Anda di halaman 1dari 19

TEORI BELAJAR

KONSTRUKTIVISTIK

Dhito Zikri Fadillah (5315163014)


Wasila Hidayaturrobbaniyyah(1502619011)
Satya Dwi Arinanto (1502619034)
M.Fauzan Perdana P (1502619047)
Tasya Darapuspita (1502619060)
Pengertian Teori Belajar Konstruktivistik
 Teori belajar konstruktivisme ini bertitik tolak belakang, daripada teori
pembelajaran Behaviorisme yang didukung oleh B.F Skinner, yang
mementingkan perubahan tingkah laku pada pelajar.

 Konstruktivisme di definisikan sebagai pembelajaran yang bersifat


generatif, yaitu tindakan yang menciptakan sesuatu makna dari apa yang
dipelajari.

 Konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia, yang


menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya
sesuai pengalamannya.
Tokoh -Tokoh Teori Konstruktivistik

Menurut Piaget mengemukakan bahwa pebelajaran


dalam segala usia, secara aktif terlibat dalam proses
perolehan informasi, dan membangun pengetahuan
mereka sendiri. Bagi Piaget pengetahuan adalah
konstruksi (bentukan) dari kegiatan atau tindakan
seseorang. Pengetahuan tidak bersifat statis tetapi
terus berevolusi.

- Jean Piaget
Menurut Vygotsky, perkembangan intelektual dapat
ditinjau dari konteks historis dan budaya pengalaman anak.

Vygotsky juga menghendaki adanya setting kelas yang


berbentuk kooperatif antar kelompok siswa, dengan
kemampuan berbeda-beda, sehingga mereka dapat
berinteraksi dan memunculkan strategi dalam
memecahkan masalah.

Di dalam proses pembelajaran, Vygotsky menekankan


pada perancahan (scaffolding), sehingga semakin lama
siswa, akan semakin dapat mengambil tanggung
jawabnya untuk pembelajarannya sendiri.

Lev Vygotsky -
Jerome Bruner

Bruner menyatakan bahwa belajar lebih berhasil jika


prosesnya diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-
struktur yang termuat dalam tema yang diajarkan.

Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam


tema yang dibicarakan, maka anak akan memahami materi
yang akan dikuasainya tersebut. Anak juga akan mencari
hubungan antar konsep dan struktur tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau
struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh
anak.
Jerome Bruner

Menurut Bruner, di dalam belajar juga haruslah melibatkan


tiga proses yang terjadi hampir selalu bersamaan.
Ketiga proses belajar tersebut, yaitu :
(1) Memperoleh informasi baru
(2) Transformasi informasi
(3) Menguji relevansi informasi dengan ketepatan
pengetahuan.
Hakikat Teori Belajar Konstruktivistik
Hakikat pembelajaran menurut teori Konstruktivisme adalah suatu proses
pembelajaran, yang mengkondisikan peserta didik untuk melakukan
proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan
baru berdasarkan data.

Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola


sedemikian rupa, sehingga mampu mendorong peserta didik
mengorganisasi pengalamannya menjadi pengetahuan yang bermakna,
agar peserta didik memiliki kebiasaan berpikir. Maka dibutuhkan
kebebasan dan sikap belajar.
Ciri-Ciri Teori Belajar
Konstruktivitis

Mencari tahu dan menghargai


01 pendapat siswa Menilai hasil pembelajaran dalam
04 konteks pembelajaran sehari-hari

Pembelajaran dilakukan
02 atas dasar pengetahuan
awal.
Siswa lebih aktif dalam proses
belajar (pengalaman atau
Menyusun pembelajaran yang 05 pengetahuan) yang mereka
miliki.
03 menantang dugaan siswa.
Prinsip Teori Belajar
Konstruktivitis

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.


2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses
kontruksi berjalan lancar.
5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya
sebuah pertanyaan.
7. Mencari dan menilai pendapat siswa.
8. Menyesuaikan kurikulum, untuk menanggapi anggapan siswa.
Proses Pembelajaran Teori Belajar Konstruktivisme

Peranan Mahasiswa
• Bagi kontruktivistik, kegiatan belajar adalah kegiatan aktif
mahasiswa untuk menemukan sesuatu dan membangun sendiri
pengetahuannya, bukan merupakan proses mekanik untuk
mengumpulkan fakta.

• Mahasiswalah yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya.


Mahasiswa yang membuat penalaran, atas apa yang dipelajari
dengan cara mencari makna, membandingkan-nya dengan apa
yang telah diketahui, serta menyelesaikan ketidaksamaan antara
apa yang telah diketahui, dengan apa yang diperlukan dalam
pengalaman baru.
Peranan Dosen
Menurut prinsip pembelajaran konstruktivistik, seorang pengajar
atau dosen, berperan sebagai mediator dan fasilitator yang
membantu agar proses belajar mahasiswa berjalan dengan baik,
yaitu :

1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan


mahasiswa bertanggung jawab, memberi kuliah atau ceramah,
bukanlah tugas utama seorang dosen.
2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan mahasiswa, membantu mereka untuk mengekspresikan
gagasannya, mengkomunikasikan ide ilmiah mereka, menyediakan
sarana secara produktif, menyediakan kesempatan dan pengalaman
yang paling mendukung proses belajar mahasiswa. Serta dosen perlu
menyemangati mahasiswa dan menyediakan pengalaman konflik.

3. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran


mahasiswa berjalan atau tidak. Dosen mempertanyakan apakah
pengetahuan mahasiswa dapat yang diberlakukan untuk menghadapi
persoalan baru yang berkaitan. Dosen membantu mengevaluasi
hipotesis dan kesimpulan mahasiswa.
Sarana belajar Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar pada pandangan
Segala sesuatu seperti bahan, konstruktivistik menggunakan
peralatan, lingkungan dan fasilitas Goal Free Evaluation, yaitu
lainnya, yang disediakan untuk suatu konstruksi untuk
membantu pembentukan tersebut. mengatasi kelemahan evaluasi,
pada tujuan spesifik.
Dengan cara demikian, mahasiswa
akan terbiasa dan terlatih untuk
Hasil belajar konstruktivistik, lebih
berfikir kritis, kreatif, dan mampu
tepat dinilai dengan metode goal
mempertanggungjawabkan
free.
pemikirannya secara rasional.
Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme

• Siswa dapat terlibat secara teratur, lebih aktif dan kreatif. Sehingga mereka akan
ingat lebih lama terhadap semua konsep yang dipelajarinya, baik di dapatkan di
sekolah dan juga dia dapatkan di luar sekolah.

• Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pembelajaran tidak hanya mendengarkan


dari guru saja, akan tetapi siswa harus bisa mengaitkan dengan pengalaman-
pengalaman pribadinya dengan informasi-informasi yang dia dapatkan baik dari
temanya, tetangganya, keluarga, surat kabar, televisi, dan lain sebagainya.

• siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan gagasan dan


membuat keputusan
Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme

Peran siswa. Menurut pandangan ini, belajar merupakan suatu proses


pembentukan pengetahuan. Siswa dapat membuat pengetahuan dengan ide
mereka masing-masing, oleh karena itu, pendapat siswa berbeda dengan
pendapat para ahli.

Peran Guru sebagai pendidik menjadi lebih pasif (hanya sebagai fasilitator), dan
dapat timbul persepsi yang berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya.

Evaluasi, pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat


mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas,
konstruksi pengetahuan, serta aktifitas-aktifitas lain yang didasarkan pada
pengalaman
Implementasi Teori Belajar Konstruktivisme

• Pada teknik penjelasan atau ceramah, guru


menjelaskan tentang suatu materi pelajaran
kepada siswa agar siswa mengetahui apa yang
akan dipelajarinya.

• Pada teknik tanya jawab, sebelum kegiatan inti dalam suatu


pembelajaran berlangsung, guru dan siswa dapat
melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan materi
yang akan diajarkan. Hal ini berguna untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut
dengan memanfaatkan pengetahuan awal (dasar) yang
dimilikinya.
• Pada teknik diskusi, siswa mendiskusikan dengan siswa lainnya dan
guru mengenai materi pelajaran tersebut.

• Metode penugasan merupakan suatu cara dalam proses belajar


mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Penggunaan
metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang
lingkup maupun bahannya.

• Pelaksanaannya dapat diberikan secara


individual maupun kelompok.
THAN
KS! CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai