Anda di halaman 1dari 25

TULANG PADA MANUSIA

Tulang merupakan jaringan tubuh kaku yang


terdiri dari sel-sel dalam bahan antarsel
yang keras. Kolagen dan kalsium fosfat
merupakan dua komponen utama tulang
• Tulang merupakan alat gerak pasif
• Pembentukan tulang dimulai sejak manusia masih berada di
dalam rahim ibu (janin).
• Proses pertumbuhan tulang di rahim merupakan proses
penulangan primer dimana tulang yang terbentuk
merupakan tulang rawan (kartilago) sehingga tulang yang
dimiliki masih lunak, contohnya tulang pada bayi.
• Setelah dilahirkan, tulang bayi akan mengalami pertumbuhan
hingga usia 20 tahun. Pertumbuhan yang dimaksud di sini
adalah perpanjangan tulang. Hal ini dikarenakan bagian epifise
tulang akan menyatu dengan bagian diafisis sehingga
kemungkinan tulang manusia untuk bertambah panjang
sangat sedikit, namun penebalan / pemadatan tulang masih
dapat  terjadi.
• Jumlah tulang pada bayi lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah tulang saat
dewasa, namun tulang bayi umumnya masih belum dapat berfungsi dengan
sempurna dalam menopang tegaknya tubuh. Pada tulang-tulang bayi tersebut
harus melalui proses osifikasi “proses pembentukan tulang” yang sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. 
• Pada proses osifikasi sel-sel tulang dibentuk secara konsentris “dari arah dalam ke
luar”, yang setiap sel-sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut
saraf, membentuk sistem Havers.
• Di sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein pembentuk matriks
tulang. Matriks tulang akan mengeras karena adanya garam kapur ” CaCO3″ dan
garam fosfat “Ca3 (PO4)2”.
• Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas, sel-sel ini berfungsi menyerap kembali
sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan.
• Adanya aktivitas sel osteoklas, tulang akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi
sumsum tulang.
• Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit baru
ke arah permukaan luar. Yang dengan demikian, tulang akan bertambah besar dan
berongga.
• Proses pembentukan tulang dikenal juga dengan
istilah osteogenesis dan osifikasi.
• Pada akhir minggu kedelapan ( usia kehamilan 2
bulan) setelah pembuahan, pola rangka sudah
terbentuk dalam bentuk tulang rawan dan membran
jaringan ikat ( jaringan mesenkim) kemudian
dimulailah proses osifikasi .
• Osteoblas, osteosit, dan osteoklas merupakan tiga
jenis sel yang terlibat dalam pengembangan,
pertumbuhan dan remodeling tulang.
• Osteoblas adalah sel pembentuk tulang, osteosit
adalah sel tulang dewasa, dan osteoklas berfungsi
memecah dan menyerap kembali tulang yang rusak.
Ada dua jenis osifikasi:
- osifikasi intramembran
- osifikasi endokondral
1. Osifikasi Intramembran
• Merupakan proses pembentukan tulang secara
langsung ( osifikasi primer)
• Osifikasi intramembran tidak akan terulang lagi
• Terjadi pada tulang pipih : tulang tengkorak
dan tulang belikat
• Terjadi pada minggu ke 8 dari kehamilan
• Ada dua jenis osifikasi:
- osifikasi intramembran
- osifikasi endokondral.
1. Osifikasi intramembran
• Osifikasi intramembran adalah proses pembentukan pipih : tulang tengkorak, tulang
rahang, tulang belikat. Osfikasi intramembran dimulai dari sel-sel mesenkim yang
berasal lapisan mesoderm embrio mengalami deferensiasi berkumpul membentuk
osteoblas.
• Osteoblas kemudian menghasilkan osteoid atau matriks organik
• Matriks organik mengalami pengapuran kalsifikasi ( pengendapan garam-garam tulang
• Disekeliling osteoblas terbentuk lakuna dan kanalikuli
• Osteoblas terus membentuk matriks baru shg tulang semakin tebal dan osteoblas
menjadi terpendam dalam matriks.
• Osteoblas yang terpendam dalam matriks disebut Osteosit ( sel tualng)

Sel-sel
Mesenkim Osteoblas Osteosit
• 2. Osifikasi endokondral
• Terjadi pada tulang pipa ( tulang panjang)
• Tulang rawan pada anak-anak akan digantikan olah tulang keras
hingga usia 18-25 tahun kecuali tulang rawan di cuping hidung,
antar ruas-ruas tulang belakang, tulang rawan sendi
• Proses osifikasi dimulai sejak embrio ada pula yang terjadi setelah
lahir 
• Osifikasi endokondral merupakan penggantian tulang rawan hialin
oleh jaringan tulang. Tulang rawan hialin pada embrio di bungkus
oleh jaringan ikat yang disebut perikondrium
• Pusat osifikasi primer terbentuk di bagian diafisis tulang panjang.
• Perikondrium melingkari bagian tengah dari diafisis, menambahkan
pembuluh darah / bersifat osteogenik ( pada bulan ke tiga)
• Sel-sel kartilago ( kondrosit) mengalami proliferasi, shg semakin
melingkar, ukuran semakin besar, dan membentuk menjadi
osteoblas
Lanjutan osifikasi endokondral
• Matriks kartilago mulai mengalami kalsifikasi/ pengapuran oleh
kalsium fosfat
• Osteoblas berkumpul pada dinding diafisis dan membentuk bone
collar.
• Pada saat yang sama, tulang rawan ( sel-sel kartilago)di tengah
diafisis mulai hancur dan diserap oleh osteoklas
• Osteoblas terus menambahkan zat-zat tulang pada tulang rawan
yang mengapur shg terbentuk pusat osifikasi primer di pusat diafisis
• Osifikasi berlanjut dari pusat ( diafisis) ke ujung tulang ( epifisis)
• Setelah kelahiran, osifikasi dilanjutkan di pusat osifikasi sekunder di
kartilago epifisis pada ke dua ujung tulang , hingga terbentuk tulang
panjang
• Biasanya setelah kelahiran, pusat osifikasi
sekunder terbentuk pada epifisis. Osifikasi di
epifisis mirip dengan diafisis. Hanya saja tulang
spons tetap dipertahankan. Ketika osifikasi
sekunder selesai, tulang rawan hialin sepenuhnya
digantikan oleh tulang keras, kecuali pada dua
area:Bagian dari tulang rawan hialin yang tetap
berada di atas permukaan epifisis sebagai tulang
rawan artikular.
• Bagian tulang rawan lainnya berada antara
epifisis dan diafisis. Ini merupakan lempeng
epifisis atau daerah pertumbuhan.
Macam-macam Tulang
• Berdasarkan bentuknya
• 1. Tulang panjang
• Tulang panjang memiliki rongga dan bertanggung
jawab sebagai penopang kerangka tubuh. Contoh
tulang panjang antara lain tulang paha (femur),
tulang betis (fibula), tulang kering (tibia), tulang
telapak kaki (metatarsal), dan tulang telapak tangan
(metacarpal), jari-jari (phalang), serta tulang yang
membentuk lengan yaitu humerus, ulna, dan radius.
Struktur Tulang Pipa/Panjang
• Tulang pipa memiliki bentuk mirip dengan pipa,
yaitu berbentuk bulat panjang dan berongga. Pada
ujung tulang pipa terdapat perluasan yang disebut
bongkol. Bongkol ini berfungsi untuk penghubung
antartulang. Contoh tulang pipa, antara lain tulang
betis, tulang hasta, dan tulang pengumpil.
• Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian tengah (diafisis), bagian kedua ujung tulang
pipa (epifisis), dan daerah yang terdapat di antara
epifisis dan diafisis (cakra epifisis). Cakra epifisis
pada anak-anak berupa kartilago yang banyak
mengandung osteoblas. Osteoblas ini menempati
rongga yang disebut rongga sumsum tulang.
• Lain halnya dengan cakra epifisis pada anak-anak,
pada orang dewasa yang sudah tidak mengalami
pertumbuhan tinggi, cakra epifisisnya mengalami
proses ofisikasi (penulangan) sehingga keadaan
tulangnya menjadi keras. Di samping osteoblas,
pada tulang pipa juga terdapat osteoKlas yang
berfungsi dalam proses perombakan tulang.  
• Tulang pipa memiliki bagian-bagian yang tersusun atas epifise, diafise, dan
cakra epifise.
• Epifise merupakan ujung tulang yang terdiri dari tulang rawan. Diafise
merupakan bagian tengah tulang yang memanjang dan di tengahnya
terdapat rongga, sedangkan epifise merupakan bagian ujung tulang yang
tersusun dari tulang yang tersusun dari tulang rawan.
• Di antara epifise dan diafise terdapat metafise. Metafise tersusun dari tulang
rawan. Pada metafise terdapat cakra epifise, yaitu bagian tulang pipa yang
memiliki kemampuan untuk tumbuh memanjang.
• Bagian tengah tulang pipa memiliki rongga yang di dalamnya berisi sumsum
tulang. Sumsum tulang merupakan kumpulan pembuluh darah dan saraf.
• Sumsum tulang pipa berupa sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum
tulang merah merupakan tempat pembentukan sel darah merah, sedangkan
sumsum tulang kuning merupakan tempat pembentukan sel-sel lemak.
• Tulang pipa berfungsi untuk persendian. Tulang seperti itu umumnya
ditemukan pada tulang anggota gerak, seperti tulang paha, tulang betis, dan
tulang hasta.
• 2. Tulang pendek
• berbentuk seperti dadu atau bundar. Tulang ini yang
memungkinkan Anda untuk bergerak. Contoh tulang
pendek antara lain tulang yang membentuk pergelangan
kaki (tarsal) dan tulang membentuk pergelangan tangan
(carpal).
• 3. Tulang pipih
• Tulang pipih memiliki ukuran yang sangat tipis, tapi
ukuran dan bentuknya sangat bervariasi. Tulang ini
memiliki area permukaan untuk melindungi otot yang
terdapat pada tulang tersebut. Contoh tulang pipih
antara lain tulang rusuk (rib), tulang tengkorak (cranial),
tulang dada (sternum), dan tulang belikat (scapula).
4. Tulang tidak teratur
Tulang tidak teratur memiliki bentuk yang tidak sesuai dengan
tulang panjang, pendek, atau pipih. Contoh tulang ini adalah
tulang belakang (vertebrae), tulang sacrum, tulang ekor
(coccygeal), serta sebagian tulang yang membentuk wajah
seperti tulang baji (sphenoid), tulang pipi (zygomatic), dan tulang
ethmoid.
5. Tulang sesamoid
Tulang sesamoid adalah tulang yang tertanam di tendon
(jaringan ikat yang menghubungkan jaringan otot dengan
tulang). Tulang bulat kecil ini umumnya ditemukan di tendon
tangan, lutut, dan kaki. Tulang sesamoid berfungsi untuk
melindungi tendon dari tekanan pada sendi dan meningkatkan
efisiensi sendi. Contoh tulang ini adalah tempurung lutut
(patella).
Gangguan pada tulang dan sendi
Gangguan sistem rangka dan sendi
1. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan pengeroposan tulang yang pada
tingkatan parahnya menyebabkan patah tulang.
Osteoporosis paling sering terjadi pada tulang panggul,
pergelangan tangan, dan tulang belakang.
Osteoporosis dapat dialami oleh baik wanita maupun laki-laki.
Namun, wanita yang sudah berusia lanjut dan sudah mengalami
menopause memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalaminya.
Penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat
mencegah progres dari penyakit ini, dan menguatkan tulang
yang mulai rapuh.
2. Patah tulang / Fraktura

Masalah pada kerangka manusia juga bisa terjadi jika


ada tulang yang patah.
Biasanya, kondisi ini terjadi akibat jatuh, kecelakaan
kendaraan, atau cedera karena olahraga. Tingkat
keparahannya pun beragam.
Jika tidak terlalu parah, mungkin tulang Anda hanya
mengalami keretakan. Namun, pada tingkatan yang
sudah parah, misalnya pada kecelakaan mobil, tulang
Anda mungkin patah dan membutuhkan perawatan
medis segera.
Macam-macam Fraktura
• Fraktura tertutup, yaitu  kondisi ketika tulang rusak, namun tidak menyebabkan
luka sobek pada kulit serta fragmen tulangnya tidak menembus kulit, sehingga
tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
• Fraktur terbuka, yaitu kondisi ketika tulang yang patah terlihat menonjol keluar
melalui kulit.
• Fraktura sederhana, yaitu kondisi ketika tulang patah menjadi dua bagian.
• Fraktur oblique, yaitu kondisi ketika patah tulang terjadi pada tulang yang
melengkung atau miring.
• Fraktura greenstick, yaitu kondisi ketika salah satu sisi tulang patah, sedangkan
tulang yang lainnya membengkok karena tekanan berlebih. Jenis patah tulang ini
lebih sering terjadi pada anak-anak.
• Fraktura stres, yaitu kondisi ketika adanya retak kecil pada tulang yang terjadi
ketika tulang melakukan gerakan yang sama secara terus-menerus. Jenis patah
tulang ini lebih sering terjadi pada atlet.
• Fraktura patologis, yaitu kondisi ketika tulang mengalami kerusakan akibat suatu
penyakit.
• Fraktura kominutif, yaitu kondisi ketika tulang yang patah terbagi menjadi tiga
bagian, atau bahkan remuk.
3. Kelainan Tulang Belakang
kifosis (tulang belakang melengkung
berlebihan ke depan), 
lordosis (ruas tulang belakang
bagian bawah melengkung ke dalam
berlebihan),
skoliosis (tulang belakang
melengkung ke samping).
spondylolisthesis, yaitu kelainan
tulang belakang akibat pergeseran
tulang ke bawah sehingga menekan
saraf dan menyebabkan rasa sakit
atau nyeri.
spondylosis adalah masalah pada
tulang belakang yang terjadi sebagai
bagian dari proses penuaan.
4. Osteopenia
Osteopenia adalah masalah kerangka manusia akibat
penurunan kepadatan tulang. Hal ini membuat tulang
menjadi semakin rapuh. Jika tidak segera ditangani,
osteopenia bisa menyebabkan osteoporosis.
5. Osteomalacia
Osteomalasia adalah masalah kesehatan tulang yang
menyebabkan tulang tidak dapat mengeras. Hal ini
membuat tulang menjadi lebih rentan untuk bengkok,
bahkan patah. Hal ini biasanya disebabkan oleh tubuh
kekurangan vitamin D.
6. Penyakit paget tulang
Penyakit tulang yang memiliki ciri-ciri tulang di bagian
tubuh tertentu menjadi lebih besar dan lebih tebal.
Penyakit ini bisa terjadi secara turun-temurun dengan
bertambahnya usia, sehingga risikonya ikut meningkat jika
ada anggota keluarga yang menderita penyakit paget
tulang.
7. Osteopetrosis
Osteopetrosis mengarah kepada kumpulan gangguan
tulang yang terjadi secara turun-temurun. Hal ini ditandai
dengan kenaikan massa tulang dan pertumbuhan tulang
yang abnormal.
8. Achondroplasia
Achondroplasia merupakan gangguan pertumbuhan tulang yang
ditandai dengan masalah tubuh kerdil (dwarfism). Hal ini juga
menyebabkan pergerakan siku menjadi terbatas, ukuran kepala
menjadi lebih besar dari ukuran normal, hingga jari-jari
berukuran kecil.
9. Osteogenesis imperfecta
Osteogenesis imperfecta (OI) adalah sekelompok gangguan
langka yang dapat menyerang jaringan ikat. Artinya, hal ini dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

10. Osteomyelitis
Osteomyelitis adalah infeksi tulang. Yang terjadi jika ada luka
yang membuat tulang terkontaminasi oleh kuman.
Rangkuman
• Tulang merupakan alat gerak pasif
• Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua dari kehamilan,
berupa tulang rawan ( kartilago)
• Proses pembentukan tulang disebut osifikasi
• Osifikasi ada dua : osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral
• Osifikasi intramembran terjadi pada pembentukan tulang pipih
• Osifikasi endomembran terjadi pada tulang panjang
• Osifikasi intramembran diawali dari jaringan mesenkim yang
mengalami deferensiasi membetuk osteoblas
• Osifikasi endomembran diawali dari kartilago ( jaringan tulang
rawan yaitu tulang rawan hialin

Anda mungkin juga menyukai