sejumlah energi untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya • Penghematan atau penyimpanan energi dilakukan dengan cara istirahat atau tidur • Pada umumnya orang yang menderita sakit membutuhkan lebih banyak istirahat & tidur. ISTIRAHAT • Istirahat dikonotasikan dengan status aktivitas tubuh dalam keadaan menurun. • Istirahat digambarkan dgn keadaan tenang, rilex tanpa ada tekanan emosi & terbebas dari rasa takut atau cemas. • Berdasarkan gambaran ini, maka istirahat tidak selalu dipersepsikan dengan keadaan tanpa aktivitas, karena kenyataannya, org yg melakukan aktivitas yg “restfull”, Co: rekreasi, menari dll sbg hasil dari istirahat adalah tubuh menjadi segar. TIDUR • Menurut Maslow, tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. • Secara historis, tidur dikaitkan dgn status tidak sadar. Lalu definisi ini berkembang bahwa tidur sebagai keadaan seseorang yg sadar diikuti dgn penurunan persepsi & reaksi terhadap stimulus lingkungan. • Hayter (1980) aktivitas fisik yg minimal, sadar, terjadi perubahaproses fisiologi tubuh & menurunnya respon terhadap stimulus eksternal. FUNGSI TIDUR
• Fungsi tidur biasanya dikaitkan dgn proteksi &
restorasi. Istilah yg sering ditemukan dlm masyarakat • Hal ini didasari dengan tidur mengembalikan kesegaran fisik, menurunkan stress & kecemasan serta mengembalikan kemampuan berkonsentrasi dlm menghadapi masalah & melakukan aktivitas sehari-hari FISIOLOGI TIDUR • Pusat pengaturan siklus tidur secara alami berada pada batang otak, yaitu sistem aktivasi retikular (retikulas activating system/RAS) & region sinkronisasi bulbaris (bulbar synchronizing region/BSR). • Formasi retikularis ini bergerak melalui medula oblongata, pons, otak tengah ke hipotalamus. Formasi retikular ini memungkinkan pengaturan aktivitas volunter & reflex • RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, sensori raba, emosi dan proses berfikir. Stimulus inilah yg mempertahankan seseorang tetap bangun & sadar. • Selama tidur tubuh mengirimkan stimulus yang rendah baik dari kortex serebri maupun perifer & individu akan bangun jika stimulus2 ini ditingkatkan • Pada saat sadar, RAS melepaskan ketokolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (Hidayat, 2008). Lanjutan…..(Fisiologi Tidur) • Hipotalamus berfungsi sbg pusat aktivasi involunter. Salah satunya tidur & bangun. Kerusakan pd hipotalamus menyebabkan seseorang tidur dlm waktu yg abnormal. • Perubahan2 fisik yg terjadi pd waktu tidur adl, denyut nadi menurun, tekanan darah arteri menurun, dilatasi pembuluh darah perifer, kadang-kadang meningkatkan aktivitas traktus gastrointestinal, relaksasi otot skeletal & menurukan kecepatan metabolisme basalis sebanyak 10%-30%. TAHAPAN TIDUR Tahap tidur ada 2 yaitu 1. Non Rapid Eye Movement (NREM) 2. Rapid Eye Movement (REM) Tahap ini telah diselidiki melalui alat : EEG (electroencephalografi), EOG (elektrookulografi) dan EMG (Elektromiografi) TAHAP TIDUR NREM • Tahap NREM, disebut juga sebagai tidur gelombang pendek, karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar, didominasi seseorang dari bronkhus parasimpatik, shg terjadi penurunan fungsi fisiologi tubuh, mieliputi denyut nadi, kecepatan respirasi, TD, kecepatan Metabolisme & temperatur tubuh. • Tahap tidur NREM dibagi menjadi 4 tahap : a. tahap I-II disebut tidur ringan b. tahap III-IV disebut tidur dalam TAHAPAN TIDUR (NREM)
• Tahap I & II menghabiskan kira-kira 5-50%, untuk
berespon terhadap cahaya, dan individu pada tahap ini cenderung mudah terbangun. • Tahap III & IV menghabiskan 10 % dari total waktu tidur. Pd tahap ini individu tidur nyenyak “deep-sleep” & disebut dgn istilah delta sleep or slow wave sleep (sws). Ambang rangsang individu sangat rendah, sehingga dibutuhkan stimulus yang g intensif untuk membangunkannya TAHAP I (NREM)
• Tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi
tidur. • Ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mat menututp mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan pernafasan menurun secara drastic, pada EKG terlihat terjadi penurunan voltasi gelombang-gelombang alfa • Seseorang yang tidur pada tahap ini dapat dibangunkan dengan mudah TAHAP II
• Merupakan tahap tidur ringan dan proses seluruh tubuh terus
menurun • Ditandai dengan dua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot-otot perlahan-lahan berkurang, pernafasan dan denyut jantung menurun • Pada EKG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14-18 siklus/detik. • Gelombang-gelombang ini disebut dengan gelombang tidur • Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit TAHAP III
• Pada tahap ini keadaan fisik lemah lunglai karena tonus
otot lenyap secara menyeluruh • Kecepatan jantung, pernafasan dan proses tubuh berlanjut mebgalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis • Pada EKG memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1-2 siklus/detik. • Seseorang yang tidur pada tahap ini sulit untuk dibangunkan TAHAP IV
• Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam
keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai dan sulit dibangunkan • Pada EKG tampak hanya ada gelombang delta yang lambat dengan frekuensi 1-2 silus/detik • Denyut jantung dan pernafasan menurun sekitar 20-30% • Pada tahap ini dapat terjadi mimpi, selain itu pada tahap ini dapat memulihkan tubuh TAHAP V (REM)
• Merupakan tidur REM ditandai dengan kembali
bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya • Tahap ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi • Selama tidur malam sekitar 7-8 jam, seseorang mengalami NREM dan REM bergantian sekitar 4-6 kali TAHAP REM • Tidur REM merupakan tidur dalam koIndisi aktif atau tidur paradoksial • Tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif • Individu yg masuk tahap ini lebih sulit terbangun. Normalnya org dewasa mengkonsumsi 20-25% dr waktu tidurnya. • Tidur REM ditandai dengan mimpi, seseorang yang bangun pd tahap ini, biasanya menyatakan baru saja bermimpi, namun ada orang yang sulit mengingat kembali mimpinya, otot-otot kendor, gerakan bola mata cepat, tekanan darah, nafas dan denyut jantung meningkat. • Tahap ini diyakini sbg tahap yg penting dlm mengembalikan keseimbangan emosional & memainkan peranan yg besar dlm proses belajar, daya ingat & adaptasi SIKLUS TIDUR • Siklus tidur yg normal terjadi jika individu melalui seluruh tahap NREM. Lalu individu akan kembali ke tahap III & II. Sebelum individu masuk ke tahap I lalu bangun, individu tersebut akan masuk ke tahap REM. • Setelah tahap REM individu akan meneruskan siklus tidurnya dgn masuk kembali ke tahap II dari NREM & selanjutnya. • Jika individu bangun pd tahap kapanpun, maka proses akan dimulai kembali dari NREM tahap. • Siklus ini akan terjadi 4-5 kali pada individu yg tidur selama 8 jam, dgn lama masing-masing siklus kurang lebih 90-100 menit. KEBUTUHAN DAN POLA TIDUR • Jumlah waktu tidur 8 jam per 24 jam telah diterima sebagai standar normal. Tapi berdasarkan tingkat perkembangan hal ini menjadi bervariasi. • Neonatus: sampai 3 bulan ; rata-rata 16 jam; 50 % dari tidurnya adalah tidur REM • Bayi: pola tidur malam hari usia 3 buln. Tidur rata-rata 8 – 10 jam pd malam hari. 30% siklus REM • Todler: total tidur 12 jam sehari. REM menurun • Prasekolah: rata-rata 12 jam. 20% adalah REM • Usia sekolah: tidak membutuhkan tidur siang, usia 6 th tidur malam rata2 11 – 12 jam. Usia 11 th 9 – 10 jam (Wong, 1995) Lanjutan………………
• Remaja: sekitar 7 ½ jam untuk tidur setiap malam
(Carskadon, 1990) • Dewasa muda: tidur malam hari rata-rata 6 – 8 ½ jam; jarang tidur siang; 20% waktu tidur REM • Dewasa tengah: selama masa dewasa tangah total waktu untuk tidur malam hari menurun. Jmlh tidur tahap 4 menurun • Lansia: tidur REM memendek. Penurunan yg progresif pd tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia hampir tdk memiliki tahap 4 atau tidur yg dalam. FAKTOR_FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR 1. Tingkat perkembangan, siklus tidur-bangun bervariasi pada tiap tingkat usia 2. Aktivitas fisik, kelelahan meningkatkan REM & NREM 3. Stress psikologi, sakit & situasi yg menyebabkan stress psikologi cenderung mengganggu tidur, baik kesulitan dlm memenuhi jumlah jam tidur yg dibutuhkan maupun menurunkan prosentase dari REM. 4. Motivasi, keputusan untuk tetap terjaga & sadar membantu seseorang unt menghindari kantuk & tidur. 5. Diet, Asam amino L-tryptophan b’rx memudahkan individu untuk tidur. Protein ini mencegah pengeluaran serotonin, Co: Susu, Ice cream & keju. 6. Alkohol, pada jumlah yg sedikit dpt memudahkan orang untuk tidur, tapi dlm jumlah banyak dpt mengurangi lamanya REM dan fase delta 7. Kafein, bekerja dlm SSP. Unt kebanyakan orang kafein mempengaruhi kemudahan tidur seseorang. 8. Rokok, Nikotin merupakan stimulan, yg membuat seseorang sulit tidur & mudah terbangun 9. Faktor lingkungan, kebanyakan orang lebih nyaman tidur dirumah sendiri 10. Gaya hidup, berbagai gaya hidup mempengaruhi tidur individu, diantaranya pola kerja, aktivitas sehari-hari, lamanya waktu menonton TV. 11. Kondisi Fisik, keadaan sakit berpengaruh, baik fisiologis maupun psikologis. Keadaan ini berpengaruh lsg pd tidur individu. Co; seseorg yg menderita ulkus gastrikum biasanya bangun pd malam hari krn merasa nyeri. Hal ini terjadi krn sekresi gastrik meningkat pd waktu REM. Umumnya mereka memakan makanan unt menetraliisir asam lambung. 12. Medikasi, Byk obat2an yg mempengaruhi tidur seseorg, umumnya gol barbiturat, amphetamin & antidepresan GANGGUAN TIDUR YANG UMUM TERJADI 1. Primer, jika gangguan tidur menjadi keluhan utama. Termasuk didalamnya yaitu: insomnia, hipersomnia, narkolepsi & ‘sleep apnea’ 2. Sekunder, jika keluhan tidur terjadi krn penyakit klinik lainnya, misalnya karena nyeri menyebabkan terjadinya ‘sleep deprivasi’ GEJALA KURANG TIDUR
• Menarik diri, apatis dan respon menurun
• Merasa tidak enak makan • Ekspresi wajah kuyu • Malas bicara • Kontak mata kurang • Kantuk yang berlebihan PENGKAJIAN TIDUR • Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa bangun tidur dan keteraturan pola tidur klien • Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air kecil, dll • Gangguan tidur yang sering dialami dan cara mengatasinya • Kebiasaan tidur siang • Lingkungan tidur klien, apakah kondisinya bising, gelap atau suhunya dingin, dll • Peristiwa yang dialami klien dalam hidup, apakah peristiwa yang dialami menyebabkan klien mengalami gangguan tidur • Status emosi dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stress emosional atau ansietas? Jika ada kaji juga penyebab stress yang dialami klie PENGKAJIAN FISIK
Perilaku deprivivasi tidur, yaitu manifestasi fisik dan
perilaku yang timbul akibat gangguan tidur, misalnya : •Penampilan wajah; area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjunctiva kemerahan •Perilaku, kaji apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, terlihat bingung, tampak kelelahan, letih, lesu, bicara lemah, mungkin juga snoring biasanya disebabkan oleh adanya obstruksi jalan udara antara hidung & mulut Pertanyaan yg diajukan utk mengkaji gangguan tidur • INSOMNIA: Rasional/ menentukan sifat dan keparahan insomnia. Membantu pemilihan terapi tidur • Seberapa mudah anda tertidur? • Apakah anda tertidur dan mengalami kesulitan utk tetap tertidur? Beraka kali anda terbangun? • Apakah anda terbangun lebih awal? • Pukl brp biasanya terbangun? Apa yg menyebabkan anda terbangun dgn lebih awal? • Apa yg anda lakukan utk mempersiapkan tidur? Utk memperbaiki tidur anda? • Seberapa sering anda mengalami kesulitan tidur? APNEA TIDUR Rasional: Mengungkapkan adanya apnea tidur dan keparahan kondisi
• Apakah anda mendengkur dgn keras?
• Pernahkah seseorg memberitahu bahwa anda sering berhenti bernafas sejenak ketika tidur? • Apakah anda mengalami sakit kepala setelah bangun? • Apakah anda mengalami kesulitan utk tetap terjaga di siang hari? Narkolepsi Rasional: membantu mendiagnosa narkolepsi dan pengaruhnya pd aktifitas harian
• Apakah anda kelelahan disiang hari?
• Apakah anda tertidur disaat yg tdk tepat? • Apakah anda mengalami episode kehilangan kontrol otot atau terjatuh ke lantai? • Pernahkah anda merasa tdk mampu utk bergerak atau berbicara sesaat sblm tidur • Apakah anda pernah mengalami mimpi hidup pada saat akan tidur atau terjaga? DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA)
• Gangguan pola tidur (sulit tertidur) berhubungan dengan
(b.d): ansietas, kebisingan lingkungan; nyeri artritis • Gangguan pola tidur (sering terbangun) b.d: kekhawatiran kehilangan perkerjaan, ketergantungan obat-obatan barbiturat. • Risiko cedera b.d serangan berjalan dalam tidur/somnambulisme • Gangguan harga diri b.d adanya enuresis/mengompol • Perubahan proses brpikir b.d terjadinya deprivivasi tidur • Pola nafas tdk efektif b.d obstruksi trakeobronkial. PERENCANAAN
• Tidur dan istirahat merupakan komponen hidup yg esensial,
maka perencanaan asuhan keperawatan pd klien yg dirawat meliputi upaya2 yg mendorong klien memperoleh tidur & istirahat yg adekuat. • Adapun tujuan dari rencana perawatan adalah agar klien mampu mempertahankan pola tidur-bangun yg adekuat, mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yg meningkatkan keseimbangan istirahat & bekerja. IMPLEMENTASI
1. Menciptakan lingkungan yang nyaman, misalnya pintu kamar
ditutup, kurangi stimulus/percakapan dan pencahayaan 2. Memfasilitasi & meningkatkan aktivitas yg meningkatkan tidur 3. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya membaca, mendengarkan music, berdo’a 4. Menganjurkan minum susu hangat dan keju 5. Menhgindari latihan fisik yang berlebihan sebalum tidur 6. Memberikan rasa nyaman dan rileks, misalnya mengatur posisi tidur, tempat tidur bersih dan tidak boleh basahanjurkan berkemih sebelum tidur, 7. Meningkatkan pola tidur-bangun yg normal 8. Melakukan penjadualan kegiatan yg tdk mengganggu tidur 9. Melakukan kolaborasi dlm medikasi terutama pada klien dengan keluhan nyeri 30 menit sebelum tidur 10. Berdo’a sesuai dengan agamanya. EVALUASI