Anda di halaman 1dari 31

TUGAS AL ISLAM DAN

KEMUHAMADIYAHAN
KELOMPOK 4
ANGGOTA

1. LINDA YANUANA FANIDA TANTOWI


2. LISETYOWATI DIANINGSIH
3. KURNIASTUTI
4. ARIS SUPRIYANTO
5. SRI DWIYANDARI
6. SHINTA PRIMA ARDINAS
7. SUSI RAHAYU
8. SOVI HASWINDHA PUTRI NUGRAHENI
HAKEKAT MUAMALAH
Secara bahasa, kata muamalah berasal dari
bahasa arab amala-yu‟amilu-mu‟amalatan.
Yang mana memiliki arti saling bertindak,
saling mengamalkan, atau saling berbuat.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kata
“saling‟ menunjukan perbuatan yang berbalas-
balasan.
Sehingga secara bahasa pengertian muamalah
menunjukan dimensi sosial ajaran islam
melalui interaksi antar individu.
PENGERTIAN MUAMALAH DALAM KEHIDUPAN
SEHARI HARI
 1. Definisi umum
 Muamalah dalam hal ini adalah peraturan-

peraturan Alloh yang harus diikuti dan ditaati


dalam hidup bermasyarakat. Atau bisa
diartikan lain sebagai perbuatan duniawi yang
dapat menjadi sebab suksesnya seseorang
dalam masalah ukhrawinya.
 Contoh muamalah dalam kehidupan sehari-

hari berdasarkan definisi ini meliputi interaksi


hidup bertetangga atau berteman
PENGERTIAN MUAMALAH DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

2. Definisi khusus (pengertian muamalah yang


lebih spesifik)
Yaitu aturan-aturan Alloh yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam
memperoleh dan mengembangkan harta. Secara
sederhananya muamalah merupakan
serangkaian aturan dalam kegiatan ekonomi
yang dilakukan manusia atau akad yang
memperbolehkan manusia saling tukar-menukar
barang atau jasa dengan cara-cara yang
ditentukan oleh syariat
PERBEDAAN IBADAH DAN MUAMALAH
 1. Maksud dan Tujuan
 Ibadah tidak dapat diketahui secara detail dan
terperinci
 Sedang dalam muamalah, hikmah dari tuntunan
syari‟ah secara relatif dapat diketahui. Sampai
pada pada bagian-bagian paling kecil sekalipun.
Seorang ekonom, dengan terampil dan gamblang
mampu menjelaskan kerusakan yang ditimbulkan
oleh praktek riba. Baik itu terhadap individu
maupun masyarakat.
PERBEDAAN IBADAH DAN MUAMALAH

2. Setia yang menonjol dalam pelaksanaan


ibadah adalah hak Allah secara khusus
Adapun muamalah, sisi yang menonjol
padanya yaitu kepentingan pribadi atau
sesama manusia. Dalam bisnis dan jual
beli, orang berusaha untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya
PANDANGAN ISLAM TENTANG
KEHIDUPAN DUNIA

Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang


(duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu
apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami
kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka
jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan
tercela dan terusir. Dan barang siapa yang
menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke
arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah
mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang
usahanya dibalasi dengan baik.”
(QS Al-Isra‟ : 18-19)
 Dengan begitu kehidupan dunia seharusnya
dijadikan oleh manusia sebagai tempat berlomba-
lomba dalam kebaikan, menjalani kewajiban, dan
menjauhi larangan. Semoga kita bisa istiqomah
menjalani kehidupan sebagai hamba Allah yang
taat.
 “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan)
ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-
Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
Allah mempunyai karunia yang besar.”
 (QS Al Hadid 21)
MAKNA SPRITUAL TENTANG
KEJAYAAN HIDUP
RUANG LINGKUP MUAMALAH
 Ruang lingkup muamalah terbagi menjadi
dua yaitu
 1. Ruang lingkup muamalah madiyah
 2. Ruang lingkup adabiyah.
1. Ruang lingkup muamalah madiyah
 yaitu muamalah yang mengkaji objeknya,
sehingga sebagian ulama berpendapat
bahwa muamalah madiyah ialah muamalah
yang bersifat kebendaan karena objek fiqih
muamalah adalah benda yang halal, haram,
dan syubhat untuk diperjualbelikan, benda-
benda yang memudaratkan, dan
mendatangkan kemaslahatan bagi manusia,
serta segi-segi yang lainnya.
Contoh muamalah madiyah
 Jual beli (al-ba‟i/at-tijarah)
 Gadai (ar-rahn)
 Jaminan dan tanggungan (kafalah dan dhaman)
 Pemindahan utang (al-hiwalah)
 Jatuh bangkrut (taflis
 Batasan bertindak (al-hajru
 Perseroan atau perkongsian (asy-syirkah)
 Perseroan harta dan tenaga (almudharabah)
 Sewa-menyewa (al-ijarah)
 Pemberian hak guna pakai (al-„ariyah)
 Barang titipan (al-wadhi‟ah)
Contoh muamalah madiyah
 Barang temuan (al-luqathah)
 Garapan tanah (almuzara‟ah)
 Sewa menyewa tanah (al-mukhabarah)
 Upah (ujrah al-„amal)
 Gugatan (as-syuf‟ah);
 Sayembara (al-ji‟alah)
 Pembagian kekayaan bersama (al-qismah)
 Pemberian (al-hibah); Pembebasan (al-ibra‟)
 Perdamaian bisnis (ash-shulhu)
 Perwakilan (al- wakalah
 Pinjaman (al-qaradh)
 Jual beli dengan down payment (bai‟ al-„urbun)
 Uang dan Kebijakan Moneter (riba)
 Obligasi (as-sukuk); Warisan (alfaraidh); Wakaf; Wasiat; Pasar modal;
Dll.
2. Ruang lingkup muamalah adabiyah
 adalah aturan-aturan Allah yang berkaitan dengan
aktivitas manusia dalam hidup bermasyarakat dilihat
dari segi subjeknya, yaitu manusia sebagai pelakunya

 Ruang lingkup muamalah yang bersifat adabiyah


ialah : Ijab kabul, saling meridai dalam akad, tidak
ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan
kewajiban, kejujuran, penipuan, pemalsuan,
peradilan, kesaksian, sumpah, politik, diplomasi, dan
segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia
yang ada kaitannya dengan peredaran harta dalam
hidup bermasyarakat. Semuanya diatur oleh agama
Menurut Abdul Wahhab Khallaf, ruang lingkup
syariah dalam bidang muamalah meliputi :

a. Ahkam al-ahwal asy-syakhshiyyah (Hukum Keluarga)


yaitu hukum-hukum yang mengatur tentang hak dan
kewajiban suami, istri dan anak. Ini dimaksudkan
untuk memelihara dan membangun keluarga sebagai
unit terkecil.

b. Al-ahkam al-maliyah (Hukum Perdata/Harta)


yaitu hukum tentang perbuatan usaha perorangan
seperti jual beli, pegadaian, perserikatan, utang
piutang, perjanjian, dan sebagainya. Hukum ini
dimaksudkan untuk mengatur orang dalam kaitannya
dengan kekayaan dan pemeliharaan hak-haknya.
c. Al-ahkam al-jinaiyyah (Hukum Pidana), yaitu
hukum yang bertalian dengan tindak kejahatan
dan sanksi-sanksinya. Adanya hukum ini untuk
memelihara ketenteraman hidup manusia dan
harta kekayaannya, kehormatannya dan hak-
haknya, serta membatasi hubungan antara pelaku
tindak kejahatan dengan korban dan masyarakat.

d. Al-ahkam al-murafa‟at (Hukum Acara), yaitu


hukum yang berhubungan dengan peradilan (al-
qada), persaksian (al-syahadah) dan sumpah (al-
yamin), hukum ini dimaksudkan untuk mengatur
proses peradilan guna meralisasikan keadilan
antar manusia.
e. Al-ahkam al-dusturiyyah (Hukum Perundang-
undangan), yaitu hukum yang berhubungan dengan
perundang-undangan untuk membatasi hubungan
hakim dengan terhukum serta menetapkan hak-hak
perorangan dan kelompok

f. Al-ahkam al-duwaliyyah (Hukum Kenegaraan), yaitu


hukum yang berkaitan dengan hubungan kelompok
masyarakat di dalam negara dan antar negara.
Maksud hukum ini adalah membatasi hubungan
antar negara dalam masa damai, dan masa perang,
serta membatasi hubungan antar umat islam dengan
yang lain di dalam negara.
g. Al-ahkam al-iqtishadiyyh wa al-maliyyah (Hukum
Ekonomi dn Keuangan), yaitu hukum yang
berhubungan dengan hak fakir miskin di dalam
harta orang kaya, mengatur sumbersumber
pendapatan dan masalah pembelanjaan negara.
Dimaksudkan untuk mengatur hubungan ekonomi
antar orang kaya, dengan orang fakir miskin
antara hak-hak keungan negara dengan
perseorangan.
PRINSIP PRINSIP BERMUAMALAH
 1. Mubah
 2. Atas dasar sukarela
 3. Melihat maslahat (kebaikan) dan menolak

mudharat (keburukan)
 4. Mengedepankan nilai keadilan
 5. Menghindari kezaliman
1. Mubah
 Pada hakekatnya semua jenis muamalah boleh dilakukan,
apa saja oleh siapa saja. Akan tetapi boleh sampai ada dalil
yang menunjukkan keharamannya.
 Sesuai dengan perkembangan zaman, muamalah akan
berubah menyesuaikan karakter dan kebiasaan manusia.
Inilah yang menjadi kesempatan untuk mnuculnya
muamalah baru diantara masyarakat Muslim. Berbeda
halnya dengan ibadah. Hakekatnya ibadah adalah terlarang,
kecuali apa yang diperintahkan oleh syari‟at. Tidak ada hal
baru dalam hal ibadah ritual. Jika setiap orang mengetahui
prinsip ini, maka ia tidak perlu takut untuk melakukan
sesuatu. Yang perlu setiap orang lakukan adalah,
mengecek apakah perbuatannya dilarang agama atau tidak.
2. Atas dasar sukarela

 Hukum ini mengedepankan kebebasan


berkehendak setiap individu. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah dalam keadaan
apapun setiap orang tidak boleh dipaksa
untuk melakukan sesuatu. Merupakan
kesalahan besar apabila orang tersebut
melakukan seusatu karena adanya paksaan
dari orang lain. Jika seseorang dipaksa,
maka perbuatannya tidak dihukumi sah.
3. Melihat maslahat (kebaikan) dan
menolak mudharat
(keburukan)
 Setiap melakukan sesuatu sangat penting bagi
manusia untuk mempertimbangkan baik
buruknya hal tersebut. Jika ada manfaatnya,
maka itu boleh dilakukan, tinggal melihat
adakah batasan lain yang dilewati atau tidak.
Jika seseorang dihadapkan dengan dua
pilihan, keduanya belum jelas hukumnya,
maka dilihat mana yang paling mendatangkan
maslahat. Dengan berfikir seperti ini, maka
anda akan terhindari dari keadaan bingung,
dan mudharat yang tentunya tidak diinginkan.
4. Mengedepankan nilai keadilan
 Sebagai manusia kita tentunya tidak ingin
menyakiti orang lain, baik perasaannya atau
bahkan fisiknya. Dengan mengedepankan
nilai keadilan maka anda terhindar dari
pikiran untuk menganiaya dan menindas
orang lain. Terlebih mengambil kesempatan
yang membawa keuntungan disaat orang
lain sedang kesusahan. Semua hal yang
terdapat keadilan di dalamnya, maka
syari‟at izinkan.
5. Menghindari kezaliman

 Segala bentuk perbuatan merugikan orang


lain, seperti penipuan, kecurangan,
penyelewengan, manipulasi, spekulasi, dan
hal-hal lain yang tidak dibenarkan oleh
syariat harus dijauhkan ketika kita
melakukan sesuatu dengan orang lain.
AKHLAK BERMUAMALAH
 1. Akhlak dalam jual beli dan akad harta
lainnya
 2. Akhlak dalam muamalah hukum keluarga
 3. Akhlak dalam hukum pidana, acara, dan
negara
 4. Akhlak dalam hukum politik dan negara
1. Akhlak dalam jual beli dan akad harta lainnya

 Seseorang harus memahami hukum syariat dalam


segala transaksi harta dan memperhatikan adab
dan akhlak di dalamnya. Di antaranya:
 - Lengkap unsur dan syarat akad
 - Jelas akad, barang/jasa, harga, dan
 kepemilikannya
 - Penuh kejujuran dan tidak curang
 - Saling ridha dan tidak ada paksaan
 - Tidak ada keharaman dalam akad maupun
 barang
2. Akhlak dalam muamalah hukum keluarga

- Terpenuhinya syarat-syarat dan rukun


menikah
- Saling ridha dan tidak ada paksaan
- Mengedepankan keadilan, kasih sayang,
dan tanggung jawab
- Mengembalikan semua permasalahan
kepada hokum yang berlaku
- Bersikap terbuka dan toleransi
3. Akhlak dalam hukum pidana, acara, dan negara

- Patuh kepada hukum yang berlaku


- Mengedepankan keadilan
- Menjunjung tinggi kejujuran
- Menjaga kehormatan orang lain
- Menunaikan segala kewajiban yang
dibebankan
- Memberikan hak orang lain
- Berusaha mencapai kedamaian
- Tidak zhali
4. Akhlak dalam hukum politik dan
negara

- Patuh kepada hukum yang berlaku


- Mengedepankan keadilan
- Menjunjung tinggi kejujuran
- Menjaga kehormatan orang lain
- Berusaha mencapai kedamaian
- Tidak zhalim
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai