Anda di halaman 1dari 13

ARTRITIS REUMATOID

OLEH: NURLAILA
PENDAHULUAN
• Atritis reumatoid atau rematik terutama
mengenai otot-otot skelet, tulang,
ligamentum, tendon, dan persendian pada
laki-laki maupun perempuan dalam segala
usia.
• Atritis reumatoid kira-kira 2,5 kali lebih sering
menyerang perempuan daripada laki-laki.
• Insiden penyakit rematik meningkat seiring
dengan bertambahnya usia, terutama
perempuan.
PENGERTIAN
• Menurut Harry Isbagio (bag penyakit dalam
FK UI) Atritis reumatoid  kelainan sendi
obyektif, berupa inflamasi sendi disertai
tanda inflamasi yang komplit (tumor, rubor,
kalor, dolor, gangguan fungsi)
• Atritis reumatoid adalah gangguan kronik
yang menyerang sisitem organ
• Atritis reumatoid adalah salah satu dari
sekelompok penyakit jaringan difus yang
diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui
penyebabnya.
ETIOLOGI
• Penyebab artritis reumatoid belum diketahui
secara pasti.
FAKTOR RESIKO:
• Virus
• Genetik

• Aktivitas fisik berat


• Kegemukan
• Penyakit autoimun
• Stress mekanik
PATOFISIOLOGI
• Kelainan sendi yang dijumpai pada artritis
reumatoid terjadi akibat pertumbuhan sel2
sinovial yang merusak tulang dan tulang rawan.
• Penyakit ini diawali dengan aktivasi sel T
autoreaktif yang kemudian bermigrasi kedalam
rongga sinovial dan menginduksi aktivasi sel2
efektor seperti sel2 sinovial dan sel B, melalui
sitokin yang doproduksi oleh sel T.
• Selanjutnya immunoglobulin membentuk
kompleks imun dengan antigen .
• Fagositosis kompleks imun akan dimulai dan
menghasilkan reaksi inflamasi (pembengkakan,
nyeri, serta edema pada sendi)
Lanjutan patofisiologi
• Fagositosis akan menghasilkan leukotrin
dan prostaglandin yang dapat menimbulkan
proses inflamasi dengan menarik leukosit
ke daerah inflamasi tersebut.
• Leukotrin dan prostaglandin akan
mengasilkan enzim seperti kolagenase
yang akan memecah kolagen.
• Pelepasan enzim-enzim ini dalam sendi
akan menimbulkan edema, proliferasi
membran sinovial dan pembentukan
pannus, penghancuran kartilago, dan erosi
tulang.
Lanjutan patofisiologi
• Biasanya respon antobodi awal terhadap
mikroorganisme diperantarai oleh IgG
• Walaupun respon ini berhasil menghansurkan
mikroorganisme, namun individu yang mengidap
Artritis Reumatoid mulai membentuk antibodi lain,
biasanya IgM atau IgG terhadap antibodi IgG
semula
• Antibodi yang ditujukan kekomponen tubuh
sendiri disebut faktor reumatoid
• faktor reumatoid menetap di kapsul sendi, dan
menimbulkan peradangan kronik dan destruksi
jaringan.
Lanjutan patofiologi
• Diduga penyakit ini disebabkan atau
diawali oleh infeksi (EBV) yang menyerang
limfosit B
• Pengendalian ini sangat bergantung pada
kemampuan limfosit T untuk
menghancurkan limfosit B yang terinfeksi
• Sel T pada klien artritis reumatoid ternyata
tidak mampu mengenali limfosit B yang
terinfeksi, hal ini dikaitkan dengan kelainan
pada gen respon imun
Lanjutan patofiologi
• Kartilago artikuler sangat resisten terhadap
proses pengausan dalam proses
pengausan dalam kondisim gerakan2 yang
berkali-kali.
• Ketika sendi mengalami stres mekanis
yang berulang, elastisitas kapsula sendi,
kartilago artikuler dan ligamentum akan
akan berkurang.
• Hal ini menyebabkan kartilago sendi
mengalami degenerasi dan pada akhirnya
menyebabkan sinovitis sekunder
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri sendi
• Deformitas
• Perubahan kulit
Kelainan kulit sering menyertai penyakit reumatik
atau penyakit kulit sering pula disertai penyakit
reumatik
• Atrofi otot
• Penurunan kekuatan otot
• Bengkak sendi
• Gerakan yang terbatas
• kekakuan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Laju endap darah meningkat dengan bertambahnya usia,
sehingga nilai sekitar 40­50 mm/jam masih dapat ditemukan
pada orang usia lanjutyang masih sehat.
• Kadar fosfatase asam perlu diperiksa pada penderita pria
dengan keluhan nyeri pinggang (metastasis karsinoma
prostat).
• Kadar Ca, P dan Fosfatase Alkali untuk membedakan
hiperparatiroid dengan artritis generalisata.
• Elektroforesisprotein untukmembedakandengan mieloma
multipel.
• Kadar asam urat serum untuk mencari kemungkinan penya-
kit gout, sedangkan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal.
• Kadar T3 dan T4 untuk mencari kemungkinan kelainan tiroid.
• ANA diperiksa pada penderita dengan artritis generalisata
yang menyerang sendi kecil disertai ram kulit, gangguan
hematologik dan ginjal.
• Pada pemeriksaan Faktor Reumatoid penderita
AR perlu diingat bahwa frekuensi RF (+)
meningkat pula dengan ber-tambahnya usia.
• Foto sinar X dapat membedakan kelainan sistemik
atau lokal. Untuk mencegah pemeriksaan yang
berlebihan, usaha-kan/pilihlah sendi yang paling
perlu dilakukan pemeriksaan tersebut.
• CT Scan terutama untuk kelainan di vertebra
seperti fraktur, kelainan diskus, spinal stenosis
dan sebagainya.
• Scanning tulang (Bone Scan) dengan Technetium
dikerja-kan bila ada kecurigaan keganasan tulang
primer atau metastasis.
• Atrosentesis, aspirasi cairan sinovial dengan
jarum.( N: jernih, viskus, kuning, volime sedidkit,
mengandung beberapa sel)
PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya tujuan penatalaksanaan pada klien
dengan artritis reumatoid adalah sebagai berikut:
• Mensupresi inflamasi dan respon autoimun
• Mengendalikan nyeri
dengan kompres, distraksi-relaksasi, pemberian
analgesik
• Mempertahankan/memperbaiki mobilitas sendi
menginformasikan program latihan untuk
gerakan sendi dan otot
• Mempertahankan status fungsional teknik
adaptasi, penggunaan alat bantu, olahraga
• Meningkatkan kemandirian klien.

Anda mungkin juga menyukai