PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU 2021 A. Pengertian tension pneumothorak
Tension pneumothoraks adalah
pengumpulan/penimbunan udara di ikuti peningkatan tekanan di dalam rongga pleura. Kondisi ini terjadi bila salah satu rongga paru terluka, sehingga udara masuk ke rongga pleura dan udara tidak bisa keluar secara alami. Kondisi ini bisa dengan cepat menyebabkan terjadinya insufisiensi pernapasan, kolaps kardiovaskuler, dan, akhirnya, kematian jika tidak dikenali dan ditangani. B. Etiologi Etiologi Tension Pneumotoraks yang paling sering terjadi adalah karena ia trogenik atau berhubungan dengan trauma. Yaitu sebagai berikut: 1.Trauma benda tumpul atau tajam – meliputi gangguan salah satu pleura visceral atau parietal dan sering dengan patah tulang rusuk (patah tulang rusuk tidak menjadi hal yang penting bagi terjadinya Tension Pneumotoraks). 2.Pemasangan kateter vena sentral (ke dalam pembuluh darah pusat), biasanya vena subclavia atau vena jugular interna (salah arah kateter subklavia). 3.Komplikasi ventilator, pneumothoraks spontan, Pneumotoraks sederhana ke Tension Pneumotoraks. 4.Ketidakberhasilan mengatasi pneumothoraks terbuka ke pneumothoraks sederhana di mana fungsi pembalut luka sebagai 1-way katup. 5.Akupunktur, baru-baru ini telah dilaporkan mengakibatkan pneumothoraks (Corwin, 2009) D. Patofisiologi
Tension pneumotoraks terjadi ketika
udara dalam rongga pleura memiliki tekanan yang lebih tinggi daripada udara dalam paru sebelahnya. Udara memasuki rongga pleura pada saat inspirasi tetapi tidak bisa keluar lagi karena tempat ruptur tersebut akan menutup pada saat ekspirasi. Pada saat inspirasi akan terdapat lebih banyak udara lagi yang masuk dan tekanan udara mulai melampaui tekanan baromatrik. Peningkatan tekanan udara akan mendorong paru yang dalam keadaan recoiling sehingga terjadi atelektasis kompres. e. Manifestasi klinik
tanda-tanda klasik pada tension
pneumotoraks adalah deviasi pada jalur trakea dari samping dengan ketegangan, perluasan (hyper expandel) area dada, penigkatan perkusi dada dan perluasan bidang dada yang sedikit bergerak saat respirasi. Tekanan vena sentral biasanya meningkat, tapi akan normal atau rendah pada keadaan hipovelemik. f. Tindakan kegawatan darurat
a). Primery Survey
1.Airway and cervical spine control Pemeriksaan apakah ada obstruksi jalan napas yang disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, atau maksila dan mandibula, faktur laring atau trakea. Dengan jalan nafas dengan jaw thrust atau chin lift, proteksi c-spine, bila perlu lakukan pemasangan collar neck. Pada penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap bahwa jalan napas bersih, walaupun demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan. 2. Breathing a. Needle decompression: Tension pneumothorax membutuhkan dekompresi segera dan penaggulangan awal dengan cepat berupa insersi jarum yang berukuran besar pada sela iga dua garis midclavicular pada hemitoraks yang terkena. Tindakan ini akan mengubah tension pneumothorax menjadi pneumothoraks sederhana. b. Prinsip dasar dekompresi jarum adalah untuk memasukan kateter ke dalam rongga pleura, sehingga menyediakan jalur bagi udara untuk keluar dan mengurangi tekanan yang terus bertambah. c. pembarian oksigen 3. Circulation 4. Disability 5. Rujuk ke rumah sakit terdekat dengan peralatan medis sesuai kebutuhan atau yang mempunyai fasilitas bedah saat kondisi pasien sudah distabilkan. 6. Pengelolaan selama transportasi b). Secondary Survey (dilanjutkan dengan Tatalaksana definitif) Prinsip tatalaksana di UGD 1.Eksposure : buka pakaian penderita, cegah hipotermia, tempatkan di tempat tidur dengan memperhatikan jalan nafas terjaga. 2.Re-evaluasi : -Laju nafas -Suhu tubuh -Pulse oksimetri saturasi O2 -EKG -NGT bila tidak ada kontraindikasi (fraktur basis kranii) -Bersihkan dengan antiseptic luka memar dan lecet bila ada lalu kompres dan obati. 3. Lakukan tube thoracostomy / WSD (water sealed drainage, merupakan tatalaksana definitif tension pneumothorax), (Continous suction). 4. WSDSebagai alat diagnostic, terapik, dan follow up mengevakuasi darah atau udara sehingga pengembangan paru maksimal lalu lakukan monitoring 5.Penyulit perdarahan dan infeksi atau super infeksi TERIMAKASSIH