Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOVIGIL

ANCE
DRUG ABUSE
DIMAS GILANG PRAKOSO
1604118
PENGERTIAN
Drug abuse atau penyalahgunaan obat adalah cara
menggunakan obat hanya unutk kesenangan pribadi
atau golongan saja. Obat jenis ini adalah obat yang
dapat menimbulkan efek perasaan yang senang
(euphoria) yang biasanya dapat membuat candu.
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat
digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan
tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau
mencapai “kesadaran tertentu” karena pengaruh obat
pada jiwa
MACAM –MACAM DRUG ABUSE
Dari segi hukum obat-obat yang
sering disalahgunakan dapat dibagi
dalam dua kelompok, yaitu:
narkotika atau obat bius dan bahan
psikotropika.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintesis maupun semi sinresis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan.
Contohnya adalah opium, morphine,
cocaine, ganja/ marihuana dan sebagainya.
Narkotika dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dlam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan menyebabkan ketergantungan.
Bahan psikotropika adalah bahan atau obat
yang mempengaruhi
jiwa atau keadaan jiwa, yaitu:
a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih
tenang, ada perasaan nyaman, sampai
tertidur.
b. Dalam hal ini pemakai menjadi gembira,
hilang rasa susah/sedih, capek/ depresi.
c. Bahan member halusinasi, yaitu sipemakai
melihat/merasakan segala sesuatu lebih
indah dari yang sebenarnya dihadapi.
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma
ketergantungan digolongkan menjadi:
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat dalam
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobtan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibaykan sindroma ketergantungan.
EFEK YANG DITIMBULKAN DALAM PENYALAHGUNAAN
OBAT
1.Variasi respon pada pengulangan dosis dapat berupa :
a.Efek kumulatif : peningkatan repon secara progresif yang
terjadi saat kecepatan administrasi obat lebih dari kecepatan
eliminasi.
b.Toleransi : pengurangan respon pada obat karena penggunaan
berulang. Mekanisme ini dipengaruhi oleh peningkatan
biotransformasi dan adaptasi reseptor. Proses ini dapat
dikarakteristikan sebagai receptor downregulation
(pengurangan jumlah atau afinitas reseptor) atau reseptor
upregulation (peningkatan jumlah atau afinitas reseptor. Ini
bisa terjadi pada obat-obatan seperti psikoaktif, kardiovaskular
maupun obat- obatan yang disalahgunakan (mis. Kokain).
Perkembangan yang cepat dari toleransi ini disebut
tachyphylaxis.
c. Resistensi : Hilangnya respon pada dosis yang semestinya
efektif. Biasanya berhubungan dengan obat anti infeksi
2. Secara farmakologi, efek yang ditimbulakan dibagi menjadi depresan,
stimulant dan halusinogen.
a. Depresan
Obat terlarang yang akan menyebabkan depresi (menekan) aktivitas
susunan saraf pusat. Efek yang dirasakan oleh pemakai adalah menjadi
tenang pada awalnya, kemudian apatis, mengatuk dan tidak
sadarkan diri. Semua gerak reflex menurun, mata menjadi sayu,
daya penilaian menurun, gangguan terhadap system kardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah). Termasuk kelompok depresan ini adalah:
a) Opioid seperti heroin, morfin dan turunanannya
b) Sedative seperti barbiturate dan diazepam, nitrazepam, dan
turunannya.
b. Stimulant
Memilki efek dapat merangsang fungsi tubuh. Pada awalnya pemakai
akan merasa segar, penuh percaya diri, kemudian berlanjut menjadi
susah tidur, perilaku hiperaktif, agresif, denyut jantung menjadi cepat,
dan mudah tersinggung. Contohnya: kokain, amfetamin, ekstasi dan
kafein.
c. Halusinogen
Kelompok obat yang menyebabkan
penyimpangan persepsi termasuk halusinasi
seperti mendengar suara atau melihat sesuatu
tanpa ada rangsang, dan sering menjadi “aneh”.
Para pemakai menjadi psikopat (curiga
berlebihan), mata menjadi merah dan agresif
serta disorientasi. Termasuk dalam kelompok ini
contohnya ialah LSD, meskalin,
mariyuana/ganja.
3. Pada sistem saraf pusat, penggunaan berulang dapat menyebabkan efek sebagai
berikut.
a. Analgesik
Sensasi nyeri terdiri dari input berbahaya ditambah reaksi organisme terhadap
stimulus tersebut. Analgesik pada opioids dapat mengubah persepsi nyeri dan
reaksi pasien terhadap nyeri. Obat ini juga dapat menyebabkan peningkatan
threeshold rasa nyeri. Namun, efeknya hanya bisa disimpulkan dari efek subjektif
pasien.
b. Euphoria
Pasien biasanya juga akan mengalami sensasi menyenangkan dan bebas dari rasa
khawatir. Meskipun begitu, pada pasien yang normal (tidak merasakan sakit),
pengalaman dysphoric akan lebih terasa daripada efek menyenangkan. Dysphoria
akan menyebabkan kelelahan dan perasaan tidak enak.
c. Sedasi
Rasa mengantuk dan kaburnya pemikiran sering terjadi pada pemberian obat
jenis ini ditambah lagi dengan kerusakan pada kemampuan logika. Kadang-
kadang juga bisa terjadi sedikit amnesia. Meski mengantuk pasien lebih mudah
dibangunkan. Namun, kombinasi morfin dengan obat depressan pusat lain,
mungkin mengakibatkan depresi yang mendalam. Morfin merupakan obat analgesik
yang dapat menggangu pola tidur REM dan NREM, begitu juga dengan obat opioids
lainnya.
d. Depresi respirasi
Obat-obatan jenis ini akan menghambat mekanisme pernafasan dibatang otak.
Tekanan CO2 alveolar juga mungkin meningkat.
e. Penekan batuk
Obat-obatan jenis ini dapat melakukan supresi pada respon batuk. Codeine, salah
satu jenis obat, sering digunakan pada orang yang menderita batuk
patologis dan pasien yang membutuhkan penjagaan ventilasi melalui tabung
endotrakeal. Namun, supresi batuk ini juga dapat menyebabkan akumulasi sekret
yang akan menhambat jalan nafas dan atelectasis.
f. Miosis
Miosis merupakan aksi farmakologis yang sedikit atau bahkan tidak ada
toleransi sama sekali. Oleh karena itu, hal ini penting dalam diagnosa overdosis
opioids.Konstriksi pupil biasanya akan nampak pada pasien yang addict.
g. Kekakuan tungkai
Hal ini dipercaya sebagai akibat aktivitas obat ini di spinal kord. Hal ini juga bisa
menyebabkan gangguan torak sehingga ventilasi juga terganggu.
h. Emesis
Analgesik opioids dapat mengaktivasi zona pemicu kemoreseptor pada batang
otak yang memicu muntah dan mual.
Penggunaan Obat-obat Terlarang Pada Wanita Hamil
Meningkatnya risiko retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) dan
persalinan preterm berhubungan dengan penyalahgunaan marijuana dan
kokain. Risiko abrupsio plasenta juga meningkat karena penggunaan
kokain. Lebih lanjut, bayi dari ibu dengan penyalahgunaan “crack cocaine”
sering menggambarkan abnormalitas pengetahuan dan tingkah laku yang
menetap. Sulit untuk menentukan dengan pasti dampak dari penggunaan obat-
obat terlarang terhadap status gizi dari wanita hamil, karena
penyalahgunaan obat-obat terlarang selalu disertai dengan penyalahgunaan
substansi lainnya, seperti alkohol atau rokok; kemiskinan; dan pendidikan
yang rendah, semua ini membawa akibat pada status gizi. Dianjurkan untuk
memberikan suplemen vitamin dan mineral pada wanita yang
menyalahgunakan obat, tetapi suplemen tersebut tidak dapat diharapkan
untuk mengoreksi masalah yang berhubungan dengan penggunaan obat
selama kehamilan. Segala usaha harus dibuat untuk meyakinkan wanita hamil
agar berhenti menggunakan obat-obatan.
SOLUSI ATAU CARA MENGATASI
PENYALAHGUNAAN OBAT
Adanya dampak negative atau bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian
obat terlarang baik bagi diri sendiri maupun orang lain perlu
diminimalisir. Pencegahan dini yang perlu dilakukan adalah mulai dari
keluarga, karena keluarga merupakan sumber pendidikan yang pertama
dan utama. Berbagai alasan pengguna memakai obat tersebut, sangat
bervariatif mulai dari kurangnya kasih sayang sampai terpengaruh
bujukan teman. Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar
hukum, agar generasi muda tidak semakin terjerumus maka perlu adanya
pencegahan.
Upaya-upaya yang dapat ditempuh antara lain:
a. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan
tentang bahaya narkoba. Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun temu
wicara antara gerakan anti narkoba dengan para pelajar, penyuluhan kepada
masyarakat umum meupun sekolah-sekolah mengenai bahaya narkoba.
b. Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para
pendengar, pengguna dapat terjaring disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi
jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan disekolah, diskotik, club malam, café,
meupun tempat-tempat sunyi yang diduga sebagai tempat transaksi.
c. Pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan
kasih sayang. Salah satu penyebab banyaknya remaja terjerumus dalam pemakaian
obat terlarang adalah kurangnya kasih sayang dari keluarga, sebab mereka berpikir
tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.
d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar
lingkungan sekolah.
e. Pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, karena salah
satu penyebab terjerumusnya anak-anak kedalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan
tercela seperti ini pun akhirnya mereka jalani.
Bebagai solusi ataupun cara mengatasi yang dapat ditempuh baik oleh
individu itu sendiri, keluarga, masyarakat (institusi) antara lain:
a. Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk
mendapatkan penanganan yang memadai
b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan
lingkungan
c. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru
serta lingkungannya
d. Selalu berprilaku positif dengan melakukan aktifitas fisik dalam
penyaluran energy remaja yang tinggi seperti berolahraga
e. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik
disekolah maupun dirumah dan lingkungan sekitar
f. Mengetahui secara pasti gaya hidup sehat sehingga mampu
menangkal pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang
g. Saling menghargai sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga
h. Penyelesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar secara
positif dan konstruktif

Anda mungkin juga menyukai