SEKTOR PUBLIK
Agenda
2
ANGGARAN SEKTOR
PUBLIK
Agenda
2 Jenis Anggaran
3 Pendekatan Penganggaran
4 Diskusi
Perbedaan antara Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan
2. Perencanaan
Operasional
Revisi Perencanaan
Operasional
5. Pelaporan,
analisis, dan 3. Budgeting
Revisi Budget
Umpan Balik
Action
9
UU KN - TUGAS PENGGUNA ANGGARAN (Psl 9)
10
UU KN - PENYUSUNAN & PENETAPAN APBN (Pasal 11 s.d. 15)
13
Siklus Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen
• Perencanaan Operasional
– Merinci tujuan dasar dalam bentuk serangkaian target yang harus
dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
– Waktu bervariasi antara satu 10-20 tahun kedepan.
– Financial dan non financial terms.
• Budgeting
– Identifikasi atas kegiatan jangka pendek, yang diwujudkan dalam
financial terms menjadi anggaran/budget
• Investment Appraisal
• Anggaran dan Perencanaan Keuangan
– Perencanaan Keuangan
– Perencanaan Modal
– Perencanaan Pendapatan
• Financial Modeling
• Target dalam Anggaran dan Perencanaan
– Financial Management Initiatives (FMI)
– Next Step Initiative
• Output Target
• Performance Targets
– Efficiency
– Quality of Service
– Financial Performance
– Public Service Agreements
– Best Value
Pengertian Anggaran
Persiapan
(Preparation)
Pemeriksaan Persetujuan
(Post Audit) (Enactment)
Pelaporan Administrasi
(Reporting) (Administration)
Siklus Anggaran
I. Persiapan
• 01 Pelayanan Umum
• 02 Ketertiban dan Ketentraman
• 03 Ekonomi
• 04 Lingkungan Hidup
• 05 Perumahan dan Fasilitas Umum
• 06 Kesehatan
• 07 Pariwisata dan Budaya
• 08 Agama
• 09 Pendidikan
• 10 Perlindungan Sosial
Klasifikasi Ekonomi
• 1 Compensation of Employees
• 2 Use of Goods & Services
• 3 Consumption of Fixed Capital
• 4 Interest
• 5 Subsidies
• 6 Grants
• 7 Social Benefit
• 8 Other Expenses
Klasifikasi Ekonomi
Compensation of Employees
• Wages and Salaries
– Wages and Salaries in Cash
– Wages and Salaries in Kind
• Social Contribution
– Actual Social Contribution
– Inputed Social Contribution
Klasifikasi Ekonomi
Interest
• To nonresident
• To resident other then general government
• To other general government unit
Klasifikasi Ekonomi
Subsidies
• To public corporation
– To nonfinancial public corporation
– To financial public corporation
• To private enterprises
– To nonfinancial private entreprises
– To financial private enterprises
Klasifikasi Ekonomi
Grants
• To foreign government
– Current
– Capital
• To international organization
– Current
– Capital
• To other general government unit
– Current
– Capital
Klasifikasi Ekonomi
Social Benefit
• Social Security Benefit
– Social Security Benefit in Cash
– Social Security Benefit in Kind
• Social Assistant Benefit
– Social Assistant Benefit in Cash
– Social Assistant Benefit in Kind
• Employer Social Benefit
– Employer social Benefit in Cash
– Employer social Benefit in Kind
Klasifikasi Ekonomi
Other Expense
• Property expense other than interest
– Devidens (public corporations only)
– Withdrawals from income of quasi-corporations (public
corporations only)
– Property expense attributed to insurance policyholders
– Rent
• Miscellaneous expense
– Current
– Capital
Siklus Anggaran
V. Pemeriksaan
Pendekatan
Pendekatan Kinerja
Tradisional
Pendekatan Sistem
Perencanaan, Program dan Anggaran Berbasis
Anggaran Terpadu Nol (Zero Based
(Planning,Programming, and Budgeting—ZBB)
Budgeting System—PPBS)
Pendekatan Tradisional
Ciri Utama
Penyusunannya berdasarkan pos-pos belanja
menampilkan anggaran berdasarkan sifat dasar pengeluaran
atau belanja.
Proses Pendekatan
Contoh
Per orang Jumlah Total
Belanja Gaji
Belanja Persediaan
Seragam 2.000.000
Kelebihan
• Sederhana
• Cocok dengan pola akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting).
• Hampir semua program memiliki sifat dasar
berkesinambungan.
• Hampir semua pengeluaran memiliki sifat tidak
terhindarkan.
• Dapat memberikan perhatian untuk perubahan yang
ditawarkan.
• Tidak menghalangi pemberian data perencanaan dan
evaluasi.
• Mengakumulasi biaya dari unit organisasi yang
bersangkutan melalui biaya aktivitas.
Pendekatan Tradisional… cont’d
Kelemahan
• Tidak menyediakan dasar informasi yang memadai
bagi pembuat keputusan.
• Terlalu berorientasi pengendalian dan kurang
memerhatikan proses perencanaan dan evaluasi.
• Perhatian pada jangka pendek.
