Anda di halaman 1dari 28

Refreshing

Kolelitiasis & Kolesistitis


Dokter Pembimbing
Dr. H. Saleh Setiawan, Sp.B

Disusun Oleh
Estu Paramadina Pratama (2016730032)
ANATOMI
Kandung Empedu
• Merupakan sebuah kantung berbentuk
buah pir yang berukuran panjang
sekitar 7 sampai 10 cm
• Memiliki kemampuan untuk
menampung dan menyimpan empedu
sebanyak 30-50 ml
• Terbagi menjadi : Fundus, corpus, dan
collum
ANATOMI
Vaskularisasi
• Kandung empedu disuplai Arteri Cystica

perdarahannya oleh arteri cystica, dan


untuk perdarahan balik oleh vena
cystica yang mengarah ke vena porta
Persarafan
• Persarafan parasimpatik dari cabang
hepar saraf vagus.
• Persarafan simpatik dan sensorik
melewati pleksus seliaka dan
mengontrol relaksasi kandung
empedu dan memediasi nyeri kolik
bilier
ANATOMI
Duktus Csyticus
• Memiliki panjang sekitar 1,5 inci (3.8
cm) dan menghubungkan collum
vesika biliaris dengan ductus
hepaticus communis.
• Tunica mucosa pada ductus cysticus
menonjol untuk membentuk plica
spiralis yang umumnya dikenal
"valvula spiralis".
ANATOMI
Duktus Choledochus
• Panjang ductus choledochus (ductus
biliaris communis) sekitar 3 inci (8 cm).
• Merupakan saluran yang menghubungkan
antara duktus cysticus dengan duktus
hepatic communis.
• Ductus choledochus berganung dengan
ductus pancreaticuss major, dan bersama-
sama bermuara ke dalam ampulla vateri
• Pada bagian terminal ampulla, dikelilingi
oleh serabut otot sirkular yang disebut
musculus sphincter amullae (Sphincter
Oddi).
Definisi Kolelitiasis
• Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di
dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya. Jika
batu kandung empedu ini berpindah ke dalam saluran empedu ekstrahepatik, disebut
batu saluran empedu sekunder atau koledokolitiasis sekunder.

Etiologi
• Supersaturasi kolesterol.
• Kelebihan bilirubin.
• Hipomotilitas kandung empedu atau gangguan kontraktilitas.
Epidemiologi
Batu empedu merupakan masalah kesehatan yang signifikan dalam masyarakat
berkembang, yang memengaruhi 10-15% populasi orang dewasa. Di Negara Barat, batu
empedu mengenai 10% orang dewasa. Angka prevalensi orang dewasa lebih tinggi di
negara Amerika Latin dan rendah di negara Asia. Batu empedu empat sampai sepuluh kali
lebih sering terjadi pada usia tua dibandingkan usia muda. Jumlah penderita perempuan 6
lebih banyak daripada jumlah penderita laki-laki. Orang yang obesitas kemungkinan dapat
memperbesar munculnya batu empedu.
Klasifikasi Batu Empedu
• Batu Kolesterol
Batu kolesterol mengandung paling sedikit 70% kolesterol, dan sisanya adalah kalsium
karbonat, kalsium palmitit dan kalsium bilirubinat. Bentuknya lebih bervariasi
dibandingkan bentuk batu pigmen. Dapat berupa batu soliter atau multiple.
• Batu Pigmen
Batu pigmen mengandung kalsium bilirubinat dan kurang dari 20% kolesterol, sering
ditemukan kecil-kecil, dapat berjumlah banyak, dan berbentuk seperti lumpur atau tanah
yang rapuh. Batu pigmen dibedakan menjadi batu pigmen coklat dan batu pigmen hitam.
Patofisiologi
• Batu Kolesterol
Patofisiologi
• Batu Pigmen
Manifestasi Klinis
Pasien dengan batu empedu dibagi menjadi 3 kelompok:
1) Asimptomatik (Silent stones)
2) Simptomatik
3) Disertai Komplikasi (Kolesistitis akut, kolangitis)

Pada kolelitiasis yang simptomatik gejalanya yaitu


• Kolik bilier => Nyeri perut kanan atas episodik dengan durasi > 30 menit hingga <
12 jam
• Nyeri postprandial (Setelah Makan)
• Mual dan muntah
Pemeriksaan Fisik
Jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik, biasanya berhubungan
dengan komplikasi
• Demam (adanya infeksi)
• Murphy Sign (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
• Batu kandung empedu yang asimptomatik umumnya tidak
menunjukan kelainan laboratorium.
• Leukositosis (jika sudah terjadi infeksi)
Pemeriksaan Pencintraan
• USG Abdomen
• CT- Scan
• Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)
Pemeriksaan Penunjang
USG ERCP

Pada Endoscopic Retrograde


Gambaran batu empedu => struktur
Cholangiopancreatography (ERCP)
hiperekoik pada kandung empedu dengan
menunjukan multiple stone pada
acoustic shadowing dibagian distal.
kandung empedu (panah)
Penatalaksanaan

