Disusun Oleh:
Muhammad Nafi 1920221126
Pembimbing:
dr. Ni Made Rika Trismayanti, Sp.B, Sp.BA
Anorektal manometri
Laboratorium darah lengkap
Biopsi
Radiologi
Penyakit hirschsprung pada neonatus cenderung menampilkan
gambaran obstuksi usus letak rendah.
Radiologi
Pada pasien penyakit hirschprung spasme pada
distal rectum memberikan gambaran seperti
kaliber/peluru kecil jika dibandingkan colon
sigmoid yang proksimal
Segmen aganglion biasanya berukuran normal
tapi bagian proksimal usus yang mempunyai
ganglion mengalami distensi sehingga pada
gambaran radiologis terlihat zona transisi
Anorektal manometri
kegagalan relaksasi sphincter ani interna ketika rectum dilebarkan
Biopsi
merupakan “gold standard” untuk mendiagnosis penyakit hirschprung
> 1.5 cm di atas linea dentata : 2 cm, 3 cm, 5 cm di atas linea dentata
dan juga mengambil sample yang normal
Terdapatnya ganglion dalam spesimen biopsi menyingkirkan diagnosis
penyakit hirschsprung, sebaliknya bila tidak ditemukan sel ganglion
membuktikan diagnosis
Diagnosis Banding
• Atresia Ileum
• sindrom sumbatan mekonium
• Acute Colonic atau Chronic Megacolon
atau Toxic megakolon
• Konstipasi
Tata Laksana
• Komunikasi, Informasi, dan Edukasi pada keluarga pasien
• Dekompresi usus dengan memasang NGT dan pipa rektum serta
dilakukan irigasi feces dengan menggunakan NaCl 0.9% 10-20 cc/kgBB.
• Perbaikan keadaan umum
• Resusitasi cairan dan koreksi elektrolit
• Antibiotik spektrum luas
• Rehabilitasi Nutrisi
• Tindakan Bedah
Tata Laksana
Tindakan bedah
Ada 2 tahap:
Tindakan Bedah Sementara (pembuatan stoma)
Tindakan Bedah Definitif
• Tindakan definitif ialah menghilangkan
hambatan pada segmen usus yang
menyempit dengan memasang anal tube
dengan tanpa disertai pembilasan dengan
air garam hangat secara teratur.
• Operasi definitif dilakukan dengan
mereseksi segmen yang menyempit dan
menarik usus yang sehat ke arah anus.
Cara ini dikenal dengan pull through
(Swenson, Renbein dan Duhamel).
• Terapi Operatif
1. Prosedur Swenson, Prosedur Swenson merupakan teknik
definitif pertama yang digunakan untuk menangani penyakit
Hirschsprung. Segmen aganglionik direseksi hingga kolon
sigmoid kemudian anastomosis oblique dilakukan antara
kolon normal dengan rectum bagian distal.
2. Prosedur Duhamel, pendekatan retrorektal digunakan dan
beberapa bagian rectum yang aganglionik dipertahankan.
Usus aganglionik direseksi hingga ke bagian rectum dan
rectum dijahit. Usus bagian proksimal kemudian diposisikan
pada ruang retrorektal (diantara rectum dan sakrum),
kemudian end-to-side anastomosis dilakukan pada rektum
yang tersisa
Perawatan Post Operasi
Pantau tanda – tanda vital
Pemberian cairan IV untuk hidrasi dan stabilisasi elektrolit yang
adekuat
Pemberian makanan rata-rata dimulai pada hari kedua sesudah operasi
dan pemberian nutisi enteral secara penuh dimulai pada pertengahan
hari ke empat pada pasien yang sering muntah pada pemberian
makanan.
Antibiotik 2 hari post op
Monitoring komplikasi
Komplikasi
Pada pra operatif sering terjadi perburukan karena HAEC (Hirschsprung
Associated Entero colitis). HAEC merupakan kondisi dimana terjadi
inflamasi pada usus yang ditandai secara klinis dengan adanya demam,
distensi abdomen, diare dan sepsis
Komplikasi yang timbul akibat tindakan bedah yang dilakukan dapat
digolongkan atas: kebocoran anastomose, stenosis, enterokolitis dan
gangguan fungsi sfingter.
Prognosis
Kurang lebih 1% dari pasien dengan penyakit Hirschsprung
membutuhkan kolostomi permanen untuk memperbaiki inkontinensia.
Umumnya, dalam 10 tahun follow up lebih dari 90% pasien yang
mendapat tindakan pembedahan mengalami penyembuhan. Kematian
akibat komplikasi dari tindakan pembedahan pada bayi sekitar 20%.
TERIMA KASIH