Anda di halaman 1dari 8

KEANU BAWONO

MENANTU YANG DIREMEHKAN


CHAPTER 401 : BINTANG KEBERUNTUNGAN

“GADIS KONYOL. PEREMPUAN MANAPUN PASTI INGIN MENIKAH”. Ujar Keanu


sambil tersenyum lembut. Dia mengusap kepala Eda dengan penuh kasih sayang.
Eda hanya tersipu tanpa membalas perkataan Keanu.
Malamnya, Eda memasak 2 jenis menu masakan. Sadewa datang seperti biasa.
Hari ini Eda membuat sup ikan. Aromanya bisa tercium dari jarak puluhan meter.
Sebelum tiba, Sadewa sudah meneteskan air liurnya. Dia tertawa dan berkata,
“kemampuan masak gadis kecil ini semakin hebat. Aroma sup ikan ini sangat enak
…”
Sadewa langsung menyendok sup ikan ke dalam mangkuknya. Tanpa menunggu
lebih lama lagi, dia segera melahapnya dengan nikmat.
Keanu dan Eda tersenyum melihatnya.
Setelah puas mengisi perut dengan sup ikan, Eda berkata pada Keanu sambil
tersenyum, “tuanku ayo perlihatkan teknik pedang yang sudah kamu latih kepada
pak Sadewa”.
Keanu mengangguk. Dia berjalan ke tengah tanah kosong. Pertama-tama, dia
mengambil posisi awal untuk gerakan Mengacu Matahari seperti yang biasa
dilakukan oleh Sadewa. Lalu, mulai memperlihatkan teknik Ayunan Tanah Kosong.
Dalam sekejap, aura kekuatan mulai menyebar di sekelilingnya. Gerakan Keanu
tampak memukau.
“Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku hanya mengajarkan teknik itu
satu kali. Aku tidak peduli apakah dia bisa menguasainya atau tidak. Apa yang harus
aku lihat?” gumam Sadewa dalam hati. Wajahnya menunjukkan raut acuh tak acuh.
Akan tetapi, penampilan Keanu terlihat bagus sehingga dia tidak bisa
berhenti mengamatinya.
Tak lama kemudian, Keanu selesai memperlihatkan hasil latihannya. Dia
menyimpan Pedang Merah Sakti dan kembali ke tempat duduknya.’
“pak Sadewa, bagaimana hasil latihanku?” tanya Keanu dengan nada sopan.
Sadewa berpikir sejenak sambil mengusap-usap janggutnya. “lumayan,
mengingat kamu bisa mempelajarinya sampai sedemikian rupa hanya
dalam 2 hari. Tapi, masih jauh dari standarku,” ujarnya.
Sebetulnya, Sadewa merasa cukup terkejut melihat teknik pedang yang
diperlihatkan Keanu barusan.
Kemampuan anak ini boleh juga. Sadewa sendiri menghabiskan waktu hingga satu
bulan untuk mempelajari teknik tersebut. Sedangkan Keanu hanya mempelajarinya
hanya dua hari saja.
Keanu hanya tertawa dan tidak berkata apapun.
“Pak …”
Eda melihat dan menatap Sadewa tanpa berkedip.”Bukankan kemampuan tuanku
sangat luar biasa?”
“Haha. Luar biasa? Masih belum,” jawab Sadewa sambil menggelengkan Kepala.
“Kalau masih belum luar biasa, lalu kenapa tuanku bisa mempelajarinya hanya
dalam dua hari? Atau teknikmu yang terlalu biasa, makanya kamu bilang
begitu?”tanya Eda sambil mengerjapkan mata.
“Apa?!” Sadewa merasa sangat tersinggung. Dia langsung bangkit dan menatap Eda
dengan mata yang berapi-api. “jangan bicara sembarangan, Nak.Kamu bilang teknik
pedangku biasa saja? Memangnya kamu tahu apa? Kamu bahkan belum lahir ketika
aku masih mendominasi dunia!”
“wah…hebat sekali,” puji Eda sambil membuka mulutnya lebar-lebar lalu dia
tersenyum dan berkata, “Pak Sadewa,karena teknik pedangmu tidak ada
tandingannya di dunia, kamu bisa wariskan seluruh teknik pedangmu kepada
tuanku. Supaya kita bisa lihat apakah teknik-teknikmu betulan luar biasa atau
tidak!”
“Berhenti membodohiku!” , bentak Sadewa sambil menggebrak batu di sebelahnya.
“Mana bisa orang sembarangan mempelajari teknik pedangku? Aku . . .”
tiba-tiba omongan Sadewa berhenti. Eda mengangkat sebuah cangkir. Aroma anggur
yang menggoda tercium dari dalam cangkir itu. Eda menatap Sadewa sambil
tersenyum penuh arti.
“Pak Sadewa, beberapa hari ini aku menemukan pohon ceri di hutan. Buahnya aku
fermentasi menjadi minuman anggur”, jelas Eda. Dia menghirup aroma Anggur
tersebut dengan wajah penuh kenikmatan.
“Aromanya harum sekali!”
Gadis itu menghampiri Keanu. “Tuanku, silahkan cicipi anggur buatanku!”, Serunya.
Keanu tertegun. Dia tidak pernah mengira Eda bisa membuat minuman anggur. Dia
pun mengambil cangkir yang disodorkan Eda dengan senang hati.
“Anggur!” serunya dalam hati. Tanpa berlama-lama, dia langsung menenggak
minuman itu sampai habis.
“Kamu …”, Sadewa tidak bisa menahan godaan tersebut. Dia buru-buru berkata,
“Aku juga mau coba …”.
Eda melangkah mundur sambil memeluk wadah anggurnya. “Tidak boleh, Pak
Sadewa,” larangnya.
“Pak Sadewa sudah makan dengan Cuma-Cuma dari hasil jerih payah kami. Sekarang
kamu mau minum cuma-Cuma juga?” lanjutnya.
“Kamu … kamu …”
Sadewa tidak bisa menahan dirinya lagi.
Sudah hampir 10 tahun dia tidak minum alkohol. Sepuluh tahun!
Di dunia ini, siapa yang tidak menyukai minuman keras?! Dia sangat mendambakan
minuman itu selama bertahun-tahun. Bahkan dia rela jika harus mati setelah
menenggak minuman ini satu kali!
“Baiklah, baiklah. Aku akan mengajarkan semua teknik pedangku kepada anak ini!
Cepat berikan minumannya kepadaku!” Sadewa tidak bisa sabar. Kedua matanya
membelalak lebar. “Aku akan mengajarkan semua teknik pedang yang ada di
Formula Bintang Baduk kepadanya! Puas?”
“Oke!” Eda bertepuk tangan. “Pak Sadewa telah bersabda. Silahkan diminum
anggurnya, Pak, “ujarnya,
Sadewa segera mendekat dan menenggak secangkir anggur langsung dari tangan
Eda.
Selama beberapa hari ini, Eda memetik banyak buah ceri di hutan dan
memfermentasinya. Sadewa sudah meminum beberapa cangkir, tapi dia masih
belum puas. Ketika dia hendak minum lagi, Eda langsung menghentikannya.
“Pak, kamu harus mengajari teknik pedang kepada tuanku terlebih dahulu. Setelah
itu baru kamu boleh minum anggurnya lagi.” ujar Eda sambil tersenyum.
“Dasar bocah!” Sadewa merasa jengkel, namun dia tidak bisa mengelak. Dia menarik
napas dalam-dalam, kemudian menoleh pada Keanu dengan sorot mata yang sinis.
“Kamu adalah anak yang sangat beruntung.
Kamu punya seorang kawanyang selalu setia padamu. Lagi pula, kemampuanmu
lumayan baik. Aku akan mewarisi semua teknik pedang yang ada dalam Formula
Bintang Baduk kepadamu. Ngomong-ngomong, aku tidak pernah menerima murid.
Jadi, kamu beruntung bisa menjadi muridku,” ujar Sadewa panjang lebar.
Sadewamerasa pasrah. Seumur hidupnya, tidak pernah ada apapun yang
menghalanginya. Tapi kini dia bisa diatur oleh seorang gadis kecil.

“Tuanku, tunggu apalagi?” Eda mendesak Keanu. Dia memberikan isyarat kepada
tuannya untuk memberikan salam kepada Sadewa yang kini telah menjadi gurunya.

“Oh, iya … iya…” Keanu segera tersadar. Dia langsung berlutut dengan satu kaki di
hadapan Sadewa. “Saya Keanu, sebagai murid akan menghormati guru”.

Sampai detik ini, otak Keanu masih belum bisa mencerna semuanya.

Mengapa Eda mahir sekali” hanya dengan beberap kalimat, dia bisa langsung
meyakinkan Sadewa. Gadis ini benar-benar merupakan bintang keberuntungan
untuk Keanu.

“Iya, Iya. Berdirilah.” sahut Sadewa datar.


Dia sengaja membuat pengecualian untuk Keanu. “Di sini hanya ada kita bertiga.
Kamu tidak perlu terlalu formal begitu,” ujarnya santai.

Kemudian Sadewa menatap Keanu dengan serius. “Ada 7 teknik dalam Formula
Bintang Baduk . Aku sudah mengajarimu teknik pertama. Mulai sekarang aku akan
mengajarkan sisanya. Semakin tinggi tekniknya, tingkat kesulitannya juga semakin
tinggi. Kamu harus belajar dengan tekun dan jangan pernah kecewakan aku,”
ujarnya.

Keanu buru-buru mengangguk. “Jangan khawatir Guru, aku akan belajar dengan
sungguh-sungguh.” balasnya.
Sadewa juga mengangguk. Lalu dia menoleh pada Eda sambil tersenyum. “Gadis
kecil, selain anggur kamu akan membuat makanan enak apalagi?”

“Mulai besok, apapun yang tersedia disini dan apapun yang pak Sadewa inginkan,
Eda akan memasakkannya untukmu. Asalkan kamu mengajari tuanku dengan baik.”
jawab Eda sambil tersenyum.

“Haha. Baiklah, baiklah…” Sadewa sangat senang mendengarnya.


Dia menoleh pada Keanu dan berkata, “Nak, perhatikan baik-baik. Kita akan
mempelajari teknik kedua! Ayo!”
“Baik” , sahut Keanu.

Sadewa menggenggam batang Pedang Logam Hitamnya dengan erat dan


menggerakkannya di udara.

Udara yang berkumpul di sekitarnya tampak terbelah-belah.

“hu! Ha!”

Ayunan Pedang Logam Hitam terasa hingga ratusan kilometer. Berbagai macam
hewan buas yang merayap di tanah gemetar hebat. Aura kuat yang dipancarkan dari
pedang itu membuat mereka tak berani berdiri. Kengerian datang dari pembuluh
darah di dalam tubuh.

***
BERSAMBUNG…

Anda mungkin juga menyukai