Anda di halaman 1dari 54

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM


KEADAAN DARURAT BENCANA
BY : HANNA DAMANIK
AKIBAT BENCANA

 Kerugian materil
 Penderitaan
 Mengacaukan kehidupan masyarakat
 Menyebabkan kesakitan dan kematian
 Jika disertai pengungsian dpt menimbulkan masalah
baru yakni penyakit menular
Penyakit Menular

 Berpotensi sebagai Klb di daerah bencana


 Umumnya timbul satu minggu setelah bencana
 Secara sendiri atau bersama-sama dengan malnutrisi
dianggap sebagai penyebab utama kematian pada
keadaan darurat bencana
 Faktor-faktor yang meningkatkan penularan penyakit
berinteraksi sinergis sehingga meningkatkan angka
kejadian diare, ISPA, malaria dan campak.
TOPIK 1 :

KONSEP PENCEGAHAN
PENYAKIT
PENGERTIAN TRIANGLE/SEGITIG A EPIDEMIOLOGI

 Adalah suatu konsep dasar epidemiologi yang


menggambarkan tentang hubungan tiga faktor
utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan
masalah kesehatan lainnya.
 Tiga faktor tersebut adalah host (penjamu), agent
(agen pathogen/Infeksi, faktor penyebab), dan
environment (lingkungan)
 Istilah Epidemiologic Triangle atau segitiga
epidemiologi dikemukakan oleh Gordon dan La Richt
(1950).
 Gordon berpendapat bahwa:
a. Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara
Agen (penyebab) dan manusia (host).
b. Keadaan keseimbangan tergantung pada sifat alami
dan karakteristik Agen dan host (baik
individu/kelompok).
c. Karakteristik Agen dan host akan mengadakan
interaksi, dalam interaksi tersebut akan
berhubungan langsung pada keadaan alami dari
lingkungan. (lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan
biologis).
Segitiga Epidemiologi

HOST
(Induk Semang, Pejamu)

ENVIRONMENT AGENT
(Lingkungan) (Bibit penyakit)
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
(EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE)

Agent Host

Pada model ini, sesorang


berada pada kondisi sehat,
dimana host, agen dan
environment berada pada
kondisi seimbang
Environment
Host
Model 1.
Agent

 Kemampuan agent meningkat


 Agent medpt kemudahan
menimbulkan penyakit Environment
 Terjadi pd penyakit infeksi, yaitu
munculnya strain baru dr agent
 Misalnya mutasi pada virus
influenza
Agent

Model 2
Host

 Adanya peningkatan kepekaan


Host thd suatu penyakit Environment
 Perubahan komposisi penduduk
menurut umur dan jenis
kelamin.
 Peningkatan jumlah penduduk
usia rentan
Agent
Model 3
Host

 Ketidakseimbangan disebabkan
oleh bergesernya lingkungan
memberatkan H
 Pergeseran/perubahan kualitas
lingkungan merugikan atau
menyebabkan menurunnya daya Environment
tahan tubuh
 Contoh Pencemaran udara,
menyebabkan saluran nafas
menyempit, mudah terkena
infeksi
Host
Model 4. Agent

• Pergese kulaitas lingkungan


memberatkan A
Environment
• Terjadi pergeseran kualitas
lingkungan
• Perubahan kualitas lingkungan
mempermudah/menguntungkan
penyebaran Agent
• Contoh: terjadinya banjir
menyebabkan air kotor ug
mengandung kuman kontak dgn
masyarakat dan lebih mudah
masuk ketubuh masyarat
1. Fc. PEJAMU (HOST)
• Pejamu a/ manusia atau makhluk hidup lainnya,
termasuk burung dan artropoda, yang menjadi tempat
terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit.
----umur, jenis kelamin, ras, genetik, anatomi tubuh,
status gizi.

2. Fc. Agen (penyebab)


 a/ suatu unsur, organisme hidup, atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit.
-----unsur biologis, nutrisi, kimia, dan fisika.
-----faktor gaya hidup

3. Fc. Lingkungan
 a/ semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan sosial.
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT
Trias 1 – Faktor Agen
Agen sebagai penyebab penyakit dapat berupa
unsur hidup atau mati, terdiri atas 5 kelompok :
1. Agen biologis
virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, dan insekta.
2. Agen kimiawi
dari luar tubuh (zat racun, obat, senyawa kimia) dan
dari dalam tubuh (ureum, kolesterol)
Faktor Agen (2)

3. Agen Fisika
panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan,
radiasi, dll
4. Agen Nutrisi
Kekurangan atau kelebihan nutrisi seperti : Protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
5. Agen Agen mekanis seperti gesekan, pukulan, tumbukan,
yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Contohnya adalah kecelakaan lalu lintas.
Dilihat dari sifat menularkan penyakit,
agen digolongkan :

 Patogenesitas: kemampuan pada bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi


pada pejamu sehingga menimbulkan penyakit pada pejamu. Jika
kemampuan ini tidakdimiliki disebut dengan a-patogen.
 Virulensi: suatu tingkat/derajat keganasan suatu kuman. Jika kerusakan
yang ditimbulkannya hebat/ganas maka golongan bibit penyakit tersebut
disebut virulen.
 Antigenesitas: kemampuan suatu bibit penyakit untuk merangsang
timbulnyamekanisme pertahanan tubuh (antigen/antibodi) pada diri
pejamu. Misalnya, pada saat kontak dengan penderita hepatitis.
 Infektivitas: kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi/menyebar dan
penyesuaian diri pada pejamu, hidup, tumbuh, dan berkembang biak pada
tubuh penjamu. (mis., penderita HIV) Selain empat sifat Agen di atas, ada
Hubungan 3 Faktor dalam Trias Epidemiologi

1. Sehat : Ketika terjadi keseimbangan antara host, Agent dan


Environtment
2. Agent mendapat kemudahan menimbulkan penyakit : Agen
memberatkan keseimbangan sehingga batang pengungkit
miringkearah agen. Contohnya ada mutasi virus influenza
sehingga muncul jenis yang baru seperti flu burung (H5N1)
atau Flu Babi (H1N1) dimana masyarakat belum memiliki
kekebalan tubuh untuk melawan virus tersebut.
3. Host Peka Terhadap Agent : Interaksi ketiga host lebih peka
terhadap agent. Host memberatkan keseimbangan sehingga
pengungkit miring kea rah host. Contoh apabila disuatu
daerah yang penduduk berusia balita besar, maka sebagian
besar populasi rentan terkena penyakit
Beberapa Penyakit Menular Yg perlu
diwaspadai dalam bencana

 Diare (kaitannya dengan  Penyakit kulit (kebersihan tdk


personal Hygiene) terjaga dengan baik,
 Demam Berdarah (Musim terjadiditemopat kerumunan)
Hujan)  Demam tifoid (faktor
 Leptospirosis (Penyakit kebersihan makanan)
zoonosis yang sering muncul  Memburuknya penyakit
saat banjir) kronis yang sdh diderita
 ISPA (Mudah menyebar karena tejadi penurunan daya
ditempat banyak orang spt tahan tubuh saat bencana
pengungsian)
Kelompok Manusia/Populasi
dan Karakeristiknya
Trias 2 – Faktor Host (penjamu)
• intrinsic factors yang mempengaruhi individu untuk
terpapar, kepekaan (susceptibility), atau berespon
terhadap agen penyebab penyakit
• Cth : umur, sex, suku bangsa/ras, dan perilaku/gaya hidup
adalah beberapa faktor yang menentukan risiko seseorang
untuk terpapar terhadap agen.
• Umur, komposisi gen, nutrisi, dan status imun adalah
faktor2 yang mempengaruhi kepekaan dan respon
individu terhadap agen.
Lingkungan dan Perilaku Pencegahan
Pengendalian Penyakit Menular
Trias 3 – Faktor Lingkungan
extrinsic factors yang mempengaruhi agen dan
peluang untuk terpapar.
• Meliputi faktor fisika (e.g. iklim, karakteristik
geologis)
• Faktor biologis (e.g. vectors – serangga yang
menyebarkan agen); dan
• faktor struktural (e.g. kepadatan rumah, dan akses
terhadap pelayanan kesehatan dan sanitasi)
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
 Bencana alam serta dampaknya harus disikapi dengan bijak dan
tepat
 Kearifan dalam membaca fenomena harus terus digali dan
diinformasikan kepada masyarakat sebagai bentuk upaya mitigasi
 Perencanaan dan perancangan tata kota yang baik dan dilengkapi
dengan perencanaan mitigasi bencana
 Adanya komitmen bersama untuk menata ruang kehidupan secara
bersama dan bertanggung jawab
 Menghidari pemanfaatan kawasaran rawan bencana utnk
dikembangkan
 Peningkatan kesadran dan pemberdayaan masyarakat mutlak
diperlukan dan menggali potensi kearifan lokal masyarakat
 Pengetahuan tentang kebencanaan menjadi muatan lokal di wilayah
yang paling rawan
Beberapa Model Pemberdayaan
Masyarakat Yang Perlu Dikembangkan

1. Penanggulangan Penyakit Berbasis Keluarga


2. Pelatihan Calon Fasilitator
3. Pengembangan Kemitraan untuk penanggulangan
penyakit
Penanggulangan penyakit berbasis keluarga.
Tugas – tugas Keluarga
 Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya,
 Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
 Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
 Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kebribadian anggota keluarganya dan
 Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.

Di tempat pengungsian, keluarga tetap dapat menjalankan tugas-tugas


tersebut seoptimal mungkin. Diawali dari kesadaran kepala keluarga
(ayah) dan juga ibu untuk tetap mempertahankan kesehatan keluarganya.
Hal yg dapat dilakukan oleh keluarga dalam upaya pencegahan penyakit
menular di tempat pengungsian : Melaksanakan PHBS
Indikator PHBS yang dapat diterapkan di tempat
pengungsian

 Indikator perilaku : tidak merokok, mencuci tangan


dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan,
menjaga kebersihan kamar mandi, ada poster
kesehatan, ada penyuluhan kesehatan.
 Indikator lingkungan : ada jamban, ada air bersih, ada
tempat sampah, ada SPAL, ventilasi cukup, ada
tempat cuci tangan, ada upaya pengendalian vector,
bebas jentik nyamuk
Pelatihan calon Fasilitator

 Fasilitator : Seseorang yang membantu sekelompok


orang untuk memahami tujuan bersama dan
membantu korban bencana membuat rencana guna
mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi
tertentu dalam kelompok.
 Fasilitator yang
 sudah terlatih harus mampu berkoordinasi dan
bekerjasama dengan petugas kesehatan.
peran petugas kesehatan sangat
penting dalam beberapa hal

a. Mendampingi dan mengarahkan fasilitator dalam pelaksanaan


kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung
b. Sebagai penghubung masyarakat pada pos-pos pelayanan kesehatan
c. Menjadi contoh dan motivator dalam kegiatan
d. Menjaga/ mempertahankan kelangsungan kegiatan
e. Melaksanakan pembinaan dan pelatihan rutin terhadap fasilitator
f. Melaksanakan koordinasi antara fasilitator dengan pemberi
pelayanan kesehatan
g. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan fasilitator
h. Melaksanakan evaluasi kegiatan bersama-samafasilitator.
Pengembangan kemitraan untuk penanggulangan
penyakit menular.

 Kemitraan dikenal dengan istilah gotong-royong atau kerjasama


dariberbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok untuk
mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
 Dalam keadaan bencana, pada fase pasca bencana membutuhkan
upaya pemulihan dan rekonstruksi.
 Upaya-upaya tersebut tentunya bertujuan untuk mengembalikan
kondisi daerah yang terkena bencana ke kondisi normal
 Perbaikan kesehatan lingkungan dan sanitasi, perbaikan fasilitas dan
fungsi pelayanan kesehatan serta pemulihan kondisi psiko sosial.
 Untuk menghindari terjadinya KLB penyakit menular dalam bencana,
perlu sesegera mungkin dilakukan upaya kesehatan.
 Upaya-upaya tersebut di atas membutuhkan dukungan dari berbagai
pihak, sehingga perlu dikembangkan kemitraan di bidang kesehatan,
Pelaksanaan Gerakan Pemberdayaan ; Model
penanggulangan Penyakit Berbasis Keluarga

a. Melaksanakan upaya PHBS (perilaku hidup bersih dan


sehat) dalam bidang pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan lingkungan meliputi :
1) menghuni rumah (tempat tinggal) yang sehat
2) menggunakan air bersih
3) mencuci tangan menggunakan sabun
b. Melaksanakan Tugas Kesehatan Keluarga untuk mencegah
penyakit menular
1) Mengenal/mengidentifikasi adanya Penyakit Menular pada
anggota keluarga
2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang
tepat.
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit.
4) Mempertahankan suasana rumah (tempat pengungsian)
yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kebribadian anggota keluarganya.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga
dan fasilitas kesehatan.
6) Model pelatihan calon fasilitator diantaranya Dengan
menggunakan metode pelatihan orang dewasa
Menentukan Karakteristik Agen,
Faktor Penyebab Penyakit
Kajian epidemiologi Dalam Operasi
Pertolongan Bencana

1. Mendefenisikan secara cepat problem-problem awal


kesehatan dan perkembangannya
2. Mengidentifikasi kelompok-kelompok dalam populasi
yang cenderung terkena risiko yang merugikan
3. Mengoptimalkan usaha pertolongan korban bencana
dari risiko penularan penyakit.
4. Mengawasi keefektifan usaha pertolongan dan
memberikan anjuran tentang pengurangan konsekuensi-
konsekuensi buruk terhadap bencana yang akan datang.
Upaya Penentuan Pencapaian, Objektif dan Strategi Pengendalian, maka perlu
mempertimbangkan

 Sasaran terakhir: mengidentifikasi risiko dan


mencegah mortalitas berlebih di kalangan korban
bencana dengan cara mencegah dan mengelola
letupan penyakit menular.
 Langkah preventif mungkin dapat mencegah hampir
semua mortalitas melalui penurunan insiden penyakit
disusun langkah dan prosedur yang dilakukan belum
tentu berhasil mencegah terjadinya letupan penyakit
Tujuan Strategi Pencapaian Upaya
Pencegahan dan Pengendalian Penyakut
Menular

 Mencegah morbiditas dan mortalitas berlebih akibat


penyakit menular
 Menurunkan angka kasar kematian menjadi angka
kematian sebelum bencana
 Menurunkan insiden diare dalam 1 bulan sampai
mencapai angka seperti sebelum bencana (fase darurat)
 Pengobatan berhasil menyembuhkan 85% penderita TB
paru yang terdeteksi diantara para pengungsi (fase
pasca darurat)
Strategi pengendalian yang disusun harus
dapat menggambarkan kondisi bentuk
kegiatan

 Rencana kegiatan yang dirancang untuk mencapai


suatu tujuan melalui proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah gabungan.
 Rencana kegiatan disusun sesuai tahap-tahap situasi
kedaruratan.
 Kegiatan terfokus pada penyakit-penyakit yang
berpotensi menunjukkan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.
Pertimbangan – pertimbangan khusus
terhadap epidemiologi bencana
Lingkaran Pengawasan Yang Terus Berubah :
 Penilaian sepintas lalu terhadap problem dgn menggunakan
tehnik pengumpulan data yang belum sempurna
 Penilaian jangka pendek meliputi pembuatan data yang
sederhana namun terpecaya sumbernya
 Melakukan pengawasan terus-menerus untuk
mengidentifikasi masalah yang berkelanjutan dan
memonitor respon dari intervensi yang dipilih.
 Membandingkan antara korban dengan yang selamat dan
mempelajari apa yang bisa dilakukan dalam mencegah
korban manusia pada bencana berikutnya. Keberhasilan dan
Suksesnya pelaksanaan investigasi epidemiologi bencana
Bidang Metode Pengawasan

 Bidang awal penyelidikan mencegah kecelakaan yang berakibat


kematian.
 Survei ketersediaan perawatan medis, penilaian akan kebutuhan
intervensi yang spesifik dan kontrol epidemik
 Memonitor dampak dari pertolongan yang dilakukan dan
menentukan apakah usaha yang dilakukan memberi dampak
terhadap populasi atau apakah suatu strategi baru dibutuhkan atau
tidak.
 Pengawasan bersifat interaktif yakni sebuah proses bersiklus dimana
hasil kesehatan sederhana secara konstant dimonitor dan intervensi
secara berkelanjutan diperkirakan kemampuannya
TOPIK 2
PENENTUAN PENYEBAB
Karakteristik segitiga epidemiologi
1. Pejamu (host)
♥ Resistensi: Kemampuan dari pejamu untuk
bertahan terhadap suatu infeksi
♥ Imunitas: kesanggupan host untuk
mengembangkan suatu respon imunologis
sehingga tubuh kebal terhadap penyakit
tertentu
♥ Infektifnes: potensi pejamu yang terinfeksi
untuk menularkan penyakit kepada orang lain
Agent
• Agen biologis mempunyai sifat:
1. Patogenesiti
2. Virulensi
3. Antigenesiti
4. Invektiviti
5. Toksisitas
6. invasitas
Environment
• Agregat dari seluruh kondisi dan
pengaruh luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan
organisme.
• Macam:
– Fisik
– Biologik
– Sosial ekonomi
Mata Rantai Infeksi Penyakit Menular

 Penyakit menular terjadi sebagai hasil interaksi dari:


1. agent, sebagi penyebab
2. proses tranmisi dari dan ke manusia sebagai penjamu
3. semua komponen itu dipengaruhi oleh lingkungan
 Infeksi sebagai agen penyebab adalah: masuk dan
berkembangnya atau bertambah banyaknya jumlah suatu
egent infeksi dalam tubuh penjamu.
 Patogenitas dari agent adalah menunjukan kemampuannya
untuk menghasilkan sakit.diukur dengan ratio jumlah orang
yang secara klinis sakit terhadap jumlah pemaparan infeksi
 Virulensi adalah ukuran keganasan penyakit dengan
bervariasi dari yang sangat rendah sampai yang sangat
tinggi sekali virus yang telah di antenuasi laboratorium maka
biasanya berubah menjadi virus dengan virulen rendah dan
dapat digunakan untuk imunisasi seperti pada virus polio.
 Infektivitas adalah: kemampuan suatu agent untuk
menginvasi dan menghasilkan infeksi pada penjamu
 Dosis infeksi dari suatu agent merupakan manifestasi jumlah
yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi pada subyek
peka
1. Habitat alam suatu agent infeksi disebut reservoir
2. sumber infeksi adalah orang atau obyek diman penjamu
menerima agent
 Penyebaran penyakit melalui Transmisi yang dimaksud
adalah untuk menjelaskan mata rantai infeksi, menyebarkan
agent infeksi ke lingkungan atau ke orang lain, transmisi
biasanya secara langsung dan tidak langsung.
1. Transmisi langsung adalah: Pemindahan langsung agent
infeksi dari penjamu terinfeksi atau reservoir ke manusia
melalui jalan masuk yang tepat dan terjadilah infeksi.
2. Transmisi tidak langsung biasanya berupa ‘vehicle-
borne’,‘vector-borne’ atau ‘air borne’.
 Faktor lain yang menentukan derajat infeksi :Tingkat
kekebalan/daya tahan tubuh yang ditimbukan oleh vaksin
atau kekebalan dari pejamu
2. Penetapan Langkah-langkah Strategi

Masuknya Agen (bibit penyakit) yang dapat menimbulkan penyakit pada host
(manusia) melalui beberapa macam jalur penularan sebagai berikut:
 Inhalasi yaitu masuknya Agen dengan perantaraan udara (air borne
transmission). Misalnya, terhirup zat-zat kimia berupa gas, upa, debu,
mineral, partikel (golongan abiotik), atau kontak dengan penderita TB
(golongan biotik).
 Ditelan yaitu masuknya Agen melalui saluran pencernaan dengan cara
memakan atau tertelan. Misalnya, minuman keras, obat-obatan, keracunan
logam berat.
 Melalui kulit yaitu masuknya Agen melalui kontak langsung dengan kulit.
Misalnya, keracunan bahan kosmetika, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.
Penyakit Menular tekait bencana

 Campak
Penyakit Menular Prioritas  Tetanus
Penyakit Dalam Program
pengendalian Nasional

 Penyakit yang rentan epidemik


(kondisi padat)
 Kolera
 Diare berdarah
 Thypoid fever
 Hepatitis
Penyakit Menular tekait bencana
Penyakit endemis yang dapat Penyebab Utama Kesakitan
meningkat paska bencana dan Kematian dilokasi bencana

 Pnemonia
 Malaria
 Diare
 DBD
 Malaria
 Campak
 Malnutrisi
 Keracunan pangan
Langkah-Langkah Pengendalian
Penyakit Menular

1. Pengkajian (Cepat, Rinci, Masa Pemulihan)


a. Tahap awal pasca bencana, kondisi kedaruratan berlangsung
cepat dan meningkat, informasi yang simpang siur, saling
susul dengan cepat,berubah-ubah dan tidak lengkap , harus
segera diambil keputusan yang disesuaikan dengan
perkembangan kondisi.
b. Berkonsultasi dengan pemerintah/jajaran administrasi
setempat dan organisasi bantuan yang lain
c. Hasil pengkajian disebarkan kepada pihak-pihak terkait
dengan persiapan mobilisasi ketenagaan dan sumber daya lain
2. Penentuan Prioritas Program
a. Setelah ada informasi dan data tentang kondisi yang
terjadi dan berkembang dilakukan pengkajian rinci guna
bahan perencanaan menyeluruh dan terfokus
b. Informasi rinci penting antara lain : data beban penyakit
menular dan faktor-faktor penyerta, trauma psikologis
c. Hasil pengkajian rinci sebaiknya segera dikomunikasikan
kepada organisasi dan lembaga ataupun instansi terkait
sehingga dapat berpartisipasi, berkoordinasi dan mengisi
kekurangan dan keterbatasan kondisi yang terjadi akibat
bencana dan di lokasi pengungsian
 Hasil Pengkajian rinci tsb antara lain
1) Komposisi demografi populasi korban bencana
2) Angka tahunan insidens penyakit menular di tempat asal
3) Angka tahunan insidens penyakit menular di tempat sekarang
4) Latar belakang budaya tempat asal dan tempat pengungsian
5) Kebijakan pengendalian penyakit menular di tempat sekarang
6) Standar baku definisi kasus dan protokol penanganan
(berdasarkan WHO)
7) Sumber daya setempat untuk melaksanakan program
pengendalian penyakit menular
8) Kapasitas instansi kesehatan setempat dan lembaga swadaya
masyarakat
3. Strategi Penentuan Pencapaian
 Pendekatan yang jangka panjang keberlanjutan bantuan
kepada korban bencana khususnya di lokasi pengungsian
 Apakah bantuan perlu difasilitasikan kepada populasi lokal
ataupun korban yang datang akibat evakuasi dari lokasi
lainnya
 Apakah bantuan hanya ditujukan kepada populasi korban
bencana semasa kedaruratan saja

Anda mungkin juga menyukai