INTERNASIONAL
INGGRIS
• Dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari amerika = 1/3:1
• Dalam produksi pakaian 6 yards dibanding 10 yards dari amerika = 3/5:1
• Inggris memiliki comparative advantage pada produksi pakaian yakni (3/5:1) lebih besar
daripada (1/3:1)
• Amerika spesialisasi produksi gandum, Inggris berspesialisasi pada pakaian
3.COMPARATIVE COST-DAVID RICARDO
• Titik pangkal teorinya tentang nilai/value
• Nilai/value suatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk
memproduksi barang tersebut (labor cost value theory)
• Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki
comparative cost yang terkecil
Besarnya comparative cost adalah:
• Portugis untuk anggur 3/6 < 4/5 atau ¾ < 6/5
• Portugis akan berspesialisasi pada produksi anggur, sedangkan Inggris pada produksi
pakaian
PERBEDAAN COMPARATIVE COST DAN
COMPARATIVE ADVANTAGE
• Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga
kerja di masing-masing negara outputnya berbeda
• Comparative cost untuk sejumlah output tertentu, waktu
yang dibutuhkan berbeda antara satu negara dengan negara
lain.
KELEMAHAN TEORI KLASIK
Teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat
perbedaan fungsi produksi antara 2 negara.
B. TEORI PERDAGANGAN MODERN
ATAU BERBASIS PERUSAHAAN
Teori Persamaan Negara
Teori ini dikembangkan oleh ekonomi Swedia Steffan Linder, ketika ia
mencoba menjelaskan konsep perdagangan intra industri. Linder
mengusulkan bahwa konsumen di negara-negara yang berada pada tahap
perkembangan yang sama atau serupa akan memiliki preferensi yang
sama. Dalam teori berbasis perusahaan ini, Linder menyarankan agar
perusahaan memproduksi terlebih dahulu untuk konsumsi dalam negeri.
Perusahaan sering menemukan bahwa pasar domestik, dalam hal
preferensi pelanggan, menawarkan potensi paling besar untuk sukses.
Teori kesamaan negara Linder kemudian menyatakan bahwa sebagian
besar perdagangan barang-barang manufaktur adalah antara negara-
negara dengan pendapatan per kapita yang sama. Pada teori ini seringkali
paling berguna dalam memahami perdagangan barang di mana merek
dan reputasi produk adalah faktor penting dalam proses pengambilan
keputusan pembelian.
Teori Siklus Hidup Produk
Pencetus teori ini adalah seorang profsor Harvard Business
School yaitu Raymond Vernon. Teori ini menyatakan
bahwa siklus hidup produk memiliki tiga tahap yang
berbeda, yaitu produksi baru, pertumbuhan produksi dan
standarisasi produk. Pada teori ini dapat dilihat asumsi
bahwa produksi barang baru akan terjadi sepenuhnya dari
inovasinya di negara asalnya.
Teori siklus hidup produk kurang mampu menjelaskan pola
perdagangan saat ini di mana inovasi dan manufaktur
terjadi di seluruh dunia. Sebagai contoh, perusahaan global
bahkan melakukan penelitian dan pengembangan di pasar
negara berkembang, di mana tenaga kerja dan fasilitas
yang lainnya biasanya lebih murah.
Teori Persaingan Strategis Global
Pada teori persaingan strategis global didasarkan pada karya ekonom Paul
Krugman dan Kelvin Lancaster. Teori ini berfokus pada perusahaan
multinasional dan upaya mereka untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif terhadap perusahaan global lainnya. Perusahaan akan
menghadapi persaingan global dalam industrinya dan harus
mengembangkan keunggulan kompetitif.
Cara agar perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan adalah ketika mencoba untuk masuk ke dalam industri atau
pasar baru dengan mengoptimalkan penelitian dan pengembangan,
kepemilikan hak kekayaan intelektual, skala ekonomi, proses atau metode
bisnis yang unik serta pengalaman luas dalam industri, dan kontrol sumber
daya atau akses yang baik ke bahan baku.
The follow-the-leader-theory(Knickerboxer):
Jika suatu perusahaan yang memimpin/memulai masuk pasar dalam
pasar oligopolistik,maka perusahaan lain akan mengikuti International
Product Life Cycle Theory: daur produk terdiri dari masa awal-masa
pertumbuhan- masa pucak dan masa jenuh. Jika produk suatu
perusahaan yang telah sampai pada masa jenuh di pasar dalam
negeri,perusahaan tetap dapat mencari peluang menjual di negara lain
dimana pasarnya masih tumbuh.
A. JENIS-JENIS INVESTASI INTERNASIONAL
investasi langsung (direct investment)
Foreign Direct Investment (FDI) adalah investasi asing langsung atau
penanaman modal asing, di mana seorang investor pada lingkup
perekonomian suatu negara menaruh minat pada bisnis di lingkup
perekonomian negara lain.
Investasi lintas negara ini biasanya berupa penanaman modal dalam
jangka waktu panjang dari investor di luar negeri ke perusahaan dalam
negeri. Sehingga umumnya foreign direct investment melibatkan dua
negara sekaligus.
FDI juga sering dipahami sebagai suatu media atau alat dalam sistem
ekonomi dunia yang dinamikanya sudah menglobal.
Salah satu contoh bentuk FDI adalah joint venture yang termasuk Bentuk
Usaha Tetap (BUT). Joint Venture adalah perusahaan yang
dimiliki bersama antara dua negara atau lebih. Perlu diingat
bahwa foreign direct investment ini tidak termasuk dalam investasi yang
dilakukan di bursa saham.
Investasi luar negeri langsung biasanya dianggap bentuk
lain dari pemindahan modal yang dilakukan oleh
perusahaan orang-orang dalam suatu negara dalam aktifitas
ekonomi negara lain yang melibatkan beberapa bentuk
partisipasi modal di bidang usaha yang mereka
investasikan. Investasi langsung berarti perusahaan dari
negara penanam modal secara de facto dan de jure
melakukan pengawasan atas asset (aktiva) yang ditanam di
negara penyimpan modal dengan cara investasi.
JENIS INVESTASI ASING / INTERNASIONAL(FDI)
Investasi vertikal
Investasi konglomerat
Investasi platform
Investasi horizontal Investasi vertikal