Anda di halaman 1dari 24

KONTROL KUALITAS

METODE ANALISIS
Tahapan dalam analisis secara umum

Sampling, memilih suatu sampel yang


mewakili dari bahan yang dianalisis.

Mengubah analit menjadi suatu bentuk


sediaan yang sesuai untuk pengukuran.

Pengukuran.

Perhitungan dan penafsiran pengukuran.


Sampling
 Sampel dalam analisis harus dapat mewakili (representatif)
materi yang akan dianalisis secara utuh dan harus homogen.
 Cara pengambilan sampel yang salah meskipun metode analisis
yang digunakan tepat dan teliti hasilnya tidak akan memberikan
hasil yang benar.
 Pengambilan sampel dapat secara :
 Pengambilan sampel random (Cara pengambilan sampel
dilakukan terhadap bahan yang sama homogen atau dianggap
sama, contoh : larutan sejati, batch tablet, ampul, dsb.)
 Pengambilan sampel representatif (Jika bahan yang dianalisa
tidak homogen. Sampel diambil dari bagian yang berbeda dari
setiap wadah, Contoh : sampel dalam jumlah besar)
Sampel oficial
 Jika jumlah sampel besar, perlu direduksi hingga diperoleh
sampel ofisial (representatif).
Penyimpanan sampel
 Setelah diperoleh sampel yang representatif jika tidak segera
dilakukan analisis, sampel harus diberi label dan disimpan dalam
tempat yang sesuai untuk menjamin sifat fisika kimia sampel tidak
berubah.
 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sampel :
 kenaikan suhu mengakibatkan hilangnya sampel yang volatil, degradasi
analit, peningkatan reaktifitas kimiawi.
 suhu rendah mengakibatkan terdepositnya analit yang kelarutannya rendah.
 perubahan kelembapan mengakibatkan hidrolisis dan meningkatnya
kandungan air bagi analit higroskopis.
 radiasu UV akan menginduksi reaksi fotokimia, fotodekomposisi, atau
polimerasi.
 Oksidasi oleh udara akan merusak ampel yang sensitif terhadap oksidasi.
Sample pretreatment
 Pra-perlakuan sampel dilakukan untuk mengkondisikan
sampel sehingga siap untuk dilakukan analisis dengan
metode tertentu.

 Contoh-contoh pra-perlakuan sampel :


 memanaskan sampel (100 – 120ºC) jika analit tahan panas untuk
menghilangkan pengaruh variasi kandungan air.
 menimbang sampel sebelum dan sesudah pemanasan.
 memisahkan sampel (distilasi, sentrifugasi, filtrasi, ekstraksi, dsb).
 menghilangkan komponen pengganggu.
 memekatkan sampel (penguapan, distilasi, ko-presipitasi,
ekstraksi, elektrolisis, dsb).
Pemilihan metode analisis
 Berbagai metode analisis baku telah banyak dipublikasikan.
 Hal-hal yang harus diperhatikan :
 Tujuan analisis, biaya, dan waktu .
 level analit yang diharapkan.
 macam sampel dan pretreatment yang diperlukan.
 jumlah sampel yang dianalisis.
 ketepatan dan ketelitian yang diinginkan.
 ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku, bahan-bahan kimia,
dan pelarut yang dibutuhkan.
 Peralatan yang tersedia.
 kemungkinan gangguan yang dapat terjadi.
Kriteria Metode analisis yang baik … (1)

 Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk


menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
 Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang
sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran.
 Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang
sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value)
 Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanya
senyawa lain.
 Kasar (ruggrudness), perubahan komposisi pelarut / variasi
lingkungan tidak menyebabkan perubahan hasil.
 Praktis, metode mudah dikerjakan serta tidak banyak
memerlukan waktu dan biaya.
Tahapan metode validasi menurut USP

Validasi Metode

Bata Bata Kek Keta


Sp Lin
s s asar han
Ak kuan eari
Pre dete esi an an
ura ksi
tifika tas/ (rugr (rob
sisi si fita rent
si (LO (LOQ edne utne
D) )
s ang ss) ss)

Workflow for evaluation and


validation of standard methods
Validasi metode … (1)
 Presisi
 ukuran keterulangan metode analisis (simpangan baku relatif  CV/RSD)
 tingkatan : repeatability, intermediate precision, and reproducibility
 Akurasi
 membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar
(reference)
 Batas deteksi (LOD)
 konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi
 respon blanko (yb) + 3 SD blanko (3Sb)
 Batas kuantifikasi (LOQ)
 konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan akurasi
dan presisi yang dapat diterima.
 rasio signal to noise (10 : 1), LOQ = 10 (SD/Slope)
Validasi metode … (2)
 Spesifitas
 kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik
dengan adanya komponen lain dalam matrik sampel.
 Linearitas dan rentang
 kemampuan metode memperoleh hasil uji yang secara langsung
proporsional dengan konsentrasi analit kisaran yang diberikan.
 ditentukan dengan slope, intersep, koefisien korelasi.
 Kekasaran
 tingkat reprodusibilitas hasil yang diperoleh di bawah kondisi yang
bermacam-macam
 diekspresikan dalam % RSD
 Ketahanan
 kapasitas metode untuk tidak terpengaruh oleh adanya variasi parameter
metode yang kecil.
Data uji validasi
Parameter Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3
analisis
kuantitatif Uji batas

Akurasi Ya Ya * *
Presisi Ya Ya Tidak Ya
Spesifitas Ya Ya Ya *
LOD Tidak Tidak Ya *
LOQ Tidak Ya Tidak *
Linearitas Ya Ya Tidak *
Kisaran (range) Ya Ya * *
Ruggedness Ya Ya Ya Ya

Keterangan :
* : mungkin dibutuhkan, tergantung pada uji spesifiknya
Kategori 1 : penentuan kuantitatif komponen utama / bahan aktif
Kategori 2 : penentuan pengotor / produk hasil degradasi
Kategori 3 : penentuan karakteristik kinerja
Kesalahan analisis
 Kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil pengukuran (nilai
perhitungan) dengan nilai sebenarnya.
 Semakin banyak langkah dalam melakukan tahapan analisis, maka
kesalahan yang akan terjadi semakin besar.

 Jenis kesalahan :
 kesalahan gamblang (gross error)  kesalahan sudah jelas mengakibatkan
kesalahan yang besar
 kesalahan acak (random error)  kesalahan yang tidak dapat diramalkan serta
nilainya berfluktuasi
 kesalahan sisitemik (systematic error)  kesalahan yang memiliki nilai definitif /
tertentu

 Kesalahan acak akan berpengaruh pada presisi, sedangkan kesalahan


sistemik berpengaruh pada akurasi.
Kesalahan analisis … (2)
 Kesalahan acak sering terjadi akibat adanya variasi
yang tidak dapat dikontrol dalam pelaksanaan
prosedur analisis.
 Kesalahan acak dapat digambarkan sebagai kurva
normal (Gaussian curve).
 Kesalahan sistemik mengakibatkan penyimpangan
tertentu dari rata-rata (mean).
 Beberapa faktor yang memepengaruhi kesalahan
sistemik :
 kesalahan personil dan operasi
 kesalahan alat dan pereaksi
 kesalahan metode
 Untuk memeperkecil kesalahan sistemik :
 kalibrasi (peneraan) alat yang dipakai
 dilakukan penetapan blanko
Parameter hasil analisis … (1)

 Mean
 Median
 Modus
 SD
 CV
 CI
 Recoveri

Mean hasil pengukuran


Recoveri = X 100%
Nilai sesungguhnya
Parameter hasil analisis … (2)

• Standar deviasi (SD) banyak digunakan sebagai ukuran


kuantitatif ketepatan atau presisi.
• Semakin kecil nilai SD dari serangkaian pengukuran, maka
metode yang digunakan semakin tepat.
Parameter hasil analisis … (3)

• Standar deviasi relatif (RSD) atau dikenal juga dengan kefisien


variasi (CV) merupakan ukuran ketepatan relatif dan umumnya
dinyatakan dalam persen.
• Semakin kecil nilai RSD dari serangkaian pengukuran maka
metode yang digunakan semakin tepat.
Parameter hasil analisa … (4)

Karena hasil analisis selalu mengandung unsur kesalahan, untuk


menyatakan hasil akhir analisis kimia selain mean disebutkan juga
batas kesalahannya (limit of error).
Daftar harga t (tes dua sisi)
n - 1 T pada 90% T pada 95% T pada 99%
1 6.3 12.7 63.7
2 2.9 4.3 9.9
3 2.35 3.2 5.8
4 2.13 2.78 4.6
5 2.02 2.57 4.03
6 1.94 2.45 3.71
7 1.90 2.37 3.50
8 1.86 2.31 3.36
9 1.83 2.26 3.25
Diskusi …
 Seorang mahasiswa melakukan pembakuan larutan baku untuk titrimetri. Hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut : 0,0991 N; 0,0980 N; 0,0982 N; dan 0,0985 N.
 Hitunglah rata-rata dan simpangan baku relatifnya ?
 Tentukan hasil akhir perhitungan dengan mean dan limit of error-nya ?
 Sampel baku serum darah manusia dinyatakan mengandung 42,0 g albumin per liter-nya. Lima
buah laboratorium (A, B, C, D, dan E) masing-masing menentukan kadar albumin pada hari yang
sama dan diperoleh hasil albumin (g/L) sebagai berikut :

laboratori Hasil
um
A 42,5 41,6 42,1 41,9 41,1 42,2
B 39,8 43,6 42,1 40,1 43,9 41,9
C 43,5 42,8 42,8 43,1 42,7 43,3
D 35,0 43,0 43,0 40,5 36,8 42,2
E 42,2 41,6 41,8 41,8 42,6 39,0

 Dari data tersebut, bahaslah ketepatan dan ketelitian hasil analisis kimia laboratorium
tersebut !
hatur nuhun pisan …

Jangan lupa untuk


berlatih
mengerjakan
soal-soal yang
terkait dengan
materi kuliah dari
sumber belajar
manapun.

kita akan BISA


karena BIASA !!!

Anda mungkin juga menyukai