Anda di halaman 1dari 27

Kabinet Ali 2 (24 Maret 1956 - 14 Maret 1957 )

LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA


KABINET ALI SASTROAMIDJOJO II
Kabinet Ali II ini merupakan
hasil koalisi antara 3 partai,
yaitu:
PNI, Masyumi, dan NU
PNI (Partai Nasional Indonesia)

Ketua Ir. Soekarno

 Ir. Soekarno (Ketua)


 Dr. Tjipto Mangunkusumo
 Mr. E.S. Budyarto Martoatmodjo
 Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo
Pendiri (Sekretaris/Bendahara)
 Dr. Samsi Sastrowidagdo (Anggota)
 Mr. Sartono (Anggota)
 Mr. Sunario (Anggota)
 Ir. Anwari (Anggota)

Tanggal
4 Juli 1927
Berdiri
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)

 Hasyim Asyari  I
Ketua  Sukiman
 Mohammad Natsir

Pendiri Dr. Muhammad Natsir

Tanggal
 7 November 1945
Berdiri
NU (Nahdlatul 'Ulama)

Ketua Dr. K.H. Said Aqil Siradj, MA

Pendiri KH Hasyim Al Asy'ari

Tanggal Berdiri 4 Juli 1927


 Kabinet Ali Sastroamidjojo II
adalah kabinet pemerintahan RI dibawah
kepemimpinan Perdana menteri Ali
Sastroamidjojo 24 Maret 1956 s/d 14 Maret
1957)

 Kabinet ini dibentuk pada 24 Maret 1956


dan dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo, SH.

Kabinet Ali Sastroamidjojo II dikenal juga


dengan Kabinet Ali Roem Idham.

 Kabinet ini merupakan kabinet pertama


setelah pemilihan umum tahun 1955.

Terdapat 27 orang menteri yang menjabat


Ali Sastroamidjojo, SH
Wakil Perdana Menteri:
Perdana Menteri, Menteri Pertahanan: • Muhammad Roem (Masyumi)
Ali Sastroamidjojo, SH (PNI) • Idham Chalim (Nahdatul Ulama)
Menteri Luar Negeri: Menteri Dalam Negeri:
Roeslan Abdulgani Mr. R Sunarjo
Menteri Keuangan Menteri Penerangan:
Jusuf Wibisono Soedibjo
Menteri Pertanian Menteri Perhubungan
Eny Karim Suchjar Tedjasukmana
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Menteri Agraria
Pangeran Mohammad Nur A.A. Suhardi
Menteri Sosial Menteri Tenaga Kerja
Fattah Jasin Sabilal Rasjad
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Menteri Kesehatan
Sarino Mangunpranoto Handrianus Sinaga
Menteri Negara
Menteri Agama • Rusli Abdul Wahid
Mohammad Iljas
(Urusan Umum)
• Dahlan Ibrahim
(Urusan Bekas Pejuang Kemerdekaan)
• Djuanda
(Urusan Perencanaan)
Ketua Mahkamah Agung Jaksa Agung
Mr. A. Wirjono Prodjodikoro Soeprapto
Serta:
• Menteri Kehakiman: • Menteri Perekonomian:
Prof. Dr. Mr. Moeljatno  Burhanuddin
(tidak ditemukan gambar) (tidak ditemukan gambar)

• Menteri Muda Perekonomian • Menteri Muda Perhubungan:


FF Umbas A.S. de Rozari
(tidak ditemukan gambar) (tidak ditemukan gambar)

• Ketua Dewan Pengawas Keuangan • Menteri Muda Pertanian:


Soerasno Syekh Marhaban
(tidak ditemukan gambar) (tidak ditemukan gambar)
Program kabinet ini disebut Rencana Pembangunan Lima
Tahun yang memuat program jangka panjang, sebagai
berikut:

1.      Perjuangan pengembalian Irian Barat

2.      Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat


terbentuknya anggota-anggota DPRD.

3.      Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.

4.      Menyehatkan perimbangan keuangan negara.

5.      Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi


nasional berdasarkan kepentingan rakyat.
Program pokok Kabinet Ali Sastroamijoyo II antara
lain sebagai berikut:

•         Pembatalan KMB.
•         Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke
pangkuan Republik Indonesia.
•         Pemulihan keamanan dan ketertiban,
pembangunan ekonomi, keuangan, industri,
perhubunan, pendidikan, serta pertanian.
•         Melaksanakan keputusan Konferensi Asia Afrika.
Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai Kabinet Ali
Sastroamijoyo II, antara lain sebagai berikut :

•         Dibangunnya Pabrik Semen Gresik.


•         Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1957 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
Gerakan Ekonomi Asaat
Gerakan Asaat yang digagas
oleh Mr. Asaat bertujuan
melindungi perekonomian
warga Indonesia asli dari
persaingan dagang dengan
pengusaha asing khususnya
Tionghoa. Pada Oktober
1956, pemerintah
menyatakan akan membuat
lisensi khusus untuk para
pengusaha pribumi.
Rencana Pembangynan Lima Tahun
Ketidakstabilan politik dan ekonomi
menyebabkan merosotnya ekonomi,
inflasi, dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan. Pada awalnya kabinet
menekankan pada program
pembangunan ekonomi jangka
pendek kemudian dibentuk Badan
Perancang Pembangunan Nasional
yang disebut Biro Perancang Negara.
Pada bulan Mei 1956 biro ini
menyusun RPLT.
 

Musyawarah Nasional Pembangunan

Pada masa Kabinet Ali Sastroamijoyo


II terjadi ketegangan antara pusat dan
daerah. Masalah tersebut untuk sementara
waktu dapat teratasi dengan Musyawarah
Nasional Pembangunan (Munap). Tujuan
diadakan Munap adalah untuk
mengubah rencana pembangunan agar
dapat dihasilkan rencana
pembangunan yang menyeluruh untuk
jangka panjang. Rencana tersebut tidak
dapat dilaksanakan dengan baik karena:
adanya kesulitan dalam menentukan
prioritas.
Terjadi ketegangan politik.
Timbul pemberontakan PRRI/ Permesta.
Masalah yang dihadapi:

Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat.

Pada masa pemerintah Kabinet Ali Sastroamijoyo II timbul


pergolak yang dilancarkan para dewan daerah. Mereka
menentang pemerintah karena pemerintah dinilai tidak berhasil
dalam meningkatkan ekonomi.

Pergolakan di daerah yang semakin menguat dan mengarah


pada gerakan sparatisme dengan pembentukan dewan militer
seperti Dewan Banteng di Sumatera Tengah, Dewan Gajah di
Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, dan Dewan
Manguni di Sulawesi Utara.
Masalah yang dihadapi:

Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI dimana banyak


menteri Masyumi mundur akibat ketidaktabilan pemerintahan.

Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan


mandatnya sesuai tuntutan daerah,
sedangkan PNI berpendapat bahwa
mengembalikan mandat berarti meninggalkan
asas demokrasi dan parlementer.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :

            Mundurnya sejumlah menteri dari


Masyumi (Januari 1957), membuat kabinet hasil
Pemilu I ini jatuh dan menyerahkan mandatnya
pada Presiden pada tanggal 14 Maret 1957.

Anda mungkin juga menyukai