Epidemics after
Natural Disasters
Oleh :
- Maria Demetria Bria (1302006176)
- Gede Agastya Prachata Ewari
(1302006127)
Pembimbing:
dr. Dudut Rustyadi, Sp.FM(K), S.H.
gempa bumi,
letusan gunung menewaskan jutaan orang,
berapi, berdampak buruk pada kehidupan setidaknya 1 miliar
tanah longsor, orang, dan mengakibatkan kerusakan ekonomi yang cukup
tsunami, banjir, besar.
dan kekeringan.
Kematian yang terkait dengan bencana alam karena trauma tumpul, luka yang
terkait dengan kerusakan,atau tenggelam. Kematian akibat penyakit menular
setelah bencana alam lebih jarang terjadi.
JENAZAH DAN
PENYAKIT MENULAR
Kemunculan sejumlah besar jenazah di daerah yang terkena bencana dapat meningkatkan
kekhawatiran timbulnya wabah penyakit, meskipun tidak ada bukti bahwa jenazah menimbulkan
risiko epidemi setelah bencana alam.
JENAZAH DAN
PENYAKIT MENULAR
Tabel 1. Prinsip manajemen jenazah
1. Sebagian besar manajemen dari jenazah sering berdasarkan pemahaman yang salah bahwa akan
menimbulkan bahaya epidemi bila tidak segera dikremasi
2. Penguburan lebih baik daripada kremasi
3. Tiap usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah. Penguburan masal harus dihindari bila
memungkinkan.
4. Keluarga harus memiliki kesempatan untuk melakukan penguburan yang layak sesuai budaya
setempat.
5. Apabila fasilitas seperti pemakaman atau tempat kremasi tidak mencukupi, perlu disediakan lokasi
atau fasilitas alternatif lainnya.
6. Untuk Pekerja yang rutin berhubungan dengan jenazah, pastikan:
- Pengendalian infeksi terhadap darah dan cairan tubuh
- Gunakan sarung tangan sekali pakai
- Gunakan penutup badan bila tersedia
- Cuci tangan dengan sabun setelah memegang jenazah dan sebelum makan
- Disinfeksi peralatan yang digunakan
- Jenazah tidak perlu didisinfeksi sebelum dikubur (kecuali pada kasus kolera, shigellosis, atau
demam berdarah)
PERPINDAHAN PENDUDUK:
PERHATIAN PRIMER
Risiko penularan penyakit menular setelah bencana dikaitkan dengan:
mengungsi
berfungsi,
●
status gizi penduduk yang terlantar,
bencana;
3 ●
Ketersediaan air yang aman dan fasilitas sanitasi yang memadai;
penduduk; dan
efektif.
PENYAKIT MENULAR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN BENCANA ALAM
1. PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI
AIR
1. Diare (Vibrio 2. Diare (Salmonella 3.
cholerae dan enterica serotype
enterotoxigenic Para-typhi A Hepatitis
(paratyphoid fever))
Escherichia coli) A dan E
Banjir di
Banjir di Bangladesh (2004):
Gempa bumi
●
●
>17.000 kasus
●
●
Banjir di Benggala Barat
Risiko untuk wabah penyakit Pakistan (2005):
diare Indonesia
(1998): >16.000 kasus
●
Banjir di Mozambik (2000) setelah bencana alam 1200 kasus
Tsunami Aceh (2004): 85% lebih tinggi di negara Hepatitis E
(1992-daripada di
●
4. Leptospirosis
●
penyakit bakteri zoonosis rawan epidemi yang dapat ditularkan melalui
kontak langsung dengan air yang terkontaminasi.
●
Taiwan, Republik Cina, terkait dengan Topan Nali pada tahun 2001
●
Mumbai, India, setelah banjir pada tahun 2000
●
Argentina setelah banjir pada 1998
●
wilayah Krasnodar Federasi Rusia pada tahun 1997.
●
Setelah wabah terkait leptospirosis di Brasil pada tahun 1996, analisis spasial
menunjukkan bahwa tingkat kejadian leptospirosis meningkat dua kali lipat
di dalam daerah rawan banjir di Rio de Janeiro.
2. PENYAKIT-PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEPADATAN
2 ●
Pelayanan Kesehatan Primer
3 ●
Sistem Pengawasan/deteksi dini
4 ●
Imunisasi
Risiko wabah setelah adanya bencana alam adalah rendah, terutama ketika bencana alam tidak
mengakibatkan pengungsian masyarakat secara besar-besaran. Penyakit-penyakit menular sering
terjadi pada populasi pengungsi yang memiliki akses buruk terhadap kebutuhan dasar seperti
air bersih dan sanitasi, tempat tinggal yang memadai, dan layanan kesehatan primer.
Kematian yang berkaitan dengan bencana alam sebagian besar diakibatkan oleh
dampak traumatis awal dari kejadian bencana. Rencana kesiapsiagaan bencana,
yang secara tepat berfokus pada trauma dan penanganan korban bencana, harus
mempetimbangkan kebutuhan kesehatan korban yang selamat dari bencana.
Meskipun sistem pengawasan pasca bencana dirancang untuk secara cepat mendeteksi
kasus-kasus penyakit rentan epidemik, menginterpretasikan informasi ini bisa saja
terhambat oleh ketiadaan data pengawasan awal dan nilai-nilai denominator yang
akurat.
CRITICAL
APPRAISAL
Apakah rumusan masalah
dari penelitian ini?
Populasi target:
• Semua Kasus Bencana Alam
Populasi terjangkau:
• Kasus-kasus Epidemi Wabah Penyakit Menular yang terjadi setelah Bencana
Alam di Negara berkembang dan Negara maju
Sampel:
Studi yang melaporkan kasus-kasus epidemi wabah penyakit menular yang
terjadi setelah bencana alam di negara berkembang dan negara maju
Bagaimanakah penghitungan
sampel dalam penelitian ini?
KELEBIHAN :
Penelitian ini memaparkan informasi yang penting seperti faktor risiko dan cara
penetapan prioritas dalam penanganan bencana alam yang dapat berguna untuk
menekan timbulnya wabah penyakit menular atau epidemi setelah bencana alam.
KEKURANGAN :
Penelitian ini tidak mencantumkan periode waktu dalam pengambilan sampel
penelitian.
Apakah penelitian ini dapat
diaplikasikan di Indonesia?