CYBER LAW DALAM PERSPEKTIF

SISTEM HUKUM INDONESIA

OLEH

Dr. RUSMAN.SH MH
Bandung , Nopember 2020.
CV
NAMA : Dr H RUSMAN, SH. MH.
PEKERJAAN : DOSEN / ADVOKAT. NO HP : 0813.1270 8066.
ALAMAT : KANTOR HUKUM Dr Rusman dan rekan , JL NURFAI NO 115 B CITEREUP CIMAHI.
DIK POLRI : SECABA MILSUK POLRI, SECAPA POLRI DAN SESPIMMA POLRI.
DIK JUR ; PA FORENSIK, PALAN RESERSE UMUM, DIK JUR PENYIDIK KPK.
DIK UM : S 3 ( DOKTOR ILMU HUKUM )
RIWAYAT PEKERJAN
1984 – AGUSTUS 2020: POLRI.
SAAT INI : DOSEN , ADVOKAT /KONSULTAN HUKUM.
PENGALAMAN MENGAJAR;
2003 SD 2006, INSTRUKTUR DAN DOSEN DI PUSDIK RESKRIM MEGA MENDUNG BOGOR.
2006 SD SAAT INI DOSEN F H UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR.
20012 SD SAAT INI DOSEN PASCA SARJANA UNIVERSITAS SURYAKANCANA,
20015 SD SAAT INI DOSEN PASCA SARJANA MAGISTER HUKUM UNISBA,
2016 SD SAAT INI DOSEN MAGISTER HUKUM PASCA SARJANA UIN SUNAN GUNUNG
DJATI BANDUNG.
PERTEMUAN KE 9 CYBER LAW

25
 PENGANTAR

PERTAMA, “PEMBANGUNAN NASIONAL SEBAGAI SUATU

PROSES YANG BERKELANJUTAN YANG HARUS SENANTIASA
TANGGAP TERHADAP BERBAGAI DINAMIKA YANG TERJADI DI
MASYARAKAT;”

KEDUA, “GLOBALISASI INFORMASI TELAH MENEMPATKAN

INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INFORMASI
DUNIA SEHINGGA MENGHARUSKAN DIBENTUKNYA
PENGATURAN MENGENAI PENGELOLAAN INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK DI TINGKAT NASIONAL SEHINGGA
PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAPAT DILAKUKAN
SECARA OPTIMAL, MERATA, DAN MENYEBAR KE SELURUH
LAPISAN MASYARAKAT GUNA MENCERDASKAN KEHIDUPAN
BANGSA;”
Ketiga, “perkembangan dan kemajuan Teknologi
Informasi yang demikian pesat telah menyebabkan
perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam
berbagai bidang yang secara langsung telah
memengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan
hukum baru; “

Keempat, “penggunaan dan pemanfaatan Teknologi

Informasi harus terus dikembangkan untuk menjaga,
memelihara, dan memperkukuh persatuan dan
kesatuan nasional berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan demi kepentingan nasional ; ”

25
KELIMA, “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
BERPERAN PENTING DALAM PERDAGANGAN DAN
PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN NASIONAL UNTUK
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT;”

KEENAM, “PEMERINTAH PERLU MENDUKUNG

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI
INFRASTRUKTUR HUKUM DAN PENGATURANNYA
SEHINGGA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
DILAKUKAN SECARA AMAN UNTUK MENCEGAH
PENYALAHGUNAANNYA DENGAN MEMPERHATIKAN
NILAI-NILAI AGAMA DAN SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT INDONESIA; ”
3. HISTORIS LAHIRNYA Cyber Law DI Indonesia.

a. Perkembangan teknologi yang sangat pesat, membutuhkan

pengaturan hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan
teknologi tersebut. Sayangnya hingga saat ini banyak negara
belum memiliki perundang – undangan khusus dibidang
teknologi informasi baik dalam aspek pidana maupun
perdatanya.
b. Permasalahan yang sering muncul adalah sebagaimana
menjaring berbagai kejahatan komputer dikaitkan dengan
ketentuan pidana yang berlaku karena ketentuan pidana
yang mengatur tentang kejahatan komputer yang berlaku
saat ini masih belum lengkap.
c. Banyak kasus yang membuktikan bahwa perangkat hukum
di bidang TI masih lemah. Seperti contoh masih belum
berlakunya dokumen elektronik secara tegas sebagai alat
bukti oleh KUHP. Hal tersebut dapat dilihat pada UU No.
8/1981 Pasal 184 ayat 1 bahwa undang – undang ini secara
definitif membatasi alat bukti hanya sebagai keterangan
saksi. 21
 DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI
( ITE) .

1. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

TELAH PULA MENYEBABKAN HUBUNGAN DUNIA MENJADI
TANPA BATAS (BORDERLESS) DAN MENYEBABKAN
PERUBAHAN SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA SECARA
SIGNIFIKAN BERLANGSUNG DEMIKIAN CEPAT.

2. TEKNOLOGI INFORMASI SAAT INI MENJADI PEDANG

BERMATA DUA KARENA SELAIN MEMBERIKAN KONTRIBUSI
BAGI percepatan kemajuan dan kemudahan dalam bid
pendidikan serta PENINGKATAN KESEJAHTERAAN, DAN
PERADABAN MANUSIA, SEKALIGUS MENJADI SARANA
EFEKTIF PERBUATAN MELAWAN HUKUM ( kejahatan dgn
modus baru /cyber crime)
Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan
hukum siber atau hukum telematika.

Hukum siber atau cyber law, secara internasional digunakan untuk

istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.

Demikian pula, hukum telematika yang merupakan perwujudan

dari konvergensi hukum telekomunikasi, hukum media, dan
hukum informatika. Istilah lain yang juga digunakan adalah hukum
teknologi informasi (law of information technology), hukum
dunia maya (virtual world law).
 SARANA HUKUM TERHADAP GAKKUM CYBER CRIME
SESUAI DENGAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA.
a. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana.
b. Undang – Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, yg
diperbaharui dgn uu no 28 tahun 2014ttg Hak Cipta.
c. Undang – Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
d. Undang – Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan.
e. Undang – Undang No. 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas
perubahan UU No. 15 Tahun 2002 tentang Pencucian Uang,
terakhir diubah dgn UUNO 8 THN 2010 TTG TPPU
f. Undang – Undang No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme, diperbaharui dgn UU NO 5 Th 2018 .
g. Undang – Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Internet dan
Transaksi Elektronik. UU19 tahun 2016, ttg ITE.
h. mempedomani beberpa putusan MK terkait Hukum acara dalam
gakkum tindak pidana siber.

25
 PEMBERLAKUAN UU ITE

Undang Undang Informasi dan Transaksi

Elektronik

“Ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang

melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ITE, baik yang berada di
wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah
hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah
hukum Indonenesia dan merugikan Indonesia
 TUJUAN.
1. MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA SEBAGAI BAGIAN DARI
MASYARAKAT INFORMASI DUNIA;
2. MENGEMBANGKAN PERDAGANGAN DAN PEREKONOMIAN
NASIONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT;
3. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PELAYANAN
PUBLIK;

4. MEMBUKA KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA KEPADA SETIAP

ORANG UNTUK MEMAJUKAN PEMIKIRAN DAN KEMAMPUAN DI
BIDANG PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEOPTIMAL MUNGKIN DAN BERTANGGUNG JAWAB;
5. MEMBERIKAN RASA AMAN, KEADILAN, DAN KEPASTIAN
HUKUM BAGi PENGGUNA DAN PENYELENGGARA TEKNOLOGI
INFORMASI.
12
AZAS HUKUM YG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK DILAKSANAKAN
BERDASARKAN ASAS :
1. KEPASTIAN HUKUM,
2. MANFAAT,
3. KEHATI-HATIAN,
4. IKTIKAD BAIK,
5. KEBEBASAN MEMILIH TEKNOLOGI
ATAU NETRAL TEKNOLOGI.
13
TINDAK PIDANA DIBIDANG ITE (UU NO 19 TH 2016)
1. PASAL 27 KONTEN YG BERISI,ASUSILA, PERJUDIAN, PENGHINAAN,
PEMERASAN/PENGANCAMAN).
2. PASAL 28 (BERITA BOHONG (HOAX) DAN MENYESATKAN YG MERUGIKAN
KONSUMEN, BERITA KEBENCIAN DAN PERMUSUHAN)
3. PASAL 29 (ANCAMAN KEKERASAN DAN MENAKUT-NAKUTI)

4. PASAL 30 (AKSES KOMPUTER PIHAK

LAIN TANPA IZIN, cracking).
5.PASAL 31 (PENYADAPAN, PERUBAHAN,
PENGHILANGAN INFORMASI)
6. PASAL 32 (PEMINDAHAN, PERUSAKAN
DAN MEMBUKA INFORMASI RAHASIA)

7. PASAL 33 (VIRUS, MEMBUAT SISTEM TIDAK BEKERJA

8. PASAL 34 (PRODUKSI, JUAL, GUNA, IMPOR, DISTRIBUSI, MEMILIKI
SOFTWARE ATAU HARDWARE UNTUK DUKUNG PERBUATAN 27-33)
9. PASAL 35 (MENJADIKAN SEOLAH DOKUMEN otentik/phising)
 PERBUATAN YG DILARANG
SBGMANA DIATUR UU ITE

SECARA YURIDIST PERBUATAN YANG DILARANG

DAPAT DILAKUKAN, ANTARA LAIN DENGAN CARA :
a. MELAKUKAN KOMUNIKASI,MENGIRIMKAN,
MEMANCARKAN ATAU SENGAJA BERUSAHA
MEWUJUDKAN HAL-HAL TERSEBUT KEPADA
SIAPA PUN YANG TIDAK BERHAK UNTUK
MENERIMANYA;

b. SENGAJA MENGHALANGI AGAR INFORMASI

DIMAKSUD TIDAK DAPAT ATAU GAGAL DITERIMA
OLEH YANG BERWENANG MENERIMANYA DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH DAN/ATAU
PEMERINTAH DAERAH.
 QUIS PERTEMUAN KE 9.

DI ERA PEMERINTAHAN SAAT INI ADA YANG BERPENDAPAT

BAHWA UU ITE (UU NO :19 TAHUN 2016 ) DIANGGAP SEBAGAI
SARANA MEMBUNGKAM ORANG ORANG YG KRITIS DAN
DIANGGAP MENGEKANG KEBEBASAN BERPENDAPAT, JAWAB /
BERITANGGAPAN HAL TERSEBUT :

1. BAGAIMANA PENDAPAT SDR MENYIKAPI HAL TERSEBUT ?

2, BAGAIMANA IDEALNYA MEMANFAATKAN KEMAJUAN

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SAAT INI, AGAR TIDAK
TERJERAT UU ITE DALAM KEBEBASAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT ?

25
PERTEMUAN KE 10
CYBER LAW

25
TINDAK PIDANA SIBER YG DOMINAN TERJADI SAAT INI
HOAX & PENIPUAN
Hoax (Sebuah pemberitaan palsu) adalah usaha untuk 
menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk
mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu
tersebut tahu bahwa berita tersebut palsu.
PENIPUAN UNSUR NYA SESUAI DGN PASAL 378 KUHP,
UU PERLINDUNGAN KONSUMEN DLL.
 TINJAUAN HISTORIS PENYEBARAN
HOAX

DARI SEJARAH
DARI SEJARAH KEMANUSIAAN
KEMANUSIAAN DI DI DUNIA
DUNIA MAUPUN
MAUPUN DI DI
INDONESIA,BAHWA DARI
INDONESIA,BAHWA DARI SEJARAH
SEJARAH KEMANUSIAAN
KEMANUSIAAN DI DI DUNIA
DUNIA
MAUPUN BANGSA
MAUPUN BANGSA INI,
INI, UJARAN KEBENCIAN(( hate
UJARAN KEBENCIAN hate speech)
speech) BISA
BISA
MENDORONG
MENDORONG TERJADINYA
TERJADINYA :: KEBENCIAN
KEBENCIAN
KOLEKTIF,MENURUNKAN HARKAT
KOLEKTIF,MENURUNKAN HARKAT DAN
DAN MARTABAT
MARTABAT MANUSIA,
MANUSIA,
PENGUCILAN, DISKRIMINASI,
PENGUCILAN, DISKRIMINASI, KEKERASAN,
KEKERASAN, DANDAN BAHKAN
BAHKAN PADA
PADA
TINGKAT YANG
TINGKAT YANG PALING
PALING MENGERIKAN,
MENGERIKAN, PEMBANTIAN
PEMBANTIAN ETNIS
ETNIS ATAU
ATAU
GENOSIDA TERHADAP
GENOSIDA TERHADAP KELOMPOK
KELOMPOK YANGYANG MENJADI
MENJADI SASARAN
SASARAN
UJARAN KEBENCIAN
UJARAN (hate speech
KEBENCIAN (hate speech)) MAUPUN
MAUPUN PENYEBARAN
PENYEBARAN
BERITABOHONG
BERITA (hoax)
BOHONG(hoax)

TERHADAP PELAKU
TERHADAP PELAKU DAPAT
DAPAT DIKENAKAN
DIKENAKAN SANKSI
SANKSI
HUKUM, ADM,
HUKUM, ADM, PERDATA
PERDATA MAUPUN
MAUPUN PIDANA,
PIDANA, MAUPUN
MAUPUN
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL
 PERSOALAN HUKUM
DAMPAK YG MUNCUL DALAM PENGGUNAAN INTERNET
TDK SESUAI AZAS DAN TUJUAN MEMUNCULKAN
TINDAK PIDANA SIBER (CYBER CRIME)
MEGGUNAKAN SARANA
MEGGUNAKAN SARANA MEDSOS
MEDSOS TIDAK
TIDAK CERDAS
CERDAS DAPAT
DAPAT MENIMBULKAN
MENIMBULKAN
DAMPAK ANTARA
DAMPAK ANTARALAIN
LAIN;;
1. PENYEBARAN
1. PENYEBARAN INFORMASI
INFORMASI YANG
YANG MENYESATKAN
MENYESATKAN ,, PROPAGANDA
PROPAGANDA
KEPENTINGAN PIHAK
KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU
TERTENTU DENGAN
DENGAN TUJUAN
TUJUAN MENGUSIK
MENGUSIK
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
IPOLEKSOSBUDHANKAM.
2. PENYEBARAN
2. PENYEBARANINFORMASI
INFORMASIYANG
YANGTIDAK
TIDAKBENAR
BENAR(Hoax,
(Hoax,HATE
HATESPEAK)
SPEAK)
3. PORNOGRAFI.
3. PORNOGRAFI.
4. PENGHINAAN.
4. PENGHINAAN.
5. PERJUDIAN.
5. PERJUDIAN.
6. PENIPUAN.
6. PENIPUAN.
7. PENGANCAMAN.
7. PENGANCAMAN.
8. DPT
8. DPTMENGUSIK
MENGUSIKKETENTRAMAN
KETENTRAMANRUMAH
RUMAHTANGGA
TANGGA
9. PERSEKUSI.
9. PERSEKUSI.
10.MERUSAK
10. MERUSAKDUNIA
DUNIAPENDIDIKAN,
PENDIDIKAN,MERUSAK
MERUSAKGENERASI
GENERASIMUDA
MUDA

TERHADAP PELAKU
TERHADAP PELAKU DAPAT
DAPAT DIKENAKAN
DIKENAKAN SANKSI
SANKSI HUKUM,
HUKUM, ADM,
ADM,
PERDATAMAUPUN
PERDATA MAUPUNPIDANA,
PIDANA,
 PENEGAKAN HUKUM
TINDAK PIDANA SIBER(CYBER CRIME)

DENGAN METODE NON LITIGASI ( non penal)

UPAYA PENCEGAHAN ( PRE ENTIF DAN PREVENTIF)
DAN RESTORATIVE JUSTICE.

DENGAN METODE LITIGASI ( PENAL) SESUUAI

DENGAN AZAS ( dou process of law). SESUAI DENGAN
SISTEM PERADILAN PIDANA ( criminal justisy system )
 GAKKUM
TINDAK PIDANA SIBER SESUAI HAP .

KAPAN PENYELIDIKAN TP SIBER DIMULAI ?

1. SEJAK ADANYA LAPORAN ATAU PENGADUAN.
Dapat dilakukan oleh pihak yang dirugikan atau
kuasa hukum nya
2. HASIL PATROLI SIBER.
Saat ini, sedang dilaksanakan ops mantab brata,
khususnya sub satgas nusantra mempunyai
tupoksi melakukan patroli siber dan gakkum TP di
bid ITE ( cyber crime)
 HAL HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN
KEMAMPUAN ADVOKAT MENGANALISA MENGGALI
BUKTI AWAL

HALYANG
HAL YANGTERPENTING
TERPENTINGSEBELUM
SEBELUMMELAPORKAN
MELAPORKAN TERKAIT TERKAITDUGAAN
DUGAAN
TPDIBID
TP DIBIDITE
ITEANTARA
ANTARALAIN
LAIN ::
1. DATA
1. DATA // AKUN
AKUN YG
YG DIGUNAKAN
DIGUNAKAN SEBAGAI
SEBAGAI MEDIA WA, FACE
MEDIA (( WA, FACE
BOOK,TWITER,
BOOK, TWITER,INTALGRAM
INTALGRAM,,DAN DANSEJENIS
SEJENISLAINNYA.)
LAINNYA.)
2. SUBSTANSI
2. SUBSTANSI KONTEN
KONTENYGYGBERISI
BERISI::
ASUSILA, PENIPUAN,
ASUSILA, PENIPUAN, PENGHINAAN,
PENGHINAAN, HOAX, HOAX, PERJUDIAN,
PERJUDIAN,
PEMERASAN, PENGANCAMAN
PEMERASAN, PENGANCAMAN TERORISME
TERORISME /RADIKALISME,
/RADIKALISME, AKSESAKSES
KOMPUTER ORANG
KOMPUTER ORANG LAIN
LAIN TANPA
TANPA IZIN cracting ),),
IZIN (( cracting PENYADAPAN
PENYADAPAN
ATAUYG
ATAU YGLAINNYA.
LAINNYA.
3.PERSANGKAAN
3. PERSANGKAANAWALAWAL((SESUAI
SESUAIKETENTUAN
KETENTUANPIDANAPIDANADLM DLMUU
UU
ITEDAN
ITE DANUU UUTERKAIT
TERKAIT).).
4. CALON
4. CALONSAKSI.
SAKSI.
 MEKANISME PEMYELIDIKAN CIBER CRIME.

1. PENYELIDIKAN
1. PENYELIDIKAN DAPAT
DAPAT DILAKUKAN
DILAKUKAN SETELAH
SETELAH PENYELIDIK
PENYELIDIK
MENDAPATKAN LAP
MENDAPATKAN LAP INFORMASI
INFORMASI TTG
TTG DUGAAN
DUGAAN TP
TP SIBER cyber
SIBER (( cyber
crime)) ATAU
crime ATAU SETELAH
SETELAH ADANYA
ADANYA LAPORAN
LAPORAN POLISI,
POLISI, DENGAN
DENGAN
MEMPEDOMANI PERKAP
MEMPEDOMANI PERKAP NOMOR
NOMOR 12 12 TAHUN
TAHUN 2014,
2014, YGYG
IMPLEMENTASINYA SESUAI
IMPLEMENTASINYA SESUAI DENGAN
DENGAN PERKABA
PERKABA RESKRIM
RESKRIM
NOMOR33TAHUN
NOMOR TAHUN2015
2015ttg
ttgSOP
SOPPelaksanaan
Pelaksanaanpenyelidikan.
penyelidikan.
2. HASIL
2. HASILLIDIK
LIDIKDIBUATKAN
DIBUATKANLAP LAPHASIL
HASILPENYELIDIKAN
PENYELIDIKAN((LHP)
LHP)
3. HASIL
3. HASIL LHP
LHP YG
YG PATUT
PATUT DIDUGA
DIDUGA ADANYA
ADANYA TINDAK
TINDAK PIDANA,
PIDANA,
DIBAWAH KE
DIBAWAH KE FORUM
FORUM GELAR
GELAR PERKARA
PERKARA GUNA
GUNA MENDAPATKAN
MENDAPATKAN
REKOMENDASI,STATUS
REKOMENDASI, STATUSLIDIK
LIDIKDITINGKATKAN
DITINGKATKANKE KESIDIK.
SIDIK.
4. SEDANGKAN
4. SEDANGKAN LHP LHP YG
YG BUKAN
BUKAN TINDAK
TINDAK PIDANA
PIDANA DIHENTIKAN
DIHENTIKAN
PENYELIDIKAN.
PENYELIDIKAN.
 MEKANISME PENYIDIKAN CYBER CRIME

PADA PRINSIPNYA
PADA PRINSIPNYA PENYIDIKAN
PENYIDIKAN TINDAK
TINDAK PIDANA
PIDANA CYBER
CYBER CRIME
CRIME
SAMA DENGAN
SAMA DENGAN PENYIDKAN
PENYIDKAN TINDAK
TINDAK PIDANA
PIDANA PADA
PADA UMUMNYA
UMUMNYA
SESUAI KUHAP,
SESUAI KUHAP, NAMUN
NAMUN DIPERLUKAN
DIPERLUKAN KECEPATAN
KECEPATAN BERTINDAK
BERTINDAK
(( KARENA
KARENA PELAKU
PELAKU CYBER
CYBER CRIME
CRIME BERSIFAT
BERSIFAT MOBILE,
MOBILE, DAN
DAN KADANG
KADANG
BERMIGRASI, WALAU
BERMIGRASI, WALAU DEMIKIAN
DEMIKIAN TETAP
TETAP DILAKUKAN
DILAKUKAN DENGAN
DENGAN
MENJUNJUNG TINGGI
MENJUNJUNG TINGGI HAM
HAM DAN
DAN MEMPERHATIKAN
MEMPERHATIKAN HAK HAK HAK
HAK
TERSANGKA.
TERSANGKA.

YG PERLU
YG PERLU DIPERHATIKAN
DIPERHATIKAN KARENA
KARENA INI
INI CYBER
CYBER CRIME
CRIME TERMASUK
TERMASUK
TINDAK PIDANA
TINDAK PIDANA KHUSUS( lex spesialist
KHUSUS( lex spesialist )) ADALAH
ADALAH CARA
CARA
MENDAPATKAN
MENDAPATKAN BUKTI DIGITAL,
BUKTI DIGITAL, DILAKUKAN
DILAKUKAN MELALUI
MELALUI
PEMERIKSAAN SECARA
PEMERIKSAAN SECARA LABORATORIS
LABORATORIS OLEH OLEH AHLI
AHLI DIGITAL
DIGITAL
FORENSIK YANG
FORENSIK YANG TELAH
TELAH MEMILIKI
MEMILIKI SERTIFIKAT
SERTIFIKAT KHUSUS
KHUSUS DIGITAL
DIGITAL
FORENSIK. DAN
FORENSIK. DAN DIPERLUKAN
DIPERLUKAN AHLI
AHLI LAINNYA
LAINNYA SESUAI
SESUAI MODUS
MODUS
OPERANDIDAN
OPERANDI DANPERSANGKAAN kriminalistik))
PERSANGKAAN(( kriminalistik
 KEWENANGAN PENYIDIKAN

TERHADAP DUGAAN TINDAK PIDANA ITE ( CYBER CRIME)

PROSES SESUAI HUKUM ACARA ( sesuai azas dou
proces of law ),DAPAT DILAKUKAN PENYIDIK POLRI
MAUPUN PPNS KEMENKOMINFO.

PENETAPAN TERSANGKA MEMPEDOMANI

PUTUSAN MK NO 21/PUU -XII/ 2014.

SETELAH PENYIDIK MENDAPATAN MIN 2 ALAT

BUKTI.
 ALAT BUKTI.

1. SESUAI PASAL 184 KUHAP ( KET SAKSI, KET AHLI,

SURAT, PETUNJUK DAN KETERANGAN TERDAKWA.

2. SESUAI PASAL 44 UU NOMOR 11 TAHUN 2008, ALAT

BUKTI PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAN
PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN ADALAH
ALAT BUKTI LAIN BERUPA INFORMASI ELEKTRONIK
DAN/ATAU DOKUMEN ELEKTRONIK .( bukti digital)
 SANKSI HATE SPEECH

PASAL 310 KUHP

BARANG SIAPA SENGAJA MENYERANG KEHORMATAN ATAU NAMA
BAIK SESEORANG DGN MENUDUHKAN SESUATU HAL, YG
MAKSUDNYA TERANG SUPAYA HAL ITU DIKETAHUI UMUM,
DIANCAM KARENA PENCEMARAN DGN PIDANA PENJARA PALING
LAMA 9 BULAN ATAU PIDANA DENDA PALING BANYAK Rp. 4.500
(EMPAT RIBU LIMA RATUS RUPIAH)
 SANKSI HATE SPEECH
PASAL 28 UU NO 11 TAHUN 2008 YG DIPERBAHARUI
DGN UU NO 19 TH 2016TTG ITE

• SETIAP ORANG DGN SENGAJA DAN TANPA HAK MENYEBARKAN BERITA

BOHONG DAN MENYESATKAN YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN
KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK
• SETIAP ORANG SENGAJA DAN TANPA HAK MENYEBARKAN INFO YG
DITUJUKAN UNTUK INDIVIDU DAN/ATAU KELOMPOK MASYARAKAT
TERTENTU BERDASARKAN ATAS SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR
GOLONGAN (SARA)
PASAL 45 (2) UU NO 11 TAHUN 2008 YG
DIPERBAHRUI DGN UU NO 19 TH 2016TTG ITE.
PIDANA PENJARA PALING LAMA 6 TAHUN
DAN/ATAU DENDA PALING BANYAK Rp.
1.000.000.000,- (SATU MILIAR RUPIAH RUPIAH)
 KATAKAN
“NO”

UNTUK HOAX &

HATE SPEECH

SERTA CERDAS DALAM

GUNAKAN MEDSOS
 QUIS PERTEMUAN KE 10.

1. JELASKAN APAKAH ADA PERBEDAAN

PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA SIBER,
DIBANDINGKAN DENGAN PENEGAKAN HUKUM
TINDAK PIDANA DILUAR UU ITE ?

2. BAGAIMANA PEMBUKTIAN TERHADAP

TINDAK PIDANA CYBER CRIME AGAR
TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA ITE
DAPAT DINYATAKAN BERSALAH OLEH
MAJELIS HAKIM YANG MENYIDANGKAN
PERKARA TINDAK PIDANA SIBER ?
25
Pulai irian burung
cebdrawasih
Cukup Sekian &