Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN
ISTIRAHAT & TIDUR
By : Ratna Fithriyah S.Kep., Ners. M.Kep
PENDAHULUAN

• Seringkali orang menyimpan & menghemat


sejumlah energi untuk meningkatkan atau
mempertahankan kesehatannya
• Penghematan atau penyimpanan energi dilakukan
dengan cara istirahat atau tidur
• Pada umumnya orang yang menderita sakit
membutuhkan lebih banyak istirahat & tidur.
ISTIRAHAT
• Istirahat dikonotasikan dengan status aktivitas tubuh
dalam keadaan menurun.
• Istirahat digambarkan dgn keadaan tenang, rilex tanpa
ada tekanan emosi & terbebas dari rasa takut atau
cemas.
• Berdasarkan gambaran ini, maka istirahat tidak selalu
dipersepsikan dengan keadaan tanpa aktivitas, karena
kenyataannya, org yg melakukan aktivitas yg “restfull”,
Co: rekreasi, menari dll sbg hasil dari istirahat adalah
tubuh menjadi segar.
TIDUR
• Menurut Maslow, tidur merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia.
• Secara historis, tidur dikaitkan dgn status tidak sadar.
Lalu definisi ini berkembang bahwa tidur sebagai
keadaan seseorang yg sadar diikuti dgn penurunan
persepsi & reaksi terhadap stimulus lingkungan.
• Hayter (1980) aktivitas fisik yg minimal, sadar, terjadi
perubahaproses fisiologi tubuh & menurunnya respon
terhadap stimulus eksternal.
FUNGSI TIDUR

• Fungsi tidur biasanya dikaitkan dgn proteksi &


restorasi. Istilah yg sering ditemukan dlm
masyarakat
• Hal ini didasari dengan tidur mengembalikan
kesegaran fisik, menurunkan stress & kecemasan
serta mengembalikan kemampuan berkonsentrasi
dlm menghadapi masalah & melakukan aktivitas
sehari-hari
FISIOLOGI TIDUR
• Pusat pengaturan siklus tidur secara alami berada pada batang otak, yaitu sistem
aktivasi retikular (retikulas activating system/RAS) & region sinkronisasi bulbaris
(bulbar synchronizing region/BSR).
• Formasi retikularis ini bergerak melalui medula oblongata, pons, otak tengah ke
hipotalamus. Formasi retikular ini memungkinkan pengaturan aktivitas volunter &
reflex
• RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual,
pendengaran, nyeri, sensori raba, emosi dan proses berfikir. Stimulus inilah yg
mempertahankan seseorang tetap bangun & sadar.
• Selama tidur tubuh mengirimkan stimulus yang rendah baik dari kortex serebri
maupun perifer & individu akan bangun jika stimulus2 ini ditingkatkan
• Pada saat sadar, RAS melepaskan ketokolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi
pelepasan serum serotonin dari BSR (Hidayat, 2008).
Lanjutan…..(Fisiologi Tidur)
• Hipotalamus berfungsi sbg pusat aktivasi involunter.
Salah satunya tidur & bangun. Kerusakan pd
hipotalamus menyebabkan seseorang tidur dlm waktu
yg abnormal.
• Perubahan2 fisik yg terjadi pd waktu tidur adl, denyut
nadi menurun, tekanan darah arteri menurun, dilatasi
pembuluh darah perifer, kadang-kadang meningkatkan
aktivitas traktus gastrointestinal, relaksasi otot skeletal
& menurukan kecepatan metabolisme basalis sebanyak
10%-30%.
TAHAPAN TIDUR
Tahap tidur ada 2 yaitu
1. Non Rapid Eye Movement (NREM)
2. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap ini telah diselidiki melalui alat :
EEG (electroencephalografi), EOG (elektrookulografi) dan
EMG (Elektromiografi)
TAHAP TIDUR NREM
• Tahap NREM, disebut juga sebagai tidur gelombang pendek, karena
gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang tidur lebih pendek
daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang
sadar, didominasi seseorang dari bronkhus parasimpatik, shg terjadi
penurunan fungsi fisiologi tubuh, mieliputi denyut nadi, kecepatan
respirasi, TD, kecepatan Metabolisme & temperatur tubuh.
• Tahap tidur NREM dibagi menjadi 4 tahap :
a. tahap I-II disebut tidur ringan
b. tahap III-IV disebut tidur dalam
TAHAPAN TIDUR (NREM)

