Anda di halaman 1dari 9

SISTEM NEUROLOGI

OTONOM
Kelompok 2
 
Getrin septiani 1826010019
Ika purnama sari 1826010016
Yekta anggraini 1826010011
Yeti septaria 1826010015
Tria riski kurniati 1826010014
Okki pvaksi hadhi 1826010013
Ari sadewo 1826010012
Henni novita 1826010017
Pengertian saraf otonom
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada
sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan urat-urat
saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat seolah olah sebagai
bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf pusat
guna mencapai kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru,
dan usus. Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan
dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar,
kadang-kadang disebut juga susunan saraf tidak sadar.
Struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf otonom yaitu
otot jantung, pembuluh darah, iris mata, organ thorakalis,
abdominalis, dan kelenjar tubuh. Secara umu, sistem saraf
otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf simpatis
dan sistem saraf parasimpatis.
B Saraf Simpatis (Torakolumbal)
a. Pengertian Saraf Simpatis
Sistem Saraf simpatik adalah bagian dari sistem saraf
otonom yang cenderung bertindak berlawanan
terhadap sistem saraf parasimpatik, seperti
mempercepat detak jantung dan menyebabkan
kontraksi pembuluh darah. Sistem ini mengatur
fungsi kelenjar keringat dan merangsang sekresi
glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan
terutama dalam kondisi stres. Bandingkan sistem saraf
parasimpatik.
C. Saraf Parasimpatis
a. Pengertian Saraf Parasimpatis
Saraf parasimpatik merupakan saraf yang berpangkal
pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan dari
sakum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-
ganglion. sistem saraf ini di sebut juga dengan sistem
saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari
daerah otak dan daerah sakral. Fungsi dari saraf
Parasimpatik umumnya memperlambat kerja organ-
organ tubuh. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-
jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke
organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
. Interaksi antara Saraf Simpatis dan Saraf Parasimpatis
Sistem saraf simpatik dan system saraf parasimpatik bekerja pada
organ (efektor) yang sama. Akan tetapi, pengaruh yang
ditimbulkannya bersifat berlawanan satu dengan yang lainnya agar
tercapainya homoestatis (keseimbangan).
Efek Perangsangan Simpatis dan Parasimpatis pada Organ
Spesifik
-Mata.
-Kelenjar-kelenjar tubuh.
-Jantung
-Pembuluh darah sistemik.
-Efek perangsangan simpatis dan parasimpatis terhadap tekanan
arteri.
-Efek perangsangan simpatis dan parasimpatis terhadap fungsi
tubuh lainnya
D. Integrasi dan pengawasan fungsi otonom
Saraf merupakan sistem yang berfungsi untuk mengatur
berbagai fungsi organ di dalam tubuh secara terintegrasi
sehingga memungkinkan suatu makluk hidup dapat
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan
disekitarnya. Susunan saraf menerima berbagai informasi dari
dalam dan dari luar tubuh, dan mengkoordinasikan semua
aktifitas organ di dalam tubuh kita. Susunan saraf berfungsi
untuk merencanakan dan mengkoordinasikan tingkah laku,
sehingga memegang peranan dalam tingkah laku subjektif
suatu makhluk hidup. Untuk menjalankan fungsi yang begitu
bervariasi, susunan saraf merupakan organ yang paling awal
mengalami deferensiasi pada masa embriogenesis dan
merupakan organ yang paling besar pada saat lahir
E. Pengaturan pusat otonom batang otak oleh area yang lebih tinggi.

Sinyal-sinyal yang berasal dari hipotalamus dan bahkan dari


serebrum dapat mempengaruhi aktivitas hampir semua pusat
pengatur otonom batang otak. Contohnya perangsangan daerah
yang sesuai pada hipotalamus dapat mengaktifkan pusat pengatur
kardiovaskular medula dengan cukup kuat untuk meningkatkan
tekanan arteri sampai lebih dari dua kali normal. Demikian juga,
pusat-pusat hipotalamik lainnya dapat mengatur suhu tubuh,
meningkatkan atau menurunkan salivasi dan aktivitas
gastrointestinal, atau menimbulkan pengosongan kandung kemih.
Oleh karena itu, pada beberapa keadaan, pusat-pusat otonom di
batang otak bekerja sebagai stasiun pemancar untuk mengatur
aktivitas yang dimulai pada tingkat otak yang lebih tinggi.
F. Gangguan kesehatan pada sistem syaraf

Stroke (Cerebro Vascular Accident (CVA) atau Cerebral apoplexy),


Poliomielitis
Migrain
Parkinson
Amnesia
Cutter
Alzheimer(pikun)
Bell's palsy
Ayan atau Epilepsi
Meningitis
Sindrom Kleine-Levin
Rabies
TERIMAKASIH
ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai