Anda di halaman 1dari 10

Poverty and Maternal Mortality

(Based on Case From Chakaria,


Bangladesh)
Group 1

Fauziah Amin K11115040


St. Mawaddah Warahmah K11115327
Nurbina Hasniyaga K11115511
Muh. Danil Sahid K11115544
Aulia Rizky Fajriani K11115308
Maryam Uswatun Hasanah K11115345
Athika Febrianita K11115529
Pengertian Kemiskinan
• Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. 

• Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan


alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan.
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality)

• Pengertian Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


adalah Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan,
persalinan dan paska persalinan per 100.000 kelahiran hidup
pada masa tertentu.Angka pengukuran risiko kematian
wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan.
• Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa
kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6
minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang
usia kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh
sebab apa pun yang berkaitan dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau pengelolaannya, bukan akibat kecelakaan.
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality)

• Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) berguna
untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi
dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa
nifas.
• Beberapa determinan penting yang mempengaruhi AKI secara langsung
antara lain status gizi, anemia pada kehamilan.  Faktor mendasar penyebab
kematian ibu maternal adalah tingkat pendidikan ibu, kesehatan lingkungan
fisik maupun budaya, ekonomi keluarga, pola kerja rumah tangga.
• Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, terdapat dua penyebab ibu
meninggal saat meninggal yakni infeksi dan perdarahan. Untuk yang
penyebabnya infeksi sudah dapat ditekan karena sebagian besar kelahiran
dilakukan di pusat layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, klinik
dan sebagainya.
• Begum (18 tahun) adalah seorang penduduk di
desa Chakaria,Bangladesh yang berasal dari
keluarga miskin dengan ayah yang hanya
seorang burh harian. Begum dinikahkan dengan
seorang laki-laki (35 tahun)yang tidak terlalu
dikenal. Tradisi yang berlaku di Bangladesh,
wanita harus membayar mas kawin pernikahan.
Dan lelaki itu tidak meminta mas kawin sama
sekali, sehingga mereka pun dinikahkan.
Begum hamil di bulan keempat pernikahannya. Pada
bulan kedua kehamilan,ia keguguran. Di bulan
kelima kehamilan, Begum mengalami edema.
Suaminya berkonsultasi kepada seorang dokter di
desa mereka dan membawa obat yang diberikan
oleh dokter. Beberapa hari kemudian, suami
Begum meninggalkannya tanpa meninggalkan
informasi dan memberi tahu siapapun. Tanpa
bantuan suaminya, Begum harus berjuang keras
untuk memenuhi kebutuhan makanan selama
masa kehamilannya. Lambat laun edema Begum
bertambah parah.
Sebulan sebelum waktu kelahiran,Begum mengalami
masalah eksresi. Dia buang air kecil hanya sekali atau
dua kali sehari. Ibunya berkonsultasi kepada dokter
desa. Namun, obat yang diberikan dokter tersebut
tidak tidak ada kemajuan apapun. Dia melahirkan
bayi laki-laki dengan bantuan dukun beranak pada
tanggal 17 November 2003. Namun,bayi tersebut
mati sebelum dikeluarkan. Lalu,dokter beranak
tersebut mengambil plasenta bayi yang tertinggal di
uterus dengan memasukkan tangannya.
Setelahnya,Begum mengalami pendarahan dan
edemanya semakin parah. Ibunya memanggil dokter
dan ia di diagnosis mengidap anemia. Kemudian, ia
diberikan obat dan melakukan transfusi darah.
Pada tanggal 19 November 2003 pagi,Begum
mengalami sesak nafas dan demam tinggi. Ibunya
memanggil dokter yang sama seperti sebelumnya.
Dokter memberi 2 suntikan dengan jeda 15 menit.
Namun, pada jam setengah sepuluh malam, nyawa
Begum tidak tertolong lagi.
Dikarenakan orang tua Begum yang miskin dan tidak
bisa membayar mas kawin,ia harus menikahi
seorang pria yang tidak dikenal. Suaminya
meninggalkannya ketika ia sakit. Begum tidak
mendapat pelayanan kesehatan karena status
ekonominya yang rendah dan kurang pengetahuan.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan Begum
mengalami kematian yang tragis.
• Pernikahan Usia Muda (18)
Keadaan Rahim Dan Mental Belum Siap
• Status Ekonomi Rendah
• Tidak Mengenal Pasangan Dengan Baik
• Jarak Kehamilan Kedua
WHO : Minimal 6 Bulan Setelah Keguguran
• Tidak Ada Dukungan Dari Pasangan
• Kurangnya Pengetahuan Tentang Ibu Hamil
Komplikasi Penyakit Sehingga Mempengaruhi
Kehamilan
• Daerah Terpencil
Dokter Tidak Profesional,fasilitas Tidak Memadai.

Anda mungkin juga menyukai