Oleh :
Dr. HARYONO, SH.,MH.
081326168417
Sillaby PHI :
BAB I Istilah, Pengertian dan Tujuan PHI
BAB II Sistem Hukum Indonesia
BAB III Sejarah Hukum Indonesia
BAB IV Klasifikasi Hukum dan Konsep-konsep
Dasar dalam Hukum Indonesia
BAB V Sumber-Sumber Hukum
BAB VI Tata Urutan Perundang-undangan
BAB VII Kedudukan Hukum Adat dalam Sistem
Hukum Indonesia
BAB VIII Politik Hukum Nasional Indonesia
BAB IX Perbandingan Hukum dalam Tata Hukum
Indonesia
BAB X Kekuasaan Kehakiman di Indonesia
BAB XI Kesadaran Hukum, Ketaatan Hukum dan
Efektifitas Hukum di Indonesia
Referensi
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum dan Teori
Peradilan, Kencana Perdana Media
Group, Jakarta, 2009
Bernard L Tanya, dkk, Teori Hukum Strategi
Manusia Lintas Ruang dan Generasi,
Genta Publishing, Yogyakarta, 2010
H. Faried Ali, dkk, Studi Sistem Hukum
Indonesia, Refika Aditama Bndung, 2012
Jimly Assidiqie, Pokok-Pokok HTN Pasca
Reformasi, PT. Bhuana Ilmu Populer,
Jakarta, 2008
M.Najih dan Soimin, PHI (Konsep Sejarah Tata
Hukum dan Politik Hukum Indonesia,
Setia Press, Malang, 2014
Moh. Mahfud MD, Membangun Politik Hukum,
Menegakkan Konstitusi, Rajawali Press ,
Jakarta, 2011
Nico, Ngani, Perkembangan Hukum Adat
Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta,
2012.
R. Abdoel Djamali, PHI, Rajawali Press, Jkt, 2012
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT.Citra Aditya
Bandung, 2006,
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata,
Intermasa, Jakarta, 1996
Titik Triwulan Tutik, PIH, Prestasi Pustaka,
Jakarta, 2006
Umar Said Sugoarto, PHI, Setia Grafika, Jakarta,
2013
Utang Rasyidin, dan Dedi Supriyadi, PHI, dari
Tradisi Ke Konstitusi, Pustaka Setia, Jawa
Barat, 2014
Yuliandri, Asas-Asas Pembentukan Peraturan
Perudang-Undangan yang Baik, Rajawali
Press, Jakarta, 2011
Penilaian :
Nilai A : 85 ke atas
Nilai B : 75 - 84
Nilai C : 65 - 74
Nilai D : 55 – 64
Nilai E : dibawah 54
Prosentase Penilaian :
Tugas : 20 %
UTS : 30 %
UAS : 40 %
Persentasi : 10 %
Toleransi Kuliah :
Boleh terlambat 15 menit
Lebih dari 15 menit boleh masuk kecuali jika
sebelum UAS
BAB I
Istilah, Pengertian dan Tujuan PHI
A. Istilah dan Pengertian PHI
1. Istilah PHI
a. Hartono Hadisoeprapto dalam bukunya
yang berjudul Pengantar Tata Hukum
Indonesia mengatakan bahwa Pengantar
Hukum Indonesia sebenarnya
dipergunakan untuk mengantarkan setiap
orang yang ingin mempelajari aturan-
aturan hokum yang sedang berlaku di
Indonesia.
b. R. Abdul Djamali dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Hukum Indonesia bahwa
PHI bahasa dari Belanda Recht Orde, adalah
susunan hukum yang artinya memberikan
tempat yang sebenarnya. Ini bermakna
menyusun dengan baik dan tertib aturan
hukum dalam pergaulan hidup agar dengan
mudah diketahui dan dipergunakan untuk
menyelesaikan setiap peristiwa hukum yang
terjadi.
c. Soediman Kartohadiprodjo dalam bukunya
Pengantar Tata Hukum Indonesia
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
PHI adalah hukum yang sekarang berlaku di
Indonesia.
mempelajari hukum.
manusia .
Ilmu Hukum Positif
Ilmu yang mempelajari hukum sebagai suatu
Sudikno Mertukusumo
Suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur
yang mempunyai interaksi satu sama lain dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan
kesatuan tersebut.
Bellefroid,
Rangkaian kesatuan peraturan-peraturan hukum
yang disusun secara tertib menurut asas-asasnya.
Scolten
Kesatuan peraturan-peraturan hukum yang terdiri
atas bagian-bagian (hukum) yang mempunyai
kaitan (interaksi) satu sama lain, yang tersusun
sedemikian rupa menurut asas-asasnya, dimana
berfungsi untuk mencapai tujuan
2. Macam-macam Sistem Hukum
a. Sistem Hukum Common Law atau Unwriten
law (Hk tdk tertulis)
-Sistem hukum ini berasal dari tradisi Anglo
Saxon Inggris
-Muncul abad VI – XIII Hukum Kerajaan atau
Hukum Gereja (Canon Law)
-Sistem hukum yang tdk dikembangkan di
universitas atau tdk melalui penulisan
doktrinal –Kodifikasi (dibukukan)
-Sistem hukum yang dikembangkan oleh
para praktisi atau proseduralis (Hakim)
-Sumber hukumnya adalah putusan hakim
-Sistemnya luas dan kurang jelas
b. Sistem Hukum Civil Law (Hukum Sipil)
Sistem hukum ini berasal dari tradisi Eropa
diperhatikan )
B. Sejarah Sistem Hukum
Hukum Indonesia merupakan campuran dari
sistem hukum hukum Eropa, hukum Agama
dan hukum Adat
Sistem
Eropa Hukum
Indonesia Agama
Adat
C. Periode Masuknya Hukum Eropa
1.Periode Kolonialisme
Periode ini terbagi ke dalam tiga tahapan
besar, yakni:
a. Periode VOC
b. Liberal Belanda dan
Kolonialisme c. Politik Etis hingga
Penjajahan Jepang
a. Periode VOC 1) Kepentingan ekspolitasi
ekonomi demi mengatasi
krisis ekonomi di negeri
Belanda
2) Pendisiplinan rakyat pribumi
dengan cara yang otoriter;
VOC Tujuan dan
3) Perlindungan terhadap
pegawai VOC, sanak-
kerabatnya, dan para
pendatang Eropa
Regeringsreglement
(RR 1854) atau
1854 Peraturan tentang
Tata Pemerintahan
(di Hindia Belanda)
Tujuan :
- melindungi kepentingan kepentingan usaha-usaha swasta di negeri
jajahan
- mengatur perlindungan hukum terhadap kaum pribumi dari
kesewenang-wenangan pemerintahan jajahan
- mengatur tentang pembatasan terhadap eksekutif (terutama
Residen) dan kepolisian, dan jaminan terhadap proses peradilan
yang bebas
c. Periode Politik Etis Sampai Kolonialisme
Jepang
Kebijakan Politik Etis dalam
Pembaharuan Hukum
Pemaksaan
Ciri-cirinya :
Hukumnya dikodifikasikan (dibukukan)
Hk Pidana > WvS, Code Penal ( KUHP)
Hk Perdata > BW ( KUH Perdata)
HK Dagang > WvK (Koop Handel, KUHD)
kaum pribumi
Residentiegerecht adalah badan peradilan ditingkat
Gun Hoin.
b. Awal Kemerdekaan
Berlaku hukum Nasional
Dasar adalah Pasal II Aturan Peralihan
Hukum Keluarga
Hukum Kekayaan
Hukum Waris
Hukum Bisnis
c. Bentuknya
1) Hukum tertulis
hukum yang dituliskan atau dicantumkan
dalam perundang-undangan
Contoh Hukum Pidana (KUHP) Hukum
Perdata (KUH Perdata) dsb
- Kelemahannya :
(1) Tidak ada lembaga atau otoritas resmi yang berfungsi
melakukan penilaian dan penyelesaian konflik. Akibatnya
tidak ada kepastian.
(2) Bersifat statis. maka tidak cukup responsif terhadap
perkembangan masyarakat.
(3) Inefisiensi dalam penegakan hukum,
2) Huk
2) Hukum Sekunder
- Aturan-aturan sekunder adalah sekelompok aturan yang
memberikan kekuasaan untuk mengatur penerapan aturan-
aturan hukum
- Berisi kepastian syarat-syarat bagi berlakunya kaidah-kaidah
primer dan dengan demikian menampakkan sifat yuridis
kaidah kaidah-kaidah itu.
- Peraturan sekunder dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Peraturan pengakuan
Peraturan yang berfungsi mengatasi problem ketidak
pastian peraturan primer
b. Peraturan perubahan
Peraturan yang berfungsi untuk mengatasi masalah
berkaitan dengan siat status peraturan primer
c. Peraturan penilaian dan penyelesaian konflik
Peraturan ini menetapkan mekanisme untuk mengatasi
problem inefiensi dalam peraturan primer.
D. Gustav Radbrug (Austria)
- Tipe kajian hukum (1) (2), dan (3) berada dalam tipe penelitian
hukum yang mengacu konsep hukum sebagai kaidah /norma
(penelitran normatif)
- Tipe kajian hukum (4) dan (5) termasuk penelitian hukum yang
mengacu konsep hukum sebagai proses atau perilaku
(penelitian emperik)
2. Subyek Hukum
- L.J Van Apeldorn subyek Hukum adalah
sesuatu yang mempunyai kewenangan
hukum.
- Chidir Ali : Subyek hukum adalah manusia
yang berkepribadian hukum dan segala
sesuatu yang berdasarkan tuntutan
masyarakat yang oleh hukum diakui hak
dan keajibannya.
- CST Cansil subyek Hukum adalah sesuatu
yang mempunyai hak dan kewajiban
- Dalam hk privat : sb hk adalah manusia
dan badan hukum
3. Obyek Hukum
Umum : segala sesuatu yang dapat dijadikan
benda
Benda ada 5 (lima) yaitu :
oleh hukum
Bernhard Windscheid ; Hak adalah kekuasaan
dilindungi hukum.
7. Hubungan Hukum
Berasal dari kata rechtsbetrekking (Belanda)
peristiwa hukum
Contoh : hubungan hukum antara dokter dan
9. Keadilan
Konsep keadilan sdh ada sejak jaman
A. Hukum Adat
1. Pengertian Hukum Adat .
hukum/ peraturan tidak tertulis yang
tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat yang hanya ditaati oleh
masyarakat yang bersangkutan.
Hk Adat Menurut Pakar
Ter Haar yang terkenal dengan teorinya
Beslissingenleer (teori keputusan)
Hukum Adat adalah seluruh peraturan yang
Hazairin
Hukum Adat merupakan kaidah-kaidah
ketentuan hk pidana
Sistem Pidana yang dipakai dlm
hukum pidana
Hal-hal yg menghapus, mengurangi
umum
Pelanggaran kesusilaan
Jenis Pidana (Ps 10 ) KUHP adalah :
a. Pidana Pokok terdiri :
Pidana mati
Pidana penjara
Pidana kurungan
Pidana denda
b. Pidana Tambahan
Pencabutan hak
Perampasan barang
Pengumuman putusan hakim
C. Hukum Acara Pidana
1. Pengertian
Berasaal dari bahasa Belanda :
Strafprocesrecht yang artinya
keseluruhan aturan-aturan hukum yang
mengatur cara bagaimana
mempertahankan aturan hukum pidana
material.
2. Dasar hukum berlakunya Hukum Acara
adalah UU No.8 tahun 1981 Ps 285
tentang KUHAP
3. Azas Hukum Acara Pidana
1) Asas Legalitas
2) Asas Perlakuan Yang Sama Di Muka Hukum
( Equality Before The Law )
3) Asas Praduga Tak Bersalah ( Presumption Of
Innocent )
4) Asas Penangkapan, Penahanan,
Penggeledahan, dan Penyitaan Dilakukan
Berdasarkan Perintah Tertulis Pejabat Yang
Berwenang
5) Asas Ganti Kerugian Dan Rehabilitasi
6) Asas Peradilan Cepat, Sederhana Dan Biaya
Ringan
7) Asas Tersangka / Terdakwa Berhak
Mendapat Bantuan Hukum.
8) Asas Pengadilan Memeriksa Perkara Pidana
dengan Hadirnya Terdakwa.
9) Asas Peradilan Terbuka Untuk Umum.
D. Hukum Pidana
1. Pengertian Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah keseluruhan dari
peraturan-peraturan yang menentukan
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk
ke dalam tindak pidana, serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan
terhadap yang melakukannya.
Pengertian Hukum Pidana menurut Pakar
a. WPJ. Pompe,
Pengertian Hukum Pidana ialah keseluruhan
dari peraturan-peraturan yang sedikit
banyaknya bersifat umum yang abstrak dari
keadaan-keadaan yang bersifat konkret.
b. Wirjono Prodjodikoro
Hukum Pidana merupakan peraturan hukum
mengenai pidana. Kata “pidana” diartikan
sebagai “dipidanakan” dimana oleh instansi
tertentu yang berkuasa dilimpahkan kepada
seseorang oknum sebagai hal yang tidak
enak dirasakannya dan juga hal yang tidak
sehari-hari dilimpahkan.
c. Moeljatno
Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan
hukum yang berlaku dalam suatu negara, dimana
dasar-dasar dan aturan-aturannya untuk :
Asas retroaktif
Asas hukum dapat diberlakukan surut.
(kebijakan) resmi tentang hukum yang akan d
i berlakukan dengan pembuatan hukum baru
maupun menggantikan hukum lama guna unt
uk mencapai tujuan Negara
Satjipto Rahardjo
Politik Hukum sebagai aktivitas memilih dan cara
yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan
sosial dan hukum tertentu dalam masyarakat.
3. Kategori Polhuk ada 2 :
a. Politik Hukum Permanen
Politik hokum yang bersifat permanen spt
pemberlakuan prinsip pengujian yudisial,ekonomi kera
kyatan, keseimbangan antara kepastian
hukum, keadilan, dan kemanfaatan, penggantian huku
m peninggalan kolonial dengan hukum-
hukum nasional, penguasaan sumber daya alam oleh
Negara , kemerdekaan
kekuasaan kehakiman dan sebagian
b. Polhuk Periodik
Politik hukum yang dibuat berdasarkan kebutuhan dan
perkembangan situasi yang dihadapi pada
setiap periode tertentu baik akan diberlakukan maupun
di cabut,
Contoh pada tahun 1988 ada politik hokum
untuk membentuk Peradilan Tata Usaha Negara
B. Penemuan Politik Hukum
Politik hukum dalam arti kebijakan dapat
ditemukan :
a. Rencana Pembangunan atau Rencana
Kerja Pemerintah khususnya bagian
Hukum (RPJP (Pendek), RPJM (Menengah),
RPJP (Panjang)
b. Dalam UU atau Peraturan Perundang-
undangan
C. Politik Hukum Indonesia
1. Pancasila (Polhuk- Ideal)
Pancasila sebagai polhuk ideal dalam
membuat kebijakan.
2. UUD NRI 1945(Polhuk-Konstitusional)
A. Perbandingan Hukum
1. Pengertian Perbandingan Hukum
Perband hukum mrp suatu metode studi
perbandingan hukum.
Klasifikasi oleh Gutteridge mengenai
4. Wewenang KY
Sesuai Pasal 13 UU No. 18 Th 2011 ttg Perubahan Atas UU No
agung;
Melakukan seleksi terhadap calon hakim
agung;
Menetapkan calon hakim agung; dan
A. Kesadaran Hukum
1. Pengertian Kesadaran Hukum
Webster dalam Soerjono Soekanto, 1982: 150):
a. Awareness esp. Of something within oneself; also: the state
or fact of being conscious of an external object, state or
fact.
b. The state of being characterized by sensation, emotion,
volition, ans thought; mind.
c. The totality of conscious states of an individual.
d. The normal state of conscious life.
e. The upper level of mental life as contrassed with
unconscious processes.
Jadi kesadaran sebenarnya menunjuk pada interdependensi
mental dan interpenetrasi mental, yang masing-masing
berorientasi pada “aku”nya manusia dan pada “kaminya
(Soerjono Soekanto, 1982: 150-151).
2. Indikator Kesadaran Hukum
Indikator-indikator dari masalah kesadaran
hukum tersebut adalah (Kutschincky dalam
Soerjono Soekanto, 1982: 159):
a. Pengetahuan tentang peraturan-
peraturan hukum (law awareness)
b. Pengetahuan tentang isi peraturan-
peraturan hukum (law acquaintance)
c. Sikap terhadap peraturan-peraturan
hukum (legal attitude)
d. Pola-pola perikelakuan hukum (legal
behavior)
B. Ketaatan Hukum
1. Pengertian
Ketaatan sendiri dapat dibedakan dalam tiga jenis,