Anda di halaman 1dari 37

Keteraturan Membayar Iuran

Jaminan Kesehatan Nasional


Pada Pekerja Sektor Informal
Di Kabupaten Musi Rawas

Oleh:
Uswatun Hasanah
NIM.10011181320012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu tantangan dalam pelaksanaan JKN ialah keteraturan
membayar iuran rendah. Keteraturan paling rendah berada pada
kategori peserta PBPU/pekerja sektor informal (Usniza, 2015;
Thabrany dan Laborahima, 2016).

Data Nasional: 2014 sebesar 40%, 2015 sebesar 61,5%, 2016


sebesar 66%.
Provinsi Sumatera Selatan : sebesar 33,3%
Kabupaten Musi Rawas: Hanya 30% dan berdasarkan penyebaran
kuesioner survei awal sebanyak 65% responden tidak teratur

Iuran peserta merupakan salah satu sumber pembiayaan JKN,


sehingga jika tidak teratur menyebabkan missmatch dan defisit
Rumusan Masalah

Perlu dilakukan kajian mengenai faktor yang


berhubungan dengan keteraturan membayar iuran
JKN?
Tujuan

Umum

Mengetahui keteraturan membayar


iuran Jaminan Kesehatan Nasional
pada pekerja sektor informal di
Kabupaten Musi Rawas.

Khusus
Untuk mengetahui hubungan masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen
dan faktor yang paling berpengaruh
Manfaat

a. Bagi Peneliti

b. Bagi Badan
1. Manfaat Teoritis Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan)

c. Bagi Fakultas Kesehatan


Masyarakat
Ruang Lingkup
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Musi Rawas,
Sumatera Selatan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari- Juli 2017.

Materi dalam penelitian ini yakni keteraturan membayar iuran


Jaminan Kesehatan Nasional pada pekerja sektor informal
serta penerapan teori health belief model di bidang asuransi
kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Kerangka Teori
Kerangka Pikir
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
Definisi Operasional
Cont.
Hipotesis
Ho : Tidak terdapat hubungan antara persepsi kerentanan,
keparahan sakit, keuntungan yang dirasakan, penghambat
yang dirasakan, efikasi diri dan isyarat untuk bertindak
terhadap keteraturan membayar iuran Jaminan Kesehatan
Nasional pada pekerja sektor informal di Kabupaten Musi
Rawas.

Ha : Ada hubungan antara persepsi kerentanan, keparahan


sakit, keuntungan yang dirasakan, penghambat yang
dirasakan, efikasi diri dan isyarat untuk bertindak terhadap
keteraturan membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional
pada pekerja sektor informal di Kabupaten Musi Rawas.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Desain Penelitian
cross sectional dengan metode penelitian kuantitatif
cross sectional dengan metode penelitian kuantitatif

Populasi : Seluruh Pekerja Sektor Informal JKN di Musi Rawas yakni


5.258 jiwa
Sampel : sebanyak 94 sampel, Drop Out 10% jadi 103 sampel

Teknik Pengambilan Sampel


cluster sampling, dengan Cluster Kecamatan.

Jenis Pengumpulan Data


• Data primer
• Data sekunder
• Cara dan Alat Pengumpulan Data
• Angket yang telah disusun berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dan
dimodifikasi sehingga sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penelitian alat
perekam, kamera dan alat tulis

• Pengolahan Data
• Penyuntingan data (editing)
• Pengkodingan data (coding )
• Memasukkan data ( Data entry)
• Pembersihan Data ( Cleaning)

• Uji validitas dan reliabilitas telah dilaksanakan di Kabupaten Musi


Banyuasin dengan hasil semua pertanyaan valid dan reliabel.
Analisis Data dan Penyajian Data

Univariat Bivariat Multivariat Penyajian

Menguji hipotesis
hubungan antara disajikan
Dihasilkan variabel bebas dan dalam
Untuk mengetahui
distribusi variabel terikat bentuk tabel
variabel
frekuensi suatu Aturan pengambilan yang disertai
keputusan:
independen yang dengan
variabel paling berpengaruh
1. Jika p value ≥ α narasi
(0,05) maka Ho terhadap variabel
diterima dependen
2. Jika p value < α
(0,05) maka Ho ditolak
BAB V
HASIL PENELITIAN
ANALISIS UNIVARIAT
Keteraturan Frekuensi (n=103) (%)
Teratur 45 43.7
Keteraturan
Tidak teratur 58 56.3
Membayar Iuran
Total 103 100.0

Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)


Persepsi
Persepsi Tinggi 54 52,4
Kerentanan Kerentanan Rendah 49 47,6

Total 103 100

Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)


Persepsi
Keseriusan Persepsi Tinggi 52 50,5
Keseriusan Rendah 51 49,5

Total 103 100


ANALISIS UNIVARIAT

Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Persepsi Tinggi 54 52.4


Pesepsi Manfaat Rendah 49 47.6
Manfaat
Total 103 100

Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Persepsi Persepsi Rendah 73 70,9


Hambatan Hambatan Tinggi 30 29,1

Total 103 100


Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)
Persepsi
Efikasi Diri Persepsi Tinggi 70 68,0
Efikasi Diri Rendah 33 32,0

Total 103 100

Variabel Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Isyarat Tinggi 67 65,0


Isyarat bertindak
Bertindak Rendah 36 35,0

Total 103 100


ANALISIS BIVARIAT
Keteraturan Membayar
Total
Teratur Tidak teratur OR
Variabel P-value
(95% CI)
n % N % n %
Persepsi Kerentanan            
1,722
Tinggi 27 50.0 27 50.0 54 100,0 0,247
(0,783-3,789)
Rendah 18 36.7 31 63.3 49 100,0
Persepsi Keseriusan            
  2,758
Tinggi 29 55.8 23 44.2 52 100,0
0,022 (1,232-6,174)
Rendah 16 31.4 35 68.6 51 100,0
Persepsi Manfaat            
2,833
Tinggi 30 55,6 24 44,4 71 100,0 0,019
(1,260-6,373)
Rendah 15 30,6 34 69,4 32 100,0
Persepsi hambatan            
1,842
Rendah 35 47,9 38 52,1 53 100,0 0,254
(0,759-4,473)
Tinggi 10 33,3 20 66,7 50 100,0
Persepsi efikasi diri            
2,824
Tinggi 36 51,4 34 48,6 70 100,0 0,036
(1,150-6,932)
Rendah 9 27,3 24 72,7 33 100,0
Isyarat bertindak            
1,353
Tinggi 31 46,3 36 53,7 67 100,0 0,609
(0,593-3,086)
Rendah 14 38,9 22 61,1 36 100,0
Pemodelan Awal Multivariat
Variabel p value OR (95% CI)

Persepsi Kerentanan
.957 0.975 (0,384-2474)

Persepsi Keseriusan
.032 2.700 (1,088-6,699)

Persepsi Manfaat
.069 2.313 (0,937-5,713)

Persepsi Efikasi Diri


.127 2.119 (0,808-5,555)
Pemodelan Akhir Multivariat

Variabel p value OR/ Exp (B) (95% CI)

Persepsi Keseriusan 0.018 2.722 (1,191-6,217)

Persepsi Efikasi diri 0.030 2.780 (1,105-6,995)


PEMBAHASAN
Persepsi Kerentanan
Hasil penelitian menujukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki persepsi kerentanan yang tinggi, namun tidak
berhubungan dengan keteraturan membayar iuran JKN. Hal ini
dikarenakan adanya pengaruh dari kemauan dan kemampuan
yang memadai (Suhardi et al, 2014). Analisis karakteristik
responden didapatkan 68% pekerja sektor informal di Kabupaten
Musi Rawas berpenghasilan dibawah UMR Kabupaten Musi
Rawas sehingga perlindungan asuransi tidak tergolong sebagai
kebutuhan primer.
PEMBAHASAN
Persepsi Keseriusan
Persepsi keseriusan berhubungan dengan keteraturan membayar iuran
karena erat kaitnya dengan pengalaman kesakitan yang mereka alami.

Sebanyak 55,4% responden mempunyai


penyakit serius dan bersedia dengan sukarela
rutin membayar iuran JKN karena memiliki
pengalaman berobat yang mahal sehingga
penghasilan mereka sudah jauh berkurang.

Peserta yang memiliki penghasilan relatif rendah tetapi utilitas terhadap


pelayanan kesehatan cukup tinggi, sehingga keinginan untuk membayar
jasa pelayanan tersebut cenderung lebih dipengaruhi oleh utilitas, pada
kondisi ini peserta JKN disebut captive riders (Thabrany, 2011).
PEMBAHASAN
Persepsi Manfaat
Persepsi manfaat tinggi mempunyai faktor risiko 4,5 kali untuk rutin
membayar iuran JKN. Murti (2011) menyatakan bahwa tingkat kepercayaan
peserta akan manfaat asuransi kesehatan akan berpengaruh terhadap
partisipasi dalam sistem pra upaya.

kartu JKN dapat tabungan membantu


digunakan di ketika sakit orang lain
seluruh Indonesia dihari tua yang sakit
(88,4% ) (99%) (97%),

Namun sebanyak 91% responden menyatakan mereka tidak mendapatkan


pelayanan promotif dan preventif seperti skrining kanker. Sehingga, BPJS
Kesehatan sebaiknya lebih meningkatkan paket manfaat yang diberikan
kepada peserta JKN sehingga mendorong keteraturan membayar iuran yang
lebih besar dari waktu ke waktu
PEMBAHASAN
Persepsi Hambatan
Berdasarkan jawaban responden, lebih dari setengah responden menyatakan
tidak adanya pemberitahuan jatuh tempo dan penagihan iuran mengahambat
mereka dalam membayar iuran. Apabila manfaat dari perilaku teratur
membayar iuran JKN besar namun terdapat hambatan yang cukup
berpengaruh maka peneliti berasumsi kemungkinan individu tersebut teratur
dalam membayar iuran JKN kecil.

Nopiyani (2015) : tidak adanya pemberitahuan dan penagihan kepada


peserta yang menunggak dikatakan menimbulkan kesan bahwa pengelolaan
pembayaran iuran BPJS tidak berjalan dengan baik. pemberitahuan melalui
SMS akan lebih efektif dibandingkan pemberitahuan melalui surat.
PEMBAHASAN
Persepsi Efikasi Diri

ada hubungan antara persepsi efikasi diri dengan keteraturan


membayar iuran JKN. nilai OR sebesar 2,8, artinya pekerja sektor
informal yang memiliki persepsi efikasi diri tinggi mempunyai
faktor risiko 2,8 kali untuk rutin membayar iuran JKN. Menurut
Bandura dalam Anwar (2009), tiga aspek efikasi diri dalam diri
manusia salah satunya yakni tingkatan (level).

Sebanyak 63% responden yakin mampu membayar iuran JKN


pada kelas 3
PEMBAHASAN
Isyarat Bertindak
Tidak ada hubungan antara isyarat bertindak dengan keteraturan
membayar iuran JKN. Isyarat untuk bertindak merupakan dorongan yang
muncul baik karena dorongan pribadi ataupun dari pihak luar. Dorongan
dari dalam dapat berupa kemauan untuk teratur membayar iuran
(willingness to pay). Putra et al (2014) juga mengatakan kemauan
masyarakat dalam membayar iuran JKN masih rendah. Hal ini dikarenakan
karena belum maksimalnya informasi yang disampaikan oleh BPJS
Kesehatan.

Proses sosialisasi BPJS kesehatan sebaiknya juga perlu


melibatkan pihak Faskes (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik &
Dokter Perorangan) yang di koordinasi oleh pihak Dinas
Kesehatan setempat
PEMBAHASAN
VARIABEL DOMINAN
Variabel yang paling dominan mempengaruhi keteraturan membayar iuran
JKN pada pekerja sektor informal di Kabupaten Musi Rawas adalah
variabel persepsi keseriusan (p value=0.018) dengan adjusted OR=2,722
(95% CI : 1.191-6.217). Berdasarkan nilai OR didapatkan bahwa pekerja
sektor informal yang memiliki persepsi keseriusan tinggi dimungkinkan
2,722 kali lebih teratur dalam membayar iuran JKN dibandingkan pekerja
sektor informal yang memiliki persepsi keseriusan rendah.

adanya hubungan yang signifikan antara persepsi keseriusan dengan


keteraturan membayar iuran JKN karena sebagian besar responden
(62,1%) berusia lebih dari 40 tahun. Hasil karekteristik responden juga
menemukkan bahwa sebanyak 56,3% responden menyatakan sedang
mengidap penyakit yang membahayakan kesehatan dan mengancam jiwa.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Keteraturan ini berhubungan dengan


persepsi keseriusan yang dirasakan (OR
= 2.75, 95% CI 1.23-6.17, p = 0.022),
persepsi manfaat (OR = 2,83; 95% CI
Angka keteraturan membayar 1,260- 6,37, p = 0.019) dan persepsi
iuran JKN pada pekerja sektor efikasi diri (OR = 2.82; 95% CI 1.15-6.93;
informal di Kabupaten Musi p= 0.036). Adapun variabel yang tidak
Rawas sebesar 43,7%. berhubungan dengan keteraturan
membayar iuran JKN ialah persepsi
kerentanan, persepsi hambatan dan
Sebagian besar pekerja sektor isyarat untuk bertindak
informal memiliki persepsi tinggi
terhadap persepsi kerentanan
(52,4%), persepsi keseriusan
(50,5%), persepsi manfaat Variabel yang paling dominan
(70,9%), persepsi efikasi diri mempengaruhi keteraturan
(68%) dan isyarat bertindak membayar iuran JKN ialah persepsi
(65%), dan mayoritas responden keseriusan dengan p value=0.018
memiliki persepsi hambatan dan adjusted OR(Exp B) = 2,722
yang rendah (72,8%)
SARAN
BAGI BPJS KESEHATAN:
1. Meningkatkan upaya sosialisasi melalui kerja sama dengan pihak faskes
(Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan Dokter perorangan) mengenai
berbagai alternatif cara pembayaran iuran JKN, cara pengecekan status
pembayaran iuran dan konsekuensi dar keterlambatan pembayaran
iuran.
2. Pihak BPJS Kesehatan sebaiknya mengembangkan upaya untuk
memberikan notifikasi pembayaran iuran kepada peserta melalui
media SMS gateway yang dikirim oleh BPJS Kesehatan.

Bagi penelitian selanjutnya variabel yang digunakan sebaiknya


dikembangkan dengan penambahan variabel sosiodemografi serta
menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan informasi yang lebih
dalam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai