Anda di halaman 1dari 20

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN GAGAL JANTUNG (CHF)

Nama Kelompok :
1. Lahita Nurul A (P1337420419042)
2. Febriyani Sholikhati U (P1337420419044)
3. Alamanda Fitri C.R (P1337420419046)
4. Eki Nazzila K.N (P1337420419048)
1. Pengertian :
Gagal jantung adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan
dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien
dan oksigen secara adekuat (Udjianti, 2010).
2. Penyebab:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung) : hipertensi renal, hipertiroid, dan aneia
kronis/berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung) :
Disfungsi katup : Ventricular Septum Defect (VSD). Atria Septum Defect (ASD),
stenosis mitral, dan insufiensi mitral.
Disritmia : atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
Kerusakan miokard : kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
Infeksi : endokarditis bacterial sub-akut.
◦ (Udjianti, 2010)
3. Klasifikasi:
1. Backward dan Forward failure
◦ Backward failure adalah sebagai akibat ventrikel tidak mampu memompa
volume darah keluar.
◦ Forward failure adalah akibat ketidakmampun jantung mempertahankan curah
jantung.
2. Low output dan High-Output Syndrome
◦ Low output syndrome terjadi bila jantung gagal sebagai pompa.
◦ High-Output Syndrome terjadj bila curah jantung tetap normal atau diatas
normal namun kebutuhan metabolik tubuh tidak mencukupi.
3. Kegagalan akut dan Kronik
Gagal jantung akut merupakan hasil dari kegagalan ventrikel kiri mungkin
karena infark miokard, disfungsi katup, atau krisis hipertensi.
◦ Gagal jantung kronis berkembang dalam waktu yang relatif cukup lama dan
biasanya merupakan hasil akhir dari suatu peningkatan ketidakmampuan
mekanisme kompensasi yang efektif.
4. Kegagalan ventrikel kanan dan ventrikel kiri
Kegagalan ventrikel kiri adalah merupakan frekuensi tersering dimana hanya
satu sisi yang dipengaruh.
◦ Gagal jantung kanan sering disebabkan oleh gagal jantung kiri, gangguan
katup trikuspidalis, atau pulmonal.
4. Tanda dan Gejala
1. Awalnya muncul saat beraktivitas, tetapi dengan bertambah beratnya gagal jantung, gejala-
gejala muncul lebih awal dengan aktivitas yang lebih ringan.
2. Dispnea/perasaan sulit bernafas.
4. Batuk nonproduktif terutama pada saat berbaring.
5. Hemoptisis dapat disebabkan oleh perdarahan vena bronkial yang terjadi akibat distensi vena.
6. Gagal ke belakang pada sisi kanan jantung menimbulkan tanda dan gejala kongesti vena
sistemik dengan peningkatan JVP.
7. Gagal jantng kanan dapat terjadi heptomegali yaitu pembesaran hati.
8. Gejala saluran cerna yang disebabkan oleh kongesti hati dan usus.
9. Edema terjadi akibat penimbunan cairan dalam ruang intertisial.
10. Denyut yang cepat dan lemah, mencerminkan respons terhadap saraf simpatis.
11.Pada auskultasi dada lazim ditemukan ronki dan gallop (bunyi S3)
5. Patofisiologi
◦ Kelainan instrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat penyakit
jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikal
kiri yang menurun mengurangi volume sekuncup, dan meningktakan volume residu ventrikel. Dengan
meningkatnya EDV (volume akhir diastolik) ventrikel, terjadi peningkatan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan bergantung pada kelenturan ventrikel. Dengan
meningkatnya LVEDP, terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri (LAP), karena atrium dan ventrikel
berhubungan langsung selama diastol. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam pembuluh
darah paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Apabila tekanan hidrostatik
anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik pembuluh darah, akan terjadi transudasi cairan ke
dalam interstisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, akan terjadi
edema intertisial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam
alveoli dan terjadilah edema paru.
◦ Tekanan arteri paru dapat meningkat akibat peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi
pulmonalis meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serangkaian hal tersebut akan
terjadi pada jantung kiri dan juga jantung kanan yang akan menyebabkan terjadinya edema dan
kongesti sistemik.
◦ Adapun respon terhadap gagal jantung : meningkatnya aktivitas adregenik simpatis, meingkatna beban
awal akibat aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga trespons
kompensatorik tersebut menggambarkan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Mekanisme ini
mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal pada awal perjalanan
gagal jantung, dan pada keadaan istirahat. Namun, kelainan kerja jantung ventrikel dan menurunnya
curah jantung biasanya tampak saat beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung, kompensasi
menjadi semakin kurang efektif (Sylvia, 2006).
6. Pemeriksaan Diagnostik

