Anda di halaman 1dari 21

1

1
10 2

9 3
Dalam Pelaksanaan 10
10 Program PKK,
PROGRA kementerian dan
M POKOK lembaga pemerintah non
8 4 kementerian memberikan
PKK
dukungan dan berperan
akif sesuai tugas dan
fungsinya, dan
berkoordinasi dengan
Menteri

7 5
6
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri.
MODEL PEMBANGUNAN
KETAHANAN KELUARGA DI
PROVINSI RIAU

KECAMATAN
NO KAB/KOTA
(DESA/KELURAHAN)
1 Kampar Kecamatan Kampar Kiri Hilir
1.Desa Bangun Sari
2.Desa Sungai Bungo
2 Kepulauan Meranti Kecamatan Rangsang :
1.Desa Dwi Tunggal
2.Desa Teluk Samak
PERGUB RIAU NOMOR 62
TAHUN 2017 TENTANG
KETAHANAN DAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA
DASAR
 Undang-Undalg Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentans Pemerintahan Daerah
 Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pengembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan
Sistem Intormasi Keluarga.
 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 7 Tahun 2011 tentang Kebijakan Peningkatan Ketahanan
Keluarga dan Perlindungan:
 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Pembangunan
Keluarga;
Pasal 6
Pelaksanaan Ketahanan dan Kesejahteraan keluarga
diarahkan kepada kelompok BKB, BKR, BKL, UPPKS dan
GENRE, sbb:
a. Kelompok BKB dan anak yaitu keluarga yang mempunyai anak
berusia 0 (nol) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun.
b. Kelompok BKR yaitu keluarga yang mempunyai remaja usia 10
(sepuluh) sampai dengan 24 (dua puluh empat) tahun dan/atau
remaja itu sendiri.
c. Kelompok BKL yaitu keluarga yang mempunyai anggota
keluarga berusia lanjut dan/atau lansia itu sendiri.
d. Kelompok UPPKS yaitu keluarga pasangan Usia Subur (PUS),
Peserta KB dan Keluarga pra Sejahtera yang sudah atau belum
melakukan usaia ekonomi produktif untuk menarnbah
pendapatan keluarga.
e. Anggota GENRE yaitu remaja usia 10 (sepuluh) sampai dengan
24 (dua puluh empat) tahun dan/atau remaja itu sendiri.
Pasal 7
Aspek penyelenggaraan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga meliputi:

a. Legalitas dan keutuhan Keluarga;


b. Ketahanan fisik;
c. Ketahanan ekonomi;
d. Ketahanan sosial psikologi;
e. Ketahanan sosial budaya;
f. Penerapan 8 (delapan) fungsi keluarga.
Pasal 8 & 9
Aspek legalitas dan keutuhan keluarga, Pemerintah Provinsi memfasilitasi
Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Perangkat Daerah terkait untuk
memastikan terpenuhinya hal-hal sebagai berikut:

a. Setiap pasangan suami-istri tercatat di KUA/Kantor Catatan


Sipil yang dibuktikan dengan kepemilikan Akte Nikah;
b. Setiap anak yang lahir memiliki Akte Kelahiran;
c. Setiap keluarga tinggal 1 (satu) nrmah dan tidak melakukan
perceraian;
d. Setiap suami-istri mengurus kehidupan rumah tangga dan
mengasuh anak secara bersama-sama;
e. Setiap suami-istri melakukan pembagian peran produkti
freproduktif, publik-domestik secara bersama-sama;
f. Setiap keluarga melakukan pengelolaan keuangan secara
terbuka dan transparan; dan
g. Setiap keluarga melakukan pengambilan keputusan penentuan
alat kontrasepsi dan jumlah anak secara bersama-sama.
Pasal 10 & 11
Aspek ketahanan fisik , Pemerintah Provinsi
memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota melalui
Perangkat Daerah terkait untuk memastikan
terpenuhinya hal-hal sebagai berikut:

a. Setiap keluarga memiliki kecukupan


pangan dan gizi;
b. Setiap keluarga terhindar dari penyakit
menular; dan
c. Setiap keluargamemiliki rumah layak huni
bagi keluarga.
Pasal 12 & 13
Aspek ketahanan ekonomi Pemerintah Provinsi Riau
menjamin terpenuhinya Aspek Ketahanan Ekonomi dengan
memfasilitasi Pemerintah Kab/Kota melalui Perangkat
Daerah terkait untuk peningkatan ekonomi dan
pengurangan pengeluaran, meliputi :
Kepemilikan rumah
Pencapaian penghasilan keluarga sesuai standar
hidup layak;
Kemampuan memiliki tabungan;
Kepemilikan asuransi kesehatan; dan
Kemampuan memenuhi kebutuhan pendidikan anak
yang layak.
Pasal 14 & 15
Aspek ketahanan sosial psikologi , Pemerintah
Provinsi memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota
melalui Perangkat Daerah terkait untuk memastikan
terpenuhinya hal-hal sebagai berikut:

Keharmonisan keluarga yang mencakup sikap


anti kekerasan rumah tangga terhadap
perempuan dan Perilaku anti kekerasan
terhadap anak; dan
Kepatuhan keluarga terhadap hukum dengan
tidak pernah melakukan tindakan kriminalitas
atau pelanggaran hukum.
Pasal 16 & 17
Aspek ketahanan sosial budaya Pemerintah Provinsi
Riau menjamin terpenuhinya aspek Ketahanan sosial
budaya dengan memfasilitasi Pemerintah Kab/Kota
melalui Perangkat Daerah terkait, meliputi:

a. Kepedulian dan perhatian keluarga terhadap


anggota keluarga yang telah lanjut usia;
b. Kerelaan individu untuk hadir, terlibat, dan
berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan; dan
c. Keterlibatan individu terhadap kegiatan sosial
keagamaan.
Pasal 18
Aspek penerapan 8 (delapan) fungsi keluarga
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 hurul f
sebagai berikut :
1. Fungsi Agama
Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan,
diajarkan, dan dipraktikkan. Mampu menerapkan fondasi
agama dlm keluarga. (iman, taqwa, kejujuran, tenggang rasa,
taat, suka membantu, sopan santun, sabar dan ikhlas dll).

2. Fungsi Sosial Budaya


Keluarga sangat dijunjung tinggi norma, adat istiadat, budaya
dan gotong royong, kerukunan, kebersamaan, budi pekerti
yang berlaku dimasyarakat.
Pasal 18
Aspek penerapan 8 (delapan) fungsi keluarga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 hurul f sebagai berikut :

3. Fungsi Cinta dan Kasih


semua anggota keluarga untuk menanamkan rasa kasih sayang
yang mampu mengurangi munculnya bibit permusuhan dan
anarkisme dalam masyarakat (empati, Akrab, Adil, Pemaaf,
Setia, Suka menolong, Pengorbanan dan tanggung jawab.

4. Fungsi Perlindungan
keluarga mampu memberikan rasa aman dan tentram bagi anggota
keluarganya. Sehingga tidak terjadinya tindak kekerasan verbal
maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan kehendak.
Pasal 18
Aspek penerapan 8 (delapan) fungsi keluarga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 hurul f sebagai berikut :

5. Fungsi Reproduksi
Berkeluarga adalah untuk mendapatkan keturunan. Melalui
pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang mampu
menghasilkan generasi penerus bangsa.
6. Fungsi Sosial dan Pendidikan
Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi
dengan orang lain, yaitu orangtua dan saudara-saudaranya, interaksi
intensif yang terjadi sehingga proses pendidikan terjadi secara
natural dan efektif.
Pasal 18
Aspek penerapan 8 (delapan) fungsi keluarga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 hurul f sebagai berikut :

7. Fungsi Ekonomi
Mencari sumber penghasilan, pengaturan dan penggunaan
penghasilan keluarga. Seperti menabung untuk masa yang
akan datang.

8. Fungsi Lingkungan
Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan
sejak dini dalam keluarga. Sifat cinta lingkungan, tidak
memboroskan listrik, air bersih, makanan, juga
membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya.
Pasal 20, 21 dan 22
Pembinaan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga melalui kegiatan BKB, BKR, BKL, UPPKS
dan GENRE
Pasal 23
Koordinasi penyelenggaraan Pembangunan
Ketahanan Keluarga dengan Pemrov,
Pemkab/Pemko, instansi terkait, masyarakat dan
dunia usaha.
Pasal 24
Pembinaan oleh Pemrov, Pemkab/Pemko dan
lembaga swadaya masyarakat yg memiliki badan
hukum.
Pasal 25
Pemantauan dan Evaluasi
Oleh Pemerintah daerah dan Perangkat Daerah
terkait
Pasal 26
Penghargaan
Penghargaan pada yang berprestasi terkait dengan
ketahanan keluarga
Pasal 27
Pembiayaan
Pasal 28
Penutup

Anda mungkin juga menyukai