• Keputusan perencanaan penting bersifat bottoom-up.
• Kurangnya perhatian pada perencanaan.
• Lembaga legislatif tidak memiliki data mengenai fungsi,
program, aktivitas, dan output dari lembaga legislatif.
• Mendorong pengeluaran daripada penghematan.
Pendekatan Kinerja
Pendahuluan
Karakteristik
Kelebihan
• Penekanan pada dimasukkannya deskripsi secara naratif
dari setiap aktivitas di setiap anggaran yang diajukan.
• Disusun berdasarkan aktivitas dan didukung oleh estimasi
biaya dan pencapaian yang diukur secara kuantitatif.
• Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur output dan
juga input.
• Memungkinan legislatif untuk manambah atau mengurangi
dari jumlah yang diminta untuk fungsi dan aktivitas tertentu.
• Menyediakan kepala eksekutif pengendalian yang lebih
terhadap bawahannya.
• Menekankan aktivitas yang memakai anggaran daripada
berapa jumlah anggaran yang terpakai.
Pendekatan Kinerja…cont’d
Kelemahan
• Keterbatasan SDM yang mampu mengidentifikasi unit
pengukuran dan melaksanakan analisis biaya.
• Banyak jasa dan aktivitas yang tidak dapat langsung
terukur dalam satuan unit output atau biaya per unit.
• Akun anggaran dibuat dengan dasar anggaran yang
dikeluarkan (cash basis) sulitnya pengumpulan data
untuk mengukur kinerja sangat sulit.
• Tidak ada pertimbangan untuk menentukan apakah
aktivitas tersebut merupakan alat terbaik untuk mencapai
tujuan organisasi.
(Planning, Programming, and Budgeting System—PPBS)
Definisi
”Suatu anggaran di mana pengeluaran secara primer
dikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas yang didasarkan
pada program kerja dan secara sekunder didasarkan pada
jenis atau karakter objek di satu sisi dan kinerja di sisi
lainnya.”
Planning,Programming, and Budgeting System—PPBS
cont’d
Karakteristik
• Fokus pada identifikasi perencanaan strategis organisasi dan
menghubungkan seluruh aktivitas dengan perencanaan strategis
tersebut.
• Implikasi di tahun tahun mendatang telah diidentifikasi secara eksplisit.
• Semua biaya yang timbul telah dipertimbangkan.
• Analisis sistematis dari alternatif dilakukan (misalnya berupa analisis
biaya-manfaat, analisis sistem dan riset operasi).
Konsep PPBS
Penyusunan anggaran bukanlah proses terpisah yang berdiri
sendiri melainkan sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari proses
perencanaan dan perumusan program kegiatan suatu organisasi.
Planning,Programming, and Budgeting System—PPBS..cont’d
Kelebihan
Kelemahan
Pendahuluan
Kelebihan
Kelemahan
• Tujuan
– Keseimbangan makro dengan mengembangkan
konsistensi sumber daya secara realistis
– Alokasi penggunaan sumber daya untuk prioritas
strategi antar sektor dan dalam sektor
Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
• Sasaran
– Menceptakan keseimbangan makro dengan cara
mengembangkan kerangka sumber daya yang konsisten
dan strategis
– Meningkatkan alokasi sumber daya melalui strategi
prioritas listas sektoral
– Meningkatkan kemampuan untuk memperkirakan
kebijakan pembiayaan.
– Memberikan anggaran yang ketat terkait kewenangan
unit kerja dalam menggunakan sumber daya secara
efektif dan efisien
Latar Belakang KPJM
Contoh
KPJM
Pengintegrasian Anggaran Tahunan Dengan KPJM
Tingkat pemerintah
Fungsi/organisasi
Sumber dana
Pembuatan Tujuan
Penetapan Aktivitas
• Karakteristik:
– Merepresentasikan hasil akhir (true ends/outcome)
bukan keluaran (output).
– Dapat diukur untuk menentukan apakah hasil akhir
(outcome) yang diharapkan telah dicapai.
– Dapat diukur dalam jangka pendek agar tindakan
koreksi (corrective action).
– Harus tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang
kecil untuk menimbulkan interpretasi individu.
3. Penetapan Aktivitas
2 Pelaksanaan Pertanggungjawaban
3 Diskusi
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
PEMERINTAH
Hak Kewajiban
RENCANA YANG
MENJADI PEDOMAN
Untuk setiap kegiatan
termasuk keuangan
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
Presiden berkewajiban:
• Menyusun; dan
• Mengajukan RAPBN kepada DPR
RAPBN memuat:
• Asumsi umum yang mendasari penyusunan APBN
• Perkiraan penerimaan dan pengeluaran
• Transfer
• Defisit/ Surplus
• Pembiayaan defisit
• Kebijakan pemerintah
Ruang Lingkup APBN
Pengeluaran
Penerimaan
penerimaan pengeluaran
–Meningkatkan transparansi ;
–Mempermudah analisis, pemantauan, dan pengendalian
dalam pelaksanaan dan pengelolaan APBN;
–Mempermudah analisis komparasi (perbandingan); dan
–Mempermudah perhitungan dana perimbangan yang lebih
transparan yang didistribusikan oleh pemeritah pusat ke
pemerintah daerah UU No.25/1999 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat Daerah.
T-Account
• Penerimaan dan pengeluaran dipisahkan di kolom
yang berbeda.
• Mengikuti anggaran dan format anggaran yang
berimbang dan dinamis.
• Berimbang dan dinamis:
– Penerimaan = Pengeluaran
– Jika Pengeluaran > Penerimaan pembiayaan
dari dalam atau luar negeri.
T-Account (Cont’d)
Pemda
Menunjukkan komposisi
Pengeluaran APBN pengeluaran yang
Pusat dikelola Pemda
Penerimaan
Pengeluaran
Dana Perimbangan
Keseimbangan
Keseimbangan Primer total penerimaan
dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran
bunga
Defisit Anggaran
Pembiayaan
Badan
Menteri
Perencanaan
Keuangan
Nasional
Pembicaraan Pendahuluan
KepMen DN
No.29/2000 ttg
keuangan daerah&
APBD
Perubahan Penganggaran
2. Arah dan
Kebijakan Umum
APBD
Penetapan Aktivitas
3. Strategi &
Prioritas APBD
4. Rencana
Anggaran
Satuan Kerja
(RASK)
5. Evaluasi dan Pembuatan
seleksi RASK Tujuan
operasional
6. Pembahasan
RAPBD • Review dan Ranking
APBD
Proses Penyusunan APBD
• Langkah penyusunan APBD dilakukan dengan
berdasar pada Rencana Strategis Daerah
(RENSTRADA) dokumen strategi jangka
panjang (strategic planning) yang dimiliki Pemda
• Siklus RENSTRADA biasanya lima tahunan
yang akan dijabarkan dalam bentuk tujuan
operasional yang bersifat tahunan
1. Kegiatan Pendahuluan
• Penjaringan aspirasi masyarakat sebagai bentuk partisipasi
masyarakat dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik
• Evaluasi kinerja tahun lalu untuk mendapat feedback bagi
penyusunan APBD sekarang
• Hasil penjaringan masyarakat dan feedback dan penjabaran
Renstrada sebagai dasar penentuan arah dan kebijakan umum
APBD
2. Arah dan Kebijakan Umum APBD
Kebijakan RENSTRADA
Pemerintah
Pusat
MASYARAKAT
(Tokoh,LSM,Ormas, dll
Evaluasi
kinerja
masa lalu Pokok
pikiran
DPRD
Arah dan
Kebijakan umum
APBD
Kesepakatan
2. Arah dan Kebijakan Umum APBD
(cont’d)
Arah dan kebijakan umum APBD dapat disusun
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
– Sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan
yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Daerah dan
dokumen perencanaan lainnya.
– Sesuai aspirasi masyarakat dan mempertimbangkan kondisi
dan kemampuan daerah.
– Memuat arah yang diinginkan dan kebijakan umum yang
sebagai pedoman penyusunan strategi dan prioritas APBD
serta penyusunan rancangan APBD dalam satu tahun
anggaran.
– Disusun dan disepakati bersama antara DPRD dengan
Pemerintah Daerah.
3. Strategi & Prioritas APBD
• Merupakan penjabaran lebih lanjut dari arah dan
kebijakan umum
• Merupakan strategi operasional jangka pendek,
sedangkan RENSTRADA merupakan strategi jangka
panjang
• Strategi dan prioritas APBD adalah pendekatan (metode)
yang diprioritaskan dalam rangka pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki pemerintah untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
3. Strategi & Prioritas APBD (cont’d)
VISI
MISI
Kesehatan
Kesehatan MENINGKATKAN SARANA DAN PRASANA KESEHATAN
Restrukturisasi
Restrukturisasi MENCIPTAKAN STRUKTUR BIROKRASI YANG EFISIEN
Organisasi
Organisasi DAN EFEKTIF
Restrukturisasi
Restrukturisasi
Kesehatan
Kesehatan Organisasi
Organisasi
Perspektif Masyarakat
Meningkatkan
Meningkatkan
Kuantitas Meningkatkan
Meningkatkan
Kuantitas dan
dan
Kualitas Kepuasan
Kepuasan
Kualitas Tenaga
Tenaga
Medis Masyarakat
Masyarakat
Medis
Perspektif Keuangan
INDEX
INDEX NO INDIKATOR BOBOT CAPAIAN SCORE
KUALITAS
KUALITAS 1 TINGKAT PASIEN SELAMAT 30 % 70 21
PELAYANAN
PELAYANAN
TINGKAT EFEKTIVITAS DAN
KESEHATAN
KESEHATAN 2 40 % 70 28
EFISIENSI PELAYANAN
SEBELUM
SEBELUM
ANGGARAN TINGKATKEPUASAN
ANGGARAN 3
MASYARAKAT
30 %
70 21
INDEX
INDEX KUALITAS
KUALITAS PELAYANAN
PELAYANAN
KESEHATAN
KESEHATAN
SCORE
SCORE SCORE KINERJA
NO INDIKATOR TARGET
SEBELUM SESUDAH