◦ Pemeriksaan Diagnostik
◦ Hitung sel darah lengkap : aneimia berat/anemia gravis
◦ Hitung sel darah putih
◦ Analisa Gas Darah (AGD) : menili derajat gangguan keseimbangan asam basa baik metabolik amupu respiratorik.
◦ Fraksi lemak : peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, penurunan perfusi jaringan.
◦ Serum katekolamin : pemeriksaan untuk mengsampingkan penyakit adrenal.
◦ Sedimentasi meningkat akibat adanay inflamasi akut.
◦ Tes fungsi ginjal dan hati : menilai efek terjadi CHF terhadap fungsi hati atau ginjal.
◦ Tiroid : menilai peningkatan aktivitas tiroid.
◦ Echocardiogram : menilai stenosis/imkompetensi, pembesaran ruang jantung, hipertrofi ventrikel.
◦ Scan-jantung : menilai underperfusion otot jantung yang menunjang penurunan kemampuan kontraksi.
◦ Rontgen toraks : untuk menilai pembesaran jantung.
◦ Kateterisasi jantung : menilai fraksi ejeksi ventrikel
◦ EKG : menilai hipertrofi atrium/ventrikel, iskemia, infark, dan disritmia.
7. Penatalaksanaan

1. Terapi farmakologis
a. Digitalis
b. Diuretik
c. Vasodilator
2. Dukungan Diet
8. Komplikasi

◦ Komplikasi gagal jantung, sebagai berikut :


◦ Syok kardiogenik
◦ Tromboemboli
◦ Efusi dan temponade perikardium.
Konsep Asuhan Keperawatan
◦ Pengkajian Keperawatan
Informasi Umum
◦ Nama :
◦ Usia :
◦ Tanggal Lahir :
◦ Jenis Kelamin :
◦ Suku Bangsa :
◦ Tanggal Masuk :
◦ Fokus Pengkajian
◦ Fokus pengkajian pada pasien gagal jantung ditujukan untuk menobservasi adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan paru dan tanda
serta gejala sistemis.
◦ Keluhan
◦ Dada terasa berat
◦ Palpitasi atau berdebar-debar
◦ Dyspnea, orthopnea
◦ Batuk
◦ Tidak nafsu makan, mual dan muntah
◦ Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan)
◦ Insomnia
◦ Kaki bengkak dan berat badan bertambah.
◦ Jumlah urine menurun
◦ Serangan timbul mendadak/sering kambuh.
◦ Riwayat Penyakit : hipertensi, angina, infark, miokard kronis, DM, bedah jantung, dan disritmia.
◦ Riwayat diit : intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
◦ Merokok : perokok, cara/jumlah batang per hari, jangka waktu.
◦ Postur tubuh : kegelisahan, kecemasan.
Diagnosa keperawatan :

◦ Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium sekunder penurunan GFR.
◦ Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan kedalam alveoli sekunder
Oedem paru.
◦ Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung.
◦ Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara ventilasi sirkulasi darah
◦ Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
L. Fokus intervensi keperawatan

No
1. KelebihanDiagnosa
volume cairan berhubungan dengan Tujuan
Keperawatan
retensi natrium sekunder penurunan Rencana
Keperawatan
GFR.Tindakan
(NANDA) ( NOC ) (NIC )
 
 
  Kelebihan volume Cairan berhubungan dengan : retensi natrium  Pengendalian cairan tubuh yang berlebih terkontrol Manajemen Cairan
 
  sekunder penurunan GFR  Keseimbangan cairan adekuat  Monitor TTV & hemodinamik tiap ......... jam
 
   Keseimbangan elektrolit dan asam basa adekuat  Monitor intake & output yang akurat dalam 24 jam
Data Subyektif  Fungsi ginjal efektif  Observasi adanya odem, efusi pleura, asites, peningkatan
Klien mengatakan :   BB, sesak nafas, dispnoe, orthopnoe
 Mengeluh sesak nafas, sakit bila menarik nafas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .......x 24 jam :  Pantau hasil lab yang yang relevan terhadap retensi
 Mengeluh haus   cairan : perubahan elektrolit, peningkatan BJ urine,
 Intake lebih banyak dari pada output  Tidak ada odema , peningkatan BB ,efusi pleura , dan peningkatan BUN, penurunan Hct
 Peningkatan BB yang cepat asites.  Ajarkan pada klien dan keluarga tentang pembatasan
   Intake dan out put seimbang intake cairan
 Sesak nafas, dispnea, orthopnea teratasi / berkurang  Kolaborasi untuk konseling nutrisi.
 Terbebas dari distensi vena jugularis.  Kolaborasi pemberian O2, cairan, terapi diuretik, EKG,
Data Obyektif
 Out put jantung dan vital sign dalam batas normal. pemeriksaan Lab. yang spesifik, dan tindakan
 Perubahan TD:…… mm Hg  Terbebas dari kelelahan kecemasan ,kebingungan. HD/Peritonial dialisis sesuai indikasi.
 Oedem  Hasil pemeriksaan Lab. kearah Monitoring Cairan
 Oliguria, Azotemia perbaikan : ........................................  Kaji edema ekstremitas , gangguan sirkulasi, dan integritas
 Perubahan status mental: Gelisah, cemas  ........................................ kulit
 Perubahan pola respirasi: Dyspnea, nafas dangkal    Monitor kenaikan BB, lingkar perut
 Orthopnea    Monitor indikasi kelebihan / retensi cairan: ronchi,
 Suara abnormal : Rales, Crakles   peningkatan CVP, oedem, distensi JVP, dan asites.
 Effusi pleura    Monitor TD orthostatik, dan perubahan irama jantung.
 Distensi vena jugularis  Kolaborasi untuk pemasangan DC
 Penurunan Hb …… Hct:…. Elektrolite:……...…  Ajarkan klien dan keluarga untuk memperhatikan
  penyebab, cara mengatasi edema , pembatasan diit , dosis
dan efek samping pemberian obat.
Nama Perawat:
 
 
( ............. .......................... )
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan kedalam alveoli sekunder
Oedem paru.
3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung.

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


(NANDA) ( NOC ) (NIC )
 
     
   Cemas terkontrol Pengurangan Kecemasan
Ansietas/ Cemas berhubungan dengan : kurangnya pengetahuan tentang penyakit
   Koping meningkat  Identifikasi tingkat dan faktor penyebab
  jantung.   kecemasan
    Setelah dilakukan asuhan kepera watan selama......x 24 jam :  Bina hubungan saling percaya
     Bantu dan dampingi klien untuk
Data Subyektif  Klien melaporkan dapat tidur nyenyak, merasa rileks mengungkapkan perasaan dan masalah yang
Klien mengatakan :  Klien mampu mempertahan kan ADL meskipun ada dialami
 Tidak bisa tidur kecemasan  Tunjukkan rasa empati, kehangatan, rasa aman
 Resah, gelisah  Klien mampu memfokuskan/ mempertahankan perhatian saat dan nyaman pada saat melaksa nakan tindakan
 Perasaan tidak menentu berinteraksi. keperawatan.
 Merasa khawatir  Klien mampu menggunakan koping yang konstruktif  Ajarkan dan dorong klien & keluarga untuk
 Ekspresi yang mendalam terhadap perubahan kondisi  Klien menunjukkan ketrampilan interaksi sosial yang efektif menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi
 Klien mampu mengungkapkan perasaan negatif secara tepat  Sarankan kepada klien terapi alternatif untuk
  mengurangi ansietas yang dialami klien
Data Obyektif
 Berikan pengobatan untuk mengurangi
 Penurunan produktivitas ansietas,sesuai proram medis.
 Kewaspadaan meningkat Peningkatan koping
 Kontak mata buruk  Ajarkan koping konstruktif pada klien dan
 Peningkatan keringat keluarga tentang cara mengalihkan rasa cemas
 Wajah tegang  Berikan penguatan yang positif saat klien
 Peningkatan tekanan darah mampu melakukan akvitas sehari-hari.
 Sulit berkonsentrasi / gerakan berlebihan.  Kolaborasi dgn Tim Medis untuk berikan
  informasi faktual menyangkut diagnosis,
prognosis, pengobatan , perawatan, prognosis
penyakit dan program terapi.
 
 
Nama Perawat
 
 
( .......................................)
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara ventilasi sirkulasi darah.

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


(NANDA) ( NOC ) (NIC )
       
  Gangguan Perfusi jaringan :Kardiopulmoner  Pompa jantung efektif Perawatan jantung akut
  berhubungan dengan :  Status sirkulasi efektif  Monitor nyeri dada (lokasi, intensitas, durasi dan faktor presipitasi).
  Ketidakseimbangan antara ventilasi sirkulasi darah    Berikan O2 sesuai indikasi dan monitor efektifitas pemberian terapi
    Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...... oksigen
  x 24 jam  Atur posisi tidur semi fowler/fowler
Data Subyektif    Monitor frekuensi nadi , irama jantung peningkatan kegelisahan, ansietas,
Klien mengatakan :  TD sistolik, diastolik, MAP, tekanan vena dan pernafasan terengah-engah
 Nyeri dada sentral (CVP )dalam rentang yang diharapkan  Monitor parameter hemodinamik dan EKG : terutama perubahan segmen
 Perasaan akan mati  Nadi perifer kuat dan simetris ST
 Perasaan tidak nyaman  Tidak ada edema perifer dan asites  Auskultasi bunyi jantung dan paru
 Gas darah, elektrolit dan faktor pembekuan  Monitor hasil pemeriksaan koagulasi : protrombine time, partial
  dalam rentang normal yang diharapkan tromboplastine time dan hitung trombosit dan nilai elektrolit
 Tidak ada bunyi jantung yang abnormal  Anjurkan dan jelaskan alasan untuk makan dalam porsi sedikit tetapi sering
 Tidak ada nyeri dada  Jelaskan pembatasan asupan kafein, natrium, kolesterol dan kebiasaan
Data Obyektif  Tidak ada bunyi nafas tambahan, vena merokok
 AGD abnormal ljugolaris, edema pulmoner .  Hindari kegiatan Valsava Manuever : mengejan,
 Perubahan pola  Tidak ada keletihan ekstrem Batuk, bersin, tidak menahan b.a.k, b.a.b.dan mencegah peningkatan suhu
pernafasan RR : …x/mnt  Tidak ada hipotensi ortostatik tubuh.
 Dispnea  Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk istirahat dan pemulihan : batasi
 Penggunaan otot bantu pengunjung, kendalikan stimulus dari lingkungan : suara bising , gaduh .
pernapasan  Berikan jaminan bahwa panggilan bel, lampu dan pintu yang terbuka akan
 Disritmia segera direspon.
 Pengisian kapiler > 3 dtk  Hindari pengukuran suhu tubuh rektal
 Perubahan EKG :.............  Kolaborasi pemberikan terapi : analgesik, antikoagulan, nitrogliserin,
  vasodilator, diuretik, inotropik positif
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


(NANDA) ( NOC ) (NIC )
 
  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan :  Toleransi daya tahan Managemen Energi
    Adekuat  Tentukan penyebab keletihan: :nyeri, aktifitas, perawatan ,
   Kelemahan tubuh  Penghematan energi efektif pengobatan
   Perawatan diri optimal  Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktifitas.
  Data Subyektif    Evaluasi motivasi dan keinginan klien untuk meningkatkan aktifitas.
Klien mengatakan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. x 24 jam :  Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktifitas : takikardi,
 Merasa kelelahan & lemah   disritmia, dispnea, diaforesis, pucat.
 Penurunan aktifitas  Klien mampu mengidentifikasi aktifitas dan situasi yang  Monitor asupan nutrisi untuk memastikan ke adekuatan sumber
 Tidak nyaman yang sangat menimbulkan kecemasan yang berkonstribusi pada energi.
  intoleransi aktifitas.  Monitor respon terhadap pemberian oksigen : nadi, irama jantung,
 Klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa frekuensi Respirasi terhadap aktifitas perawatan diri.
Data Obyektif disertai peningkatan TD, N, RR dan perubahan ECG  Letakkan benda-benda yang sering digunakan pada tempat yang
 Klien mengungkapkan secara verbal, pemahaman tentang mudah dijangkau
 Nadi dan tekanan darah tidak kebutuhan oksigen, pengobatan dan atau alat yang dapat  Kelola energi pada klien dengan pemenuhan kebutuhan makanan,
normal: ................................ meningkatkan toleransi terhadap aktifitas. cairan, kenyamanan / digendong untuk mencegah tangisan yang
 Perubahan EKG menunjukkan iskemia &  Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri tanpa menurunkan energi.
disritmia bantuan atau dengan bantuan minimal tanpa menunjukkan  Kaji pola istirahat klien dan adanya faktor yang menyebabkan
 Dispnoe kelelahan kelelahan.
 RR: ……x/mnt    
  Terapi Aktivitas
   Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
   Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat.
 Bantu dengan aktifitas fisik teratur : misal: ambulasi, berubah posisi,
perawatan personal, sesuai kebutuhan.
 Minimalkan anxietas dan stress, dan berikan istirahat yang adekuat
 Kolaborasi dengan medis untuk pemberian terapi, sesuai indikasi
Nama Perawat
 
 
( ..................................................)
◦ Daftar Pustaka

◦ (http://etd.eprints.ums.ac.id/6596/)
◦ APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.
Jakarta
◦ Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
◦ Ignatavicius, Dona D and Bayna, Marylen V. 1991. Medical Surgical Nursing A nursing proces Aproach
Edisi I. WB Saunders Company. Philadhelpia.
◦ Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
◦ Udjianti J W. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Salemba Medika. Jakarta
◦ Wilkinson M J. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Ktriteria Hasil NOC.
EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai