Anda di halaman 1dari 26

Eclampsia; Pregnancy

Toxaemia/Ketosis; Paresis
Peurperalis/Milk Fever; Grass
Tetany
IPD. II
Drh Agung PJW, M.Si
26 November 2019
Eclampsia/ Trasport Tetany/ Location Tetany/
Hipocalcemic Tetany in Horse
Pendahuluan
• Tidak umum terjadi pada kuda
• Terkait penipisan akut dari ion calcium
• Kadang karena perubahan konsentrasi
magnesium dan phospat dalam serum
• Terjadi pada saat atau setelah perjalanan/
trasportasi/ aktivitas fisik yang lama/ laktasi
Etiologi
• Mekanisme Hipocalcemia termasuk
pengurangan penyerapan pada usus;
kehilangan calcium pada ginjal; keringat; susu;
inhibisi osteolysis dari parubahan paratiroid
hormone, calsitonin, vitamin D
• Produksi susu yang berlebihan
• Faktor predisposisi akibat dari makan rumput
yang tumbuh subur
Tanda Klinis
• Kerasnya tanda klinis berhubungan dengan
kandungan ion calcium pada serum
• Diagfragmanya bergetar
• Salivasi
• Tremor, Berjalan kaku, kejang
• Ketidak mampuan mengunyah
• Prolaps pada kelopak mata
• Fatal 24-48 jam
Diagnosa banding
• Kolik
• Tetanus
• Laminitis
• Botulisme
• Kekejangan otot dll
Diagnosa
• Tanda klinis = agak susah
• Sejarah penyakit dan melihat respon terhadap
pengobatan sebelumnya
• Melakukan pemeriksaan kalsium darah
Pengobatan
• Pemberian cairan calcium secara IV
• Pemberian calcium borogluconat 20%
• Diberikan secara perlahan (>20 menit) 250-
500ml/500 kg
Pencegahan
• Pemberian pakan dengan menieral yang
seimbang antara calcium dan phospore
Pregnancy Toxaemia/ Ketosis/ Acetonemia/
Ketenemia
• Keracunan Kehamilan = fatty liver sindrom
• Kerusakan produksi lemak = ketones,
• Terbentuk di otak ---- menjadi beracun
• Paling sering terjadi pada Sapi gemuk yang bunting
- terutama yang melahirkan kembar
• penurunan kualitas pakan atau jumlah pakan yang
terbatas.
• Dapat dicegah dengan praktek manajemen yang
baik
Penyebab
• Sapi bunting membutuhkan banyak cadangan
energi dalam bentuk glukosa yang berasal dari
dua sumber.
1. Glukosa diproduksi di hati dari pakan diserap
melalui rumen.
2. Endapan lemak dimobilisasi melalui dan dibawa
ke hati kemudian di hati diubah menjadi glukosa
• Kebuntingan: kebutuhan energi tinggi
sehingga kerja hati berlebihan menjadi tinggi
• Masalahnya; karena glukosa dibutuhkan juga oleh hati
• Kebuntingan – butuh glukosa yang banyak
• Kerja hati berat untuk memetabolisme glukosa
menjadi energi
• Bila hewan tersebut memiliki pakan bermutu rendah,
maka lemak mulai terbentuk di hati.
• Hati menjadi membesar, pucat dan berlemak,
• Keton terbentuk sampai tingkat yang berlebihan
dalam darah, dan mulai mempengaruhi otak.
• Fungsi otak terpengaruh dan binatang itu berhenti
makan.
• Proses ini tidak mudah pulihkan.
Temuan Klinis
• Tanda klinis awal; depresi dan kelesuan.
• Saat disentuh, sapi yang terkena mungkin
tidak merespons secara normal, mungkin
tampak kaku atau bingung
• Sapi cenderung mengisolasi diri dari kawanan
• Nafsu makan berkurang atau tidak ada.
• Terkadang hanya tinggal dikandang saja
 Paresis Puerperalis/ Milk Fever/
Hipocalcimia
• Hipokalsemia post partus; penurunan kadar
kalsium dalam darah karena produktivitas susu
yang tinggi; 2-5 mg/dL
• Total Kalsium; 10-12  mg/dL (rata2:8 mg/dL)
• Semua umur sapi; banyak pada sapi dengan
umur produksi susu yang tinggi (5 tahun)
(Rododtits et al.2000).
• Menjelang atau saat atau sesudah melahirkan ;
sapi menjadi lumpuh
• Bila kadar Ca dalam darah berkurang drastis -----
pengaturan sistem syaraf terganggu-----sehingga
fungsi otak terganggu ----- sapi kelumpuhan.
• Kasus milk fever terjadi pada 48 – 72 jam setelah
sapi  melahirkan
• Biasanya sapi yang telah beranak < 3x.
• Sapi berumur 4 thn dan produksi tinggi (lebih
dari 10 liter) lebih rentan mengalami milk fever.
• Angka kejadian milk fever 3-4x lebih tinggi pada
sapi yang dilahirkan dari induk yang pernah
mengalami milk fever.
Tanda Klinis
• 72 jam post partus.
• Dapat menyebabkan penyakit lain seperti distokia,
prolapsus uteri, retesio sekundinarum, metritis, dan
mastitis.
Ada 3 fase gejala klinis pada hipokalsemia.
• fase pertama
– Masih dapat berdiri dan berjalan.
– Lebih sensitif. Sapi mengalami ataksia ringan, terlihat adanya
tremor di bagian flank dan otot-otot tricep.
– Sering menggerakkan telinga dan kaki belakang. Jika terapi
kalsium tidak dilakukan maka sapi akan mengalami gejala
klinis tipe ke-2 (Barrington 2011).
• Fase ke-2;
– tidak dapat berdiri, namun masih
mempertahankan diri pada posisi sternal
recumbency.
– mengalami anoreksia, cermin hidung yang kering,
ekstremitas dingin, dan teperatur tubuh di bawah
normal.
– Ketika dilakukan auskultasi terjadi tachycardia,
dan penurunan intensitas dari suara jantung.
– Denyut nadi lemah, otot polos paralisis diikuti
dengan saluran pencernaan yang statis.
• Fase ke-2; lanjutan……..
– Saluran pencernaan yang menjadi statis dapat
menyebabkan bloat, kesulitan untuk defekasi, dan
kehilangan refleks dari springter anii.
– Ketidakmampuan untuk urinasi dapat
menyebabkan distensi kantung kemih.
– Sapi sering mengarahkan kepalanya ke bagian
flank, dan ketika kepala mengalami ekstensio
maka bentuk huruf S dapat teramati(Barrington
2011).
• Fase ke-3;
– sapi kehilangan kesadaran dan berujung pada koma.
– sapi sudah tidak dapat mempertahankan
posisi sternal recumbency. Hal ini dikarenakan
kelemahan otot secara keseluruhan. Kelemahan otot
menyebabkan sapi tidak merespon pada berbagai
stimulus, dan menyebabkan bloat yang hebat.
– Sapi yang sudah mengalami fase ke-3; hipokalsemia
akan mati pada beberapa jam kemudian (Barrington
2011).
Grass Tetany/ Grass Staggers/
Hypomagnesemic Tetany
Pendahuluan
• Merupakan permasalahan yang kompleks dan khas dari
hipomagnesium
– Plasma tMg< 1,5 mg/dl
– Pengurangan konsentrasi tMg pada CSF
– Hiperexitasi – spasmus otot – kejang – tekanan pernafasan –
mati
• Laktasi – terjadi kehilangan Mg pada susu
• tetany hypomagnesemic terjadi terutama ketika hewan
digembalakan di padang rumput yang subur atau tanaman
sereal yang hijau tetapi dapat terjadi pada sapi menyusui
yang diberi makan silase di dalam ruangan
Etiologi
• Gangguan terjadi setelah penurunan
konsentrasi Mg plasma ketika penyerapan Mg
pada makanan tidak mampu memenuhi
persyaratan untuk pemeliharaan dan laktasi
• Dapat muncul setelah pengurangan asupan
makanan selama cuaca buruk, trasport, atau
ketika sapi merumput pada padang rumput
yang berisi dominan rumput pendek, 0,2% Mg
basis bahan kering
Diagnosis
• Pemeriksaan plasma darah untuk melihat
konsentrasi Mg < 1,2mg/dL, <0,5mg/dL cattle
• Jangan mengambil sampel urin karena sering
tidak terdeteksi
Treatment
• Berikan larutan calcium dan magnesium
secara perlahan secara IV sambil memonitor
jantungnya
• Tambahkan Mg Sulfate scr SC 200mL dari 50%
larutan/sapi
Pencegahan
• Keseimbangan asupan pakan
• Setiap hari diberikan suplemen oral Mg Oxide
60gr cattle dan 20 gr untuk kambing dalam
kondisi rawan
• Pemberian garam Mg cukup membantu;
diberikan pada molases, konsentrat atau
jerami kering.
• memberi makan jerami saja mungkin yang
diperlukan untuk mencegah tetany
Hypomagnesemic dalam kelompok sapi saja.
• jika perangkat pelepas intraruminal dimana Mg yang
lambat diberikan, direkomendasikan hewan juga
diberikan rumput jerami kering
• pupuk yang mengandung Mg efektif dalam
meningkatkan Mg pada rerumputan hanya pada
jenis tanah tertentu
• rerumputan dapat ditaburi dengan bubuk Mg oksida
(500mg / sapi), atau disemprot dengan 2% larutan
Mg sulfat pada interval 1-2 minggu.
• jika curah hujan melebihi 40-50 mm dalam waktu 2-
3 hari, rerumputan akan membutuhkan pengeringan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai