Anda di halaman 1dari 17

BIOFARMASI

Kelompok III:
•Eka Mulya
•Fadhila Assagaf
•Jonly Uneputty
•Mery Sinaga PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
•Putri Pandey UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
•Romario Rompas 2011
Biofarmasi Sediaan Obat yang Diberikan
Secara Oral
• Anatomi dan Fisiologi Sediaan Saluran Cerna
• Pembuluh Darah yang Melewati Saluran Cerna
• Komponen dan Karakteristik Cairan Saluran
Cerna
• Gerakan Saluran Cerna dan Waktu Transit
• Faktor yang Mempengaruhi Proses
Biofarmasetik pada Obat Pemberian Secara Oral
• Evaluasi Biofarmasetik Sediaan Oral
Anatomi dan Fisiologi Saluran Cerna
• Mulut
• Mukosa: lapian tipis pada permukaan bagian
dalam mulut memudahkan penyerapan
• Pengeluaran air liur (saliva): keasaman air liur
mempengaruhi ionisasi zat aktif
• Vaskularisasi darah: pada daerah lidah bisa
terjadinya efek lintasan pertama hepatik
• Vaskularisasi getah bening: membantu
penyerapan dan pembagian zat aktif
Sambungan...
• Oesofagus
▫ Waktu yang singkat menyebabkan tidak ada
penyerapan zat aktif
▫ Kecuali bila dalam sekrsesi air liur yang sedikit
terkandung zat aktif dalam jumlah yang besar
pada pemberian obat berefek lama secara per
lingual
• Lambung
▫ Mukosa kelenjar yang paling tebal merupakan
lapisan paling penting pada penyerapan obat
Sambungan...
• Usus halus
▫ Vulvula conniventes berfungsi sebagai permukaan
penyerapan
• Usus besar
▫ Keseimbangan flora mikroba mempengaruhi
aktivitas obat
Komponen Dan Karakteristik Cairan Saluran
Cerna
• Mulut
▫ jumlah air liur (saliva) yang dikeluarkan berkisar
antara 0,5 - 1 liter/hari
• Esofagus
▫ dinding bagian dalam dilapisi oleh mukosa tipis
tanpa kelenjar dengan epitel malfigi
• Lambung
▫ terdapat 2 kelenjar penghasil getah:
1. Kelenjar pylorus
2. Kelenjar Fundus
Sambungan...
• Lambung
▫ Getah lambung:
a. Enzim: pepsin, katepsin, kimosin/rennin, lipase
b. HCL
c. Mukus
d. Air
e. Faktor intrisik
f. Faktor Bifiodegen
Sambungan...
• Lambung
▫ Volume isi lambung: selama puasa lambung dapat
menghasilkan 10-60 ml/jam cairan asam
▫ pH isi lambung 1-3
▫ Tegangan permukaan isi lambung: 38-47
dyne/cm2
Sambungan...
• Usus halus
a. Getah pankreas
 Cairan agak kental, pH 8-9 dan bersifat isotonik
terhadap plasma
 Volume pengeluaran : 500-1000 ml/hari
 Mengandung enzim preteolitik
b. Getah empedu
 Cairan kuning berlendir, kental, mempunyai pH 6
dalam kantong empedu dan pH 7-7,5 saat
memasuki deodenum
Sambungan...
c. Sekresi usus halus
 Pada bagian pertama deodenum, kelenjar brunner
mengeluarkan cairan sangat berlendir
 Pada akhir deodenum, kelenjar lieberkhun
menghasilkan cairan yang kurang kental
 Pengeluaran getah usus setiap hari sekitar 1 liter
 pH isi usus halus sekitar 8
Sambungan...
• Usus besar (kolon)
▫ Terdapat getah yang merupakan cairan jernih dan
sangat kental
▫ pH 7,5-8
Gerakan Saluran Cerna dan Waktu Transit
• Gerakan saluran cerna:
1. Mulut: kunyah
2. Esofagus: gerakan peristaltik umumnya diawali dengan
penelanan
3. Lambung: gerakan lambung tidak sangat kuat dan terjadi secara
peristaltik
4. Usus halus
a. Gerakan segmentasi
b. Gerakan peristaltik
c. Gerakan penduler
5. Usus besar
a. Gerakan peristaltik
b. Gerakan segmentasi
Sambungan...
• Waktu transit:
▫ Mulut: 2-10 detik, tergantung konsistensi
▫ Lambung: 10 menit – 1 jam (saat puasa), 1-8 jam (makan)
▫ Usus 12 jari: 5-15 menit
▫ Jejunum: 2-3,5 jam
▫ Ileum: 3-6 jam
▫ Usus besar:
 Colon ascendes 1 jam
 Colon transversum 3-4 jam
 Colon descendes 3 jam
 Colon sigmoideum 18 jam
Faktor yang Mempengaruhi Proses Biofarmasetik pada Obat
Pemberian Secara Oral

• Faktor fisiologik
▫ Permukaan penyerap
▫ Umur
▫ Sifat membran biologik
▫ Laju dan waktu tinggal dalam lambung
▫ pH
▫ Tegangan permukaan
▫ Kekentalan
▫ Isi saluran cerna
Sambungan...
• Faktor Patologi
▫ Gangguan fungsi penggetahan
▫ Gangguan transit
▫ Gangguan penyerapan
Evaluasi Biofarmasetik Sediaan Oral
• Mengetahui apakah sediaan dengan pelepasan zat
aktif yang terkendali telah terbukti.
• Mendapatkan parameter farmakokinetik yang
diperlukan untuk menghitung jumlah obat yang
diberikan pada tahap awal dan pada tahap pelepasan
terkendali.
• Pemilihan bentuk sediaan yang sesuai dengan
pelepasan terkendali yang optimum.
• Menetapkan laju pelepasan zat aktif dari sediaan.
• Melakukan uji klinik untuk membuktikan kesahihan
bentuk sediaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai