Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KESEHATAN UNTUK

MENGENDALIKAN
COVID-19

STEFANUS MENDES KIIK


STIKES MARANATHA KUPANG
COVID-19
Akhir Desember 2019, the novel coronavirus disease
2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh SARS-CoV-2
telah menyebar dengan cepat dari Wuhan, China ke
seluruh dunia (Wang, et al, 2020; WHO, 2020).

Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO


akhirnya menetapkan COVID-19
sebagai Pandemi global (WHO, 2020)
SITUASI TERKINI COVID-19
Indonesia
Di Indonesia, 2 kasus pertama
terkonfirmasi yang diumukan pada
2 Maret 2020 (Kemenkes, 2020).
PENYEBARAN COVID-19

Droplet
Konta (ketika Bukan
orang Munta melalui
k terinfeksi transmisi
h
dekat batuk atau udara??
bersin)

Sumber: Kemenkes (2020) dan Güner, Hasanoğlu, & Aktaş (2020).


Sumber: Kemenkes (2020) dan Güner, Hasanoğlu, & Aktaş (2020).
THE NEW NORMAL LIFE
Istilah 'New Normal' pertama kali digunakan oleh Roger McNamee,
di majalah Fast Company pada tanggal 30 April 2003. 'New Normal'
atau Normal Baru adalah suatu waktu dimana kita akan mengikuti
aturan baru untuk jangka panjang. Dalam 'New Normal' atau
Normal Baru, lebih penting untuk melakukan hal-hal yang benar.

Frasa 'New Normal' mengacu pada perubahan perilaku


manusia setelah pandemi ini, Covid-19 ini akan mengubah
perilaku hidup sehari-hari. Seperti physical distancing, tidak
jabat tangan, tidak berpelukan, menggunakan masker, cuci
tangan dan menerapkan etika batuk.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19

Hal ini karena hingga saat ini


Tindakan pencegahan belum ada anti virus yang
dan pengendalian efektif untuk COVID-19
COVID-19 merupakan (Adhikari, et al, 2020; Güner,
kunci utama mengurangi Hasanoğlu, & Aktaş, 2020;
penyebaran COVID-19 di Greenhalgh, Schmid,
Czypionka, Bassler, & Gruer,
masyarakat. 2020).
Pencegahan dan pengendalian COVID-19 di
masyarakat berbasis Riset terbaru
Deteksi Dini dan (early detection) dan meningkatkan kapasitas pengujian (increasing testing capacity)

Pembatasan fisik (physical distancing)

Penggunaan masker, mencuci tangan dan menerapkan etika batuk dan bersin

Pembersihan dan desinfeksi (cleaning and disinfection)

Karantina (Quarantinne) dan Isolasi (Isolation)

Contact tracing
DETEKSI DINI DI KAMPUS SAAT NEW NORMAL
INSTRUMEN SELF ASSESSMENT RISIKO COVID-19 (dilakukan sehari sebelum masuk) Nama: ........... NIK
(KTP):....... ........................
Demi kesehatan dan keselamatan bersama di tempat kerja, anda harus JUJUR dalam menjawab pertanyaan di bawah ini.
Dalam 14 hari terakhir, apakah anda pernah mengalami hal hal berikut:
No Pertanyaan Y Td Jika ya, Jika Tdk,
a k skor skor

1 Apakah pernah keluar rumah/ tempat umum (pasar, fasyankes, kerumunan 1 0


orang, dan lain lain ) ?

2 Apakah pernah menggunakan transportasi umum ? 1 0

3 Apakah pernah melakukan perjalanan ke luar kota/internasional ? (wilayah 1 0


yang terjangkit/zona merah)

4 Apakah anda mengikuti kegiatan yang melibatkan orang banyak ? 1 0

5 Apakah memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang dinyatakan ODP,PDP 5 0
atau konfirm COVID-19 (berjabat tangan, berbicara, berada dalam satu
ruangan/ satu rumah) ?

6 Apakah pernah mengalami demam/ batuk/pilek/ sakit tenggorokan/sesak 5 0


dalam 14 hari terakhir.

Tot 0 = Risiko Kecil 1 - 4 = Risiko Sedang > 5 = Risiko Besar


DETEKSI DINI DAN MENINGKATKAN KAPASITAS PENGUJIAN
(EARLY DETECTION INCREASING TESTING CAPACITY
Poin penting dalam mencegah penyebaran COVID-19 ke masyarakat
adalah meningkatkan jumlah tes. Dengan menemukan lebih banyak
kasus, isolasi dapat dilakukan dan melacak mereka yang telah
melakukan kontak
Di Korea Selatan, tes COVID-19, melalui “drive thru testing” dimulai
untuk pertama kalinya (Kwon, Ko, Shin, Sung, Kim, 2020). Dalam
sehari, sekitar 15 ribu warganya dapat dites sehingga meminimalisir
penularan baik masih berupa gejala ringan apalagi gejala berat.
Pemerintah Korea Selatan selalu memberi informasi yang terbuka
kepada publik. Contoh paling nyata adalah lokasi penderita Covid-19
bisa dilihat dari aplikasi ponsel sehingga warga lain yang belum
tertular bisa menjauhi area tersebut.
PEMBATASAN FISIK (PHYSICAL DISTANCING)= “jaga jarak fisik”

Hal ini merupakan Yang dilakukan:


Pembatasan fisik (physical intervensi atau tindakan -Mengindari kerumunan
distancing) adalah non-medis yang diambil -Menjaga jarak
menjaga jarak minimal 2 untuk mencegah -Tidak berjabat tangan
meter (6 kaki) dari orang penyebaran penyakit -Tidak berpelukan
ke orang. menular dengan menjaga -Gunakan siku untuk
jarak fisik antara orang membuka pintu
HASIL PENELITIAN TERBARU
Dunia
Banyak negara telah menerapkan “pembatasan fisik sebagai langkah untuk mencegah dan
mengendalikan penyebaran virus lebih lanjut.

Singapura
Pembatasan fisik dapat mencegah dan mengendalikan infeksi SARS-CoV-2 pada tahap
presimptomatik (Wei, Li, Chiew, Yong, Toh & Lee, 2020).

China
Mengurangi besarnya puncak epidemi COVID-19 dan menyebabkan jumlah kasus keseluruhan
menurun (Prem et al., 2020).

Rekomendasi
Kesadaran untuk melakukan “jaga jarak” sangat penting untuk untuk mencegah dan mengendalikan
COVID-19.
PENGGUNAAN MASKER, CUCI TANGAN DAN
PENERAPAN ETIKA BATUK DAN BERSIN
Ketika bepergian ke kampus atau keluar rumah wajib menggunakan masker, cuci
tangan dan penyediaan tempat cuci tangan, dan menerapkan etika batuk ketika
batuk atau bersin.
Penggunaan Masker: Penelitian Cheng et al (2020) menunjukkan bahwa
masyarakat yang menggunakan masker akan berkontribusi mengendalikan COVID-
19 dengan menghambat saliva dan droplet dari orang yang terinfeksi.
Penggunaan masker pada masyarakat yang sehat di Hongkong terbukti efektif
terhadap jumlah kasusnya.
Potensi penggunaan masker untuk mencegah penyebaran infeksi pernafasan
sangat penting. Hasil penelitian Wang et al. (2020) menunjukkan bahwa 10 dari
213 tenaga medis terinfeksi dibandingkan dengan 278 tenaga medis lainnya yang
menggunakan N95 ternyata tidak ada yang terinfeksi (Wang et al, 2020).
CUCI TANGAN DAN PENERAPAN ETIKA BATUK DAN BERSIN
MENCUCI TANGAN
 Tangan adalah bagian tubuh yang sangat penting perannya dalam
memindahkan SARS-COV2. Kebiasaan sering menyentuh mulut, hidung
atau mata dapat membawa virus bersentuhan dengan permukaan mukosa.
 Dengan meningkatnya kesadaran masyarakt negara-negara seperti Cina,
Korea, dan Jepang, pandemi dikendalikan lebih cepat. Di negara-negara di
mana langkah-langkah tersebut tidak diwajibkan, kenaikan jumlah kasus
terus berlanjut (Güner, Hasanoğlu, & Aktaş, 2020).

Etika batuk: Penelitian terbaru yang dilakukan Singh, Jain dan Sharma (2020) menunjukkan
bahwa di India juga menerapkan etika batuk sebagai salah satu cara untuk mengendalikan
COVID-19.
N D DI SI
EA NIN GA
FE KS I (CL
N D ES IN
Pembersihan B
adalah
E R HAN DA
SI upaya menghilangkan kuman, dan kotoran dari permukaan.
M
PE tidak membunuh kuman, tetapi menghilangkan kuman (CDC, 2020).
Pembersihan
Gunakan pembersih atau deterjen. Dilakukan setiap 4 (empat) jam sekali di seluruh area
terutama pada handle pintu dan tangga, tombol lift, peralatan yang digunakan bersama

Disinfektasi merupakan penggunaan bahan kimia (desinfektan) untuk


membunuh sebagian besar atau semua mikroorganisme patogen kecuali
spora bakteri yang terdapat di permukaan benda mati (non-biologis, seperti
pakaian, lantai, dinding) di permukaan.
Pembersihan dan desinfeksi tidak hanya dilakukan di Indonesia tetapi
dilakukan juga di negara lain seperti Turki (Güner, Hasanoğlu, & Aktaş, 2020)
dan China. Di China, disinfektan disemprotkan ke setiap bangunan, dan jalan
setiap hari (Zhang, Zhao, & Hu, 2020).
Karantina (Quarantinne) dan Isolasi
Karantina adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit
menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan meskipun belum
menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, dan/atau pemisahan peti
kemas, alat angkut, atau barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atau Barang
yang mengandung penyebab penyakit atau sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah
kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau barang di sekitarnya.

Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang sehat yang dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
HASIL PENELITIAN TERBARU
Cochrane Library
• Mengevaluasi 29 penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa karantina dapat mengurangi jumlah
pasien yang terinfeksi dari 81% menjadi 44%, dan jumlah kematian dari 61% menjadi 31%
(Nussbaumer-Streit, Mayr, Dobrescu, Chapman, Persad, et al, 2020).

Italia
• Tanpa aturan karantina yang ketat pandemi tidak dapat dikontrol dan bahwa jumlah kasus
sekunder meningkat

China
• Efektif mengendalikan jumlah kasus dan tingkat kematian berkurang. Tetapi angka kematian
dan kasus akan menurun semakin besar bila karantina dikombinasikan penutupan sekolah,
pembatasan perjalanan (Schmidt, Davids,& Malinga, 2020).

Polandia (Pinkas, et al., 2020)


• Enam hari setelah kasus pertama dikonfirmasi, semua kegiatan massal di Polandia dilarang.
Semua sekolah dan universitas ditutup 8 hari setelah kasus pertama. Setelah 11 hari,
pembatasan perjalanan dan kewajiban karantina mandiri 14 hari untuk pelancong diberlakukan.
Tracing kontak (contact tracking)
 Kontak merupakan orang yang terlibat dalam hal-hal berikut dari 2 hari sebelum dan hingga 14 hari
setelah timbulnya gejala pada pasien COVID-19: (1) Memiliki kontak tatap muka dengan pasien
COVID-19 dalam jarak 1 meter dan > 15 menit; (2) Memberikan perawatan langsung untuk pasien
dengan penyakit COVID-19 tanpa menggunakan APD yang tepat; (3) Melakukan kontak fisik secara
langsung dengan pasien; 4) Tinggal di lingkungan yang sama dengan pasien COVID-19 (termasuk
tempat kerja, ruang kelas atau rumah atau berada di pertemuan yang sama) untuk waktu kapanpun
(Africa CDC, 2020).
 Contact tracing merupakan cara untuk mengendalikan COVID-19 oleh petugas kesehatan dengan
menelusuri siapa saja yang telah bertemu dengan penderita COVID-19.

Mengidentifikasi Tindak lanjut


Mendata Kontak
Kontak (Contact kontak (Contact
(Contact listing)
identification) follow-up)
Thank You
University of Indonesia
Tugas:
Identifikasilah manajemen kesehatan pada
bumil dengan menggunakan 3 referensi yang
ada! (maksimal 3 halaman)
Tugasnya dikirim ke email:
stefanusmendeskiik@ymail.com

Anda mungkin juga menyukai