Anda di halaman 1dari 11

Kepada Yth: Bapak Sektetaris Jenderal

Kementerian Kelautan Dan Perikanan


Di - JAKARTA. ,

Dengan hormat,

Pertama tama saya panjatkan terima kasih dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena hanya berkat Ridho NYA lah sehingga pada hari ini kida dapat berkumpul
disini dalam keadaan sehat wal'afiat, dalam rangka menyampaikan curah- an hati para
pengusaha perikanan kepada Bapak Sekjen KKP.

Bapak Sekjen Langsung kami mulai ke pokok curahan hati.


Pelaku usaha perikanan secara garis besar meliputi:
1. Pengusaha penangkapan.
2. Pengusaha UPI.
3. Pengusaha Budidaya
Pada kesempatan ini kami akan membahas secara singkat point 1 dan 2 saja. Masalah
Pengusaha Penangkapan pun kami hanya membatasi pada penangkapan dengan
menggunakan alat tangkap Purse Seine dengan pola Satu Kesatuan Armada.
Kami tidak membahas masalah UPI secara detail karena masalah UPI ini sudah ada
pakarnya khusus yang lebih berkompeten untuk menj elaskannya. Kami hanya ingin
menyampaikan bahwa usaha penangkapan dan usaha UPI bagaikan usaha satu nyawa
yang tidak dapat dipisahkan.

Ada yang mampu mengusahakan sekaligus dua duanya, namun lebih banyak yang
hanya mampu mengusahakan salah satu, dimana keduanya mengikatkan diri dalam
satu bentuk kerja sama operasi.

Purse Seine dengan pola satu satuan armada, atau lebih populer dengan sebutan
Purse Seine Group, memang merupakan pola yang paling efektif dan efisien dalam
penangkapan ikan Cakalang khususnya dan Tuna sebagai hasil ikutannya. Daerah
operasi (fishing ground) yang tepat adalah di ZEEI khususnya Samudera Pasifik,
walaupun bisa pula dilakukan di laut pedalaman atau tentorial.
Pada kesempatan ini kami hanya membahas untu penangkapan ikan di ZEEI Samudera Pasifik sampai
Bujur Timur 141 derajat atau tepatnya ditarik garis lurus di utara kota Jayapura - Papua, yang
berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

Memang sangat sulit untuk melakukan pengawasan disini, namun dengan keharusan penggunaan VMS
dan Observer diatas kapal, kesulitan ini sudah terjawab, sehingga tidak perlu lagi ada kecurigaan kalau
ikan akan dibawa keluar negeri.

Untuk menjaga kelestatian sumber daya ikan agar bisa berkesinambungan, sudah diatur dengan
penggunaan besarnya mata jaring 3" sehingga ikan ikan yang tidak perlu ditangkap masih bisa lolos.

Dalam membatasi jumlah tangkapan, dapat diatur dengan sistem kuota tangkapan per tahun yang
diperbolehkan untuk setiap kapal penangkap. Apabila setiap kapal penangkap sudah mencapai
kuota, makakapal tersebut tidak boleh menangkap lagi. Apabila melebihi kuota, maka kelebihan
tersebut dikenakan pungutan tambahan yang sangat besar, sehingga pengusaha penangkapan tidak
Menangkap ikan melebihi kuota yang diijinkan.

Karena sudah menggunakan sistem kuota, maka besarnya kapal yang dioperasikan pun tidak perlu
diatur lagi, demikian pula penggunaan tenaga ahli asing pun didak perlu diatur lagi.

Contoh : kapalnya besar, menggunakan tenaga ahli asing, sehingga produktivitas nya pun cukup tinggi.
Tentu kuota yang diberikan pun akan segera tercapai. Misalnya operasi selama 6 bulan sudah tercapai
kuotanya, maka kapal tersebut hanya boleh operasi selama 6 bulan saja.selebihnya diikat di pelabuhan.
Sekali lagi disinilah peranan seorang OBSERVER sangat sangat penting dalam men­jaga dan mengawal
kelestatian sumber daya ikan, tanpa menyusahkan pelaku usaha yang terkena terlalu banyak larangan.
Saya sangat mendukung pernyataan Menteri KKP tentang pentingnya melestarikan Sumber
daya ikan agar bisa dinikmati oleh anak cucu kita dimasa yang akan datang. Namun perlu
juga diingat bahwa anak cucu kita yang sudah ada sekarang juga perlu mendapat perhatian
agar menjadi anak cucu yang berguna bagi nusa dan bangsa, dengan memberikan makanan
bergizi baik, memberikan pendidikan yang baik, mem berikan tempat latihan latihan kerja
yang baik, melatih mental mereka agar punya daya X

tahan yang kuat, dan lain lain. Ini semua tidak terlepas dari beaya beaya yang cukup besar
diperlukan. Maka para orang tua seperti kita kita ini, para nelayan, pelaut pelaut perikanan,
para ibu ibu yang kebanyakan bekerja di sektor UPI dan semua pihak yang terlibat, harus
memiliki kemampuan untuk membeayai kebutuhan anak cucu kita dimasa sekarang dan
dimasa yang akan datang. Kalau tidak, maka apa yang dicita citakan akan sulit tercapai
secara maksimal.

Maka dari itu dalam mengatur semua kegiatan perikanan, diperlukan banyak sekali
masukan masukan yang produktif dan positif, mulai dari kalangan akademik, politik,
Birokrat, regulator, pelaku usaha, pekerja, asosiasi asosiasi, dan lain lain.

Sehingga akhirnya akan menghasilkan suatu pengaturan yang didukung oleh rakyat
khususnya pelaku-pelaku di sektor ini mulai dari kalangan atas sampai terbawah.

Anda mungkin juga menyukai