• Kolesistektomi Laparoskopi
• Open Kolesistektomi
• Terapi Disolusi Oral
 Pengobatan dengan Ursodiol (Actigall)
yang mengandung asam empedu yang
dapat melarutkan batu empedu.
Pengobatan mungkin diperlukan selama
bertahun-tahun untuk melarutkan semua
batu.
Komplikasi

• Kolesistitis
• Ikterus Obstruktif
• Kolangitis
• Empiema
Kolesistitis
Definisi Kolesistitis
• Kolesistitis akut merupakan peradangan kandung empedu, yang biasa disebabkan
sumbatan duktus sistikus oleh batu empedu. Keadaan ini terdapat pada 90% persen
penderita kolelitiasis.

Epidemiologi
Kasus kolesistitis akut mencapai 3% -10% dari semua pasien dengan nyeri perut.
Persentase kasus kolesistitis akut pada pasien di bawah 50 tahun dengan nyeri perut sebesar
6,3% (rendah), sedangkan pada pasien berusia 50 ke atas sebesar 20,9% (tinggi).
Insidennya diperkirakan sekitar 1-4% setiap tahun.
Patogenesis
Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan:
• Keluhan utama berupa nyeri akut di perut kuadran kanan atas secara terus
menerus, yang kadang-kadang menjalar ke belakang di daerah scapula.
• Nyeri dapat lebih dari 24 jam
• Riwayat serangan kolik bilier di masa lalu.
• Bisa disertai mual dan muntah
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
• Murphy sign (+)
• Suhu badan sekitar 38 derajat celcius (demam)

Murphy Sign
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
• Leukositosis (12000-15000 sel/mm3)
• Kenaikan protein reaktif-C
• Kenaikan sedang fosfatase alkali
USG
• Penebalan dinding > 5 mm, kandung empedu melebar, edema subserosa
(dinding ganda), gambaran kandung empedu yang pekat dan cairan di sekitar
kandung empedu
Hydroxyiminodiacetic Acid (HIDA) Scan
• Kandung empedu yang tidak terisi (non filling)
Pemeriksaan Penunjang
USG
Hydroxyiminodiacetic acid (HIDA) scan

Normal Kolesistitis akut


Terdapat cairan prokolesistik pada sisi Tanda panah menunjukan Kandung empedu yang
kiri dari kandung empedu. Batu empedu terisinya kandung empedu tidak terisi
dan debris juga dapat terlihat pada
kandung empedu
Diagnosis
Derajat Kolesistitis
Derajat Kolesistitis Temuan
Bila tidak terdapat gagal organ, tidak dijumpai
Ringan
kriteria sedang atau berat
• Leukosit > 18.000/mm3
• Teraba massa yang nyeri di abdomen kanan atas
Sedang • Berlangsung lebih dari 72 jam
• Tanda radang berat pada pencitraan
Disertai kegagalan lebih dari satu sistem organ
• Kardiovaskuler (hipotensi)
• Neurologi (kesadaran menurun)
Berat
• Respirasi (PaO2/FiO2 < 350)
• Ginjal, oliguria, kreatinin > 2,0 mg/dl
• Hati (waktu protrombin – INR > 1,5)
Penatalaksanaan

Tatalaksana Konservatif
1. Dekompresi lambung dengan dengan selang NGT
2. Puasa
3. Pemberian infus untuk terapi cairan
4. Pemberian antibiotik
5. Pemberian obat-obatan analgesik, OAINS lebih dianjurkan karena tidak
menimbulkan spasme pada Sfingter Oddi dibandingkan dengan morfin.
Penatalaksanaan
Kolesistitis Akut Derajat Ringan
• Pada kolesistitis akut ringan, setelah 24-48 jam keadaan penderita umumnya lebih baik dan
infeksi sistemik telah dapat diatasi. Kolesistektomi dini dapat dilakukan dalam 72 jam
pertama, biasanya melalui laparoskopi.
Kolesistitis Akut Derajat Sedang
• Pada kolesistitis akut sedang yang dapat diraba massanya, operasi dapat ditunda dengan
pemeberian antibiotik terlebih dahulu. Pembedahan dilaksanakan setelah keadaan umum
membaik, namun bila keadaan penderita memburuk karena komplikasi peritonitis dan sepsis,
pembedahan dapat dipercepat sebagai bedah emergensi.
Kolesistitis Akut Derajat Berat
• Pada kolesistitis akut berat, penderita diberi antibiotik dan dirawat di ruang intensif. Keadaan
umum pasien terlalu buruk untuk menjalani pembedahan mayor sehingga tindakan sementara
yang terbaik adalah kolesistotomi perkutaneus dan drainase kandung empedu. Setelah
keadaan umum membaik, barulah dilakukan kolesistektomi elektif, umumnya 6 minggu
sampai 3 bulan setelah penderita sembuh dari kolesistitis akut.
TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai