
terasa kosong. Berikan ASI dari
kedua payudara.
• Hindari pemberian makanan
atau minuman selain ASI.
MASALAH PEMECAHAN

Ibu mengatakan bahwa • Jelaskan cara memproduksi dan


air susunya tidak mengeluarkan ASI. Pada 3 hari
keluar. pertama pasca bersalin, aliran ASI
masih sedikit. Namun kebutuhan
bayi pada 3 hari pertama 2-20 ml
tiap kali menyusu.
• Susui sesuai keinginan bayi dan
lebih sering.
• Jangan biarkan lebih dari 2 jam
tanpa menyusui.
MASALAH PEMECAHAN

Ibu mengatakan • Terus memberikan ASI .


puting susunya terasa • Perbaiki posisi dan perlekatan.
sakit Olesi puting susu dengan ASI.
(puting susu lecet) Mulai menyusui dari puting yang
paling tidak lecet.
• istirahat <1 x 24 jam jika lecet
sangat berat saat itu ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan.
• Parasetamol . Gunakan BH yang
menyokong payudara.
MASALAH PEMECAHAN

Ibu memiliki puting


datar/tenggelam
spuit 10 – 30 ml

• Menyusui sampai payudara kosong.


• Kompres air hangat ±5 menit. Urut
Ibu mengeluh payudaranya payudara dari arah pangkal menuju
terlalu penuh dan terasa sakit puting.
(payudara bengkak • Bantu memerah ASI sebelum menyusui
• Susui bayi sesegera mungkin (tiap 2 – 3
jam) Apabila bayi tidak dapat menyusu,
keluarkan ASI dan minumkan kepada bayi.
Kompres payudara kain dingin setelah
menyusui.
• Jika masih sakit, perlu dicek apakah
terjadi mastitis.
Mastitis dan abses •Antibiotika.
payudara. • Analgetik.
• Kompres hangat.
• Tetap beri ASI dengan posisi
yang benar sehingga bayi dapat
mengisap dengan baik.
• Jika abses, sebaiknya payudara
yang sakit tidak disusukan, tetapi
ASI harus tetap dikeluarkan
dengan diperah untuk membantu
proses penyembuhan dan
menjaga produksi ASI.
• Ibu yang menderita penyakit
Ibu sakit dan tidak ringan dapat tetap menyusui
mau menyusui bayinya bayinya. ASI saat ibu sakit ringan
tidak berbahaya, justru
memberikan kekebalan pada bayi
terhadap penyakit yang sedang
diderita ibu.
• Susui bayi sebelum ibu minum
obat.
Ibu pasca bedah kaisar • SC tidak mempengaruhi
produksi ASI. Melakukan
IMD memerlukan waktu
sedikit lebih lama, ASI
eksklusif hingga usia 6
bulan dan terus menyusui
hingga usia 2 tahun atau
lebih.
•Atur Posisi menyusui .
Perawatan Payudara
Jelaskan pada ibu cara merawat payudaranya:
• posisi
• puting susunya tetap bersih dan kering.
• Yakinkan bahwa puting susu lecet dan retak
bukan merupakan hal yang berbahaya dan
tidak menghalangi ibu untuk terus
menyusukan bayinya. Jika puting susu ibu
lecet dan retak, amati cara ibu menyusukan
bayinya
• Jika ada gejala tersumbatnya saluran ASI atau
mastitis. tetap meneruskan pemberian ASI.
Jelaskan mungkin ia mengalami masalah
dengan payudaranya apabila tampak gejala
atau tanda berikut ini:
• Bintik atau garis merah atau panas pada
salah satu atau kedua payudara
• Gumpalan atau pembengkakan yang terasa
nyeri
• Demam (suhu lebih dari 38oC)
Cara Mengeluarkan/Memerah ASI
Cara Menyimpan ASI

• Pada suhu kamar/di udara terbuka (26˚C), tahan


disimpan selama 6-8 jam
• Disimpan di termos es, tahan selama 24 jam.
• Disimpan dalam lemari es, tahan sampai 2-3
hari.
• Disimpan dalam Freezer.
Bila lemari es 1 pintu tahan sampai 2 minggu
Bila lemari es 2 pintu/khusus freezer tahan
sampai 3 bulan
Cara Memberikan ASI Setelah Disimpan

• Cuci tangan sebelum memegang cangkir/gelas


bertutup berisi ASI.
• ASI yang disimpan pada suhu kamar, dapat segera
diberikan sebelum masa simpan berakhir (8 jam).
• ASI yang disimpan di termos atau lemari es, terlebih
dahulu harus dihangatkan. Rendam cangkir yang berisi
ASI dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu sampai
ASI mencapai suhu kamar. Jangan memanaskan ASI di
atas api/kompor.
• Berikan ASI dengan sendok yang bersih, jangan pakai
botol dan dot.
Cara Memberikan ASI dengan Cangkir

Hal penting yang perlu diperhatikan :


• Mulai dengan 8 ml/kg BB/hari. Selanjutnya
ditingkatkan volume 10-20 ml/kg BB/hari.
• Hitung masukan cairan dalam 24 jam, bagi
menjadi 8 kali pemberian
• Untuk bayi sakit atau kecil, berikan setiap 2
jam
Mengajari Cara Merawat Tali Pusat

•  Cuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan perawatan tali pusat.
•  Jangan membungkus puntung tali pusat
atau mengoleskan cairan atau bahan apapun
ke puntung tali pusat.
•  Mengoleskan alkohol atau povidon yodium
masih diperkenankan apabila terdapat tanda
infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
Relaktasi
• Relaktasi adalah: sebuah proses untuk kembai
menyusui.
• Relaktasi dapat dimulai kapan pun
• Bila bayi telah berhenti menyusu, relaktasi
akan merangsang kembalinya produksi ASI
dalam waktu 1-2 minggu.
• Semakin muda bayi, semakin cepat produksi
ASI kembali dapat memenuhi kebutuhan bayi.
Langkah relaktasi:
1. Bangun komunikasi 2 arah dengan ibu dan
keluarga, cari penyebab bayi tidak menyusu
2. Diskusikan keuntungan menyusui dan
kerugian susu formula atau kerugian MP-ASI
yang diberikan sebelum usia 6 bulan
3. Bangun rasa percaya diri ibu dan beri
dukungan
4. Berikan langkah-langkah untuk kembali
menyusui secara bertahap
KUNJUNGAN ULANG
Bayi dengan klasifikasi Waktu kunjungan ulang

• Infeksi bakteri lokal 2 hari


• Diare dehidrasi ringan/sedang
• Diare tanpa dehidrasi
• Ikterus
• Masalah pemberian ASI
• Luka atau bercak putih di mulut
( thrush )

• Berat badan rendah menurut umur 14 hari


....... Infeksi Bakteri yang Berat
• Faktor risiko infeksi bakteri berat:
- Ibu demam (>37,9 C sebelum/selama
persalinan)
- Ketuban pecah > 18 jam sebelum persalinan
- Cairan amnion bau busuk
....... Infeksi Bakteri yang Berat
• Semua TANDA BAHAYA  tanda infeksi berat
+ tanda lain
• Ikterus berat
• Distensi perut berat
....... Tanda Infeksi lokal
• Nyeri & bengkak sendi, gerakan berkurang &
rewel jika sendi di sentuh
• Pustula kulit banyak & berat
• Pusar kemerahan, meluas ke kulit sekitarnya
atau terdapat nanah
• Ubun-ubun membonjol
................... Tatalaksana
 Antibiotik
 Anak harus dirawat di RS
 Kultur sebelum AB jika tersedia
 Jika ditemukan tanda infeksi berat, beri
ampisilin & gentamisin
 Beri kloksasilin (jika ada) sebagai pengganti
penisilin jika pustula atau abses kulit meluas
................... Tatalaksana
• Sebagian besar infeksi bakteri yang berat pada
neonatus harus diobati dengan AB min 10 hr
• Jika tidak ada perbaikan sefalosporin gen 3
(sefotaksim) atau rujuk bayi ke fasilitas yang
lebih lengkap
Pengobatan Lain......
• Atasi kejang
• Pengelolaan mata bernanah
• Jika by berasal dari daerah endemis malaria &
mengalami demam, ambil apusan darah utnuk
malaria. Malaria pada BBL sangat jarang, jika +
th/ kina
• Berikan perawatan penunjang (hal 60)
2.3.1. Kunjungan Ulang Infeksi Bakteri Lokal

Sesudah 2 hari:
Periksa :
 Mata : apakah bernanah, apakah nanah
bertambah banyak?
 Pusar :apakah merah/ keluar nanah? Apakah
merah meluas?
Tindakan :
Jika menetap atau bertambah parah, RUJUK
SEGERA.
.......... Meningitis
• Tanda –tanda klinis:
suspek jika terdapat tanda infeksi bakteri berat
atau salah satu tanda meningitis berikut ini :
• tanda – tanda umum:
 Terus mengantuk, lethargi /tidak sadar
 Minum kurang,rewel
 Tangisan melengking
 Periodik apnue
.......... Meningitis
• Tanda –tanda yang spesifik:
 Kejang
 UUB membonjol
 Lakukan LP JIKAcuriga meningitis kecuali jika
bayi apnue atau tidak terdapat respons
motorik terhadap rangsang
....... Tatalaksana
• Antibiotik
 Beri ampisilin & gentamisin. Bila 24 jam tidak
perbaikan, ganti dengan sefalopsorin gen 3
 Atasi kejang
 Beri O2
....... Tetanus
• tanda klinis hal 27
• tatalaksana :
 IVFD rumatan
 Diazepam 10 mg/kg/hr ivdalam 24 jam maks 40
mg/kg/hr
 Jika IVFD tdk terpasang, berikan diazepam per
rektal
 Jika RR< 20x/’ STOP dzp, meskipun bayi masih
spasme
....... Tetanus
• oksigenasi bila terdapat henti nafas selama
spasme atau sianosis sentral
• Berikan human tetanus Ig 500 IU atau tetanus
antitoksin 5000 IU IM
• Tetanus toksoid 0,5 ml IM pada tempat yang
berbeda
• AB : PP atau metronidazole (hal 78)
• Pengobatan infeksi lokal tali pusat
BAYI LAHIR DARI IBU DENGAN INFEKSI

4.1. BAYI LAHIR DARI IBU DENGAN HIV


• Perawatan bayi = pencegahan infeksi
• Imunisasi sesuai dengan pedoman imunisasi
pada anak yang lahir dari ibu dengan HIV
positif. Sebelum menunjukkan gejala berikan
semua imunisasi yang diperlukan termasuk
BCG. Apabila sudah menunjukkan gejala infeksi
HIV, jangan berikan vaksin BCG.
• Beri dukungan mental
4.2. BAYI LAHIR DARI IBU DENGAN
TUBERKULOSIS
Ibu menderita Tuberkulosis paru aktif :
• ASI aman diberikan pada bayinya.
• Jangan memberikan vaksin BCG saat bayi baru lahir.
• Isoniazid profilaksis oral 5 mg/kg 1X1
• 6 minggu bayi dievaluasi kembali.
- Aktif, OAT lengkap.
- Negatif, lanjutkan INH profilaksis selama 6 bln.
• Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu
sesudah pengobatan selesai.
ASI vs Susu Formula
• Susu formula dapat diberikan hanya bila
memenuhi persyaratan AFASS:
– Acceptable (mudah diterima)
– Feasible (mudah dilakukan)
– Affordable (terjangkau)
– Sustainable (berkelanjutan)
– Safe (aman penggunaannya
Ibu hamil HIV-positif perlu KIE untuk
– Membantu mereka membuat keputusan apakah
ingin memberikan susu formula atau memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya
– Menilai dan menimbang risiko penularan HIV ke
bayinya
– Dukungan agar merasa percaya diri dengan
keputusannya dan dibimbing bagaimana memberi
makanan ke bayinya seaman mungkin

Anda mungkin juga menyukai