• Tahap I & II menghabiskan kira-kira 5-50%, untuk


berespon terhadap cahaya, dan individu pada tahap
ini cenderung mudah terbangun.
• Tahap III & IV menghabiskan 10 % dari total
waktu tidur. Pd tahap ini individu tidur nyenyak
“deep-sleep” & disebut dgn istilah delta sleep or
slow wave sleep (sws). Ambang rangsang individu
sangat rendah, sehingga dibutuhkan stimulus yang
g intensif untuk membangunkannya
TAHAP I (NREM)

• Tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi


tidur.
• Ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh
otot menjadi lemas, kelopak mat menututp mata, kedua bola
mata bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan
pernafasan menurun secara drastic, pada EKG terlihat terjadi
penurunan voltasi gelombang-gelombang alfa
• Seseorang yang tidur pada tahap ini dapat dibangunkan
dengan mudah
TAHAP II

• Merupakan tahap tidur ringan dan proses seluruh tubuh terus


menurun
• Ditandai dengan dua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh
menurun, tonus otot-otot perlahan-lahan berkurang,
pernafasan dan denyut jantung menurun
• Pada EKG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14-18
siklus/detik.
• Gelombang-gelombang ini disebut dengan gelombang tidur
• Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit
TAHAP III

• Pada tahap ini keadaan fisik lemah lunglai karena tonus


otot lenyap secara menyeluruh
• Kecepatan jantung, pernafasan dan proses tubuh berlanjut
mebgalami penurunan akibat dominasi sistem saraf
parasimpatis
• Pada EKG memperlihatkan perubahan gelombang beta
menjadi 1-2 siklus/detik.
• Seseorang yang tidur pada tahap ini sulit untuk
dibangunkan
TAHAP IV

• Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam


keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang
sudah lemah lunglai dan sulit dibangunkan
• Pada EKG tampak hanya ada gelombang delta yang lambat
dengan frekuensi 1-2 silus/detik
• Denyut jantung dan pernafasan menurun sekitar 20-30%
• Pada tahap ini dapat terjadi mimpi, selain itu pada tahap ini
dapat memulihkan tubuh
TAHAP V (REM)

• Merupakan tidur REM ditandai dengan kembali


bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan
lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya
• Tahap ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula
terjadi mimpi
• Selama tidur malam sekitar 7-8 jam, seseorang
mengalami NREM dan REM bergantian sekitar 4-6
kali
TAHAP REM
• Tidur REM merupakan tidur dalam koIndisi aktif atau tidur paradoksial
• Tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola
matanya bersifat sangat aktif
• Individu yg masuk tahap ini lebih sulit terbangun. Normalnya org dewasa
mengkonsumsi 20-25% dr waktu tidurnya.
• Tidur REM ditandai dengan mimpi, seseorang yang bangun pd tahap ini, biasanya
menyatakan baru saja bermimpi, namun ada orang yang sulit mengingat kembali
mimpinya, otot-otot kendor, gerakan bola mata cepat, tekanan darah, nafas dan
denyut jantung meningkat.
• Tahap ini diyakini sbg tahap yg penting dlm mengembalikan keseimbangan
emosional & memainkan peranan yg besar dlm proses belajar, daya ingat &
adaptasi
SIKLUS TIDUR
• Siklus tidur yg normal terjadi jika individu melalui seluruh tahap
NREM. Lalu individu akan kembali ke tahap III & II. Sebelum
individu masuk ke tahap I lalu bangun, individu tersebut akan
masuk ke tahap REM.
• Setelah tahap REM individu akan meneruskan siklus tidurnya
dgn masuk kembali ke tahap II dari NREM & selanjutnya.
• Jika individu bangun pd tahap kapanpun, maka proses akan
dimulai kembali dari NREM tahap.
• Siklus ini akan terjadi 4-5 kali pada individu yg tidur selama 8
jam, dgn lama masing-masing siklus kurang lebih 90-100 menit.
KEBUTUHAN DAN POLA
TIDUR
• Jumlah waktu tidur 8 jam per 24 jam telah diterima sebagai standar normal.
Tapi berdasarkan tingkat perkembangan hal ini menjadi bervariasi.
• Neonatus: sampai 3 bulan ; rata-rata 16 jam; 50 % dari tidurnya adalah tidur
REM
• Bayi: pola tidur malam hari usia 3 buln. Tidur rata-rata 8 – 10 jam pd malam
hari. 30% siklus REM
• Todler: total tidur 12 jam sehari. REM menurun
• Prasekolah: rata-rata 12 jam. 20% adalah REM
• Usia sekolah: tidak membutuhkan tidur siang, usia 6 th tidur malam rata2 11
– 12 jam. Usia 11 th 9 – 10 jam (Wong, 1995)
Lanjutan………………

• Remaja: sekitar 7 ½ jam untuk tidur setiap malam


(Carskadon, 1990)
• Dewasa muda: tidur malam hari rata-rata 6 – 8 ½ jam; jarang
tidur siang; 20% waktu tidur REM
• Dewasa tengah: selama masa dewasa tangah total waktu
untuk tidur malam hari menurun. Jmlh tidur tahap 4 menurun
• Lansia: tidur REM memendek. Penurunan yg progresif pd
tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia hampir tdk
memiliki tahap 4 atau tidur yg dalam.
FAKTOR_FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TIDUR
1. Tingkat perkembangan, siklus tidur-bangun bervariasi pada tiap tingkat
usia
2. Aktivitas fisik, kelelahan meningkatkan REM & NREM
3. Stress psikologi, sakit & situasi yg menyebabkan stress psikologi
cenderung mengganggu tidur, baik kesulitan dlm memenuhi jumlah jam
tidur yg dibutuhkan maupun menurunkan prosentase dari REM.
4. Motivasi, keputusan untuk tetap terjaga & sadar membantu seseorang
unt menghindari kantuk & tidur.
5. Diet, Asam amino L-tryptophan b’rx memudahkan individu untuk tidur.
Protein ini mencegah pengeluaran serotonin, Co: Susu, Ice cream & keju.
6. Alkohol, pada jumlah yg sedikit dpt memudahkan orang untuk tidur, tapi dlm
jumlah
banyak dpt mengurangi lamanya REM dan fase delta
7. Kafein, bekerja dlm SSP. Unt kebanyakan orang kafein mempengaruhi
kemudahan tidur seseorang.
8. Rokok, Nikotin merupakan stimulan, yg membuat seseorang sulit tidur &
mudah terbangun
9. Faktor lingkungan, kebanyakan orang lebih nyaman tidur dirumah sendiri
10. Gaya hidup, berbagai gaya hidup mempengaruhi tidur individu, diantaranya
pola kerja, aktivitas sehari-hari, lamanya waktu menonton TV.
11. Kondisi Fisik, keadaan sakit berpengaruh, baik fisiologis maupun psikologis.
Keadaan ini berpengaruh lsg pd tidur individu. Co; seseorg yg menderita ulkus
gastrikum biasanya bangun pd malam hari krn merasa nyeri. Hal ini terjadi krn
sekresi gastrik meningkat pd waktu REM. Umumnya mereka memakan
makanan unt menetraliisir asam lambung.
12. Medikasi, Byk obat2an yg mempengaruhi tidur seseorg, umumnya gol
barbiturat, amphetamin & antidepresan
GANGGUAN TIDUR YANG
UMUM TERJADI
1. Primer, jika gangguan tidur menjadi keluhan
utama. Termasuk didalamnya yaitu: insomnia,
hipersomnia, narkolepsi & ‘sleep apnea’
2. Sekunder, jika keluhan tidur terjadi krn penyakit
klinik lainnya, misalnya karena nyeri
menyebabkan terjadinya ‘sleep deprivasi’
GEJALA KURANG TIDUR

• Menarik diri, apatis dan respon menurun


• Merasa tidak enak makan
• Ekspresi wajah kuyu
• Malas bicara
• Kontak mata kurang
• Kantuk yang berlebihan
PENGKAJIAN TIDUR
• Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa bangun tidur
dan keteraturan pola tidur klien
• Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air
kecil, dll
• Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya
• Kebiasaan tidur siang
• Lingkungan tidur klien, apakah kondisinya bising, gelap atau suhunya dingin, dll
• Peristiwa yang dialami klien dalam hidup, apakah peristiwa yang dialami menyebabkan
klien mengalami gangguan tidur
• Status emosi dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stress emosional atau
ansietas? Jika ada kaji juga penyebab stress yang dialami klie
PENGKAJIAN FISIK

Perilaku deprivivasi tidur, yaitu manifestasi fisik dan


perilaku yang timbul akibat gangguan tidur, misalnya :
•Penampilan wajah; area gelap di sekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjunctiva kemerahan
•Perilaku, kaji apakah klien mudah tersinggung, selalu
menguap, kurang konsentrasi, terlihat bingung, tampak
kelelahan, letih, lesu, bicara lemah, mungkin juga snoring
biasanya disebabkan oleh adanya obstruksi jalan udara
antara hidung & mulut
Pertanyaan yg diajukan utk
mengkaji gangguan tidur
• INSOMNIA: Rasional/ menentukan sifat dan keparahan insomnia.
Membantu pemilihan terapi tidur
• Seberapa mudah anda tertidur?
• Apakah anda tertidur dan mengalami kesulitan utk tetap tertidur?
Beraka kali anda terbangun?
• Apakah anda terbangun lebih awal?
• Pukl brp biasanya terbangun? Apa yg menyebabkan anda terbangun
dgn lebih awal?
• Apa yg anda lakukan utk mempersiapkan tidur? Utk memperbaiki
tidur anda?
• Seberapa sering anda mengalami kesulitan tidur?
APNEA TIDUR
Rasional: Mengungkapkan adanya apnea tidur dan
keparahan kondisi

• Apakah anda mendengkur dgn keras?


• Pernahkah seseorg memberitahu bahwa anda sering
berhenti bernafas sejenak ketika tidur?
• Apakah anda mengalami sakit kepala setelah
bangun?
• Apakah anda mengalami kesulitan utk tetap terjaga
di siang hari?
Narkolepsi
Rasional: membantu mendiagnosa narkolepsi dan
pengaruhnya pd aktifitas harian

• Apakah anda kelelahan disiang hari?


• Apakah anda tertidur disaat yg tdk tepat?
• Apakah anda mengalami episode kehilangan
kontrol otot atau terjatuh ke lantai?
• Pernahkah anda merasa tdk mampu utk bergerak
atau berbicara sesaat sblm tidur
• Apakah anda pernah mengalami mimpi hidup pada
saat akan tidur atau terjaga?
DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA)

• Gangguan pola tidur (sulit tertidur) berhubungan dengan


(b.d): ansietas, kebisingan lingkungan; nyeri artritis
• Gangguan pola tidur (sering terbangun) b.d: kekhawatiran
kehilangan perkerjaan, ketergantungan obat-obatan barbiturat.
• Risiko cedera b.d serangan berjalan dalam
tidur/somnambulisme
• Gangguan harga diri b.d adanya enuresis/mengompol
• Perubahan proses brpikir b.d terjadinya deprivivasi tidur
• Pola nafas tdk efektif b.d obstruksi trakeobronkial.
PERENCANAAN

• Tidur dan istirahat merupakan komponen hidup yg esensial,


maka perencanaan asuhan keperawatan pd klien yg dirawat
meliputi upaya2 yg mendorong klien memperoleh tidur &
istirahat yg adekuat.
• Adapun tujuan dari rencana perawatan adalah agar klien
mampu mempertahankan pola tidur-bangun yg adekuat,
mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yg meningkatkan
keseimbangan istirahat & bekerja.
IMPLEMENTASI

1. Menciptakan lingkungan yang nyaman, misalnya pintu kamar


ditutup, kurangi stimulus/percakapan dan pencahayaan
2. Memfasilitasi & meningkatkan aktivitas yg meningkatkan tidur
3. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya membaca,
mendengarkan music, berdo’a
4. Menganjurkan minum susu hangat dan keju
5. Menhgindari latihan fisik yang berlebihan sebalum tidur
6. Memberikan rasa nyaman dan rileks, misalnya mengatur posisi
tidur, tempat tidur bersih dan tidak boleh basahanjurkan berkemih
sebelum tidur,
7. Meningkatkan pola tidur-bangun yg normal
8. Melakukan penjadualan kegiatan yg tdk mengganggu tidur
9. Melakukan kolaborasi dlm medikasi terutama pada klien dengan
keluhan nyeri 30 menit sebelum tidur
10. Berdo’a sesuai dengan agamanya.
EVALUASI

Evaluasi Formatif dan Sumatif


Subjektif :
Objektif :
Analisa :
Planning :
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai